KELOMPOK_SOSIAL

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Syahrul Ramadhan

Kelas : 1-E
Nim : 240240208

KELOMPOK SOSIAL

A. Pengertian Kelompok Sosial

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.

Kelompok adalah kumpulan individu yang berinteraksi untuk melakukan pekerjaan


atau meningkatkan hubungan antar anggota. Mereka memiliki kesamaan dalam aktivitas,
meskipun interaksinya bisa bervariasi.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:

1. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain.


2. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku
anggota yang lain.
3. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan
tahun).
4. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.
5. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka
memiliki set peran.
6. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama dan saling
berinteraksi. Mereka hidup bersama, tergantung satu sama lain, dan saling menolong.
Hubungan ini melibatkan interaksi timbal balik yang mempengaruhi perilaku anggota
kelompok.

B. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.

1. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan
yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu
yang terlibat di dalamnya.
3. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang
jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang
mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan
yang ada.
5. Berlangsungnya suatu kepentingan.
6. Adanya pergerakan yang dinamik.

Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.

a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.

c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan
nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang
sama dan lain-lain

d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

C. Macam-macam Kelompok Sosial

a. Klasifikasi Macam-macam Kelompok Sosial

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan


berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran
jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi
hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara lain:
1. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi. Contoh: Kelompok
penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi
tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis
dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan
organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain.
4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran
jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama.
Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan
komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah.
Berdasarkan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma
yang ada, kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang


anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan, sedangkan
menurut Goerge Homan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari
beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang
mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya, keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
2. Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya
kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.
Misalnya, partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3. Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar
(AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh
organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki
AD/ART.
4. Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.
Misalnya, kelompok arisan dan sebagainya.

b. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu

Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok sosial atas
dasar usia, keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut memberikan kedudukan
prestise tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan kata lain keanggotaan dalam masyarakat
tidak selalu gratis.

c. In Group dan Out Group

Summer membedakan antara in group dan out group. In group merupakan


kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk
mengidentifikasikan dirinya. Out group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya
diartikan sebagai lawan in group jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya disebut out
group. Contohnya, istilah kita atau kami menunjukkan adanya artikulasi in group,
sedangkan mereka berartikulasi out group. Perasaan in group atau out group didasari
dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan
dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.

d. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer (primary


group) atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, di mana
para anggota-anggotanya saling mengenal, di mana ada kerja sama yang erat. Contohnya,
keluarga, kelompok bermain, dan lain-lain.
Kelompok sekunder (secondary group) ialah kelompok yang terdiri dari banyak
orang, bersama siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan
sifatnya tidak begitu langgeng, contohnya, hubungan kontrak jual beli.

e. Paguyuban dan Patembayan

Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa paguyuban (gemeinschaft) ialah bentuk


kehidupan bersama, di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah serta kekal, dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa
persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai
dalam keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun tetangga, dan lain- lain.
Patembayan (gesellschaft) yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk
jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana
terdapat dalam mesin. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya,
ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lain- lain.

f. Formal Group dan Informal Group

J.A.A. Van Doorn membedakan kelompok formal dan informal. Formal group
ialah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh
anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama, contohnya, organisasi.
Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulang kali, yang menjadi dasar pertemuan, kepentingan-kepentingan dan
pengalaman-pengalaman yang sama, contohnya, klik (clique).

g. Membership Group & Reference Group

Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik
menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial
yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk
pribadi dan perilakunya.

h. Kelompok Okupasional dan Volunter

Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin


memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya
memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana
farmasi, ikatan dokter indonesia, dan lain-lain.
Terjadinya kelompok volunter karena beberapa hal antara lain:
1) kebutuhan sandang dan pangan

2) kebutuhan keselamatan jiwa dan raga

3) kebutuhan akan harga diri

4) kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri

5) kebutuhan akan kasih sayang

i. Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur

Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan


sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarmereka. Ciri- ciri
kelompok teratur, antara lain:
a. Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama kelompok,
simbol kelompok,dll).
b. Memiliki daftar anggota yang rinci.
c. Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada pencapaian
tujuan yang jelas

d. Memiliki prosedur keanggotaan.

Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau


mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lain- lain.
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam,
antara lain:
1. Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta
kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-
bentuk kerumunan antara lain:

a. Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences)


Merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dann
persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film.

a. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive Group)

Adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi


mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan
tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
2. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds)
Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations), Kerumunan
orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd), Kerumunan penonton
(spectator crowd).

3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.


Kerumunan yang bertindak emosional, Kerumunan yang bersifat imoral.

D. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri
sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga
tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang
tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan


seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan
sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling
melihat, berbicara, dan bersosialisasi.
2. Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik,


tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang

lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor
utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai