Makalah Kelompok 10 Bimbingan Dan Konseling
Makalah Kelompok 10 Bimbingan Dan Konseling
Makalah Kelompok 10 Bimbingan Dan Konseling
Dosen pengampu:
Gusni Dian Sari S.Pd, M.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat Rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menganalisis Kode Etik Guru
dan BK”
Kami selaku penyusun makalah ini menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang membantu kami dalam kelancaran pembuatan makalah ini baik berupa dorongan
moral maupun materi. Semoga makalah ini dapat berguna baik untuk diri kami, teman-
teman, dan semua yang membaca makalah ini.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami selaku penyusun mohon
maaf atas kekurangan dalam makalah ini. Kami berharap pembaca dapat memberikan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat memenuhi tugas yang diberikan. Terima kasih.
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pengertian Kode Etik...................................................................................................6
B. Ruang Lingkup Kode Etik Guru..................................................................................7
C. Ruang Lingkup Kode Etik BK..................................................................................11
D. Sanksi Kode Etik.......................................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun bangsa yang maju dan
beradab. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas para pendidik, baik guru
maupun konselor. Guru dan konselor memiliki peran penting dalam membentuk
karakter, pengetahuan, dan keterampilan siswa sehingga mereka dapat menjadi
generasi penerus yang unggul dan bertanggung jawab.
Kode etik menjadi pedoman penting bagi para profesional dalam bidang
pendidikan. Kode etik menetapkan norma-norma dan aturan perilaku yang harus
dipatuhi oleh guru dan konselor dalam menjalankan tugasnya. Kode etik ini bertujuan
untuk menjaga integritas dan martabat profesi, melindungi masyarakat dari tindakan
yang merugikan, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, penting
untuk memahami dan menerapkan kode etik dalam bidang pendidikan. Dengan
memahami kode etik, guru dan konselor dapat menjalankan tugasnya dengan
profesional dan bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan layanan pendidikan
yang berkualitas dan berdampak positif bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Mampu menjelaskan apa itu kode etik
2. Mampu menjelaskan ruang lingkup kode etik guru
3. Mampu menjelaskan ruang lingkup kode etik BK
4. Mampu menjelaskan Sanksi kode eti
C. Tujuan
1.Apa yang di maksud kode etik?
2.Bagaimana ruang lingkup kode etik guru?
4
3.Bagaimana ruang lingkup kode etik BK?
4.Apa contoh sanksi dari kode etik?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Hendiyat Soctopo, "Etik diartikan sebagai tata-susila (etika) atau hal-
hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan"
(Hendiyat Soetopo, dkk. 1988)
Menurut arti lain kode etik adalah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbutan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. (Rosyad, 2004)
Kode Etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kode
etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar bagi pendidik untuk
mengatur arah pendidikan terutama di dalam madrasah. Suatu kode etik
5
menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam
standart perilaku pendidik dan peserta didik.
Menurut Abkin (2006:94) kode etik merupakan suatu aturan yang melindungi
profesi dari campur tangan pemerintah, mencegah ketidaksepakatan internal dalam
suatu profesi, dan melindungi atau mencegah para praktisi dari perilaku-perilaku
malpraktik.
Kode etik adalah sistem norma atau aturan yang tertulis secara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang
salah dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Kode etik dalam bimbingan dan konseling ini dimaksudkan agar bimbingan
dan konseling tetap berjalan dalam keadaan baik dan diharapkan akan menjadi
semakin baik kedepannya. Kode etik mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak
boleh dilanggar atau diabaikan baik oleh klien maupun konselor.
6
dapun lingkup isi kode etik guru atau tugas guru dengan guru di indonesia
pada garis besarnya mencangkup dua hal yaitu preambul sebagai pernyataan prinsip
dasar pandangan terhadap posisi, tugas, dan tanggung jawab guru, dan pertanyaan
pertanyaan, rujukan teknis operasional yang termuat dalam Sembilan batang
tubuhnya. Kesembilan. butir itu memuat hubungan guru atau tugas guru dengan:
7
Guru adalah suatu komponen dalam sistem pendidikan yang sangat
mempengaruhi hasil pendidikan. Hubungan guru dan murid adalah hubungan
kewibawaan. Maksudnya, bukan menimbulkan rasa takut pada murid dalam arti
murid harus patuh, akan tetapi menumbuhkan kesadaran pribadi untuk belajar.
Hubungan Guru dengan murid yang demikian adalah hubungan yang saling
mempercayai. Guru percaya kepada murid bahwa merekatidak akan berbuat yang
tidak sesuai keinginan guru,sedangkan murid menghargai kewibawaan guru.
Hasil Kongres PGRI XIII pada tanggal 21-25 November 1973 di Jakarta, kode
etik guru merupakan aturan-aturan tentang keguruan yang menyangkut pekerjaan-
pekerjaan guru dilihat dari segi asusila. Isi sari kode etik guru hasil dari kongres PGRI
XIII pada 21-25 November 1973 di Jakarta, adalah sebagai berikut:
8
4. Guru harus mampu membuat program pengajaran sesuai dengan kondisi dan
situasi peserta didiknya. Guru harus menerapkan kurikulum secara benar
sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan anak didk masing-masing anak
didiknya.
