ma1101-m8-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MATEMATIKA SI

Abul Walid, S.Pd., M.Pd.


Semester I, 2024/2025
Sasaran Kuliah Hari Ini
3.8 Anti-Turunan dan Integral Tak Tentu
Menentukan anti-turunan atau integral tak
tentu dari suatu fungsi yang diberikan.
3.9 Pengantar Persamaan Diferensial
Menyelesaikan persamaan diferensial seder-
hana, dengan atau tanpa syarat tambahan.

2
3.8 ANTI-TURUNAN DAN INTEGRAL TAK
TENTU
Menentukan anti-turunan atau integral tak
tentu dari suatu fungsi yang diberikan.

3
Anti-Turunan
Fungsi F disebut anti-turunan f pada I apabila
F’(x) = f(x)
untuk setiap x є I.
Sebagai contoh, F1(x) = x4 + 1 merupakan anti-
turunan f(x) = 4x3 pada R. Demikian juga F2(x) = x4 + 5
merupakan anti-turunan f(x) = 4x3 pada R.
Secara umum, keluarga fungsi F(x) = x4 + C (dengan C
konstanta) merupakan anti-turunan f(x) = 4x3 pada R,
karena F’(x) = 4x3 = f(x) untuk setiap x є R.
4
Integral Tak Tentu
Keluarga fungsi anti-turunan dari f(x) disebut
integral tak tentu dari f(x), dan dilambangkan
dengan ∫ f(x) dx.

Jadi, sebagai contoh,


∫ 4x3 dx = x4 + C,
dengan C menyatakan konstanta sembarang.

5
Ilustrasi: Integral Tak Tentu
Secara grafik, bila kita
mengetahui sebuah anti-
turunan dari f(x), maka
integral tak tentu dari f(x)
adalah keluarga fungsi yang
anggotanya merupakan
pergeseran ke atas atau ke
bawah dari anti-turunan tsb.
Keluarga fungsi yang turunan-
Semua anggota keluarga nya sama
fungsi tsb mempunyai
turunan yang sama, yaitu f(x).
6
Aturan Integral Tak Tentu (1)
Terkait dengan aturan turunan yang telah kita
pelajari sebelumnya, kita mempunyai teorema-
teorema berikut tentang integral tak tentu.

Teorema 1 (Aturan Pangkat). Jika r є Q, r ≠ -1,


maka ∫ xr dx = xr+1/(r+1) + C.

Contoh 1
(a) ∫ x2 dx = x3/3 + C. (b) ∫ x-2 dx = - x-1 + C.

7
Aturan Integral Tak Tentu (2)
Teorema 2 (Integral Tak Tentu sin x dan cos x)

∫ sin x dx = –cos x + C;

∫ cos x dx = sin x + C.

Catatan. Jangan tertukar: turunan dari sin x


adalah cos x, sedangkan anti-turunan dari sin x
adalah –cos x + C.

8
Aturan Integral Tak Tentu (3)
Teorema 3 (Kelinearan Integral Tak Tentu)
Jika f dan g fungsi dan k adalah konstanta, maka
∫ k.f(x) dx = k.∫ f(x) dx
dan
∫ [f(x) + g(x)] dx = ∫ f(x) dx + ∫ g(x) dx.

Contoh 3. ∫ (6x2 + sin x) dx = 2 ∫ 3x2 dx + ∫ sin x dx


= 2x3 – cos x + C.

9
Aturan Integral Tak Tentu (4)
Teorema 4 (Aturan Pangkat yang Diperumum)
Jika r є Q, r ≠ -1 dan g adalah fungsi yang mem-
punyai turunan, maka
∫ [g(x)]r.g’(x) dx = [g(x)]r+1/(r+1) + C.
Bukti. Dengan Aturan Rantai, turunan fungsi di ruas
kanan adalah [g(x)]r.g’(x). Terbukti.

Contoh 4. Tentukan ∫ (x2 + 1)5.2x dx.


Misal u = g(x) = x2 + 1, du = 2x dx. Maka
∫ (x2 + 1)5.2x dx = ∫ u5 du = u6/6 + C = (x2 + 1)6/6 + C.
10
Contoh 5. Jika g(x) = sin x, maka g’(x) = cos x.
Jadi, menurut Aturan Pangkat yang Diperumum,
kita peroleh
∫ sin x.cos x dx = ∫ g(x) g’(x) dx
= [g(x)]2/2 + C
= (sin x)2/2 + C.

11
Latihan
Tentukan integral tak tentu di bawah ini.

1. ∫ (x2 + x-2) dx.


