TBSD_Mochammad_Firza_22041000024_Step_3_VA_ACC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN TUGAS BESAR

SISTEM DRAINASE

EVALUASI SISTEM DRAINASE EKSISTING

Disusun oleh:
Mochammad Firza Dwi Andika
NIM. 22041000024

Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Laksni Sedyowati, M.S.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
tuntunan-Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Laporan Sistem Drainase dengan judul
“Evaluasi Sistem Drainase Eksisting” ini dengan baik. Laporan Praktikum ini bertujuan untuk
memenuhi Tugas Besar Sistem Drainase yang diampu oleh Dosen Dr. Ir. Laksni Sedyowati,
M.S.

Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan Laporan Sistem Drainase ini tidak lepas dari
campur tangan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Laksni Sedyowati, M.S yang telah membantu mengoreksi hasil pekerjaan saya
sehingga tugas besar ini dapat selesai dengan baik.
2. Asisten Dosen, Rizky Saputra yang juga telah membantu mengoreksi hasil pekerjaan saya
sehingga tugas besar ini dapat selesai dengan baik.
3. Orang tua, yang telah memberikan bantuan kepada saya berupa doa dan semangat untuk
tidak menyerah dalam menyelesaikan tugas besar ini. Selain bantuan berupa doa dan
semangat, orang tua juga memberikan bantuan kepada saya berupa biaya.
4. Saya juga ingin berterimakasih kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan
namanya, yang dengan caranya sendiri telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas
besar ini.

Diakhir kata, saya berharap semoga tugas besar ini memenuhi syarat yang diberikan oleh
Dr. Ir. Laksni Sedyowati, M.S sebagai dosen yang mengampu mata kuliah Sistem Drainase,
Sekian dan Terima kasih.

Malang, 10 November 2024


Penyusun

Rizky Saputra

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................................... ii

Bab I. Data................................................................................................................................ 1

Bab II. Analisa Hidrologi........................................................................................................... 2

A. Perhitungan Curah Hujan Rancangan ................................................................... 2


1. Rekapitulasi Data Curah hujan harian Maksimum Tahunan............................. 2
2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata.................................... 3
3. Analisis Inlier dan Outlier.................................................................................. 4
4. Analisis Distribusi Frekuensi............................................................................. 5
5. Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi................................................................. 9
6. Penentuan Curah Hujan Rancangan................................................................ 15
B. Perhitungan Debit Rancangan............................................................................... 15
1. Perhitungan Debit Air Hujan............................................................................ 15
a. Perhitungan koefisien limpasan (C)............................................................ 15
b. Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)........................................................... 16
c. Perhitungan intensitas hujan (I).................................................................. 17
d. Perhitungan debit air hujan (QAH)............................................................... 18
2. Perhitungan Debit Air Kotor.............................................................................. 19
a. Perhitungan kepadatan penduduk sesuai tahun proyeksi.......................... 19
b. Perhitungan jumlah penduduk pada masing-masing daerah aliran............ 20
c. Perhitungan debit air kotor per orang.......................................................... 20
d. Perhitungan debit air kotor pada masing-masing daerah aliran.................. 21
3. Perhitungan Debit Rancangan.......................................................................... 21

Bab III. Analisa Hidrolika.......................................................................................................... 22

A. Perhitungan kapasitas Saluran Eksisting............................................................... 22


B. Perhitungan Debit rancangan Sesuai Skema Sistem Drainase............................. 23
C. Evaluasi Sistem Drainase Eksisting Sesuai tahun Proyeksi.................................. 23
D. Perhitungan Desain Ulang..................................................................................... 23

Bab IV. Hasil dan Pembahasan............................................................................................... 26

Bab V. Kesimpulan................................................................................................................... 27

Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 28

ii
EVALUASI SISTEM DRAINASE EKSISTING

I. DATA

Data yang digunakan untuk melakukan Evaluasi Sistem Drainase Eksisting terdiri dari data
tentang kependudukan, data hidrologi, data teknis saluran eksisting, selengkapnya sebagai
berikut:
- Luas Kota (km2) : 4,288 km2
- Jumlah Penduduk Kota Tahun 2010 (jiwa) : 85.000 jiwa
- Jumlah Penduduk Kota Tahun 2020 (jiwa) : 99.500 jiwa
- Kebutuhan Air Bersih Rata-rata (liter/jiwa/hari) : 180 liter/hari/jiwa
- Jenis Saluran : Saluran Lapisan Beton
- Kemiringan Talud Saluran Trapesium :1:1
- Kala Ulang Tahun : 25 Tahun
- Kecepatan Maksimum yang diijinkan : 1,2 m/s
- Koefisien Kekasaran Manning : 0,013
- Data teknis saluran eksisting sebagai berikut :

Luas
Panjang Lebar Tinggi
No. Slope Bentuk Daerah Penggunaan
Saluran Saluran Aliran
Saluran (10-3) Saluran Aliran Lahan
(m) (m) (m)
(km2)
70% Pemukiman
1 5,24 0,70 0,0550 padat& 30%
324 0,64
sekolah
7,2 40% Pertokoan &
2 424 0,50 0,64 0,0429 60% permukiman
Permukiman
2a 524 7,2 0,55 0,60 0,0324 sedang
Daerah industri &
3 5,6 0,65 0,0642 permukiman
624 0,54
sedang
65% Permukiman
4 724 4,24 0,65 0,74 0,0535 & 35% taman
70%
4a 6,5 0,60 0,0395 Permukiman&
324 0,64
30% perkebunan
4b 424 6,5 0,60 0,64 0,0545 Pertokoan & taman
Permukiman
5 5,24 0,60 0,0485 sedang & industri
524 0,64
kecil
60% Daerah
5a 6,2 0,64 0,0785 industri dan 40%
624 0,50
sawah
5,8 Pertokoan &
5b 724 0,64 0,70 0,0846 permukiman padat
80% Permukiman
6 5,24 1,24 0,0924 sedang & 20%
824 0,75
taman
Tabel I-1.Data teknis saluran eksisting.

1
II. ANALISA HIDROLOGI

A. Perhitungan Curah Hujan Rancangan


Perhitugan hujan rancangan dilakukan untuk menentukan besarnya curah hujan
rancangan sesuai periode/kala ulang yang ditentukan, yaitu 25 tahun. Curah hujan
rancangan yang dihasilkan dari perhitungan ini digunakan untuk menentukan besarnya
debit rancangan untuk evaluasi sistem drainase eksisting dan penentuan desain ulang
sistem drainase apabila kapaasitas saluran ekssisting tidak memenuhi.
Tahapan perhitungan curah hujan rancangan sebagai berikut:

1. Rekapitulasi Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Data curah hujan harian maksimum diperoleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG). Data berasal dari 3 (tiga) stasiun pencatat hujan, yaitu Stasiun A,
Stasiun B dan Stasiun C. Data yang diperoleh berupa data curah hujan harian selama
15 ( lima belas tahun) mulai Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2022. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan data untuk menentukan data curah hujan harian terbesar pada
setiap tahun pada masing-masing stasiun. Apabila data curah hujan maksimum pada
stasiun yang berbeda tidak terjadi pada tanggal yang sama, maka harus dilakukan
pemeriksaan dan pencatatan besarnya data hujan untuk dua stasiun yang lain pada
tanggal yang sama. Demikian seterusnya dilakukan untuk seluruh tahun pada
masing-masing stasiun.
Rekapitulasi data curah hujan harian maksimum selengkapnya sebagaimana
disajikan pada Tabel II-1 berikut ini.
Tabel II-1.Data curah hujan harian maksimum tahunan
Stasiun A Stasiun B Stasiun C
CH
Koef. Koef. Koef. CH
No Tahun Tanggal rata2
Thiesse 0.15 Thiesse 0.20 Thiesse 0.65 Rata2
maks
n n n
1 7-Mar 37 128 78 81.85
2008 81.85
17-Jan 93 42 84 76.95
27 Peb 0 345 224 214.60 214.6
2 2009
7-Jan 146 100 194 168.00 0
23 Peb 39 113 18 40.15
3 2010 67.10
10 Peb 27 0 97 67.10
9-Apr 48 109 34 51.10 107.0
4 2011
19-Jan 84 69 124 107.00 0
5 2012 17-Jan 124 76 85 89.05 89.05
6 2013 12-Jan 45 84 84 78.15 78.15
7 2014 12-Apr 140 91 91 98.35 98.35
17 Peb 0 76 76 64.60
8 2015 88.50
25 Peb 26 20 124 88.50
28 Des 224 110 80 107.60 107.6
9 2016
8-Jul 31 28 86 66.15 0
7 Des 34 88 32 43.50
10 2017 85.30
13 Des 22 7 124 85.30
1 Mei 0 71 142 106.50 106.5
11 2018
4-Jan 74 6 9 18.15 0
12-Mar 0 124 76 74.20
12 2019 74.20
4-Jun 7 0 81 53.70
2
21 Mei 66 0 0 9.90
1-Apr 0 135 101 92.65
13 2020 92.65
31-Mar 145 0 0 21.75
22 Nop 0 87 87 73.95
14 2021 73.95
4-Jan 124 0 0 18.60
4 Des 0 98 125 100.85 100.8
15 2022
25 Peb 112 18 18 32.10 5

Sumber :Data Soal

2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata


Curah hujan harian rata-rata dihitung dengan metode Thiesen :
Contoh Perthitungan (tahun 2006) :
Curah Hujan Rata-rata (7 Maret) = (37*0,15)+(128*0,20)+(78*0,65)
= 81,85 mm
Curah Hujan Rata-rata (17 Januari) = (93*0,15)+(42*0,20)+(84*0,65)
= 76,95 mm
Dari kedua data Curah Hujan rata-rata diatas diambil nilai yang terbesar yaitu 81,85
mm. Perhitungan curah hujan harian maksimum rata-rata selengkapnya sebagaimana
Tabel II-2 berikut ini.

Tabel II-2.Data curah hujan harian maksimum rata-rata.


Stasiun A Stasiun B Stasiun C CH
CH
No Tahun Tanggal Koef. Koef. Koef. rata2
0.15 0.20 0.65 Rata2
Thiessen Thiessen Thiessen maks
1 7-Mar 37 128 78 81.85
2008 81.85
17-Jan 93 42 84 76.95
27 Peb 0 345 224 214.60
2 2009 214.60
7-Jan 146 100 194 168.00
23 Peb 39 113 18 40.15
3 2010 67.10
10 Peb 27 0 97 67.10
9-Apr 48 109 34 51.10
4 2011 107.00
19-Jan 84 69 124 107.00
5 2012 17-Jan 124 76 85 89.05 89.05
6 2013 12-Jan 45 84 84 78.15 78.15
7 2014 12-Apr 140 91 91 98.35 98.35
17 Peb 0 76 76 64.60
8 2015 88.50
25 Peb 26 20 124 88.50
28 Des 224 110 80 107.60
9 2016 107.60
8-Jul 31 28 86 66.15
7 Des 34 88 32 43.50
10 2017 85.30
13 Des 22 7 124 85.30
1 Mei 0 71 142 106.50
11 2018 106.50
4-Jan 74 6 9 18.15
12-Mar 0 124 76 74.20
12 2019 4-Jun 7 0 81 53.70 74.20
21 Mei 66 0 0 9.90
1-Apr 0 135 101 92.65
13 2020 92.65
31-Mar 145 0 0 21.75
14 2021 22 Nop 0 87 87 73.95 73.95
3
4-Jan 124 0 0 18.60
4 Des 0 98 125 100.85
15 2022 100.85
25 Peb 112 18 18 32.10

Sumber : Hasil Perhitungan

3. Analisis Inlier dan Outlier


Untuk data inlier dan outier diperoleh dari hasil perhitungan CH harian rata-rata
maksimum.Yaitu dengan mengurutkan data-data tersebut dari yang terbesar hingga
terkecil. Kemudian mencari nilai ambang batas atas dan nilai ambang batas bawah
dari seluruh data dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Ambang Atas (Xh)


Xh = Xrt + Kn.Sd

Nilai Ambang Bawah (XI)


XI = Xrt – Kn.Sd

Dengan : Xrt = Rata-rata curah hujan maksimum


Kn = Tetapan jumlah data (n = 15, maka Kn = 2,247)
Sd = Standar Deviasi
∑x
Xrt =
n
1465.650
=
15
= 97,710

Sd =

= 34,808
∑ (x i−xrt )2
n−1

Nilai Ambang Atas (Xh) = 97,710 + (2,247 x 34,808) = 175,924


Nilai Ambang Bawah (XI) = 97,710 - (2,247 x 34,808) = 19,496

Tabel II-3. Data analisis Inlier dan Outlier


No Tahun Hujan log x Keterangan
1 2009 214.600 2.332 Nilai ambang atas (Xh)
2 2016 107.600 2.032 Xh = 175.924
3 2011 107.000 2.029
4 2018 106.500 2.027 Nilai ambang bawah (Xl)
5 2022 100.850 2.004 Xl = 19.496
6 2014 98.350 1.993
7 2020 92.650 1.967
8 2012 89.050 1.950 Maka, ada 1 (satu) data yang di luar nilai
9 2015 88.500 1.947 ambang batas, yaitu data Th. 2009
10 2017 85.300 1.931
11 2008 81.850 1.913
12 2013 78.150 1.893
13 2019 74.200 1.870
14 2021 73.950 1.869
15 2010 67.100 1.827
4
1465.650
Mean = 97.710 1.972 Kn = 2.247
Std.
Dev = 34.808 0.118 Kn diperoleh dari tetapan jumlah data

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari data diatas diperoleh data tahun 2009 melewati nilai ambang batas maka data tahun 2009
tidak dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

4. Analisis Distribusi Frekuensi


Analisis distribusi frekuensi dilakukan dengan dua metode yaitu, metode Gumbel dan
Log Pearson Tipe III.

a. Metode Gumbel
Metode perhitungan distribusi frekuensi EJ Gumbel, sebagai berikut :
Nilai rerata : Standar deviasi :


n

Xrt =
∑1 X
Sx=
∑ ( X−Xr )2
n n−1

Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun adalah sebagai
berikut :

