BAB II PKL Jalan New

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Ariaputra Dwi Prima adalah adalah Perusahaan Pelaksanaan Konstruksi
berbentuk Perusahaan Terbuka (PT). PT. Ariaputa Dwi Prima beralamat di Jl. P.H
Husin II Ko. Acisa Permai No. 3 RT/RW 001/002 Kelurahan Bangka - Belitung
Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara Kabupaten Kota Pontianak.
PT. Ariaputra Dwi Prima adalah Badan Usaha berpengalaman yang
mengerjakan proyek nasional dan PT. Ariaputra Dwi Prima saat ini memiliki
kualifikasi . PT. Ariaputra Dwi Prima dapat mengerjakan proyek-proyek dengan
sub klasifikasi : Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam,
dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya. Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Jalan
Raya (kecuali jalan layang), jalan, rel kereta api, dan landas pacu bandara. Jasa
Pelaksana Konstruksi Pekerjaan Jembatan, Jalan Layang, Terowongan dan
Subways. Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Perpipaan Air Minum Lokal.
Adapun bidang usaha perusahaan adalah menangani proyek - proyek yang
meliputi:
1. Menyelenggarakan usaha dalam bidang jasa pemborongan/kontraktor
termasuk kontraktor bangunan, gedung, developer, jalan, jembatan,
pembangunan infrastruktur.
2. Perencanaan, pembangunan, pengembangan :
a. Gedung.
b. Perkantoran.
c. Pertokoan.
Sampai saat ini, PT. Ariaputra Dwi Prima memiliki 7 pengalaman pekerjaan
proyek adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai Arung Parak 02 April 2012
- 22 September 2012.
2. Pembangunan Jalan Baru Putussibau - Nanga Era 15 Agustus 2012 - 29
Oktober 2012.
3. Pembangunan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai Arung Parak 25 Maret 2013
- 05 Oktober 2013.
4. Pembangunan Jalan Poros dan Lingkungan Desa 28 Juni 2013 - 24 Desember
2013.
5. Pelebaran Jalan Nanga Semanggut - Batas Kota Putussibau I 05 Mei 2014 - 16
Desember 2014.
6. Pembangunan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai Pagar mentimun 0,440 KM
Kabupaten Ketapang 19 Mei 2015 - 19 Desember 2015.
7. Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Perpipaan Kawasan Roban Singkawang
23 Juni 2015 - 23 November 2015.

Berikut adalah struktur organisasi PT. Ariaputra Dwi Prima :

Sumber : PT. Ariaputra Dwi Prima, 2024


Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Ariaputra Dwi Prima
2.2 Data Kegiatan
2.2.1 Data Umum Proyek

Program Proyek : Penyelenggaran Jalan


Paket Proyek : Peningkatan Jalan Tanjung - Marau
Lokasi Proyek : Kecamatan Tanjung-Marau
Sumber Dana : APBD Provinsi TA. 2024
Panjang Jalan Efektif : 4.004 m
Tahun Anggaran : 2024
No Kontrak : 620/05/SP/TJG-MRU/PUPR-B/2024
Nilai Kontrak : Rp. 18.732.529.000,00
Tanggal Kontrak : 23 Mei 2024
Waktu Pelaksanaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
Waktu Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari
Kalender
Periode Kontrak : 23 November 2024
Konsultan Pengawas : PT. Askon Multi Jasa JO
CV. Zenta Multi Prakarsa
Kontraktor : PT. Ariaputra Dwi Prima

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024


Gambar 2.2 Papan Nama Proyek
2.2.2 Data Teknis Proyek

Jenis Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan


Status Jalan : Jalan Provinsi
Panjang Jalan : 4004 m
Timbunan Lapis Pondasi Tanah Semen
Lebar : 8m
Tebal : 0,30 m
Soil Cement (LFTS)
Lebar : 6m
Tebal : 0,30 m
Laston Lapis Aus (AC-WC)
Lebar : 5m
Tebal : 0,08 m

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024


Gambar 2.3 Typical Peningkatan Jalan Tanjung - Marau
2.3 Lokasi Proyek
Proyek ini terletak di Jalan Tanjung - Marau di Dusun . Proyek ini dilakukan
antara ruas Jalan Tanjung dan Kecamatan Marau dengan panjang jalan 4 km mulai
dari STA 0+800 s/d STA 11+200. Pelaksana dari proyek ini adalah PT. Ariaputra
Dwi Prima, dengan waktu pelaksanaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
Kalender. Adapun jarak yang dapat ditempuh dari Ketapang – Marau, Kabupaten
Ketapang sejauh ± 143 km dengan waktu tempuh rata-rata selama 4 jam 25 menit.

