Case Mata Katarak Senilis Matur OS Pseudofakia OD

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 68

CASE

REPORT

Identitas
pasien
No

CM
Tanggal
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan

:
:
:
:
:
:

015xxxxx
24 Februari 2014
Tn. Endi
60 tahun
Cibatu, Garut
Buruh

Anamnesa
Autoanamnesis

2014

tanggal 24 Februari

Riwayat Perjalanan Penyakit

Mata kiri dan mata kanan


ketajaman penglihatan
pasienberkurang :

Awalnya pasien mengaku


penglihatannya seperti
tertutup asap berwarna putih
yang semakin lama dirasakan
semakin memberat.
Penglihatan buram dirasakan
baik pada malam hari maupun
siang hari. Pasien merasa
mata kirinya kurang jelas bila
melihat tulisan, benda,
ataupun orang dari kejauhan.

Pasien
mempunyai
riwayat operasi
katarak mata
kanan 1 bulan
yang lalu dan
mengatakan
terdapat lensa
yang yang
tanam di mata

Pasien
menggunak
an obat
tetes mata
rutin dari
dokter
mata
setelah
operasi .

Tidak pernah ada keluhan melihat seperti


ada pelangi atau halo, mata merah, nyeri,
gatal, berair maupun sekret pada mata.
Tidak ada riwayat trauma pada mata, sakit
kepala.
Riwayat menggunakan kacamata tidak ada

Status Oftalmologikus

Visus

OD

OS

SC

0,4

1/300

CC

STN

maju

tetap

C +1,0010 = 0,8

+3,00 s/d 20

+3,00 s/d 20

Koreksi
ADD
Gerakan
mata

bola

Baik
arah

kesegala

Baik
arah

kesegala

Pemeriksaan Eksternal
OD

OS

Palpebra superior

T.A.K

T.A.K

Palpebra inferior

T.A.K

T.A.K

Tumbuh teratur

Tumbuh teratur

Ap. Lakrimalis

T.A.K

T.A.K

Konj.

Tarsalis

Tenang

Tenang

Tarsalis

Tenang

Tenang

Tenang

Tenang

Jernih

Jernih

COA

Sedang

Sedang

Pupil

Bulat, ditengah

Bulat, ditengah

3 mm

3 mm

Silia

superior
Konj.
inferior
Konj. Bulbi
Kornea

Diameter pupil
Reflex cahaya

Direct

Indirect

Iris

Coklat, sinekia (-)

Coklat, sinekia (-)

Shadow test
Lensa

Pseudofakia

Keruh seluruhnya

Pemeriksaan Biomikroskop (Slit Lamp)

OD

OS

Silia

T.A.K

T.A.K

Konjungtiva superior

Tenang

Tenang

Konjungtiva inferior

Tenang

Tenang

Kornea

Jernih

Jernih

COA

Sedang

Sedang

Pupil

Bulat

Bulat

Iris

T.A.K

T.A.K

Lensa

Pseudofakia

Keruh seluruhnya

Tonometri

17,5 mmHg

6/5,5=14,6 mmHg

Pemeriksaan Funduskopi
OD

OS

Dalam batas normal

Lensa

Keruh

Jernih

Vitreus

Sulit dinilai

Refleks fundus (+)

Fundus

Refleks fundus (-)

Bulat, batas tegas

Papil

Sulit dinilai

0,3-04

CDR

Sulit dinilai

2-3

A/V Retina Sentralis

Sulit dinilai

Eksudat (-)

Retina

Sulit dinilai

Makula

Sulit dinilai

Perdarahan (-)
Edema (-)

Refleks fovea (+)