XT = Xrt + K.Sx

k = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang


dan type distribusi frekuensi
Yt−Yn
k=
Sn
Yt = Reduced variate sebagai fungsi periode ulang T

=
{ ( )}
−ln −ln
Tr−1
Tr
dimana :
Yn = Reduced mean sebagai fungsi dari banyaknya n data
Sn = Reduced standar deviasi sebagai fungsi dari banyaknya n data

Contoh Perhitungan :
Nilai rerata:
1251,050
Xrt = =89,361
14

Standar deviasi:

Sx=
√ 2323,496
14−1
=13,369

5
Nilai K (faktor frekuensi):
13,369
k= =13,236
1,010
Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang 2 tahun :

XT = 89,361 + (13,236 x 13,369) = 87,460 mm

Tabel II-4. Analisis frekuensi distribusi metode Gumbel tipe I

Hujan Maksimum
No. Hujan Maks Gumbel Tipe I
X (mm) (X-Xrt)2 (X-Xrt)3
1 107.600 332.672 6067.691
2 107.000 311.144 5488.365
3 106.500 293.755 5034.753
4 100.850 132.004 1516.628
5 98.350 80.807 726.400
6 92.650 10.819 35.588
7 89.050 0.097 -0.030
8 88.500 0.741 -0.638
9 85.300 16.489 -66.959
10 81.850 56.411 -423.686
11 78.150 125.680 -1408.964
12 74.200 229.847 -3484.649
13 73.950 237.490 -3659.892
14 67.100 495.539 -11031.061
Jumlah 1251.050 2323.496 -1206.453
Jumlah 1251.050
n 14
Xrt 89.361
S (X-
Xrt)2 2323.496
S (X-
Xrt)3 -1206.45
Sx 13.369
Yn
(Tabel) 0.510
Sn
(Tabel) 1.010

Sumber : Hasil Perhitungan

6
Persamaan Gumbel tipe I
T (thn) Y XT (mm)
2.00 0.367 87.460
5.00 1.500 102.471
10.00 2.250 112.409
25.00 3.199 124.966
50.00 3.902 134.281
100.00 4.600 143.527
200.00 5.296 152.740
1,000.00 6.907 174.081

Sumber : Hasil Perhitungan

b. Metode Log Pearson Tipe III


Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson III adalah dengan
mengkonversikan rangkaian datanya menjadi bentuk logaritmis.

Nilai rerata :

logXr =
∑ logx
n
Standar deviasi :

Slogx =
√ ∑ ( logX−logXr )2
n−1
Koefisien kepencengan (Cs) :
n ∑ ( logX−logXr )3
Cs=
n ( n−1 ) ( n−2 )( logX )3
Besarnya curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun adalah sebagai
berikut:
Log XT = log Xr + K.Slogx

K = faktor frekuensi untuk distribusi Log Pearson III yang besarnya


tergantung harga Cs dan Kala ulang T.

Contoh Perhitungan :
Nilai rerata :

27,251
logXr = =1,947
14

Standar deviasi :

Slogx =
√ 0,057
14−1
=0,066

Koefisien kepencengan (Cs)


−0,001
Cs= 3
=−0,0180
14 ( 14−1 ) (14−2 )(0 ,102 )

Besar curah hujan rancangan dengan periode ulang 2 tahun


XT = anti log (1,947 + 0,066*-01,008) = 88,456 mm
7
Tabel II-6.Analisis distribusi frekuensi metode Log Pearson tipe III
Hujan Maksimum
Hujan Maks Log Pearson Tipe III
X (mm) Log X (Log X-Log Xrt)2 (Log X-Log Xrt)3
107.600 2.032 0.00727 0.00062
107.000 2.029 0.00687 0.00057
106.500 2.027 0.00653 0.00053
100.850 2.004 0.00327 0.00019
98.350 1.993 0.00214 0.00010
92.650 1.967 0.00041 0.00001
89.050 1.950 0.00001 0.00000
88.500 1.947 0.00000 0.00000
85.300 1.931 0.00024 0.00000
81.850 1.913 0.00112 -0.00004
78.150 1.893 0.00287 -0.00015
74.200 1.870 0.00579 -0.00044
73.950 1.869 0.00602 -0.00047
67.100 1.827 0.01435 -0.00172
1251.050 27.251 0.05690 -0.00081
n 14
Jumlah Log 27.251
Log Xrt 1.947
S (Log X-Log Xrt)2 0.057
3
S (Log X-Log Xrt) -0.001
S Log X 0.066
Cs -0.0180
Kurtosis -1.008

Sumber : Hasil Perhitungan

Persamaan Log_Pearson tipe III


Persamaan Log-Pearson Tipe III

Log X = Log Xrt + k. S + k


Log X
*
Log X = 1.95 0.066
CH. RANCANGAN METODE LOG-PEARSON TIPE III
Log XT
T (thn) k XT (mm) Peluang (%)
(mm)
2 0.003 1.947 88.456 50.000
5 0.841 2.002 100.499 20.000
10 1.280 2.031 107.455 10.000
25 1.745 2.062 115.338 4.000
50 2.044 2.082 120.723 2.000
100 2.313 2.100 125.759 1.000
200 2.559 2.116 130.569 0.500
1,000 3.064 2.149 141.007 0.100
20.00 1.590 2.052 112.648 5.000

8
Sumber : Hasil Perhitungan

5. Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi


Uji kesesuaian distribusi frekuensi dilakukan dengan beberapa metode yaitu antara
lain sebagai berikut :
A. Metode Smirnov-Kolmogorov
Pemerikasaan uji kesesuaian ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran
hipotesa distribusi frekuensi.
Dengan pemeriksaan uji ini akan diketahui beberapa hal, seperti :
 Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan
atau yang diperoleh secara teoritis.
 Kebenaran hipotesa, diterima atau ditolak.

Hipotesa suatu rancangan awal adalah merupakan perumusan sementara mengenai


sesuatu hal yang dibuat dan untuk menjelaskan hal itu diperlukan adanya
penyelidikan.