2. ∫ (x3 + 1).x2 dx.

3. ∫ sin2 x.sin 2x dx.


4. ∫ cos2 x.sin 2x dx.
5. ∫ sin 2x dx.

12
3.9 PENGANTAR PERSAMAAN
DIFERENSIAL
Menyelesaikan persamaan diferensial seder-
hana, dengan atau tanpa syarat tambahan.

13
Persamaan Diferensial
Jika F’(x) = f(x), maka ∫ f(x) dx = F(x) + C. Dalam
bahasa diferensial: Jika F’(x) = f(x), maka
(*) dF(x) = F’(x) dx = f(x) dx
sehingga
∫ dF(x) = ∫ f(x) dx = F(x) + C.

Persamaan (*) merupakan contoh persamaan


diferensial yang (paling) sederhana.
Persamaan diferensial banyak dijumpai dalam
matematika, fisika, dan bidang ilmu lainnya.
14
Contoh 1
Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (1,2)
dan mempunyai turunan 2x di setiap titik (x,y) yang
dilaluinya.
Jawab. Misalkan persamaan kurva tersebut adalah
y = f(x). Maka, menggunakan notasi diferensial,
informasi di atas mengatakan bahwa
dy = 2x dx.
Integralkan kedua ruas,
∫ dy = ∫ 2x dx.
sehingga kita peroleh
y + C1 = x 2 + C 2
atau y = x2 + C, dengan C = C2 – C1.
15
Persamaan y = x2 + C menyatakan
keluarga kurva yang mempunyai
turunan 2x di titik (x,y).
Sekarang kita akan mencari
anggota keluarga kurva tersebut
(1,2)
yang melalui titik (1,2).
Dalam hal ini kita mempunyai
persamaan
2 = 12 + C,
sehingga mestilah C = 1.
Jadi persamaan kurva yang kita
cari adalah
y = x2 + 1.
16
Contoh 2
Sebuah benda jatuh dari ketinggian 100 m dengan
kecepatan awal 0 m/s. Karena gravitasi, benda tsb
mengalami percepatan -9,8 m/s2. Tentukan
ketinggian benda tsb pada saat t.
Jawab. Misal v = v(t) = kecepatan benda dan h = h(t)
= ketinggian benda pada saat t. Maka
dv = -9,8 dt, sehingga v = -9,8t + C. Karena v(0) = 0,
maka C = 0. Selanjutnya dh = -9,8t dt, sehingga
h = -4,9t2 + D.
Diketahui h(0) = 100, maka D = 100. Jadi
h = 100 – 4,9t2.
17
Catatan
Persamaan ketinggian h = 100 – 4,9t2
tentu saja berlaku ketika benda ber-
ada di atas permukaan tanah. Karena
itu daerah asal fungsi ini adalah
himpunan bilangan t ≥ 0 yang
membuat h ≥ 0, yaitu 0 ≤ t ≤ 4,517.
Dalam hal ini, benda tsb mencapai
permukaan tanah dalam 4,517 detik.

18
Contoh 3: Kecepatan Meninggalkan Bumi
Gaya gravitasi Bumi pada benda bermassa m dan
berjarak s dari pusat Bumi adalah F = -mgR2/s2,
dengan g = 9,8 m/s2 dan R ≈ 6.400 km. Dapat di-
buktikan bahwa benda yang diluncurkan ke atas
dengan kecepatan awal v0 ≥ √2gR ≈ 11 km/s takkan
jatuh kembali ke Bumi (bila gesekan dengan udara
diabaikan). Menurut Hukum II Newton, F = m.a, shg
F = m.dv/dt = m.dv/ds.ds/dt = mv.dv/ds.
Akibatnya, v.dv = -gR2s-2.ds, dan dari sini diperoleh
v2 = 2gR2s-1 + v02 – 2gR.
Untuk s besar, suku pertama di ruas kanan dapat
diabaikan. Jadi, v akan tetap positif bila v0 ≥ √2gR.
19
Latihan
1. Tentukan fungsi y = f(x) sedemikian sehingga
f ’(x) = 3x2 + 1 dan f(1) = 4.
2. Diketahui suatu persamaan kurva melalui titik
(0,3) dan mempunyai turunan x/y di setiap
titik (x,y) yang dilaluinya. Tentukan
persamaan kurva tersebut.
3. Sebuah benda jatuh dari ketinggian 80 m
dengan kecepatan awal -5 m/s (g = -9,8 m/s2).
Tentukan kecepatan dan ketinggiannya pada
saat t = 1 s.
20

Anda mungkin juga menyukai