PENINGKATAN JALAN

TANJUNG - MARAU

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024


Gambar 2.4 Lokasi Proyek
Sketsa Lokasi Proyek Peningkatan Jalan Tanjung - Marau

Sumber : PT. Ariaputra Dwi Prima


Gambar 2.5 Sketsa Lokasi

2.4 Struktur Organisasi


Proyek konstruksi pada Peningkatan Jalan Tanjung – Marau dengan No.
Kontrak: 620/05/SP/TJG-MRU/PUPR-B2024 tentunya melibatkan berbagai unsur
yang bekerja secara bersama-sama dengan tujuan yang sama sehingga proyek dapat
berjalan sesuai dengan perencanaan. Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek konstruksi antara lain:
1. Pemilik Proyek (Owner)
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
4. Konsultan Pengawas
5. Kontraktor Pelaksana
Sumber: PT. Ariaputra Dwi Prima
Gambar 2.6 Skema Hubungan Kerja Secara Hukum

2.4.1 Pemilik Proyek (Owner)


Menurut UU No. 18 Tahun 1999, Pemilik Proyek adalah orang perorangan
atau badan usaha yang diberi kuasa secara hukum untuk bertindak mewakili
kepentingan pengguna jasa/ pemilik proyek secara penuh atau terbatas dalam
hubungannya dengan penyedia jasa (konsultan perencana, pengawas, dan
pelaksana/kontraktor).
Berikut hak dan kewajiban pemilik proyek antara lain:
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak
penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang telah direncanakan
dengan cara menunjuk atau menempatkan suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
8. Menerima dan megesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang di kehendaki.
Wewenang pemilik proyek antara lain:
1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal
diluar kontrak yang ditetapkan.
Adapun tugas dan tanggung jawab pemilik proyek antara lain :
1. Mengadakan perjanjian kerja dengan konsultan perencana, pengawas dan
pelaksana (kontraktor) serta menandatangani naskah serah terima.
2. Membentuk panitia tender yang bertugas membantu pimpinan proyek dalam
menentukan konsultan perencana atau pngawas serta pelaksana proyek.
3. Memutuskan pemenang tender yang di usulkan oleh panitia tender.
4. Menunjuk konsultan perencana untuk gedung yang dibangun.
5. Bertanggun jawab atas selesainya proyek sesuai dengan ketentuan perjanjian
yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
6. Menyetujui dan menetapkan pembayaran bertahap sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan.
7. Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpin baik dari segi fisik
maupun keuangan.

2.4.2 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Pejabat Pembuat Komitmen atau yang biasa disingkat PPK dalam dunia
pengadaan barang dan jasa adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk pengambil keputusan atau melakukan tindakan yang dapatmengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah (Pasal 1 angka 10
Perpres No.16 Tahun 2018). PPK dapat dijabat oleh pejabat struktural ataupun
fungsional dengan tugas/kewenanngan dalam sebuah jabatan ASN.
Personil kegiatan pengadaan sendiri antara lain PA/KPA, PPK, Unit
Layanan Pengadaan, Panitia Pengadaan, Pejabat Pengadaan dan Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan. Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah menjadi Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebabkan adanya perubahan
tugas Perjabat Pembuat Komitmen. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
pembahasan tugas pokok dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan
Perpres No. 16 Tahun 2018.
Tugas Pokok dan Wewenang PPK antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan Pengadaan
PPK harus tahu apa saja kegiatan kantor yang menjadi tanggung jawabnya
serta membuat perencanaan bagaimana kegiatan tersebut berjalan dengan
lancar. Perencanaan tersebut bisa jadi memuat rancangan perjalanan dinas,
pengadaan barang modal dan infrastruktur pendukung, penetapan tim
pelaksana, dll yang sekiranya diperlukan untuk mencapai output pekerjaan
yang optimal.
2. Menetapkan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
PPK dituntut untuk memahami dan menguasai berbagai lintas disiplin ilmu
meskipun sangat jauh dari bidang keilmuan yang ia kuasai. Karena terkadang
pengeluaran negara tidak memiliki korelasi dengan bidang keahliannya
sendiri. Jangan heran, banyak PPK yang dulunya adalah lulusan ekonomi
atau sosial tetapi harus berkutat dengan spesifikasi teknis dan Kerangka
Acuan Kerja Paket Proyek Bangunan. Ini merupakan bentuk dari
konsekuensi jabatan PPK itu sendiri.
3. Menetapkan Rancangan Kontrak
PPK harus siap mengambil keputusan-keputusan dalam menetapkan
rancangan kontrak pengadaan barang/jasa dengan berbagai pertimbangan
yang tentunya akan berdampak ke dalam proses pengadaan itu sendiri.
4. Menetapkan HPS
PPK harus menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk masing- masing
pengadaan yang akan dijalankan yang pastinya ia wajib tahu kenapa uang
tersebut harus keluar dan apakah uang tersebut memang layak dijadikan
sebagai pengeluaran negara.
5. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia
PPK harus mengetahui setiap akun pengeluaran negara dan memastikan hal-
hal apa saja yang bisa dipertanggungjawabkan di akun tersebut.
6. Mengusulkan Perubahan Jadwal Kegiatan
PPK harus mengerti dengan kondisi barang/jasa yang menjadi tanggung
jawabnya. Ia harus memutuskan apakah sebuah pengadaan membutuhkan
perubahan jadwal kegiatan atau tidak agar proses pengadaan bisa selesai
sesuai dengan target.
7. Menetapkan tim pendukung.
8. Menetapkan tim atau tenaga ahli.
9. Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
PPK harus menyatakan untuk menerima/menyetujui jika pekerjaan
pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh Penyedia melalui SPPBJ (Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa) berdasarkan Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP).
10. Mengendalikan Kontrak
PPK juga wajib mengendalikan jalannya sebuah kontrak serta terus
mengawasi proses pengadaan barang dan jasa hingga barang tersebut
diterima negara dalam kondisi yang seharusnya.
11. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA.
12. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan
berita acara penyerahan.
13. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan.
14. PPK harus mengawasi kualitas dari kinerja rekanan (vendor) pada setiap
proses pengadaan barang/jasa.
15. Menilai kinerja Penyedia.
2.4.3 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Tugas PPTK dan PPK ini selalu menjadi perdebatan setiap kali diskusi atau
even diklat pengadaan barang/jasa di daerah. Peranan dan tugas Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan telah diperbaharui dengan diterbitkannya PP 12 tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan PMDN (Penanaman Modal Dalam
Negeri) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Salah satu kuasa pengelolaan keuangan daerah adalah PPTK. PPTK
merupakan Pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) yang menduduki jabatan
struktural yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) untuk melaksanakan atau membantu tugas-tugas PA/KPA dalam
rangka pengambilan keputusan terkait dengan pengeluaran beban belanja daerah.
PPTK saat ini memiliki 1 tugas baru berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 12 Tahun 2019, yakni kewenangan tentang PPTK melaksanaan tugas
Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Klausul
PPTK ini muncul hanya untuk pemerintah daerah yang didefinisikan sebagai
pejabat pada Unit SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang melaksanakan 1
(satu) atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
Sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 11 ayat 3 dan 4 Pepres Nomor 16
tahun 2018 beserta peraturan perubahannya yaitu Perpres 12 Tahun 2021, bahwa
dalam hal tidak ada penetapan PPK pada Pengadaan Barang/Jasa yang
menggunakan anggaran belanja dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah), PA/KPA menugaskan PPTK untuk melaksanakan tugas PPK, yang
meliputi:
1. Menyusun perencanaan pengadaan.
2. Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa.
3. Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
4. Menetapkan rancangan kontrak.
5. Menetapkan HPS.
6. Menetapkan besaran uang muka ‘yang akan dibayarkan kepada Penyedia.
7. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan.
8. Mengendalikan kontrak.
9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan.
10. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/ KPA.
11. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan
berita acara penyerahan.
12. Menilai Kinerja Penyedia.