Adapun uji tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


a) Data curah hujan maksimum harian rerata tiap tahun disusun dari besar ke kecil,
b) Probabilitas dihitung dengan persamaan Weibull sebagai berikut :
m
P= x 100 %
n+1
dimana :
P =probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang telah disusun
n =banyaknya data
c) Plot data hujan Xi dan probabilitas
d) Plot persamaan analisis frekuensi yang sesuai.
Adapun jenis-jenis distribusi yang digunakan ialah sebagai berikut :
1. A. Distribusi Log Pearson III
Hasil perhitungan Uji SmirnovKolmogorov untuk distribusi Log Pearson
selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel II-8 berikut ini :
Tabel II-8. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Pearson III
Ranking
Data Log data Pro. Empiris K Prob. Teoritis Delta P
Data
(m) (mm) (mm) (%) (%) (%)
1 107.600 2.032 6.667 1.29 9.886 3.219
2 107.000 2.029 13.333 1.25 10.634 2.699
3 106.500 2.027 20.000 1.22 11.334 8.666
4 100.850 2.004 26.667 0.86 19.480 7.187
5 98.350 1.993 33.333 0.70 25.081 8.252
6 92.650 1.967 40.000 0.31 39.113 0.887
7 89.050 1.950 46.667 0.05 48.428 1.761
8 88.500 1.947 53.333 0.01 49.884 3.449
9 85.300 1.931 60.000 -0.24 58.614 1.386
10 81.850 1.913 66.667 -0.51 68.217 1.550
11 78.150 1.893 73.333 -0.81 78.977 5.643
12 74.200 1.870 80.000 -1.15 86.955 6.955
13 73.950 1.869 86.667 -1.17 87.449 0.783

9
14 67.100 1.827 93.333 -1.81 95.863 2.529

Sumber : Hasil Perhitungan


Parameter statistik aritmatik :
> Rata-rata = 1.947
> Std. Deviasi = 0.066
> CS = -0.018

Delta P maks (%) = 8.666


Der. Signifikan a (%) = 5
Banyak data = 14
Delta kritis (%) = 35.400

Delta P maks < Delta Hipotesa


kritis diterima

B. Distribusi E.J. Gumbel Type 1


Hasil perhitungan Uji Smirnov-Kolmogorov untuk distribusi Gumbel
selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel II-9 berikut ini :
Tabel II-9. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Gumbel
Prob.
Ranking Data Pro. Empiris K Yt T Delta P
Teoritis
Data (m) (mm) (%) (%) (%)
1 107.600 6.667 1.364 1.705 6.018 16.618 9.951
2 107.000 13.333 1.319 1.682 5.894 16.968 3.634
3 106.500 20.000 1.282 1.663 5.792 17.264 2.736
4 100.850 26.667 0.859 1.448 4.773 20.951 5.716
5 98.350 33.333 0.672 1.352 4.388 22.789 10.545
6 92.650 40.000 0.246 1.135 3.638 27.489 12.511
7 89.050 46.667 -0.023 0.998 3.243 30.840 15.827
8 88.500 53.333 -0.064 0.977 3.187 31.378 21.955
9 85.300 60.000 -0.304 0.855 2.886 34.652 25.348
10 81.850 66.667 -0.562 0.723 2.601 38.448 28.219
11 78.150 73.333 -0.839 0.582 2.336 42.813 30.520
12 74.200 80.000 -1.134 0.431 2.093 47.781 32.219
13 73.950 86.667 -1.153 0.422 2.079 48.105 38.562
14 67.100 93.333 -1.665 0.160 1.744 57.336 35.997

Parameter statistik aritmatik :


> Rata-rata = 89.361
> Std. Deviasi = 13.369
> faktor Yn = 0.510
> faktor Sn = 1.010
> k = (Yt - Yn)/Sn =
> Xt = Xrerata + k . S =

Delta P maks (%) = 38.562


Der. Signifikan a (%) = 5 Interpolasi
Banyak data = 14 0.354
Delta kritis (%) = 35.400

10
Kontrol :
Hipotesa Tidak
Delta P maks > Delta Kritis Diterima

2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Smirnov-Kolmogorov


Rekapitulasi hasil perhitungan Uji Smirnov-Kolmogorov di atas dapat dilihat
pada Tabel II-10 berikut ini.
Tabel II-10.Hasil Perhitungan Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji Smirnov - Kolmogorof
Distribusi
Dmaks.hit Dkritis Dmaks - Dkritis Hipotesa
Log Pearson III 8.666 35.400 Dmaks < Dkritis Diterima
Gumbel 38.562 35.400 Dmaks > Dkritis Ditolak
Log Normal 5.00 35.40 Dmaks < Dkritis Diterima
Normal 5.00 35.40 Dmaks < Dkritis Diterima
Sumber : Hasil Perhitungan

Dari perhitungan uji distribusi di atas didapatkan bahwa distribusi frekuensi yang
diterima adalah Log Pearson III dengan harga D maks = 8,666 lebih kecil dari D
kritis.

B. Metode Chi-Square
Dari distribusi (sebaran) Chi-Square, dengan penjabaran seperlunya dapat
diturunkan :
( Ef −Of )
X =∑
Ef
dimana :
X = harga Chi-Square
Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan, sesuai dengan
pembagian kelasnya
Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama

Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung sebagai berikut :


DK = K - (P + 1)
dimana :
DK = derajat kebebasan
K = banyaknya kelas
P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya
parameter,yang untuk sebaran Chi-Square adalah sama dengan dua
(2).
Untuk metode Chi-Square distribusi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Distribusi Log Pearson Tipe III

Hasil perhitungan Uji Chi-Square untuk distribusi Log Pearson selengkapnya


sebagaimana disajikan pada Tabel II-11 berikut ini :

11
Tabel II-11. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Pearson Type III dengan
Metode CHI SQUARE
PENGUJIAN DISTRIBUSI FREKUENSI METODE LOG PEARSON TYPE III
DENGAN METODE CHI SQUARE

Hujan Data Setelah Diurutkan


Maks. Hujan Maks.
No Tahun Harian P = m/(n+1) (%)
Tahun Harian
(mm) (mm)
1 2016 107.600 2016 107.600 9.886
2 2011 107.000 2011 107.000 10.634
3 2018 106.500 2018 106.500 11.334
4 2022 100.850 2022 100.850 19.480
5 2014 98.350 2014 98.350 25.081
6 2020 92.650 2020 92.650 39.113
7 2012 89.050 2012 89.050 48.428
8 2015 88.500 2015 88.500 49.884
9 2017 85.300 2017 85.300 58.614
10 2008 81.850 2008 81.850 68.217
11 2013 78.150 2013 78.150 78.977
12 2019 74.200 2019 74.200 86.955
13 2021 73.950 2021 73.950 87.449
14 2010 67.100 2010 67.100 95.863

Probabilitas Oi Ei Oi - Ei (Ef-Of)2/Ei
P < 25.0 4 4 0.000 0.000
25.0 < P < 50.0 4 6 -2.000 0.667
50.0 < P < 75.0 2 2 0.000 0.000
75.0 < P < 100.0 4 2 2.000 2.000
14 14 2.667

Chi - square
2.667
hitung =
dk = 2
Chi - square kritis
5.991
=
Chi - square hitung < Chi - square kritis Hipotesa diterima

Sumber : Hasil Perhitungan

12
2. Distribusi Gumbel

Hasil perhitungan Uji Chi-Square untuk distribusi Gumbel selengkapnya


sebagaimana disajikan pada Tabel II-12 berikut ini :

Tabel II-12. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Gumbel


PENGUJIAN DISTRIBUSI FREKUENSI METODE E.J. GUMBEL TYPE I

Data Setelah Diurutkan


Hujan Maks.
No Tahun Tahu Hujan Maks. Pteoritis
Harian
n Harian
1 2016 107.600 2016 107.600 16.62
2 2011 107.000 2011 107.000 16.97
3 2018 106.500 2018 106.500 17.26
4 2022 100.850 2022 100.850 20.95
5 2014 98.350 2014 98.350 22.79
6 2020 92.650 2020 92.650 27.49
7 2012 89.050 2012 89.050 30.84
8 2015 88.500 2015 88.500 31.38
9 2017 85.300 2017 85.300 34.65
10 2008 81.850 2008 81.850 38.45
11 2013 78.150 2013 78.150 42.81
12 2019 74.200 2019 74.200 47.78
13 2021 73.950 2021 73.950 48.11
14 2010 67.100 2010 67.100 57.34