RESUME

13

Anamnesis

Pasien laki-laki 60 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUD


Garut dr.Slamet dengan keluhan penglihatan mata sebelah
kiri buram sejak 1 tahun SMRS. Awalnya pasien mengaku
penglihatannya seperti tertutup asap berwarna putih yang
semakin lama diraasakan semakin memberat. Pasien juga
mengaku silau bila melihat cahaya. Pasien merasa mata
kirinya kurang jelas bila melihat tulisan, benda, ataupun
orang dari kejauhan. Riwayat operasi mata sebelumnya
diakui 1 bulan yang lalu pada mata sebelah kanan
dikarenakan penglihatannya buram dan pasien mengaku
ditanam lensa pada mata kirinya. Riwayat menggunakan
kacamata disangkal pasien. Riwayat trauma pada mata
disangkal pasien. Riwayat darah tinggi dan kencing manis
disangkal pasien. Riwayat keluarga disangkal.

OD

14

OS

Visus

0,4

1/300

STN

Maju

Tetap

C +1,0010 = 0,8

+3,00 s/d 20

+3,00 s/d 20

Gerakan bola mata

Baik ke segala arah

Baik ke segala arah

Palpebra sup/inf

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Konjungtiva bulbi

Tenang

Tenang

Kornea

Jernih

Jernih

COA

Sedang

Sedang

Pupil

Bulat isokor

Bulat isokor

Coklat

Coklat

Pseudofakia

Keruh seluruhnya

Pasien menolak

14,6 mmHg

Lensa (slitlamp)

Dbn

Keruh seluruhnya

Viterus

Dbn

Sulit dinilai

Fundus

Reflex fundus +

Reflex fundus -

Shadow test -

Shadow test -

Koreksi
Adde

Iris
Lensa
Tonometri

Shadow test

15

DIAGNOSIS KERJA
Katarak Senilis Matur OS + Pseudofakia
OD
Astigmatus Hipermetropi Simplex OD +
Presbiopi
DIAGNOSIS BANDING
Galukoma Kronik
Katarak Senilis Hipermatur
Katarak Traumatika

16

TERAPI
Rencana

Pemeriksaan
Biometri + Keratometri
USG Mata
Pemeriksaan Laboratorium : Hb, Ht, BT, CT
Pemeriksaan Kimia darah
: Glukosa sewaktu
Pemeriksaan Urin : Glukosa Urin

17

Rencana Terapi
Medikamentosa
Cendo xytrol ED 6xgtt I OS
Cefadroxyl 2x500 mg po
Methy prednisolon 3x8 mg po
Asam mefenamat 3x500 mg po
Nom

Medikamentosa
Rencana operasi katarak OS dengan teknik SICS dan
pemasangan Intra Ocular Lens (IOL)

PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad
functionam

OD
Dubia ad
bonam
Dubia ad
bonam

OS
Dubia ad
bonam
Dubia ad
bonam

18

19

Tinjauan
Pustaka

20

Yunani Katarrhakies,
Inggris Cataract, Latin Cataracta dan
Indonesia Bular.

Katarak

Katarak

adalah kekeruhan lensa akibat

hidrasi

(penambahan cairan) lensa,


denaturasi protein lensa ataupun
keduanya.

terjadi secara perlahan-lahan

ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA


Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak
berwarna dan hampir transparan sempurna. Tebalnya
sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm.
Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya
Enam puluh lima persen terdiri dari air, sekitar 35 %
protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringanjaringan tubuh) dan sedikit sekali mineral yang biasa ada
di jaringan tubuh lainnya.

22

Fisiologi

Fungsi utama
memfokuskan berkas cahaya ke
retina
cahaya jauh

cahaya dekat

Otot siliaris relaksasi

otot siliaris berkontraksi

tegangan zonula zinii

tegangan zonula zinii

memperkecil diameter
lensa

lensa menjadi lebih sferis

daya refraksi lensa

daya refraksi lensa

retina

akomodasi.