2.4.4 Konsultan Pengawas


Pengertian dari konsultan pengawas atau manajemen konstruksi adalah semua
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal
sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu,
biaya dan mutu. Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah sebagai beriku:
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan (progress work).
4. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.
Adapun tugas dan wewenang masing-masing personil untuk konsultan
pengawas adalah sebagai berikut:
1. Supervision Engineer

Merupakan pihak atau orang yang melakukan pengawasan dan pengendalian


kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain dan persyaratan dalam spesifkasi
teknis sebagai dasar pencapaian prestasi pekerjaan. Adapun tangung jawab bagian
Supervision Engineer adalah sebagai berikut :
a. Mengikuti petunjuk-petunjuk, prosedur dan persyaratan yang telah
ditentukan, terutama sehubungan dengan inspeksi secara teratur ke paket
pekerjaan untuk melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan
melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan di dalam dokumen
kontrak fisik.
b. Mengikuti Rapat Pra Construction Meeting (PCM) serta pelaksanaan
Survey Kondisi Lapangan dan Rekayasa Lapangan untuk menentukan
detail pelaksanaan selama periode mobilisasi kontraktor serta memeriksa
dan menandatangani Rencana Kerja (Time Schedule), jadwal pengadaan
bahan / peralatan dan personil yang diajukan oleh kontrkator sebelum
mendapat persetujuan dari SNVT (Satuan kerja Non Vertikal Tertentu)
Pembangunan dan Pemeliharaan / Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan terhadap analisa hasil test
material / bahan, termasuk usulan komposisi campuran (JOB Mix
Formula), baik untuk pekerjaan beton, aspal, tanah, agregat, dan soil
cement apabila ada, serta memberikan rekomendasi atas persetujuan dan
penolakan usulan tersebut.
d. Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan
(Rejection) atas material dan produk yang diusulakan oleh kontraktor
sesuai dengan Spesifikasi Teknik.

2. Health Safety Environment

Health, Safety, and Environment (HSE) adalah sistem yang mengatur dan
menjamin kesehatan, keselamatan, dan pengelolaan lingkungan di tempat kerja.
Adapun tangung jawab bagian Health Safey Environment (HSE) adalah sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi sumber atau potensi bahaya di tempat kerja.
b. Menyelenggarakan dan memelihara penerapan K3.
c. Memastikan seluruh bagian perusahaan memahami prosedur
K3 danpatuh terhadap prosedur tersebut.
d. Memastikan APD dan safety sign telah digunakan dan dipasang
sebagaimana mestinya.

3. Mat / Lab Technician


Mat./ Lab Technician bertanggung jawab kepada Supervision Engineer (SE)
dan berkedudukan di lokasi di mana kontraktor bekerja. QE bertanggung
jawab terutama atas pengendalian mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang
telah ditentukan oleh dokumen kontrak. QE harus memahami benar metode
pemeriksaan bahan, test laboratorium dan Job Mix Formula yang diisyaratkan
dalam dokumen kontrak. Adapun tangung jawab bagian Mat/Lab Technician)
adalah sebagai berikut :

a. Menyusun laporan hasil kegiatan teknisi laboratorium kepada atasan


sesuai dengan prosedur sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
b. Meminta kelengkapan bahan laboratorium kepada pihak terkait sesuai
dengan penugasan atasan.
c. Menolak permintaan data laporan hasil laboratorium yang tidak sesuai
dengan prosedur.

4. Inspector
Inpektor bertanggung jawab kepada Supervision Engineer (SE) dan
berkedudukan di lokasi dimana kontrkator bekerja. CI bertanggung jawab
terutama atas pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek design,
pengukuran volune bahan dan pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi
pekerjaan. Adapun tangung jawab bagian Inspector adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada Supervision Engineer/Chief Inspector untuk
mengawasi kualitas kontruksi dan memastikan berdasarkan basis harian
bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak,
spesifikasi, gambar-gambar kerja yang sudah disahkan oleh Supervision
Engineer.
b. Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan
transportasi ke laboratorium untuk di tes, setelah di tes Inspector harus
menginformasikan kepada kontraktor tentang hasil pengujian dan setiap
perbaikan yang dibutuhkan.
c. Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dan engineer
dengan format laporan standar dan memberitahukan kontraktor secara
tertulis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
d. Mengagambarkan kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik
(chart) yang telah disetujui.
e. Membantu Supervision Engineer dalam membuat laporan dan serah
terima sementara serta pemeriksaan kualitas di lapangan.
f. Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran dan
lain-lain) serta ketidak beresan di lapangan kepada Supervisi Engineer.

5. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang bertugas melakukan teknik riset seperti
memeriksa, mengawasi, dan mengamati suatu hal di berbagai bidang. Adapun
tangung jawab bagian Surveyor adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab terhadap semua pengukuran kuantitas dan pekerjaan
sementara serta membuat catatan untuk pengukuran perhitungan
kunatitas dan sertifikasi pembayaran untuk memastikan kontraktor
dibayar sesuai dengan kontrak.
b. Mengawasi untuk survei teknik lapangan yang dilakukan kontraktor
untuk memastikan pengukuran dengan akurat telah mewakili kunatitas
untuk pembayaran sertifikasi bulanan atau untuk pembayaran akhir
(final).
c. Membantu dan berhubungan dengan tim supervisi dalam semua hal yang
berhubungan dengan pengukuran kuantitas.
d. Menyelesaikan atau memeriksa perhitungan kuantitas kontraktor.
e. Mencatat rencana kemajuan yang terbaru dan membantu Supervisi
Engineer/Quantity Engineer dalam penyerahan data fisik dan keuangan
(finansial) pada waktu yang diperlukan.
f. Membuat laporan harian untuk kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca,
material yang datang (masuk) perubahan bentuk dan ukuran dari
pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan dan
kejadian- kejadian khusus.
g. Membuat catatan lengkap dengan peralatan, tenaga kerja.
h. Dan material yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan
atau mungkin akan menjadi pekerjaan tambahan.
i. Membantu Supervisi Engineer dalam melaksanakan dan melaporkan
serah terima pekerjaan sementara (PHO).

2.4.5 Kontraktor Pelaksana


Kontraktor merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan konstruksi dan mengolah sumber daya berupa
bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan modal, sehingga menghasilkan produk
akhir berupa konstruksi.
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syaratsyarat,
risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa

3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalamperaturan


untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian (daily report),
laporan mingguan (weekly report), dan laporan bulanan (monthly report).
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai ketetapan yang berlaku.
Adapun tugas dan wewenang masing-masing personil untuk kontraktor
pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Manajer Proyek (project manajer)
Manajer proyek merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab
terhadap tercapainya tujuan dan sasaran proyek dengan cara memimpin,
merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan sumber daya yang
ada. Adapun tugas dan wewenang Manajer Proyek (project manajer) adalah
sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan.
b. Mengumpulkan tim.
c. Mengatur komunikasi.
d. Menghitung budget.
e. Monitoring berjalannya proyek
f. Memimpin dan mengarahkan upaya perencanaan proyek.
g. Bertanggung jawab untuk mengelola proyek.
h. Mengintegrasi komponen proyek.
2. Ahli K3 Konstruksi
Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yang
membahas tentang Keselamatan Kerja, tertulis bahwa Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau Ahli K3 merupakan tenaga teknik yang memiliki
keahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja di luar Departemen
Tenaga Kerja untuk melakukan pengawasan penerapan UU Keselamatan
Tenaga Kerja. Adapun tugas dan wewenang Ahli K3 adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua ketentuan aturan perundangan yang berkaitan
denganK3 konstruksi.
b. Melakukan penilaian maupun evaluasi terhadap semua bentuk
dokumen kontrak sekaligus cara kerja penerapan konstruksi.
c. Melakukan evaluasi terhadap semua program K3 yang diterapkan di
perusahaan.
d. Melakukan penilaian terhadap semua prosedur dan petunjuk kerja
implementasi ketentuan K3.
e. Melaksanakan sosialisasi, pelaksanaan, dan pemantauan penerapan
program,cara kerja, dan petunjuk kerja K3.
3. Manajer Teknik
Seseorang yang bertanggung jawab kepada direktur atas semua aspek
operasional teknis dan kelengkapan sumber daya yang dibutuhkan untuk
memastikan bahwa mutu data hasil kalibrasi sesuai dengan kebutuhan.
Adapun tugas dan wewenang Manajer Teknik adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengujian.
b. Menandatangani sertifikat pengujian.
c. Memeriksa laporan hasil pengujian.
d. Mengesahkan instruksi kerja.
e. Mengajukan permintaan alat, personil dan material untuk
kegiatan harianproyek.
f. Mengusulkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengujian.
g. Bertanggung jawab terhadap kinerja alat.
4. Manajer Keuangan
Seorang akuntan professional yang bertanggung jawab atas kinerjakeuangan
peusahaan atau organisasi. Adapun tugas dan wewenang Manajer Keuangan
adalah sebagai berikut:
a. Memberi masukan dan nasihat kepada manajemen atau pejabat
perusahaan untuk mengambil keputusan atas pengelolaan dan
pengalokasian aset
b. Menyusun perencanaan keuangan perusahaan.
5. Ketua Peralatan
Seorang yang berperan dalam tanggung jawab atas manajemen dan
pengawasan semua peralatan yang digunakan dalam proyek konstruksi.
Adapun tugas dan tanggung jawab Kepala peralatan kontraktor adalah
sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengidentifikasi peralatan
yangdiperlukan untuk proyek.
b. Mengawasi pemeliharaan dan perawatan rutin peralatan, ini akan
memastikan bahwa peralatan dalam kondisi baik, berfungsi dengan baik,
dan aman untuk digunakan. Jika ada peralatan yang memerlukan
perbaikan atau penggantian, kepala peralatan kontraktor akan
mengkoordinasikan tindakan yang diperlukan.
c. Mengatur penyimpanan peralatan yang tidak digunakan secara aktif
dalam proyek.
d. Berkoordinasi dengan manajer proyek, insinyur lapangan, dan tim
proyek lainnya untuk memastikan peralatan yang tepat tersedia saat
diperlukan, juga akan bekerja sama dengan operator peralatan untuk
memastikan peralatan digunakan dengan benar dan sesuai dengan
persyaratan keselamatan.