Jumlah dari P teoritis


(Ef-Of)2/
Probabilitas Oi Ei Oi - Ei
Ei
P < 25.0 5 6.00 -1.000 0.167
25.0 < P < 50.0 8 4.00 4.000 4.000
50.0 < P < 75.0 1 2.00 -1.000 0.500
75.0 < P < 100.0 0 2.00 -2.000 2.000
14 14.00 0.000 6.667
EI Ditentukan sendiri tidak boleh desimal dibagi 4 intinya harus habis
Chi - square hitung = 6.667
dk = 2
Chi - square kritik = 5.991
Kontrol
:
Chi - square hitung > Chi - square kritik Hipotesa tidak diterima

Sumber : Hasil Perhitungan

13
3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Chi-Square
Rekapitulasi hasil perhitungan Uji Chi-Square di atas dapat dilihat pada Tabel II-
13berikut ini.

Tabel II-13. Hasil Perhitungan Uji Chi-Square


Uji Chi - Square
X hitung
2
X kritis
2
X2hitung - X2kritis Hipotesa
2.67 5.99 X2hitung < X2kritis Diterima
6.67 5.99 X2hitung > X2kritis Ditolak
1.00 5.99 X2hitung < X2kritis Diterima
1.00 5.99 X2hitung < X2kritis Diterima
Sumber : Hasil Perhitungan

Dari perhitungan uji distribusi di atas didapatkan bahwa distribusi frekuensi yang
diterima adalah Log Pearson III dengan harga X 2 hitung = 6,67 lebih besar dari
X2kritis.
Dari empat jenis distribusi di atas yang telah di uji dengan uji Smirnov-
Kolmogorov dan uji Chi-Square diambil harga Dmaks terkecil dalam hal ini
adalah distribusi Log Pearson III yang mempunyai harga Dmaks terkecil.

Dimana dari tabel diatas terlihat bahwa Distribusi Log Pearson III dapat dipakai
untuk semua jenis sebaran data. Sehingga diambil kesimpulan bahwa untuk
perhitungan selanjutnya menggunakan distribusi Log Pearson III

4. Penentuan Curah Hujan Rancangan


Curah hujan rancangan adalah besarnya curan hujan dengan kala ulang tertentu
yang digunakan sebagai dasar penentuan debit banjir rancangan dengan periode
ulang yang sama. Dari hasil uji distribusi frekuensi diketahui bahwa distribusi
frekuensi yang sesuai adalah Distribusi Frekuensi Log Pearson III. Hasil
perhitungan curah hujan rancangan untuk berbagai periode ulang dapat dilihat
pada Tabel II-14.

Tabel II-14.Curah Rancangan Metode Log-Pearson Tipe III


T (thn) Log XT (mm) XT (mm)
2 2.08 88.46
5 2.28 100.50
10 2.61 107.46
25 3.60 115.34
50 5.25 120.72
100 8.56 125.76
200 15.18 130.57
1,000 68.11 141.01
20.00 3.27 112.65
Sumber : Hasil Perhitungan

Dari hasil tabel diatas dapat ditentukan untuk kala ulang 25 tahun maka curah hujan
rancangan (R24) yang dipakai adalah 115,34 mm.

B. Perhitungan Debit Rancangan


14
1. Perhitungan Debit Air Hujan
Perhitungan debit air hujan menggunakan Metode Rasional, dengan tahapan
perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan koefiisien limpasan (C)


Koefisien pengaliran adalah koefisien yang besarnya tergantung pada kondisi
permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, dan lamanya hujan di daerah
pengaliran. Besarnya angka koefisien pengaliran pada suatu daerah dapat dilihat
pada Tabel berikut:

Tabel II-15.Harga Koefisien Pengaliran (Run Off)


Jenis Muka Tanah / Tata Guna Tanah Koefisien Pengaliran
o Rerumputan
 Tanah Pasir, datar, 2% 0,05 – 0,10
 Tanah Pasir, rata-rata, 2 -7% 0,10 – 0,15
 Tanah Pasir, curam 0,15 – 0,20
 Tanah Gemuk, datar, 2% 0,13 – 0,17
 Tanah Gemuk, rata-rata, 2-7% 0,18 – 0,22
 Tanah Gemuk, curam, 7% 0,25 – 0,35
o Perdagangan/Pertkoan
 Pusat Kota 0,75 – 0,95
 Pinggiran 0,50 – 0,70
o Rerumputan
 Kepadatan 20 rumah/ha 0,25 – 0,40
 Kepadatan 20 – 60 rumah/ha 0,40 – 0,70
 Kepadatan 60 – 160 rumah/ha 0,70 – 0,80
o Industri
 Daerah Ringan 0,50 – 0,80
 Daerah Berat 0,60 – 0,90
o Pertamanan, kuburan 0,10 – 0,25
o Tempat bermain 0,20 – 0,35
o Halaman K.A 0,20 – 0,40
o Daerah tak dikerjakan 0,10 – 0,30
o Jalan
 Beraspal 0,70 – 0,95
 Beton 0,80 – 0,95
 Batu 0,75 – 0,85
o Untuk berjalan dan naik kuda 0,75 – 0,85
o Atap 0,75 – 0,95

Contoh Perhitungan Koefisien Pengaliran (saluran 1) :


Tata guna tanah :
-70 % pemukiman padat
-30 % sekolah
C=(0 ,75 x 70 %)+(0 ,65 x 30 %)=0 , 72

15
Tabel II-16. Koefisien pengaliran pada saluran
Koefisien Pengaliran (C)
Saluran C1 C2
Crata-rata
% Luas C % Luas C
1 70% 0,75 30% 0,65 0,72
2 40% 0,60 60% 0,75 0,69
2a 100% 0,60 0% 0,00 0,6
3 50% 0,60 50% 0,60 0,6
4 65% 0,60 35% 0,20 0,46
4a 70% 0,60 30% 0,20 0,48
4b 50% 0,55 50% 0,20 0,375
5 50% 0,60 50% 0,55 0,575
5a 60% 0,55 40% 0,30 0,45
5b 50% 0,60 50% 0,75 0,675
6 80% 0,55 20% 0,20 0,48
Sumber : Hasil Perhitungan

b. Perhitungan waktu konsentrasi (Tc)


Waktu konsentrasi adalah waktu yang digunakan untuk mengalirkan curah
hujan mulai dari hulu saluran sampai ke ujung DAS. Untuk persamaan waktu
konsentrasi ialah sebagai berikut:
Tc=0 , 0195. k 0, 770
Tc = Waktu konsentrasi (menit)
k = konstanta peubah

[]
0, 5
L
k=
S
L = panjang saluran (m)
S = kemiringan saluran

Contoh perhitungan (saluran 1):