Metabolisme Lensa

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air


dan kation (sodium dan kalium). Kedua kation berasal dari
humour Aqueous dan vitreous.
Kadar kalium di bagian anterior lensa lebih tinggi
dibandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian
posterior lebih besar.
Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous
humour, dari luar ion Na masuk secara difusi dan bergerak
ke bagian anterior untuk menggantikan ion K dan keluar
melalui pompa aktif Na-K ATPase , sedangkan kadar
kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase.
Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95 %) dan
HMP Shunt (5 %).
Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis
asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation
reduktase dan aldose reduktase.
Aldose reduktase adalah enzim yang merubah glukosa
menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fruktose oleh
enzim sorbitol dehidrogenase.

I. DEFINISI
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua duanya
II. ETIOLOGI
Katarak disebabkan oleh berbagai factor:
Fisik
Kimia
Penyakit predisposisi
Genetic dan gangguan perkembangan
Infeksi virus saat pertumbuhan janin
Usia

III. EPIDEMIOLOGI
di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya
katarak pada sekitar 10% orang, dan
meningkat 50% untuk mereka yang berusia
antara 65 sampai 74 tahun
lebih sering pada wanita dibanding pria.
rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan
dominasi pasien wanita yang berusia lebih dari
65 tahun dan menjalani operasi katarak.

Proses
sklerosis

26

nukleus menjadi
besar dan korteks
bertambah tipis

dimulai pada masa


kanak-kanak

lensa jadi kurang elastis


dan daya akomodasinya
berkurang

perlahan-perlahan

presbiopia

dewasa
bertambah cepat

orang tua lensa lebih besar,


gepeng, warnanya kekuningan,
kurang jernih dan tampak
seperti gray reflek atau
senil reflek

27

IV. PATOGENESIS
Pathogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti.
Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik
terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan
berkas cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan
protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa
menjadi kuning atau coklat.
Temuan tambahan mungkin berupa vesikel diantara serat-serat
lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel
yang menyimpang. Sejumlah factor yang diduga turut
berperan dalam terbentuknya katarak, antara lain kerusakan
oksidatif(dari proses radikal bebas), sinar ultraviolet, dan
malnutrisi. Hingga kini belum ditemukan pengobatan yang
dapat menghambat atau membalikan perubahan-perubahan
kimiawi yang mendasari pembentukan katarak

29

PATOFISIOLOGI
Serabut-serabut yang
terbentuk lebih dahulu
terdorong ke tengah

Lensa jadi lebih


hipermetrop

Lama-kelamaan nukleus
lensa berubah warna

Serabut-serabut lensa
bagian tengah jadi padat
(nukleus), mengalami
dehidrasi, penimbunan
kalsium dan sklerosis

Penimbunan pigmen

KATARAK

V. GEJALA KLINIS
penurunan ketajaman fungsi penglihatan, penglihatan
berkabut,
Pada gejala awal dapat terjadi penglihatan jauh kabur
sedangkan penglihatan dekat sedikit membaik
dibandingkan sebelumnya (second sight).
penigkatan rasa silau (glare).
Selain itu dapat pula terjadi pandangan ganda, rabun
senja dan terkadang membutuhkan cahaya yang lebih
terang untuk membaca.
Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan oftalmoskop

Katarak

Penglihatan normal

Gambaran berkabut

32

Klasifikasi

33

Katarak senilis menurut


lokasi kekeruhannya

34

Katarak
nukleus
perubahan

proses penuaan normal yang


berlebihan yang melibatkan nukleus lensa.
Pada awalnya menyebabkan terjadinya rabun jauh
atau bahkan mengalami peningkatan kemampuan
penglihatan dalam membaca. lama kelamaan,
lensa berubah kuning secara bertahap dan
akhirnya menyebabkan penglihatan berkabut.
lensa akan berubah menjadi coklat kesulitan
membedakan warna.

35

Katarak kortikal
Katarak kortikal melibatkan korteks
anterior, posterior atau equatorial.
Kekeruhan awalnya berupa belahan
atau vakuola antara serat lensa
akibat hidrasi korteks
membentuk cuneiform (bentuk
irisan) atau bentuk kekeruhan
radial.
silau karena pemghamburan
cahaya.

36

Katarak subskapular
Katarak

subkapsular posterior berada hanya di


bagian depan kapsul posterior dan
bermanifestasi berupa tampilan vakuola,
granular atau mirip plak pada biomikroskop slit
lamp oblik dan terlihat gelap pada
retroiluminsai.
Melihat dekat sering terganggu daripada
melihat jauh.

37

Katarak senilis berdasarkan


stadium

38

Katarak intumesen
Kekeruhan

lensa disertai pembengkakan


lensa akibat lensa yang degeneratif
menyerap air.
Masuknya air ke dalam celah lensa lensa
menjadi bengkak dan besar mendorong
iris bilik mata menjadi dangkal.
Pencembungan lensa ini dapat memberikan
penyulit glaukoma.

39

Katarak imatur
belum

mengenai seluruh lapisan lensa atau


sebagian lensa keruh.
volume lensa dapat bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa
yang degeneratif.
lensa mencembung hambatan pupil
glaukoma sekunder.

40

Katarak matur
Kekeruhan

telah mengenai seluruh lensa.


Kekeruhan akibat deposisi ion Ca menyeluruh.
Bila katarak imatur atau intumesen tidak
dikeluarkan cairan lensa akan keluar lensa
kembali pada ukuran normal kekeruhan
seluruh lensa bila lama kalsifikasi lensa.
Kedalaman bilik mata depan normal kembali,
tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang
keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.

41

Katarak hipermatur
proses

degenerasi lanjut keras atau


lembek dan mencair.
Massa lensa yang berdegenerasi keluar
dari kapsul lensa lensa mengecil,
berwarna kuning dan kering.
Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
dalam dan lipatan kapsul lensa.

42

Katarak Morgagni
Proses

lanjut katarak dimana korteks


yang berdegenerasi dan cair tidak
dapat keluar sehingga korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai
sekantung susu disertai nukleus yang
terbenam di dalam korteks lensa
karena lebih berat.

43

Perbedaan stadium katarak senilis


Kekeruhan
Cairan lensa

Iris
Bilik mata
depan
Sudut bilik
mata
Shadow test
Penyulit

Insipien
Ringan

Imatur
Sebagian

Matur
Seluruh

Normal

Bertambah
(air masuk)

Normal

Normal

Terdorong

Normal

Hipermatur
Masif
Berkurang (air
+ masa lensa
keluar)
Tremulans

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Negatif

Positif

Negatif

Glaukoma

Pseudopos
Uveitis +

Selain itu terdapat jenis katarak lain :


Katarak

rubella :Ditularkan melalui


Rubella pada ibu hamil
Katarak Brunesen
Katarak yang berwarna coklat
sampai hitam, terutama pada nucleus
lensa
Dapat terjadi pada pasien diabetes
mellitus dan myopia tinggi.
Katarak Komplikata :
Katarak akibat penyakit mata lain
seperti radang dan proses degenerasi.
Mempunyai tanda khusus yaitu
selamanya dimulai di korteks atau
dibawah kapsul menuju ke korteks
atau dibawah kapsul menuju sentral
Pada lensa terlihat kekeruhan titik
subkapsular yang sewaktu-waktu
menjadi katarak lamelar.

Katarak Diabetik :
Akibat adanya penyakit Diabetes
Mellitus.
Meningkatkan insidens maturasi
katarak >>
Pada lensa terlihat kekeruhan
tebaran salju subkapsular yang
sebagian jernih dengan pengobatan.
Katarak Sekunder
Adanya cincin Soemmering (akibat
kapsul pesterior yang pecah) dan
Mutiara Elsching (epitel subkapsular
yang berproliferasi) 1
Katarak Traumatika
Dapat terjadi akibat trauma
mekanik, agen-agen fisik (radiasi,
aruslistrik, panas dan dingin)

VII. DIAGNOSIS
Diagnosa dari katarak dibuat atas dasar anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan seluruh tubuh terhadap
adanya kelainan-kelainan harus dilakukan untuk
menyingkirkan penyakit sistemik yang berefek terhadap
mata dan perkembangan katarak.
pemeriksaan ketajaman penglihatan
Ketika pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar
dengan cahaya terang.
Pemeriksaan slit lamp
ofthalmoskopi direk dan indirek

VIII. PENATALAKSANAAN
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak
mencakup indikasi visus,medis, dan kosmetik.
1.Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering.
Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari
gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap
aktivitas sehari-harinya.
2.Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak
terganggu dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun
beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti
glaukoma imbas lensa(lens-induced glaucoma),
endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina
misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.
3.Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan
katarak matur meminta ekstraksi katarak (meskipun kecil
harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh
pupil yang hitam.

47

Jenis-jenis operasi katarak :


1.Phacoemulsification (Phaco)
Likuifikasi lensa menggunakan probe ultrasonografi yang
dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera
anterior (2-5 mm) dengan menggunakan getaran-getaran
ultrasonik.
2. Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi
dari 5-8 mm. Namun tetap dikatakan SICSsejak design
arsiteknya tanpa jahitan, Penutupan luka insisi terjadi dengan
sendirinya (self-sealing).
3. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)
Insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior (biasanya
10-12 mm), bagian anterior kapsul dipotong dan diangkat,
nukleus diekstraksi, dan korteks lensa dibuang dari mata
dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga

ECCE
1. Anterior
capsulotomy

3. Expression of
nucleus

2. Completion of
incision

4. Cortical cleanup

5. Care not to aspirate


posterior capsule
accidentally

6. Polishing of posterior

capsule, if appropriate

ECCE - 2
7. Injection of

8. Grasping of IOL and

9. Insertion of

10. Insertion of superior


haptic

viscoelastic
substance

inferior haptic and


optic

11. Placement of haptics


into capsular bag
and not into ciliary
sulcus

coating with viscoelastic


substance

12. Dialling of IOL into


horizontal position

Perubahan yang terjadi


pada lensa usia lanjut:
Kapsula
Menebal dan kurang elastic (1/4dibanding anak)
Mulai presbiopia bentuk lamel kapsul

berkurang / kabur
Terlihat bahan granular

Epitel-makin tipis
Sel epitel (germinatif pada ekuatorbertambah
besar dan berat)
Bengkak dan vakuolisasimitokondria yang nyata
51

Perubahan yang terjadi


pada
lensa
usia
lanjut:
Serat lensa
Serat ireguler
Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan

merubah protein nukelus lensa, sedang warna coklat


protein lensa nucleus mengandung histidin dan
triptofan

Korteks tidak berwarnakarena :


kadar asam askorbattinggi dan menghalangi foto
oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada seratmuda.
52

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA


LENSA USIA LANJUT:

53

KOMPLIKASI
Dislokasi lensa dan subluksasi sering
ditemukan bersamaan dengan katarak
traumatik. Komplikasi lain yang dapat
berhubungan, seperti blok pupil, glaukoma
sudut
tertutup,
uveitis,
retinal
detachment, rupture koroid, hifema,
perdarahan retrobulbar, neuropati optik
traumatik.

54

Prognosa fungsi vital baik tetapi


fungsional mengarah ke buruk.
Tindakan
pembedahan
secara
defenitif memperbaiki ketajaman
penglihatan pada lebih dari 90%
kasus.

PEMBAHASAN

56

ANALISA KASUS
Mengapa pada pasien ini didiagnosa
sebagai pasien katarak senilis matur OS
+ pseudofakia OD ?

