Formulasi Sabun Padat Transparan Minyak
Formulasi Sabun Padat Transparan Minyak
Formulasi Sabun Padat Transparan Minyak
Oleh :
Siska Tri Emelda
18111040
YAYASAN AL FATHAH
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AL-FATHAH
BENGKULU
2021
i
ii
iii
MOTTO PERSEMBAHAN
MOTTO
“”Nikmati prosesnya,jangan pernah takut mencoba. Jika
PERSEMBAHAN
Terima kasih untuk Ibunda tercinta Maini yang tidak pernah lelah
memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materil. Serta
telah mengizinkan saya berjuang kembali untuk gelar selanjutnya.
Tanpa ibu aku bukan apa-apa.
iv
Terimakasih untuk tim penelitian saya Ayuk Yossi Andriyani dan Ayu
Ariyanti yang telah bekerja sama dengan baik dalam tim. Sampai
kadang ingin menyerah pas awal pembuatan sabun yang gagal sampai
dengan berhasil.
Terima kasih untuk teman sejak maba Tria Lisa yang telah menjadi
orang kepercayaan bibi selalu menemani kapanpun dan dimanapun.
Dan orang baik Bintang, mamang aziz,bek despi,dan septi,. Tak lupa
juga untuk Ayuk Ewa Silvia,yang menjadi pendengar terbaik ketika aku
down.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Farmasi di
hormat, penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada :
1. Ibu Betna Dewi, M. Farm., Apt Selaku Pembimbing 1 yang telah tulus
2. Ibu Densi Selpia Sopianti, M. Farm., Apt selaku pembimbing 2 yang telah
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dan Selaku Ketua STIKES Al-Fatah.
FATHAH.
5. Para dosen dan staf karyawan Stikes Al-Fatah Bengkulu yang telah
6. Ibunda Maini serta kedua kakakku Sarina Rolita,S.Pd dan Deni,S.Sos yang
vi
disetiap do’anya serta memberikan dukungan dari segiapapun sehingga
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
viii
2.1.4 kulit .................................................................................................... 9
3.2.1 Alat................................................................................................... 18
3.3.3 Pembuatan sabun padat transparan minyak atsiri sereh wangi ........ 20
3.3.5 Uji Sifat Fisik Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) .................................................. 22
ix
4.1.4. Hasil Uji pH ..................................................................................... 26
5.2 Saran 33
L A M P I R A N .................................................................................................. 37
x
DAFTAR TABEL
Tabel II. Rancangan Formula Sabun Padat Transparan Minyak Atsiri sereh wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ........................................................... 20
Tabel III. Hasil Organoleptis Formula Sabun Padat Transparan Minyak Atsiri
sereh wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ....................................... 25
Tabel IV. Hasil Uji pH Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ........................................................... 26
Tabel V. Hasil Uji Tinggi Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ........................................................... 27
Tabel VI . Data Hasil Uji Stabilitas Busa Sabun Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ........................................................... 29
Tabel VII. . Data Hasil Uji Iritasi Sabun Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ........................................................... 30
Tabel VIII. Data Hasil Uji Hedonik Pada Sabun Transparant Minyak Sereh
Wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) ................................................ 31
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
FORMULASI SABUN PADAT TRANSPARAN MINYAK ATSIRI SEREH
WANGI (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) DENGAN BASIS VCO (Virgin
Coconut Oil)
ABSTRAK
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dengan berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
minyak atsiri, diantaranya sereh wangi. Minyak atsiri dari sereh (Cymbopogon
Dalam dunia perdagangan dikenal 2 jenis minyak sereh wangi yaitu tipe
srilanka dan tipe jawa. Tipe srilanka atau lenabatu, berasal dari tanaman
Cymbogon nardus Rendle sedangkan tipe jawa atau mahapengiri, berasal dari
Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak atsiri yang penting.
luas dalam industri farmasi dan makanan. Indonesia termasuk produsen terbesar
alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening,
1
2
maka hal yang paling penting adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan
gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab pada kulit dan
Produk sabun saat ini rata-rata masih menggunakan bahan sintetik sebagai bahan
aktifnya sehingga memiliki efek negatif terhadap kulit manusia, Kendala tersebut
dapat diatasi dengan solusi yang dikembangkan dari minyak alami sebagai bahan
dasar pembuatan sabun mandi antara lain minyak kelapa murni (Virgin Coconut
jumlah busa, dan pengaruh terhadap kulit dipengaruhi oleh bahan baku yang
dkk,2016).
Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) dengan basis VCO”.
3
sebagai berikut :
padat transparan ?
b. Bagaimana sifat fisik sabun padat transparan minyak atsiri sereh wangi
b. Untuk mengetahui sifat fisik sabun padat transparan minyak atsiri sereh
transparan dari minyak atsiri daun sereh wangi sebagai penggunaan sabun dari
bahan alami.
transparan minyak atsiri sereh wangi dengan menggunakan formulasi dari bahan-
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon nardus(L) Rendle
5
6
b. Morfologi
tergolong dalam genus Cymbopogon dan famili Poaceae dan sering disebut
dengan nama Citronella. Tanaman sereh wangi tumbuh di daerah tropis dan
subtropis seperti Asia, Afrika dan Amerika (El Kamari dkk., 2018). Karakteristik
tanaman sereh wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) yaitu tumbuh tumbuh
berumpum, memiliki daun berwarna hijau dan memiliki permukaan daun yang
3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, limonene, kamfen. Minyak atsiri
(Harahap,2014).
sitronelal,geraniol asetat, dan mentol yang mempunyai sifat lebih stabil dan
Sitronellal 32-45
Geraniol 12-18
Sitronellol 12-18
7
L-limonene 2-5
digunakan untuk penyakit infeksi dan demam serta dapat untuk mengatasi
penambah nafsu makan 11 (stomakik), obat pasca bersalin, penurun panas, dan
Definisi VCO Merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging
kelapa segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan.
Kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak
mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi
tengik Virgin coconut Oil (VCO) mengandung Asam lemak jenuh rantai sedang
dan pendek yang tinggi, yaitu sekitar 92%. Sifat istimewa ini membuat minyak
kelapa menjadi lebih baik dari minyak goreng lainnya (Ngatemin dkk, 2013).
Asam lemak jenuh rantai sedang pada minyak kelapa tidak menimbulkan
penyakit karena mudah diserap tubuh dan cepat diubah menjadi energi. Dengan
struktur `kimia asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap maka
8
minyak kelapa relatif lebih tahan terhadap panas, cahay, dan oksidasi sehingga
Secara fisik, VCO harus berwarna jernih. Hal ini menandakan bahwa
didalamnya tidak tercampur oleh bahan dan kotoran. Apabila di dalamnya masih
terdapat kandungan air, biasanya akan ada gumpalan berwarna putih. Keberadaan
Kontaminais seperti ini secara langsung akan berpegaruh terhadap kualitas VCO
emulsi santan dengan pengaturan kelarutan protein didalam garam. Protein yang
terdapat didalam santan akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in),
akan tetapi pada kondisi tertentu kelarutan protein akan turun seiring dengan
selanjutnya juga terjadi pemisahan antara cairan minyak dengan air (salting out).
menambahkan larutan garam pada krim santan yang telah diperoleh dari tahap
(Aziz, 2017).
9
2.1.4 kulit
a. Pengertian Kulit
pertahanan garis depan, melindungi tubuh dari berbagai elemen yang berasal dari
lingkungan luar tubuh. Jika terjadi luka pada kulit, integritas pertahanan kulit
bakteri dan virus. Kulit juga dapat menjadi faktor penting dalam kesehatan mental
1. Lapisan Epidermis
yang terletak pada stratum basale dan stratum spinosum dari epidermis
(Flanagan, 2013)
dermis terdapat sel – sel imun yang berfungsi melawan infeksi yang masuk ke
dalam kulit. Dermis menyediakan suplai darah, nutrisi dan oksigen pada dirinya
sendiri dan juga epidermis. Dermis juga mempunyai fungsi pengaturan suhu kulit
melalui pembuluh darah superfisial dan reseptor saraf berfungsi untuk sensasi rasa
3. Jaringa Hipodermis
lemak dan jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan saraf. Lapisan ini
2.1.5 Sabun
bakteri dari kulit. Dewasa ini, pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit
semakin meningkat dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersial
terlihat pada jenis, wangi, warna dan manfaat yang ditawarkan Sabun padat
b. Reaksi Saponifikasi
yaitu proses panas dan proses dingin. Perbedaan kedua proses tersebut yaitu sabun
yang dibuat dengan proses dingin dilakukan pada suhu kamar atau tanpa disertai
cukup membuatnya menarik dari segi pemasaran apabila tidak disertai manfaat
yang lebih spesifik sedangkan proses panas melibatkan reaksi saponifikasi dengan
Sabun mandi dibagi menjadi dua jenis yaitu sabun cair dan sabun padat.