[ ]
0, 5
324
k= =4475,890 
5 ,52 x 1 0−3
0,770
Tc=0,0195.4 475,890 =12,624

16
Tabel II-17. Perhitungan Waktu Konsentrasi (Tc)
L Slope Tc Tc
Saluran K
(m) (10ˉ³) (Menit) (Jam)
1 324 0.00524 4475.890 12.624 0.210
2 424 0.0072 4996.888 13.741 0.229
2a 524 0.0072 6175.399 16.175 0.270
3 624 0.0056 8338.551 20.383 0.340
4 724 0.00424 11118.742 25.439 0.424
4a 324 0.0065 4018.725 11.619 0.194
4b 424 0.0065 5259.073 14.293 0.238
5 524 0.00524 7238.784 18.280 0.305
5a 624 0.0062 7924.808 19.600 0.327
5b 724 0.0058 9506.586 22.548 0.376
6 824 0.00524 11383.127 25.903 0.432
Sumber : Hasil Perhitungan

c. Perhitungan intensitas hujan (I)


Intensitas hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan
dalam tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya
intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya. Untuk perhitungan intensitas curah hujan digunakan
rumus Mononobe :

I dihitung dengan cara :

[ ]
R 24 24 2
I= 3
24 Tc ,dimana R24 dan Tc diketahui
Contoh Perhitungan (saluran 1) :

[ ]
2
124 , 77 24 3
I= =120,456 mm/jam
24 0,215

Tabel II-18. Perhitungan Intensitas Hujan (I)

I
Saluran R24 Tc (Jam)
(mm/jam)

1 122,270 124,77 0,210


2 115,551 124,77 0,229
2a 103,649 124,77 0,270
3 88,841 124,77 0,340
4 76,642 124,77 0,424
4a 129,223 124,77 0,194
4b 112,557 124,77 0,238
5 95,531 124,77 0,305
5a 91,192 124,77 0,327
5b 83,059 124,77 0,376
6 75,723 124,77 0,432
Sumber : Hasil Perhitungan

17
d. Perhitungan debit air hujan (QAH) dalam satuan m3/detik
Perhitungan debitair hujan menggunakan metode Rasional.Metode ini banyak
digunakan untuk sungai-sungai biasa untuk daerah pengaliran yang luas, dan
juga untuk perencanaan drainase daerah pengaliran yang relatif sempit. Bentuk
umum Metode Rasional sebagai berikut :
1
Q= C . I . A=0,278. C . I . A
3,6
Q = Debit banjir maksimum (m3/detik)
C = Koefisien pengaliran / limpasan
I = Intensitas curah hujan rata-rata (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2)

Contoh perhitungan (saluran 1) :


1 3
Q= C . I . A=0,278 x 0 ,72 x 120,456 x 0,0550=1,326 m / s
3,6
Sebagai catatan, semua data sudah di konversi dengan angka 0,278 sehingga
tidak perlu lagi disamakan satuan nya.

Tabel II-19. Perhitungan Debit Air Hujan (QAH)


I QAH
2
Saluran C (mm/ A (km )
(m³/detik)
jam)
1 0,72 122,270 0,0550 1,346
2 0,69 115,551 0,0429 0,951
2a 0,6 103,649 0,0324 0,560
3 0,6 88,841 0,0642 0,951
4 0,46 76,642 0,0535 0,524
4a 0,48 129,223 0,0395 0,681
4b 0,375 112,557 0,0545 0,640
5 0,575 95,531 0,0485 0,741
5a 0,45 91,192 0,0785 0,896
5b 0,675 83,059 0,0846 1,319
6 0,48 75,723 0,0924 0,934
Sumber : Hasil Perhitungan

2. Perhitungan Debit Air Kotor


Debit air kotor ialah debit air buangan atau limbah yang telah digunakan dan
dibuang ke saluran-saluran drainase. Untuk menghitung debit air kotor ada beberapa
tahap perhitungan yang harus dilakukan yaitu :

a. Perhitungan kepadatan penduduk sesuai tahun proyeksi evaluasi.

18
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dalam satu satuan wilayah (km 2).
Untuk menghitung kepadatan penduduk suatu wilayah diperlukan persamaan
sebagai berikut :

Pt =Po ( 1+ r )t
Dimana :
Pt = jumlah penduduk pada proyeksi (t) tahun yang akan datang
Po = jumlah penduduk awal tahun perhitungan

( )
1/ t
Pt
r= −1
Po
r = laju pertumbuhan penduduk
t = jumlah tahun proyeksi

Pt
KP=
A
KP = kepadatan penduduk (jiwa)
A = luas kota (km2)

Contoh perhitungan :
Untuk mencari kepadatan penduduk tahun 2009 dan 20 tahun yang akan datang
diperlukan data-data sebagai berikut:
 Luas Kota (km2) : 4,228 km2
 Jumlah Penduduk Kota Tahun 2010 (jiwa) : 85.000 jiwa
 Jumlah Penduduk Kota Tahun 2020 (jiwa) : 99.500 jiwa

Mencari laju pertumbuhan penduduk :

( )
1/10
99.500
r= −1=0,016=1 ,6 %
85.000
Mencari jumlah penduduk tahun 2020 :
Pt =99.500 ¿jiwa

Mencari jumlah penduduk tahun 2040 :


Pt =116.474¿ jiwa
Kepadatan penduduk :
116.474
K P2020= =27.163jiwa
4,288
159.601
K P2040= =37.220jiwa
4,288
b. Perhitungan jumlah penduduk pada masing-masing daerah aliran.
Untuk menghitung jumlah penduduk pada masing-masing daerah aliran
digunakan persamaan:
Pt =KPxA DA
Dimana :
Pt = jumlah penduduk (jiwa)
ADA = luas daerah aliran (km2)

19
Contoh perhitungan jumlah penduduk pada masing-maisng daerah dengan 20
tahun proyeksi yang akan datang (saluran 1) :
Pt =37,220 x 0,0550=2047 jiwa

Tabel II-20. Perhitungan Jumlah Penduduk

Jumlah
2
Saluran KP2040 A (km ) Penduduk
(jiwa)

1 37220 0.0550 2047


2 37220 0.0429 1597
2a 37220 0.0324 1206
3 37220 0.0642 2390
4 37220 0.0535 1991
4a 37220 0.0395 1470
4b 37220 0.0545 2029
5 37220 0.0485 1805
5a 37220 0.0785 2922
5b 37220 0.0846 3149
6 37220 0.0924 3439
Sumber : Hasil Perhitungan

c. Perhitungan debit air kotor per orang.