Pada anamnesis didapatkan usia pasien 60 tahun, pasien


juga mengeluhkan penglihatan buram seperti berkabut
yang dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu,
kemudian pada pemeriksaan tajam penglihatan di
dapatkan OD 0,4 dan OS 1/300 yang tidak dapat di
koreksi. Pada pemeriksaan eksternal lensa sebela kiri
terlihat keruh. Pada pemeriksaan slit lamp lensa OS
terlihat keruh seluruhnnya sedangkan lensa OD
pseudofakia karena sudah di operasi 1 bulan yang lalu,
pada pemeriksaan funduscopy pada OS didapatkan lensa
yang sangat keruh sehingga bagian belakang lensa tidak
dapat di nilai, sedangkan pada OD dalam batas normal .

Bagaimanakah penatalaksanaan pasien ini ?


Pada pasien ini sudah terjadi penurunan visus yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga pasien
ini perlu dilakukan tindakan operasi ekstraksi lensa
dan penanaman lensa untuk membantu penglihatan
dibantu dengan penggunaan kacamata. Diberikan
terapi
medikamentosa
dan
terapi
non
medikamentosa
Medikamentosa
- Cendo xytrol ED 6x I gtt OS
- Cefadroxyl 2x500 mg po
- Methy prednisolon 3x8 mg po
- Asam mefenamat 3x500 mg po

Non medikamentosa
operasi katarak dengan teknik SICE OS + intraokular
lensa

Bagaimanakah prognosis pada


pasien ini ?

Quo ad vitam
: ad bonam
Karena tidak terdapat gangguan pada organ vital lain
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Karena pembedahan, ekstraksi lensa akan memperbaiki
tajam penglihatan pada lebih dari 90% kasus dapat
kembali seperti semula, walaupun hasil operasi berbedabeda
pada
setiap
pasien.
Namun
juga
mempertimbangkan usia pasien dan kemungkinan
terjadi
komplikasi
yang
mempengaruhi
fungsi
penglihatannya.

mata kabur seperti ada 60kabut yang menutupi


penglihatannya sejak 1 tahun yang lalu, yang
terjadi perlahan-lahan dan semakin lama
dirasakan semakin berat

Mata tenang visus turun perlahan

Kelainan refraksi
Katarak
Galukoma
Kelainan pada macula dan retina

Usia 70 tahun

Penglihatan kabur seperti ada


kabut sejak 1 tahun yang lalu,
yang terjadi perlahan-lahan
dan semakin lama dirasakan
semakin berat

merupakan penyakit
degeneratif

tajam penglihatan
berkurang dan merasa
silau bila melihat
cahaya yang terang

memperkuat diagnosis
katarak

61

62

Riwayat melihat pelangi


atau lingkaran di sekitar
sumber cahaya disangkal

Tidak ada mata merah,


berair maupun sekret pada
mata.
Tidak ada riwayat trauma
pada mata atau kepala
Tidak ada nyeri pada mata
dan kepala

Glaukoma

kelainan
refraksi,
glaukoma,
kelainan pada
makula dan
retina

PEMERIKSAAN FISIK
Tajam penglihatan

OD

OS

1/60

3/60

Koreksi

Koreksi

Kelainan refraksi

Kelainan refraksi

Kelainan organik

Lensa S+3 C+1


pinhole tetap

Katarak

63

64

65

PEMERIKSAAN ANJURAN
Anel

test,
Darah rutin pre operasi,
EKG

66

PENATALAKSANAAN
operasi Fakoemulsifikasi + IOL.

DAFTAR PUSTAKA
67

Ilyas. Katarak. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Edisi


Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009: 200-11
Anonim. Cataract. (Online). (
http://en.wikipedia.org/wiki/cataract , diakses
tanggal 27 Desember 2010)
Rohrbach. Cataract. Dalam: Schlote, Mielke, Grueb,
Rohrbach. Pocket Atlas of Ophthalmology. Jerman :
Thieme, 2006:139, 138-47
Khaw, Shah, Elkington. Cataract. Dalam: ABC of
Eyes. Fourth Edition. London : BMJ Books, 2004:4751
Shock, Harper. Lensa. Dalam: Vaughan.
Opthalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta :Widya
Medika. 2000:175-7, 181-3

Anda mungkin juga menyukai