Sabun padat terdiri dari 3 jenis yaitu sabun opaque, translucent dan transparan.
Sabun opaque (sabun padat biasa) adalah sabun yang digunakan sehari-hari, sabun
translusen adalah sabun yang sifatnya berada diantara sabun opaque dan trasparan,
sedangkan sabun transparan adalah sabun yang sering digunakan untuk sabun
kemudian akan terbentuk 2 lapisan yaitu bagian atas merupakan lapisan sabun
12
yang tidak larut didalam air garam dan lapisan bawah mengandung gliserol,
Metode Dingin
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan dan tanpa
disertai pemanasan. Namun cara ini hanya dapat dilakukan terhadap minyak
yang pada suhu kamar memang sudah berbentuk cair. Minyak dicampurkan
selama 24 jam pada suhu antara 20% hingga 30%, tidak tampak
Kelarutan : Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) p, mudah larut dala klorofropom,
dalam eter p.
Pemeriaan : Hablur heksa hedral tidak bewarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Dalam 2,8 bagian air,dalam 2.7 bagian air mendidih dan dalam
Pemeriaan : Zat padat keras mengkilat, hablur, putih, atau kuning pucat.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)
Khasiat : Pengeras
Range : 1-3%
14
20
Kelarutan : Dapat campur dengan air,dan dengan etanol 95% (p:praktis tidak
Khasiat : Pengental
Range : 50%
Dalam formula sediaan kosmetik, DEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dalam asam encer dan kebanyakan
Range : 64-66%
15
Khasiat : pelarut
Range : 60-90%
a. Uji Organoleptik
lemak cucian yang sudah dipisahkan dari sampel. Sedangkan untuk bau yang baik
b. Uji pH
aman adalah 9-11. pH merupakan indicator potensi iritasi pada sabun. pH sabun
yang relatif basa dapat membantu kulit untuk membuka pori-pori kemudian busa
dari sabun mengikat sabun dan kotoran lain yang menempel dikulit. pH yang
terlalu tinggi dapat menimbulkan kerusakan kulit apabila kontak langsung lama.
Apabila kulit terkena cairan sabun , pH kulit naik beberapa setelah lima sampai
sepuluh menit,dan setelah tiga puluh menit pH kulit menjadi normal kembali.
(Setyaningrum,2010).
16
Busa adalah suatu system disperse yang terdiri atas gelembung gas
yang dibungkus oleh lapisan cairan (Wijana,2005). Busa merupakan salah satu
tersebut sabun dilarutkan kemudian dituang dari ketinggian yang telah ditentukan
total volume busa. “Waktu hidup” busa (foam lifetime) merupakan ukuran paling
Uji iritasi kulit diamati dengan jalan melihat terjadinya perubahan pada
kulit seperti kemerahan, gatal dan kasar (Fatimah dan Jamilah, 2018).
pribadi tentang kesukaan atau tidak. Selain itu panelis juga mengemukakan
tingkat kesukaannya ini disebut skala hedonic. Metode ini dilakukan oleh manusia
Melalui lima panca inilah kita dapat menilai suatu produk seperti
a. Uji Fisik :
a. Uji Organoleptis
b. Uji pH
c. Uji Tinggi busa
d. Uji Stabilitas busa
e. Uji Iritasi
Formulasi Sabun
Transparan
b. Uji Hedonik
METODE PENELITIAN
3.1.1 Tempat
3.1.2 Waktu
2021.
3.2.1 Alat
pengaduk kaca, pipet tetes, termometer, Hotplate, gelas ukur, saringan dan
cetakan sabun, pH Meter, gelas ukur, cawan, erlemeyer, penggaris, tabung reaksi,
beaker glass.