Debit air kotor per orang dihitung dengan rumus :
QAK/orang = 0,8 x kebutuhan air bersih rata-rata

Contoh perhitungan :

Diketahui :
Kebutuhan Air Bersih Rata-rata (liter/jiwa/hari) : 180 liter/hari/jiwa
QAK/orang = 0,8 x 180
= 144 (liter/hari/jiwa) 1.67x10-6 m3/detik/jiwa

d. Perhitungan debit air kotor pada masing-masing daerah aliran dalam


m3/detik.
Untuk menghitung debit air kotor pada masing-masing daerah aliran dipakai
persamaan :
Q AK =Q AK /orang xPt
Dimana :
QAK = debit air kotor (m3/detik)
QAK/org = debit air kotor per orang (m3/detik/jiwa)
Pt = jumlah penduduk (jiwa)

Contoh perhitungan (saluran 1) :


−6 −3 3
Q AK =1, 67 x 1 0 x 2287=3 ,81 x 1 0 m /det

20
Tabel II-21. Perhitungan Debit Air Kotor

Sumber : Hasil Perhitungan


3. Perhitungan Debit Rancangan
Debit rancangan adalah penjumlahan dari debit air hujan dan debit air kotor.
Perhitungan selengkapnya sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel II-22. Perhitungan Debit Rancangan

Sumber : Hasil Perhitungan

III. ANALISA HIDROLIKA


A. Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting
Kapasitas saluran dihitung berdasarkan data teknis sistem drainase eksisting.Perhitungan
menggunakan Rumus Manning. Langkah perhitungan sebagai berikut :

Rumus kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan


Rumus Manning, karena rumus ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana tetapi
memberikan hasil yang cukup akurat.Oleh karena itu rumus ini dapat digunakan sebagai
rumus aliran seragam dalam kapasitas saluran.Berikut adalah perumusannya.
Q= A . U
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/detik)

21
A = Luas penampang saluran (m2)
U = Kecepatan aliran (m/detik)

Menghitung kecepatan (u)


Untuk menentukan kecepatan dilakukan
perhitungan dengan metode Manning :
1
U= xR 2/ 3 xSo1/ 2
n
Keterangan :
n = koefisien kekasaran dinding dan dasar saluran (=0,017)
R = Jari-jari hidrolis
So = Kemiringan dasar saluran
Rumus ; R = A/P
Keterangan :
A = Luas penampang saluran (m2)
P = Keliling basah penampang saluran (m)

Contoh Perhitungan (Saluran 1) :

Data Saluran 1 :
Kemiringan dasar saluran rata-rata(So) = 0,00524
Lebar saluran (b) = 0,612 m
Kedalaman saluran (h) = 0,739 m
Koef. Kekasaran Manning = 0,013
Kemiringan Talud = 1 : 1 (m = 1)

Luas penampang basah (trapesium) :


A = (b + (m . h)) h
= (0,612 + (1 . 0,739)) 0,739
= 0,999 m2

= b + 2h .√(1 + 𝑚2)
Keliling basah :
P
= 0,612 + 2(0,739) . √(1 + 12)
= 2,620 m

Jari – jari hidrolis :


R = A/P
= 0,999 / 2,620
= 0,358 m
Kecepatan aliran :
U = 1/n .R2/3. So1/2
= 1/0,013 . 0,3582/3. 0,005241/2
= 2,808 m/dtk
Debit kapasitas saluran (Qc):
Qc =A.U
= 0,999 x 2,808
= 2,634 m3/det

22
Selanjutnya hasil perhitungan kapasitas saluran

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III-1. Perhitungan Debit Kapasitas Saluran Eksisting


Sumber : Hasil Perhitungan

B. Perhitungan Debit Rancangan sesuai Skema Sistem Drainase


Berdasarkan skema sistem drainase eksisting, ada beberapa saluran yang menerima debit
dari saluran yang lain. Oleh karenanya, debit rancangan pada saluran penerima menjadi
lebih besar daripada debit sesuai daerah alirannya. Perhitungan debit rancangan sistem
sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel III-2. Perhitungan Debit Rancangan sesuai Skema Sistem Drainase


Debit Evaluasi
Debit Q
No. (Qc)
Rancangan Keterangan Rancangan Keterangan
Saluran Kapa Tanda
(Qr) (Sistem)
sitas
1 1.349 2.634 Qr1 + Qr2 +Qr2a 2.865 > Tak Memenuhi
2 0.954 0.665 Qr2 0.954 > Tak Memenuhi
2a 0.562 2.050 Qr2a 0.562 < Memenuhi
3 0.955 0.670 Qr1' +Qr3 + Qr4 + Qr4a + Qr4b 5.675 > Tak Memenuhi
4 0.528 2.679 Qr4 0.528 < Memenuhi
4a 0.684 0.838 Qr4a 0.684 < Memenuhi
4b 0.643 0.826 Qr4b 0.643 < Memenuhi
5 0.744 1.932 Qr3' + Qr5 6.418 > Tak Memenuhi
5a 0.900 2.049 Qr5a 0.900 < Memenuhi
5b 1.324 0.955 Qr5b 1.324 > Tak Memenuhi
6 0.939 9.552 Qr5' + Qr5a + Qr5b + Qr6 9.582 > Tak Memenuhi
9.582
Sumber : Hasil Perhitungan

C. Evaluasi Sistem Drainase Eksisting sesuai Tahun Proyeksi


Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan Debit Rancangan Sistem dan Kapasitas
Saluran untuk masing-masing saluran. Bila Debit Rancangan Sistem lebih kecil dari
Kapasitas Saluran maka saluran tersebut Memenuhi syarat, sedangkan apabila Debit
Rancangan Sistem lebih besar dari Kapasitas Saluran maka saluran tersebut Tak
Memenuhi syarat.

23
Tabel III-3.Evaluasi Sistem Drainase Eksisting
Q Evaluasi
Rancangan Keterangan
(Sistem) Tanda

2.865 > Tak Memenuhi


0.954 > Tak Memenuhi
0.562 < Memenuhi
5.675 > Tak Memenuhi
0.528 < Memenuhi
0.684 < Memenuhi
0.643 < Memenuhi
6.418 > Tak Memenuhi
0.900 < Memenuhi
1.324 > Tak Memenuhi
9.582 > Tak Memenuhi
Sumber : Hasil Perhitungan
D. Perhitungan Desain Ulang
Setelah melihat hasil dari Evaluasi Sistem Drainase Eksisting dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar saluran tidak memenuhi syarat perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting
sehingga menyebabkan debit yang melewati saluran-saluran tersebut akan meluap. Oleh
karena itu harus dilakukan Desain Ulang untuk membuat saluran-saluran tersebut dapat
mengalirkan debit rencana yang telah dihitung. Desain ulang dilakukan untuk mengubah
atau memperbesar penampang saluran agar dapat menampung debit rancangan yang
melewati saluran tersebut. Untuk perencanaan desain ulang ditentukan dengan
persamaan-persamaan sebagai berikut:

Desain Ulang dengan Kontrol Kecepatan Maksimum & Saluran Ekonomis


Desain ulang saluran 1 (trapesium) :

Kemiringan talud = 1 : 1
m=1
h
b
b
Luas penampangb:
A = (b + m.h)h R = 0,5h
b = 2.h √ 1+m 2 – 2.m.h So = 0,00524
= 2.h √ 1+12 – 2.1.h n = 0,013
= 0,828h Umaks = 1,2 m/detik
A = (0,828h + 1 h)h
24
= 1,828h2
Mencari nilai b dan h dengan debit rancangan sistem :
Q =AxU
1 2/ 3 1/ 2
= 1,828h2 x x R x So
n
1 2/ 3 1 /2
2,865 = 1,828h2 x x 0 ,5 h x 0,00524
0,013
(2,865 x 0,013)
2 /3 1 /2
=h2 . h2 /3
(1,828 x 0 ,5 x 0,00524 )
0,447 = h8/3
 h = 1,739 m
 b = 0,828 x 0,739= 0,612 m

Luas penampang (A) :


A = 1,828 x 0,7392
= 0,999 m2
Kecepatan aliran (U) :
U = Q/A
= 2,865/0,999
= 2,868 m/detik
Kontrol : U > Umaks  Tak Aman
Karena tidak aman , maka dilakukan desain ulang dengan menggunakan kecepatan maksimum yang
diijinkan yaitu 2 m/detik.

