MAKALAH
MAKALAH
MAKALAH
Oleh :
NIM : 2414320062
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Melayani Pasien dengan Tulus
Merupakan Ibadah Secara Vertikal kepada Tuhan dan Horizintal kepada Sesama" dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang konsep keagamaan di bidang keschatan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Nazir, M.Pd,I selaku dosen
pengampun pada mata kuliah Agama Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini mash jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melayani pasien dengan tulus dapat menjadi ibadah vertikal
kepada tuhan?
2. Bagaimana melayani pasien mencermikan ibadah horizontal kepada sesame
3. Apa tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pelayanan tulus sebagai
bentuk ibadah vertikal dan horizontal?
4. Bagaimana cara menanamkan kesadaran bahwa melayani pasien dengan tulus
adalah ibadah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melayani pasien dengan tulus dapat menjadi ibadah
vertikal kepada tuhan
2. Untuk mengetahui cara melayani pasien yang mencerminkan ibadah
horizontal kepada sesama
3. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi tenaga medis atau perawat dalam
menerapkan pelayanan tulus sebagai bentuk ibadah vertikal dan horizontal
4. Untuk mengetahui cara menanamkan kesadaran bahwa melayani pasien
dengan tulus adalah ibadah
2
BAB II
PEMBAHASAN
ibadah vertikal adalah ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba kepada tuhannya
baik itu dilakukan di tempat ibadah maupun diluar tempat ibadah. yang dilakukan ditempat
ibadah seperti shalat lima waktu, shalat jumat, teraweh dan tahajud. sedangkan ibadah yang
bisa dilakukan diluar tempat ibadah seperti puasa, membaca alquran berzikir dalam
perjalanan. dan nilai ibadahnya itu tergantung keikhlasan dari hamba dan Tuhan-nya.
Dalam mengintegrasi konsep ibadah vertikal dalam melayani pasien, tenaga medis
tidak hanya berfokus pada pengobatan fisik, tetapi juga pada upaya menjaga kesejahteraan
moral dan spiritual pasien. Hal ini menciptakan pelayanan yang lebih bermakna, baik bagi
pasien maupun tenaga medis itu sendiri. Hal ini berarti melayani pasien dengan niat yang
tulus untuk membantu dan merawat, serta memberikan perhatian yang penuh kepada
kebutuhan pasien—baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Setiap tindakan medis atau
interaksi dengan pasien dipandang sebagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri
kepada Tuhan, dan bukan hanya sekadar pekerjaan atau kewajiban profesional.
Ibadah vertikal ini juga mencakup kesadaran bahwa semua yang kita lakukan, baik itu
memberikan pelayanan medis, memberikan dukungan emosional, atau sekadar mendengarkan
keluhan pasien, adalah cara kita mengekspresikan kasih Tuhan kepada sesama manusia.
Dalam hal ini, melayani pasien dengan tulus bukan hanya soal fisik atau tindakan medis,
tetapi juga soal niat hati yang ikhlas dan rasa syukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk
dapat membantu orang lain.
Dalam hal ini perawat atau tenaga medis sangat penting untuk menanamkan konsep
tersebut dengan cara sebagai berikut :
- Menjaga etika dan profesionalisme, tenaga medis menjalankan tugas dengan integritas
tinggi tidak hanya profesionalisme tetapi juga sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan
dengan selalu menjaga hak dan martabat pasien
3
- Selalu berdoa, dalam menghadapi tantangan dunia medis yang menjadikan
pekerjaannya sebagai ibadah akan melibatkan doa dan kepercayaan kepada Tuhan, dan
melakukan yang terbaik
- Meningkatkan pelayanan, selalu berusaha membrikan pelayanan terbaik dengan penuh
perhatian dan dedikasi, mencerminkan rasa syukur atas kemampuan yang diberikan
Tuhan untuk membantu sesame
Hal diatas dapat menciptakan peran pelayanan yang tidak hanya bersifat medis, tetapi
juga mengandung nilai spiritual yang mendekatkan diri kepada Tuhan.
Ibadah Horizontal adalah ibadah yang berupa kepedulian, kepekaan sosial terhadap
orang lain atau makhluk lainya, dan semata-mata dilakukan untuk mencari Ridho Allah
Tuhan semesta Alam. Ibadah horizontal berarti pelayanan yang dilakukan oleh seorang
perawat kepada pasien dilihat sebagai bentuk pengabdian kepada sesama, di mana setiap
tindakan perawatan merupakan wujud dari hubungan sosial yang penuh kasih dan saling
menghargai.
Dalam konteks ini, ibadah horizontal berarti tenaga medis tidak hanya memberikan
perawatan fisik, tetapi juga mendengarkan, memberikan dukungan emosional, dan
memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan kasih sayang. Hal ini juga mencakup sikap
perhatian terhadap kebutuhan pasien, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis, untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan. Dengan demikian, konsep ibadah
horizontal dalam melayani pasien adalah menunjukkan rasa kemanusiaan yang tinggi dan
kepedulian terhadap orang lain sebagai bagian dari kewajiban moral yang sejalan dengan
nilai-nilai agama dan etika sosial.
Dalam hal ini sangat penting bagi tenaga medis menerapkan konsep ibadah horizontal
dalam melayani pasiennya. Adapun berbagai cara yang dapat dilakukan tenaga medis untuk
menerapkan konsep horizontal yakni sebagai berikut :
- Mengutamakan komunikasi yang baik, Komunikasi yang baik antara tenaga medis dan
pasien adalah salah satu cara tenaga medis menunjukkan ibadah horizontal. Dengan
4
berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan
informasi yang jelas, tenaga medis menunjukkan rasa hormat kepada pasien. Pasien
yang merasa dipahami dan dihargai cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih
tinggi dalam proses penyembuhan.
- Menghargai martabat pasien, Salah satu aspek penting dalam ibadah horizontal adalah
menghargai martabat setiap pasien. Dalam pelayanannya, tenaga medis tidak hanya
memberikan perawatan medis, tetapi juga menghormati hak-hak pasien sebagai individu
yang unik dengan kebutuhan emosional dan sosial yang berbeda. Hal ini menciptakan
hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat antara tenaga medis dan pasien.
- Menunjukkan empati dan kasih sayang, Ibadah horizontal dalam melayani pasien
dimulai dengan empati. Tenaga medis yang menunjukkan perhatian lebih dari sekadar
merawat fisik pasien, tetapi juga mendengarkan keluhan, memberikan dukungan
emosional, dan hadir di sisi pasien dalam masa-masa sulit mereka. Empati ini adalah
cerminan dari cinta kasih kepada sesama, yang merupakan prinsip dasar dari ibadah
horizontal.
Dalam menerapkan dan mewujudkan konsep ini tentu saja ada berbagai tantangan
yang dihadapi oleh tenaga medis, berikut beberapa tantangan yang akan dirasakan oleh
tenaga medis:
Ketika menghadapi pasien yang membutuhkan perhatian medis segera, tenaga medis
mungkin merasa bahwa pekerjaan mereka lebih mendesak daripada melaksanakan ibadah.
Hal ini dapat menyebabkan konflik antara kewajiban profesional dan spiritual, atau bisa
terjadi karena beberapa faktor fasilitas yang tidak mendukung beribadah atau
ketidaknyamanan dalam melaksanakan ibadah di tengah suasana yang sibuk, serta kondisi
fisik yang lelah dan stres akibat pekerjaan yang penuh tekanan dapat menghambat tenaga
medis untuk fokus pada ibadah. Terkadang, perasaan tertekan atau kelelahan emosional dapat
membuat mereka merasa sulit untuk merasa dekat dengan Tuhan.
Namun tantangan ini dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti pengaturan waktu
yang baik, dukungan lingkungan kerja yang mendukung, serta menjaga keseimbangan antara
5
pekerjaan dan kehidupan spiritual. Tenaga medis juga dapat menjaga niat mereka dengan
melihat pekerjaan mereka sebagai bentuk ibadah, yakni sebagai upaya untuk membantu dan
merawat sesama.