3.2.2 Bahan
minyak kelapa murni (VCO), etanol, minyak zaitun, asam stearate, NaOH, NaCl,
18
19
a. Pembuatan krim/kanil
Cara pembuatan krim/ kanil adalah pilih daging kelapa yang sudah tua,
kupas kulit kelapa sisihkan daging kelapa, parut kelapa, tambahkan air kedalam
parutan kelapa dengan perbandingan 4 liter air untuk 3kg, peras daging kelapa
parut diatas saringan hingga diperoleh santan, saring semua santan yang
terbentuk dua lapisan yaitu lapisan bawah berupa air dan lapisan atas berupa
krim/kanil, pisahkan krim dan air dan buang air yang tidak diperlukan.
ditambahkan NaCl 3gram, (langkah yang sama untuk penambahan garam halus,
garam kasar). Setelah itu dilakukan pengadukan hingga merata selama 20 menit
Lapisan paling atas merupakan minyak kelapa murni, lapisan tengah adalah
blondo (ampas kanil), dan lapisan paling bawah adalah air. pisahkan minyak
kelapa murni tersebut dari air dan blondo, minyak yang didapatkan disaring
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa Minyak Sereh Wangi
murni yang terdapat diperusahaan kosmetik yang bersertifikat. Bahan basis VCO
a. Rancangan Formula
minyak sereh wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) sebagai zat aktifnya.
Sediaan sabun padat transparan ini dibuat dalam empat formula dengan variasi
minyak sereh wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) dan basis minyak kelapa
dengan volume setiap formula 10 gr. Rancangan formula secara lengkap dilihat
Tabel II. Rancangan Formula Sabun Padat Transparan Minyak Atsiri sereh
wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
Formula (%)
Bahan Fungsi
F0 F1 F2 F3
Minyak atsiri
0 1 1,5 2 Zat Aktif
sereh wangi
Minyak Kelapa
20 20 20 20 Penghasil busa
Murni (VCO)
Minyak zaitun 10 10 10 10 Pelembab kulit
NaOH 30% 25 25 25 25 Pembentuk sabun
NaCl 0,3 0,3 0,3 0,3 Pembusa sabun
Asam Stearate 7 7 7 7 Pengeras sabun
Pengental Struktur
Gliserin 10 10 10 10
Transparan
Cocomid DEA 5 5 5 5 Stabil busa
Pembentuk Kristal
Sukrosa 5 5 5 5
Etanol 96% 10 10 10 10 Pelarut
Aquadest ad 100 100 100 100 Pelarut
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
untuk mengetahui formulasi yang terbaik. Formula sabun padat transparan minyak
21
sereh wangi disajikan dalam Tabel III. Proses pembuatan sabun diawali dengan
mencampurkan fraksi lemak, yaitu asam stearat dan minyak VCO dan minyak
zaitun dengan alkali yaitu NaOH pada suhu 60-70˚C. Alkali perlahan-lahan
kedalam campuran minyak lalu aduk menggunakan batang pengaduk. Pada saat
penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan lengket yang
hingga homogen setelah penurunan suhu sekitar 40°C tambahkan zat aktif yaitu
minyak sereh wangi dan pewarna kemudian di saring dan di ambil bagian
c. Pencetak Sabun
tutup permukaan cetakan dengan plastik agar tidak terkena udara luar
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerak putih yang biasa disebut soda
ash (soda ash ini tidak merusak sabun, hanya tidak bagus dari segi estetika).
berupa plastik untuk melindungi sabun. Untuk bahan plastik digunakan jenis
kotak luar dari sabun dibuat semenarik mungkin, agar sabun dapat tersimpan
dengan baik.
3.3.5 Uji Sifat Fisik Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
Uji ini dilakukan dengan cara dilihat dari bentuk, bau, dan warna dari
sabun pada penyimpanan selama kurang lebih 3 minggu sampai sabun sudah
mengeras.
b. Uji pH
kedalam beaker glass, lalu dipanaskan. pH meter yang telah di kalibrasi kemudian
kembali setelah 5 menit (tinggi busa akhir). Kemudian stabilitas busa dihitung
membasahi tangan panelis dengan air, kemudian diberikan sabun yang akan diuji.
Tangan dicuci, kemudian didiamkan selama lima menit. Iritasi diamati dengan
jalan melihat terjadinya perubahan pada kulit seperti kemerahan, gatal dan kasar
transparan minyak Sereh Wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) F0, FI, FII,
FIII. Para fanelis akan mengisi kuisoner mengenai sabun terkait (Bau, Warna,
Tekstur sabun )
deskriptif berupa diagram dan angka kemudian di sajikan dalam bentuk tabel dan
narasi.
BAB IV
Stapf)
Bengkulu dengan cara membawa sampel dari tanaman serai wangi yang meliputi
dari daun, batang dan akar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Telah
Uji ini dilakukan setelah proses pembuatan sabun, yang bertujuan untuk
mengamati perbedaan bentuk fisik sabun dari keempat formulasi 0 ,1, 1,2 , 2.
Hasil uji organoleptis pada sabun padat transparan minyak sereh wangi
dilakukan secara visual dengan mengamati perubahan dari bentuk, bau, warna
setelah didiamkan pada suhu kamar dalam jangka waktu 2 minggu hingga sabun
24
25
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
dihasilkan hari pertama masih lunak, karena reaksi saponifikasi belum terjadi
secara keseluruhan sehingga basa alkali belum bereaksi dengan asam lemak
Pada tabel III menunjukkan bahwa perbedaan konsistensi, warna dan bau
pada setiap formula sabun transparan terjadi perubahan, yakni semakin lama
penyimpanan pada suhu kamar maka sabun mengalami perubahan dan semakin
tinggi konsentrasi minyak sereh wangi maka sabun transparan semakin lama
mengeras.
oleh karena itu tidak memiliki bau. Sedangkan F3 memiliki bau khas sereh wangi
lambat mengeras.
didapatkan hasil uji pH yang berbeda hasil tersebut dapat dilihat tabel dan grafik :
Tabel IV. Hasil Uji pH Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
No Formula pH minggu Ke Rata-Rata
1 2 3 4
1 F0 8,5 8,9 9,4 9,7 9,12
2 F1 9,3 9,6 9,7 9,8 9,6
3 F2 9,5 9,8 9,9 10 9,8
4 F3 9,8 10,1 10,3 10,6 10,2
Keterangan:
F0 :Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 :Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 :Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 :Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
Uji pH
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4
FO 8.5 8.9 9.4 9.7
F1 9.3 9.6 9.7 9.8
F2 9.5 9.8 9.9 10
F3 9.8 10.1 10.3 10.6
wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf) berkisar 8-11. Menurut SNI standar pH
sabun padat antara 9 – 11. Sedangkan pH kulit manusia yaitu 4,5-7 dan sebaiknya
minyak sereh wangi maka pH yang dihasilkan sediaan sabun padat transparan
al.2016)
hasil tinggi busa yang berbeda hasil tersebut dapat dilihat tabel dan grafik :
Tabel V. Hasil Uji Tinggi Sabun Padat Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
No Tinggi Busa minggu Ke (Cm)
Formula
1 2 3 4
1 F0 6,2 6,6 7 7,5
2 F1 6,6 7 7,5 8
3 F2 7,1 7,4 8 8,5
4 F3 7,5 8 8,4 9
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
28
Dasar hasil uji tinggi busa sabun padat transparan minyak sereh wangi dari
minggu-1 dan minggu-4 terdapat perbedaan nilai tinggi busa pada saat
penambahan minyak sereh wangi yang digunakan dalam formula sabun tersebut,
semakin besar minyak sereh wangi yang terdapat pada formula,maka semakin
tinggi busa yang dihaslikan. (Rinaldi,2021). Tidak ada persyaratan tinggi busa
minimum atau maksimum untuk sediaan sabun, karena tinggi busa tidak
Pemeriksaan Pada uji tinggi busa sabun minyak atsiri serai wangi
busa ini semakin meningkat karena reaksi penyabunan akan terbentuk sempurna
citrates (DC) Stapf) diuji selama 4 minggu dari perbandingan ke empat Formula
29
didapatkan hasil stabilitas yang berbeda hasil tersebut dapat dilihat tabel dan
Grafik:
Tabel VI .Data Hasil Uji Stabilitas Busa Sabun Trasnparan Minyak Sereh
Wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
Uji Stabilitas Busa Minggu ke (%)
No Formula
1 2 3 4
1 F0 82% 86% 83% 86%
2 F1 89% 93% 86% 82%
3 F2 91% 86% 82% 89%
4 F3 93% 88% 83% 91%
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
90 F0
F1
85
F2
80 F3
75
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Hasil Uji Stabilitas busa dapat dilihat tabel VI. Stabilitas busa adalah
Stabilitas busa bertujuan untuk mengetahui kestabilan busa yang dihasilkan oleh
sabun padat transparan minyak sereh wangi, dengan penambahan cocomid DEA.
30
Badan Standarisasi Nasional (BSN) belum membuat standar fisik sabun (Jamilah
dan Fatimah, 2018). Pada tabel VI terlihat persentase stabilitas busa dari setiap
formula selama 4 minggu menunjukkan nilai yang hampir sama. Rata-rata nilai
yang stabil bila dicampur dengan air. Gelembung gas yang terbentuk sulit pecah
dikarenakan lapisan tipis terbentuk dengan kuat. (Mumpuni dan Sasongko 2017).
dapat menyebabkan reaksi berupa iritasi pada kulit, oleh karena itu dilakukan uji
iritasi untuk mengetahui ada atau tidaknya reaksi berupa iritasi tersebut terhadap
kulit. Berikut data hasil uji iritasi pada kulit dapat dilihat pada tabel
Tabel VII. Data Hasil Uji Iritasi Sabun Transparan Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
Sukarelawan
Pernyataan F0 FI FII FIII
I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V
Kemerahan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Perih - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Gatal - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan Tanda : (-) = Tidak terjadi iritasi
(+) = Terjadi Iritasi
I II III IV V = Sukarelawan
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
31
minyak sereh wangi yang berbeda pada sabun padat transparan tidak terlihat
terjadinya iritasi kulit seperti kemerahan, gatal dan perih pada kulit panelis.
Uji kesukaan terhadap hasil akhir sediaan sabun padat transparan yang
siap di pakai terhadap tekstur sabun, warna sabun, dan aroma sabun. Skala
penetapan ada 4 yaitu : Sangat suka, suka, dan tidak suka. Dapat dilihat tabel dan
Grafik.
Tabel VIII. Data Hasil Uji Hedonik Pada Sabun Transparant Minyak Sereh
Wangi (Cymbopogon citrates (DC) Stapf)
Rata-Rata Tanggapan
Formula Jumlah
Aroma Warna Kekerasan
F0 1,2 1,3 1,1 1,2
F1 1,1 1,1 1,6 1,26
F2 1,7 1,8 1,3 1,6
F3 1,8 1,8 1,1 1,56
Keterangan:
F0 : Formula 0 Sabun Padat Transparan Tanpa Zat Aktif Minyak Sereh Wangi
F1 : Formula 1 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1%
F2 : Formula 2 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 1,5%
F3 : Formula 3 Sabun Padat Transparan dengan Minyak Sereh Wangi 2%
Uji Hedonik
2
1.5
1
0.5
0
F0 F1 F2 F3
Aroma 1.2 1.1 1.7 1.8
Warna 1.3 1.1 1.8 1.8
Kekerasan 1.1 1.6 1.3 1.1
dengan memperlihatkan masing-masing F0, F1, F2, F3. Berdasarkan hasil uji
oleh panelis yaitu F3, kemungkinan hal ini terjadi karena F3 aroma yang paling
harum dan bentuknya juga lebih dan bagus dibandingkan dengan yang lain.
BAB V
5.1 Kesimpulan
a. Sabun padat transparan dapat dibuat dari Minyak atsiri sereh wangi
penggaraman.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi dan bahan ajar mengenai
sediaan farmasi sabun padat dari minyak Atsiri Sereh wangi (Cymbopogon
Bagi peneliti lain dapat melakukan uji evaluasi daya hambat pada bakteri,
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah dan Jamilah, 2018, Pembuatan Sabun Padat Madu dengan Penambahan
Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica), Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol.
5 No. 2 (2018) Kalimantan Selatan
Febriyenti F, Sari LI, Nofita R. Formulasi Sabun Transparan Minyak Ylang-
Ylang dan Uji Efektivita v s s terhadap Bakteri Penyebab Jerawat. J Sains
Farm Klin. 2014;1(1):61–71.
Flanagan, Madeleine. 2013. Wound Healing and Skin Integrity. USA: John Wiley
& Sons Ltd. Pp. 33-48.
Habib, A., Kumar, S., Sorowar, M. S., Karmoker, J., Khatun, M. K., & Al-Reza,
S. M. (2016). Study on the physicochemical properties of some commercial
soaps available in Bangladeshi market. International Journal of Advanced
Research in Chemical Science, 3(6), 9–12.
Han, Seung-Kyu. 2016. Innovations and Advances in Wound Healing second
edition. USA: Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York. Pp. 1-28
Harahap, E. K. 2012. Diakses pada 22 Desember 2014 dari
http://emmakhairaniharahap.blogspot.com/2012/05/minyakserehwangi.
Kurniawati, N. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Penerbit Qanita. Bandung.halaman 112-115.
35
Rinaldi, Elfariyanti, dan Rizka Mastura. 2021. Formulasi Sabun Cair Dari Ekstrak
Etanol Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.. Jurnal Sains dan Kesehatan,
2021 ; 1 (1) 29-36.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Owen, S. C. 2019. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th Ed. Pharmaceutical Press, USA.
Setyaningrum. 2010. Total Antosianin Ekstrak Buah Salam dan Korelasinya
Dengan Kapasitas Antiperoksidasi pada Sistem Linoleat.
AGROINTEK.4.(2). Hal. 123.
Sri, Y. S. S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sriyadi. 2010. Pencirian Minyak Sereh Wangi Mahapengiri (Cymbopogyn
winterianus jowitt) Klon G1,G2, dan G3 Menggunakan Kromatograf Gas-
Spektrometer Massa. Institut Pertanian Bogor.
Sukawaty, Y. Warnida, H. Artha A.V, 2016, Formulasi Sediaan Sabun Mandi
Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine bulbosa (Mill.)
Urb.) Akademi Farmasi Samarinda, Samarinda.
Sulaswatty, A., Adilina, I., 2019. Minyak serai wangi dan potensinya, in: Quo
Vadis Minyak Serai Wangi Dan Produk Turunannya. LIPI Press, pp. 13–42.
Susanto,D,T.,Agus,M,HP.,Devi,R., 2017, Pembuatan Virgin Coconut Oil Dengan
Metode Tanpa Pemanasan sebagai upaya meningkatkan Kesehatan
Masyarakat, No. 1, Jurnal Dharma Raflesia Tahun XVI.
Widyasanti, A dan Hasna, A. H. 2016. Kajian pembuatan sabun padat transparan
basis minyak kelapa murni dengan penambahan bahan aktif ekstrak teh
ppputih. Jurnal penelitian the dan kina. Vol 19 (2) 179-195.
Widyasanti, A., Nugraha, D., Rohdiana, D, 2017, Pembuatan Sabun Padat
Transparan Berbasis Bahan Minyak Jarak Castor oli dengan Penambahan
Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis), Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian, 1(2): 140-151.
Wijayanti, Lucia Wiwid. "Isolasi Sitronellal dari Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon winterianus Jowit) dengan Distilasi Fraksinasi Pengurangan
Tekanan." Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical
Sciences and Community) 12.1 (2016).
Wijana, S., Musataniroh, S.A., dan Wahyuningrum, I., 2005, Pemanfaatan
Minyak Goreng Bekas untuk Pembuatan Sabun: Kajian Lama Penyabunan
dan Konsentrasi Dekstrin, Jur. Tek, 6 (3), 193-202.
Wijayanti, Lucia Wiwid. "Isolasi Sitronellal dari Minyak Sereh Wangi
(Cymbopogon winterianus Jowit) dengan Distilasi Fraksinasi Pengurangan
Tekanan." Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical
Sciences and Community) 12.1 (2016).
37
N
38
seluruh bahan)
Analisa Hasil
Uji Hedonik
Zat Aktif Minyak Sereh Wangi masing-masing formula dibuat dalam 50 gram :
F0 = 0
F1 =
F2 =
F3 =
Bahan lainnya dibuat dalam 50 gram untuk F0, F1, F2, dan F3 :
VCO = 2 gram
Minyak Zaitun = 1 gram
NaOH 30% = 2,5 gram
NaCl = 0,03 gram
As.Stearat = 0,7 gram
Gliserin = 1 gram
Cocomid DEA = 0,5 gram
Sukrosa = 0,5 gram
Etanol = 1 ml
Aqua dest = 10 gram
(2+1+2,5+0,03+0,7+1+0,5+0,5+1)
10 gram – 9,23 gram = 0,77 gram
41
Cawan penguap
Batang pengaduk Hotplate
Asam Stearat
NaCl
VCO
43
Formula 0 Formula 1
Formula 2 Formula 3