Tabel III-4. Desain Ulang Saluran Eksisting Tanpa Perubahan Kemiringan Saluran
eksisting.
No Debit rancangan
So' h' b' A' U' Keterangan
Saluran ( Qr sistem )
1 2.865 0.00051 1.143 0.947 2.388 1.200 Aman
2 0.954 0.00053 1.111 1.248 0.778 1.225 Aman
3 5.675 0.00042 1.325 3.046 4.639 1.223 Aman
5 6.418 0.00030 1.695 1.404 5.253 1.222 Aman
5b 1.324 0.00054 1.108 1.449 1.050 1.260 Aman
6 9.582 0.00524 0.739 0.612 1.050 9.121 Aman

Umaks = 1.2 m/detik


Sumber : Hasil Perhitungan

25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan analisis hidrologi yang menggunakan data dari stasiun
pencatat curah hujan A, B, dan C dengan menggunakan panjang data 25 tahun, dengan koef.
Thissen pada stasiun A = 0,15, stasiun B = 0,20 dan stasiun C = 0,65. Dari hasil perhitungan
Rmaks diperoleh data terbesar yaitu pada tahun 2009 Rmaks = 214,600. Pada Uji Outlier dan
Inlier didapat nilai ambang atas = 175,924 dan ambang bawah = 19,496, pada distribusi
frekuensi metode Gumbel dan Log-Pearson tipe III data pada tahun 2009 dieliminasi karena
melebihi ambang atas. Data pada uji distribusi frekuensi menggunakan Uji Smirnov-
Kolmogorov dan Uji Chi-Square menunjukkan bahwa distribusi data curah hujan mengikuti
distribusi frekuensi metode Log Pearson III, dikarenakan hasil dari rekapitulasi uji
kesesuaian distribusi frekuensi menunjukan bahwa hipotesa Log Person III diterima. Dari
hasil pengujian Uji Smirnov-Kolmogorov diperoleh delta P maks = 38,562 lebih kecil dari
delta kritis 35,400 sedangkan Chi-Square hitung = 6,667 lebih besar dari Chi Square kritis =
5,991 Untuk periode ulang 25 tahun diperoleh data curah hujan rancangan (R 25) sebesar
115,34 mm dan debit rancangan (Q25).
Berdasarkan dari hasil perhitungan laju pertumbuhan penduduk didapat 2,0 %,
kemudian pada perhitungan debit rancangan menunjukan hasil perhitungan debit air hujan,
debit air kotor, dan debit rancangan. kapasitas saluran eksisting diperoleh hasil kapasitas
masing-masing saluran sebagaimana pada Tabel III-1. Selanjutnya dilakukan evaluasi apakah
kapasitas saluran-saluran tersebut masih memenuhi atau tidak memenuhi untuk mengalirkan
debit rancangan sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya. Dari hasil evaluasi diperoleh
bahwa sebagian besar saluran eksisting tidak memenuhi untuk mengalirkan debit rancangan
dan hanya ada tiga yang memenuhi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan
penggunaan lahan dan perkembangan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat sehingga laju pertumbuhan penduduk semakin tinggi, hal itu mempengaruhi
kebutuhan air bersih rata-rata setiap orang, jika kebutuhan air bersih setiap orang meningkat
otomatis jumlah (debit) air kotor pun meningkat sehingga dapat mempengaruhi estimasi
koefisien pengaliran yang sudah direncanakan tidak dapat mengantisipasi perubahan tersebut,
oleh karena itu perlu dilakukan desain ulang pada saluran drainase. Sedangkan untuk
Evaluasi Kecepatan Aliran itu sendiri semuanya Memenuhi.
Selanjutnya Desain ulang pada saluran drainase dilakukan dengan menggunakan debit
banjir rancangan yang menggunakan prinsip saluran ekonomis (best hydraulic section), dan
tetap menggunakan kemiringan dasar saluran (So) eksisting. Dari hasil perhitungan desain
ulang saluran diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semua saluran aman, yaitu aman
ketika dikontrol menggunakan kecepatan maksimum yang diijinkan (1,2 m/det lapisan
beton).

26
V. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan Sistem Drainase Saluran Eksisting di atas saya dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi Frekuensi data curah hujan yang digunakan ialah distribusi frekuensi Log
Pearson Tipe III.
2. Curah hujan rancangan yang diperoleh untuk periode ulang 25 tahun sebesar 124,77 mm.
3. Hanya ada Tiga saluran eksisting yang memenuhi untuk mengalirkan debit rancangan
yang ditentukan. Untuk itu perlu dilakukan desain ulang dengan menggunakan kriteria
saluran ekonomis dan kontrol kecepatan maksimum.
4. Hasil desain ulang dengan mempertahankan kemiringan saluran eksisting diperoleh 6
saluran sudah aman,

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas perlu dilakukan beberapa tindakan lebih
lanjut untuk menyelesaikan permasalahan genangan dan banjir di perkotaan secara
berkelanjutan, antara lain :

1. Melakukan perawatan secara berkala terhadap sistem drainase agar tidak terjadi
sedimentasi berlebihan yang dapat menghambat kinerja saluran.
2. Menerapkan SUDS (Sustainable Urban Drainge System) yang diimplementasikan pada
saluran yang ada di perkotaan agar genangan dan banjir dapat teratasi.
3. Membuat rain garden disetiap rumah penduduk agar hujan yang turun tidak langsung
melimpas, tetapi dapat tertampung di rain garden dan kemudian terinfiltrasi ke tanah.
4. Menambahkan cekungan (swale) bervegetasi sisi jalan dan melakukan pemotongan
trotoar, keduanya berfungsi untuk mengalirkan, menampung dan menyerapkan air hujan
yang ada dijalan sehingga mengurangi genangan dijalan.
5. Membuat perencanaan sistem drainase dengan mempertimbangkan aspek teknis dan non
teknis sesuai dengan perkembangan konsep dan teknologi baru.

27
DAFTAR PUSTAKA

Chow, Ven Te. 1959. Open-Channel Hydraulics, McGraw-Hill.


Chow, Ven Te. 1964. Handbook of Applied Hydrology,McGraw-Hill.
Sedyowati, Laksni, 2017, Sistem Drainase, Materi Kuliah, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Merdeka Malang
Suhardjono, 2016, Drainase Perkotaan, Buku Ajar, Jurusan Teknik Pengairan, Universitas
Brawijaya.

28

Anda mungkin juga menyukai