Tenaga medis sering menghadapi beban kerja yang sangat tinggi, dengan jam kerja
panjang dan sering kali tidak teratur. Hal ini dapat mengurangi waktu yang dapat mereka
habiskan untuk berinteraksi dengan pasien secara lebih mendalam. Waktu yang terbatas
sering kali membuat tenaga medis lebih fokus pada tugas-tugas medis yang harus segera
diselesaikan, daripada memberikan perhatian lebih kepada kebutuhan emosional atau
psikologis pasien, serta Lingkungan medis yang penuh tekanan, ditambah dengan perasaan
tanggung jawab yang besar terhadap nyawa pasien, dapat menimbulkan stres yang tinggi bagi
tenaga medis. Kelelahan emosional akibat sering berhadapan dengan pasien yang menderita
atau bahkan meninggal dunia bisa membuat tenaga medis kehilangan empati dan keinginan
untuk terus memberikan perhatian yang penuh kepada pasien. Akibatnya, mereka mungkin
kesulitan untuk melayani pasien dengan sepenuh hati dan mengurangi kualitas ibadah
horizontal yang seharusnya mereka lakukan.
Namun tantangan ini dapat diatasi dengan cara mengatur waktu istirahat dan
membangun sistem pendukung di tempat kerja untuk mengurangi tekanan emosional serta
memastikan bahwa jumlah tenaga medis, fasilitas, dan alat kesehatan mencukupi untuk
mendukung pelayanan yang optimal, serta Memberikan ruang dan kesempatan bagi tenaga
medis untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka, sehingga dapat melayani dengan niat
yang tulus.
Dengan konsep vertikal dan horizontal diatas dapat diartikan seorang tenaga medis harus
melayani pasien dengan cara yang baik tulus oleh karena itu seorang tenaga medis harus
menanamkannya dalam dirinya sendiri dan dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentu saja
tenaga medis pasti mengalami tantangan-tantangan dalam melakukan hal ini oleh karena itu
ada beberapa cara yang dapat dilakukan tenaga medis sebagai berikut:
6
- Peningkatan Kesadaran Spiritual, Mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam rutinitas
kerja, seperti berdoa atau meditasi sebelum bekerja, untuk memusatkan niat dan
memberi makna lebih dalam pada pekerjaan yang dilakukan. Sebagaimana dalam ajaran
agama Islam dalam melaksanakan rutinitas harus berdoa terlebih dahulu agar apapun
yang kita kerjakan dapat berjalan dengan baik
- Edukasi dan Pelatihan, Memberikan pelatihan tentang nilai-nilai kemanusiaan, empati,
dan kepedulian dalam pelayanan kesehatan. Pelatihan ini bisa mencakup aspek spiritual,
etika, serta bagaimana melayani dengan hati dan kasih sayang.
- Membuat Lingkungan Kerja yang Mendukung, menciptakan budaya kerja yang
mendukung empati dan komunikasi yang baik antara tenaga medis dan pasien. Ini akan
memudahkan tenaga kesahatan lain untuk melayani dengan penuh perhatian dan kasih
sayang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melayani pasien dengan tulus merupakan wujud ibadah yang memiliki dimensi
vertikal dan horizontal. Dalam dimensi vertikal, pelayanan tulus kepada pasien
mencerminkan pengabdian kepada Tuhan, karena membantu sesama adalah bentuk ketaatan
terhadap perintah-Nya. Tindakan ini menjadi sarana mendekatkan diri kepada Tuhan melalui
niat yang ikhlas dan pekerjaan yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sementara
itu, dalam dimensi horizontal, melayani pasien dengan kasih sayang, empati, dan
penghormatan terhadap martabat manusia menunjukkan hubungan baik dengan sesama.
Pelayanan ini melibatkan aspek kemanusiaan yang mendalam, yaitu memberikan perhatian
tidak hanya pada kesehatan fisik pasien, tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan
spiritual mereka.
Namun mungkin ada beberapa tantangan yang akan didapatkan oleh tenaga medis
dalam menjalankan semua aspek pekerjaannya. Namun hal ini dapat diatasi dengan berbagai
cara yang akan mempermudah semua pekerjaanya sehingga dapat mencapai kriteria “Konsep
Melayani Pasein dengan Tulus dalam Konsep Vertikal dan horizontal”.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/artikel/kesehatan-spiritual
https://www.kompasiana.com/mindasay/552e3ed96ea834ff2d8b4577/beda-ibadah-vertikal-
dan-ibadah-horizontal
https://radarjember.jawapos.com/perspektif-halim/791095020/hablun-minall%C3%A1h-
hablun-minann%C3%A1s
https://mutupelayanankesehatan.net/49-temp/2452-menyoal-pelayanan-kesehatan-islami
https://nu.or.id/pustaka/kiat-kiat-menjadi-pelayan-umat-sepenuh-hati-Iad7h