ma1101-m8-1
ma1101-m8-1
ma1101-m8-1
2
3.8 ANTI-TURUNAN DAN INTEGRAL TAK
TENTU
Menentukan anti-turunan atau integral tak
tentu dari suatu fungsi yang diberikan.
3
Anti-Turunan
Fungsi F disebut anti-turunan f pada I apabila
F’(x) = f(x)
untuk setiap x є I.
Sebagai contoh, F1(x) = x4 + 1 merupakan anti-
turunan f(x) = 4x3 pada R. Demikian juga F2(x) = x4 + 5
merupakan anti-turunan f(x) = 4x3 pada R.
Secara umum, keluarga fungsi F(x) = x4 + C (dengan C
konstanta) merupakan anti-turunan f(x) = 4x3 pada R,
karena F’(x) = 4x3 = f(x) untuk setiap x є R.
4
Integral Tak Tentu
Keluarga fungsi anti-turunan dari f(x) disebut
integral tak tentu dari f(x), dan dilambangkan
dengan ∫ f(x) dx.
5
Ilustrasi: Integral Tak Tentu
Secara grafik, bila kita
mengetahui sebuah anti-
turunan dari f(x), maka
integral tak tentu dari f(x)
adalah keluarga fungsi yang
anggotanya merupakan
pergeseran ke atas atau ke
bawah dari anti-turunan tsb.
Keluarga fungsi yang turunan-
Semua anggota keluarga nya sama
fungsi tsb mempunyai
turunan yang sama, yaitu f(x).
6
Aturan Integral Tak Tentu (1)
Terkait dengan aturan turunan yang telah kita
pelajari sebelumnya, kita mempunyai teorema-
teorema berikut tentang integral tak tentu.
Contoh 1
(a) ∫ x2 dx = x3/3 + C. (b) ∫ x-2 dx = - x-1 + C.
7
Aturan Integral Tak Tentu (2)
Teorema 2 (Integral Tak Tentu sin x dan cos x)
∫ sin x dx = –cos x + C;
∫ cos x dx = sin x + C.
8
Aturan Integral Tak Tentu (3)
Teorema 3 (Kelinearan Integral Tak Tentu)
Jika f dan g fungsi dan k adalah konstanta, maka
∫ k.f(x) dx = k.∫ f(x) dx
dan
∫ [f(x) + g(x)] dx = ∫ f(x) dx + ∫ g(x) dx.
9
Aturan Integral Tak Tentu (4)
Teorema 4 (Aturan Pangkat yang Diperumum)
Jika r є Q, r ≠ -1 dan g adalah fungsi yang mem-
punyai turunan, maka
∫ [g(x)]r.g’(x) dx = [g(x)]r+1/(r+1) + C.
Bukti. Dengan Aturan Rantai, turunan fungsi di ruas
kanan adalah [g(x)]r.g’(x). Terbukti.
11
Latihan
Tentukan integral tak tentu di bawah ini.
12
3.9 PENGANTAR PERSAMAAN
DIFERENSIAL
Menyelesaikan persamaan diferensial seder-
hana, dengan atau tanpa syarat tambahan.
13
Persamaan Diferensial
Jika F’(x) = f(x), maka ∫ f(x) dx = F(x) + C. Dalam
bahasa diferensial: Jika F’(x) = f(x), maka
(*) dF(x) = F’(x) dx = f(x) dx
sehingga
∫ dF(x) = ∫ f(x) dx = F(x) + C.
18
Contoh 3: Kecepatan Meninggalkan Bumi
Gaya gravitasi Bumi pada benda bermassa m dan
berjarak s dari pusat Bumi adalah F = -mgR2/s2,
dengan g = 9,8 m/s2 dan R ≈ 6.400 km. Dapat di-
buktikan bahwa benda yang diluncurkan ke atas
dengan kecepatan awal v0 ≥ √2gR ≈ 11 km/s takkan
jatuh kembali ke Bumi (bila gesekan dengan udara
diabaikan). Menurut Hukum II Newton, F = m.a, shg
F = m.dv/dt = m.dv/ds.ds/dt = mv.dv/ds.
Akibatnya, v.dv = -gR2s-2.ds, dan dari sini diperoleh
v2 = 2gR2s-1 + v02 – 2gR.
Untuk s besar, suku pertama di ruas kanan dapat
diabaikan. Jadi, v akan tetap positif bila v0 ≥ √2gR.
19
Latihan
1. Tentukan fungsi y = f(x) sedemikian sehingga
f ’(x) = 3x2 + 1 dan f(1) = 4.
2. Diketahui suatu persamaan kurva melalui titik
(0,3) dan mempunyai turunan x/y di setiap
titik (x,y) yang dilaluinya. Tentukan
persamaan kurva tersebut.
3. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 80 m
dengan kecepatan awal -5 m/s (g = -9,8 m/s2).
Tentukan kecepatan dan ketinggiannya pada
saat t = 1 s.
20