5. Guru mengadakan komunikasi, terutama dengan memperoleh informasi dari
peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar kehidupan sekolah dengan
memelihara hubungan baik dengan orang tua murid guru harus mengadakan
komunikasi dan hubungan baik dengan peserta didik agar tercipta suasana
yang aman, nyaman, dan menyenangkan
6. Guru menciptakan suasana kehidupan dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid untuk kepentingan peserta didik.
7. Guru harus mempunyai rasa hubungan kekeluragaan serta selalu menjalin
silaturahmi dengan orang tua peserta didik, agar tercipta suatu dimensi
kekeluargaan.
8. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolah
maupun dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
Sesuai dengan tri pusat pendidkan, masyarakat serta bertanggung jawab atas
pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mampu menjalin
silaturahmi dengan dengan elemen masyarakat, agar dapat menjalankan tugas
sebagai proses belajar mengajar.
9. Guru harus mampu selalu meningkatkan mutu profesinya. Dalam rangka
meningkatkan layanan kepada masyarakat, guru harus senantiasa
meningkatkan mutu profesinya. Hal ini sangat penting karena baik atau
tidaknya layana akan berpengaruh kepada citra guru sendiri sebagai tenaga
pengajar.
10. Guru menciptakan dan membangun hubungan silaturahmi antar sesama guru.
Kerja sama dan hubungan anatar guru di lingkungan tempat kerja merupakan
upaya yang sangat penting, sebab pembinaan kerjasama anatarguru di
lingkungan dan peningkatan mutu profesi guru secara kelompok. Dengan
membina hubungan yang baik antar sesamaguru di lingkungan tempat kerja
dapat meningkatkan kelancaran mekanisme kerja dan peningkatan mutu
profesi guru secara kelompok.
11. Guru secara bersam-sama memelihara, membina, dan peningkatan mutu
organisia guru professional sebagai sarana pengabdian. Untuk meningkatkan
9
sarana pengabdian, organisasi PGRI harus dipelihara, dibina, dan mutu serta
kekompakannya.
12. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakansanaan
pemerintah di bidang pendidikan.
1. Agar mempunyai dan memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam
melaksanakan tugasnya sehingga terhindar penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab pada profesinya.
3. Agar Profesi guru terhindar dari perpecahan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kinerja masyarakat sehingga
jasa profesi guru diakui oleh masyarakat sebagai profesi yang membantu
dalam mencerahkan bangsa dan mengembangkan diri.
5. Agar Profesi guru terhindar dari campur tangan pofesi lain dan pemerintah
secara kurang professional
10
a. Nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan dan wawasan dalam bidang
Bimbingan dan Konseling,
b. Memperoleh pengakuan atas kemampuan dan kewenangan sebagai Konselor.
1. Hubungan Konseling.
2. Kerahasiaan, komunikasi pribadi dan privasi.
11
3. Tanggung jawab professional.
4. Hubungan dengan profesional lain.
5. Evaluasi, penilaian, dan interpretasu.
6. Penelitian dan publikasi.
7. Pemecahan masalah etika.
1. Konselor harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang
sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya,
karena itu pembimbing tidak diizinkan untuk mencampuri wewenang serta
tanggung jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya.
2. Seorang konselor harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam klien. Jadi di dalam
menghadapi klien
12
3. Seorang konselor tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin akan menimbulkan hal-hal yang
tidak baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.
4. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan ataupun di
luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling.
5. Pembimbing haruslah selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang
memerlukan pengabdian sepenuhnya.
13
o Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai
dengan masalah konseli atau sebaliknya tidak melakukan referal meskipun
kasus klien di luar kewenangannya
14
organisasi profesi yang mempunyai pengaruh terhadap kelancaran karir
profesinya.
15
d. Pencabutan lisensi bagi yang berpraktik mandiri atau dikeluarkan dari
lembaga tempat ia bekerja.
e. Apabila terkait dengan permasalahan hukum kriminal maka akan
diserahkan pada pihak yang berwenang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik dalam pendidikan merupakan pedoman bagi para profesional seperti
guru dan konselor untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas dan
bertanggung jawab. Kode etik ini mengatur berbagai aspek perilaku profesional,
mulai dari hubungan dengan siswa, orang tua, dan rekan sejawat, hingga penggunaan
informasi dan praktik profesional. Tujuannya adalah untuk menjaga martabat profesi,
melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan, dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Pelanggaran kode etik dapat berakibat sanksi moral dan organisasi,
seperti teguran, surat peringatan, pencabutan keanggotaan, atau bahkan pencabutan
lisensi. Penerapan kode etik yang ketat dan konsisten sangat penting untuk
membangun kepercayaan publik terhadap profesi pendidikan dan memastikan bahwa
pendidikan berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi semua pihak.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
AS, Uman Suherman. 2007. "Kompetensi dan Aspek Etik Profesional Konselor Masa
Depan". Educationist, 1 (1).
Hendiyat Soetopo.dkk. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Kartadinata, Sunaryo. 2011. Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling sebagai Upaya
Pedagogis. Bandung: UPI Press.
Ondi Saondi & Aris Suherman 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama.
Rosyad, Ahmad Faizur. 2004. Mengenal Alam Suci, menapak Jejeak Al-Ghozali Tasawuf.
Filsafat dan Tradisi. Yogyakarta: Kutub.
Sholihin, dkk. 2003. Akhlak Taswuf: Manusia Etika dan Makn Hidup. Bandung: Penerbit
Nuansa.
Sudarno, dkk. 1989. Administrasi Supervisi Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
17