6. Ketua Pelaksana
Seseorang yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan di lapangan,
apakah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati agar dapat memberikan
laporan kepada pimpinan proyek, dimana tugas dan wewenang Ketua
Pelaksanaan Lapangan sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas pengelolaan proyek konstruksi dari awal hingga
selesai. Ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan
pengendalian semua aktivitas proyek.
b. Bertanggung jawab untuk mengoordinasikan semua tim yang terlibat
dalam proyek, termasuk tim konstruksi, subkontraktor, dan pemasok. Ini
harus memastikan bahwa semua tim bekerja secara efisien dan sesuai
dengan jadwal proyek.
c. Bertanggung jawab untuk mengawasi semua aktivitas konstruksi di
lapangan, harus memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan
rencana, spesifikasi, dan standar kualitas yang ditetapkan.
d. Mengelola sumber daya proyek, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan
bahan, harus memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan tersedia
secara tepat waktu dan efisien digunakan.

7. Quantity Engineer
Quantity Engineer adalah seorang professional di bidang kontruksi yang
bertanggung jawab untuk menghitung, mengestimasi, dan mengelola jumlah
bahan, pekerjaan, dan biaya yang diperlukan untuk proyek kontruksi. Mereka
mempermainkan peran penting dalam memastikan bahwa proyek kontruksi
berjalan sesuai dengan anggaran dan waktu yang telah ditetapkan. Adapun
tugas dan wewenang Quantity Engineer sebagai berikut:
a. Menghitung perkiraan biaya keseluruhan proyek kontruksi, termasuk
biaya bahan, tenaga kerja dan peralatan.
b. Mengukur dan menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
c. Memantau pengeluaran untuk memastikan bahwa proyek sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
d. Memberikan rekomendasi tentang jenis bahan yang paling cocok untuk
proyek dengan pertimbangan efesiensi biaya dan kualitas.
e. Menyusun laporan dokumentasi, dan catatan yang akurat tentang semua
aspek kuantitas proyek.
f. Bekerjasama dengan berbagai pihak terkait proyek, seperti arsitek,
insinyu dan manajer proyek
8. Quality Engineer
Quality Engineer adalah seseorang yang bertugas menjamin pelaksanaan
pekerjaan kontraktor dilapangan sesuai dengan ketentuan yang ada dan cara
pengukuran kuantitas hasil pekerjaan kontraktor sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen kontrak, dimana tugas dan wewenang Quality Engineer
sebagai berikut:
a. Mengikuti peteujuk teknis dan nasehat dari site engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
b. Melakukan pengawasan dilapangan pada semua lokasi pekerjaan
konstruksi yang sedang dilaksanakan.
c. Membuat laporan kuantitas bahan yang digunakan secara periodik
sesuaidengan kebutuhan proyek.
d. Melaksanakan pengecekan mutu dari bahan-bahan yang dipergunakan
dalamproyek.
e. Merekomendasikan kepada pemilik proyek terhadap suatu mutu dan
kelayakan pemakaian suatu komponen dalam konstruksi proyek.
9. Logistik
Dalam struktur organisasi kontraktor, fungsi logistik memiliki peran penting
dalam menjamin kelancaran dan efisiensi operasional proyek konstruksi.
Adapun tugas dan tanggung jawab logistik dalam struktur kontraktor adalah
sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengamankan, dan
mengaturpengadaan bahan bangunan, peralatan, dan perlengkapan yang
diperlukan untuk proyek, harus memastikan bahwa semua bahan dan
peralatan tersedia secara tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan gudang atau tempat penyimpanan
untuk menyimpan bahan, peralatan, dan perlengkapan, harus mengatur
penataan gudang yang efisien, memantau stok, dan mengatur distribusi
bahan danperalatan ke lokasi proyek.
c. Mengatur transportasi bahan, peralatan, dan tenaga kerja ke lokasi
proyek, harus merencanakan rute yang efisien, mengkoordinasikan
jadwal pengiriman, dan memastikan bahwa semua barang tiba dengan
aman dan tepat waktu.
d. Bertanggung jawab untuk mengelola persediaan bahan dan peralatan.
Logistik harus memantau stok, mengatur pengiriman ulang, dan
memastikan bahwa persediaan selalu tersedia dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan proyek.
10. Drafter
Dalam struktur organisasi kontraktor, drafter memiliki peran penting dalam
menghasilkan gambar teknis dan desain detail yang diperlukan untuk proyek
kontruksi. Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab drafter dalam struktur
kontraktor adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab untuk menghasilkan gambar teknis yang rinci dan
akurat berdasarkan rencana dan spesifikasi proyek. Mereka
menggunakan perangkat lunak desain dan peralatan khusus untuk
membuat gambar arsitektur, struktur, dan instalasi yang diperlukan.

b. Bekerja sama dengan tim desain untuk menghasilkan desain detail yang
sesuai dengan persyaratan proyek. Mereka menginterpretasikan rencana
konseptual dan menghasilkan gambar teknis yang memberikan
informasi rinci tentang dimensi, material, dan spesifikasi lainnya.
c. Selama tahap perubahan dan revisi proyek, drafter bertanggung jawab
untuk memperbarui dan merevisi gambar teknis sesuai dengan
perubahan yang diperlukan. Mereka memastikan bahwa semua gambar
terkini dan sesuaidengan rencana terbaru.
d. Drafter bekerja sama dengan kepala pelaksana, manajer proyek, dan tim
lainnya dalam proyek konstruksi. Mereka berkomunikasi secara teratur
untuk memastikan bahwa gambar teknis telah disiapkan sesuai dengan
jadwal proyek dan memenuhi kebutuhan tim.
11. Admintek
Dalam struktur organisasi kontraktor, admintek atau administrasi teknis
memiliki peran penting dalam mendukung kelancaran operasional dan
administrasi proyek konstruksi. Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab
admintek dalam struktur kontraktor adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab untuk mengelola dokumen proyek, termasuk kontrak,
surat-menyurat, laporan, dan dokumen lainnya, harus memastikan
bahwa dokumen-dokumen tersebut tersimpan dengan baik, mudah
diakses, dan terorganisir dengan baik.
b. Admintek berperan dalam koordinasi administrasi antara tim proyek,
manajemen, dan pihak eksternal, memfasilitasi komunikasi dan
pertukaran informasi yang diperlukan untuk kelancaran proyek.
c. Membantu dalam pengaturan dan penjadwalan pertemuan proyek, baik
internal maupun eksternal, harus merencanakan jadwal, mengirim
undangan, dan memastikan bahwa semua pihak terkait hadir dalam
pertemuan yang relevan.
d. Bertanggung jawab untuk mengelola dan mengorganisir data proyek.

Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Peningkatan Jalan Tanjung – Marau,


Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

(Sumber : PT. Ariaputra Dwi Prima, 2024)

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

2.5 Hubungan Kerja Antara Pihak-Pihak Oganisasi


Dalam pelaksanaan setiap proyek hubungan kerja antara pihak-pihak
organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
1. Hubungan kerja secara teknis.
2. Hubungan kerja secara hukum.
2.5.1 Hubungan Kerja Secara Teknis
Secara teknis, hubungan kerja merupakan pihak-pihak yang terlibat yang
terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek antara pemilik proyek, konsultan
perencana, konsultan pengawas dan pelaksana/kontraktor terjadi suatu hubungan
yang vertikal. Dalam hal ini semua masalah teknis perencana diserahkan oleh
pemilik proyek (owner) kepada konsultan perencana. Berdasarkan penunjukan
pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis pengawasan diserahkan
kepada konsultan pengawas. Jika ada masalah teknis yang perlu dibicarakan,maka
menurut peraturan umum pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung
dengan pelaksana/kontraktor tetapi harus melalui konsultan pengawas. Dalam
pelaksanaan dilapangan konsultan pengawas berkuasa penuh untuk menegur
pelaksana/kontraktor jika pekerjaan yang dilaksanakannya bertentangan atau
menyimpang dari peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan suatu pekerjaan
bangunan atau proyek yang ada, baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan
wewenangnya. Apabila teguran-teguran tersebut tidak dipindahkan oleh
pelaksana, maka konsultan pengawas dapat menghentikan seluruh pekerjaan baik
untuk sementara waktu maupun seterusnya.
Berbeda halnya dengan konsultan perencana, ia tidak dapat menegur atau
memerintahkan pelaksana/kontraktor secara langsung di lapangan tanpa melalui
konsultan pengawas. Hal ini disebabkan karena diantara konsultan perencana dan
pelaksana/kontraktor tidak ada hubungan kerja, sebaiknya antara konsultan
perencana dan konsultan pengawas terdapat garis hubungan konsultasi.
Struktur Hubungan Kerja Secara Teknis Peningkatan Jalan Tanjung – Marau,
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

Sumber: PT. Ariaputra Dwi Prima, 2024


Gambar 2.8 Hubungan Kerja Secara Teknis
Keterangan:

= Jalur Perintah
= Jalur Konsultasi

2.5.2 Hubungan Kerja Secara Hukum


Sebuah pendapat lain dikemukakan oleh Ervianto 2005, secara hukum
masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan terikat dengan
kontrak, sehingga masing-masing pihak menjalankan tugasnya sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati bersama. Pelaksana dan pengawas proyek
bertanggung jawab terhadap Pejebat Pembuat Komitmen PPK keduanya saling
terkait satu sama lain, sehingga didapat hasil proyek sesuai dengan yang
direncanakan. Sama halnya dengan pelaksana dan pengawas proyek, perencana
juga bertanggung jawab terhadap Pejabat Pembuat Komitmen PPK.
Dalam hubungan kerja secara hukum, masing-masing pihak mempunyai
kedudukan yang terikat secara hukum (kontrak). Masing-masing pihak dalam
melaksanakan tugas haruslah sesuai dengan kedudukannya dan tidak boleh
menyimpang dari kontrak.
2.6 Tenaga Kerja
Pada pelaksanaan proyek konstruksi ini, kontraktor menunjukan langsung
seorang kepala tukang untuk mengatur para tukang dan pekerja dalam bekerja.
Kepala tukang secara langsung bertanggung jawab kepada kontraktor terhadap
segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerja. Untuk kelancaran kerja,
kontraktor menempatkan seorang pengawas yang bertugas mengawasi setiap
pekerjaan dan kebutuhan bahan bangunan.
Saat suatu pekerjaan sedang tinggi kuantitasnya, pekerja akan lebih
difokuskan pada pekerjaan tersebut. Penginapan untuk pekerja dari luar daerah
disediakan dilokasi proyek oleh kontraktor. Kegiatan pekerjaan proyek
dilaksanakan menurut keahliannya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai