Tugas 3 PDGK4505

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL III

NAMA : CINDRAWATI SISKA HAMID

NIM : 856318673

TUGAS 3 : PEMBAHARUAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD (PDGK4505)

1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan


materi yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antara
kurikulum. Dengan pendekatan terpadu, kurikulum dirancang dapat
mengakomodasi kebutuhan siswa, mengatasi masalah sosial di antara para
siswa di kelas, dan juga memantapkan penguasaan materi pelajaran. Uraikan
latar belakang atau alasan penggunaan pembelajaran terpadu!

Jawab :

Pembelajaran akan lebih bermakna menggunakan pendekatan terpadu, karena


pembelajaran terpadu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pembelajaran terpadu
didasarkan pada tiga konsep tentang proses belajar anak yaitu anak – anak tidak
membedakan antara bidang – bidang pelajaran, anak memandang bidang mata
pelajaran sebagai sesuatu yang berkaitan secara keseluruhan. Pembelajaran
terpadu berdasarkan pada konsep bahwa berbagai mata pelajaran dapat
digunakan untuk meningkatkan belajar, pembelajaran terpadu berdasarkan
metode mengajar induktif, yang menghubungkan berbagai kegiatan dengan
topic tertentu yang di integrasikan kedalam suatu kesatuan. Pembelajaran
terpadu memungkinkan peserta didik menggunakan keterampilan –
keterampilan dalam suatu mata pelajaran dengan cara yang bermakna.

2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang


secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan
memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Uraikan hal yang terkait dengan kelebihan dan
kelemahan dari pembelajaran terpadu!
Jawab :
a. Kelebihan
Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak
dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di
mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek
kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah
menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
b. Kekurangan
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk
terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran
terpadu akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar
peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan
pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-
hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menggali dan menemukan).
Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini
sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian


ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan
materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. 5. Aspek
penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain
dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru
lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain.
Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru
berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan
tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru
itu sendiri.
SUMBER:https://text-id.123dok.com/document/dy4r4g89z-kelebihan-dan-
kekurangan-pembelajaran-terpadu-41-macam-model-metode-pembelajaran.html

3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang


mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana
dikelola oleh seorang guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya
difokuskan pada kemajuan individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap
memiliki korelasi dengan teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa tokoh.
Uraikan korelasi atau keterkaitan teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap
menurut beberapa tokoh!
Jawab :

Teori Belajar
Belajar merupakan aktivitas sadar yang dilakukan oleh setiap orang guna
menumbuh kembangkan daya keintelektualannya melalui berbagai proses yang
sifatnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan menggunakan
beberapa teori dan metode yang ada, dengan harapan setiap orang bisa
mengubah pradigmanya . kata belajar sebenarnya tidak hanya pada ruang kelas
atau di bangku perkuliahan, dimanapun yang namanya belajar dapat di
aplikasikan tanpa mengenal tempat dan waktu, belajar membaca keadaanpun
bias juga dinamakan belajar yang penting bisa membangun cakrawala berfikir.
Teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh yaitu:

- B.F. Skiner
Skinner memberikan ststemennya bahwa belajar merupakan “Tingkah laku
sebagai hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan
teorinya yaitu Operant Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam
kegiatan belajar Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau
dilakukan secara reflek, diluar kemampuan seseorang. Dalam situasi yang
demikiasn seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia akan
memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang datang. Operant
Response (Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya
dikuti oleh perangsan-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian disebut
dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang ini memperkuan
respons yang telah dilakukan oleh organisme. Prosedur pembentukan tingkah
laku dalam operant response secara sederhana adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang
akan dibentuk. Menganalisa, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-
komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. Berdasarkan urutan komponen-
komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer untuk
masing-masing komponen-komponen itu. Melakukan pembentukan tingkah laku,
dengan mengunakan urutan yang telah disusun. Kalau komponen pertama telah
dilakukan, maka hadiahnya (reinforcer) diberikan. Kemudian komponen kedua,
jika yang pertama sudah terbentuk, yang kemudian diberi hadiah pula
(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi)
- Pavlov
Dalam teorinya Pavlov menyatakan bahwa gerakan refleks itu dapat dipelajari
dan dapat berubah dengan melakukan latihan. Refleks dibagi menjadi dua
bagian, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat
(conditioned reflex). Refleks wajar, refleks yang terjadi dengan sendirinya saat
diberikan rangsang, sedangkan refleks bersyarat adalah refleks yang harus
dipelajari. Menurut teori conditioning, belajar adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions), dapat berupa latihan
yang dilakukan secara terus menerus sehingga menimbulkan reasksi
(response).
Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah terjadi
secara otomatis dan lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana
keaktifan dan pribadi seseorang tidak dihiraukan.

- Guthrie
Teori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori conditioning yang
menitikberatkan pada cara-cara atau upaya tertentu untuk mengubah kebiasaan
yang kurang baik menjadi kebiasaan yang baik. Menurut Guthrie tingkah laku
manusia itu adalah merupakan deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari
unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan respons atas rangsangan ang
terjadi sebelumnya dan menjadi rangsang berikutnya. Beberapa metode yang
disarankan Guthrie untuk mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan
adalah :
a. Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method)
Dasar pemikiran metode reaksi berlawanan adalah bahwa manusia adalah
merupakan organisme yang selalu bereaksi terhadap rangsang-rangsang.
b. Metode Membosankan (Exhaustion Method)
Hubungan asosiasi antara rangsang dengan reaksi pada tingkah laku yang buruk
dibiarkan sampai kemudian menjadi bosan atas keburukannya.
c. Metode Mengubah Lingkungan (Change of Enviromental Method)
Adalah cara yang digunakan dengan memutuskan hubungan rangsang antara
rangsang dengan respons yang buruk yang akan dihilangkan.
- E.L. Thorndike
Thorndike menyatakana ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law of
exercise, yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory. Law
of Effect Adalah prinsip yang menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat
menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang
menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan (response) yang
berkenaan dengan perilaku tersebut di atas. Law of Exercise Adalah prinsip yang
menyatakan bahwa makin sering perilaku baru itu dipraktekkan atau dilatih
penerapannya makin kuat dan makin cepat berintegrasi dengan keseluruhan
perilaku kebiasaannya.
- Clark C. Hul
Dalam teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri
seseorang yang sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud,
ambisi, atau aspirasi. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya
tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha
belajar individu. Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang
memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama
seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang.
Jadi pada diri seseorang harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.

- Piaget
Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai
berikut:
Aspek struktur Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental,
dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju
perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan
struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skemata atau juga biasa disebut
dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi.
a. Aspekisi
Isi maksudnya adalah pola perilaku anak khas yang tercermin pada respons
yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
b. Aspekfungsi
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu
organisasi dan adaptasi.
- Jerome S Bruner
Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut
Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk
menemukan sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari.
Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam
memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu
memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
- Robert M Gagne
Gagne mengemukakan ada lima kemampuan hasil belajar yaitu tiga bersifat
kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotorik. Kemampuan itu
adalah
a. Kemampuan /keterampilan intelektual
Mampu menggunakan hal yang kompleks dalam suatu situasi baru dimana
diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan
konsep-konsep yang telah dipelajarinya sebelumnya. Kemampuan yang
berhubungan dengan sikap atau mungkin sekumpulan sikap yang dapat
ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap
kegiatan-kegiatan IPA
b. Kemampuan informasi verbal
c. Keterampilan motorik
Bertolak dari model belajarnya, Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu
tindakan belajar (learning act). Fase-fase itumerupakan kejadian-kejadian
eksternal yang dapat distruktur oleh siswa (yang belajar) atau guru. Fase-fase
tersebut adalah:

1) Fase motivasi
Dimotivasi untuk belajar bahwa belajar akan memperoleh hadiah.
2) Fase pengenalan
Memberikan perhatian pada bagian yang esensial dari suatu kejadian
instruksional.
3) Fase perolehan
Jika sudah mendapatkan informasi yang relevan, maka telah siap
untukmenerima pelajaran.
4) Fase retensi
Informasi harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang.
5) Fase pemanggilan
Memperoleh hubungan antara informasi yang telah kita pelajari dengan
informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
6) Fase generalisasi
Proses transfer informasi pada situasi-situasi baru.
7) Fase penampilan
Siswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui
penampilan yang tampak.
8) Fase umpan balik
Siswa memperoleh umpan balik dari penampilan mereka.
- David Ausubel
Ia mengemukakan teori belajar yaitu teori belajar bermakna. Belajar dapat
diklasifikasikan dalam dua dimensi, yaitu:
Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran
disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi yang
menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengabaikan informasi pada struktur
kognitif yang ada. Struktur kognitif adalah fakta, konsep, dan generalisasinya
yang telah dipelajari dan diingat siswa. Dalam implementasinya, teori ini terdiri
dari dua fase, aitu mula-mula ia menyangkut pemberian “the organizer” atau
materi pendahuluan diberikan sebelum kegiatan berlangsung dan dalam tingkat
abstraksi. Fase berikutnya dimana organisasinya lebih spesifik dan terarah.
http://senandungrasaterhalangasa.blogspot.com/2013/10/teori-belajar-dan-
pembelajaran-menurut.html

4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan


pendidikan yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD
diharap merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur
permainan di dalamnya. Sesuai dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar,
maka guru harus memberikan pengalaman pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan
jelaskan aktivitas bermain yang cocok buat anak sekolah dasar!
Jawab :
Aktifitas bermain yang cocok untuk SD dan penerapannya dalam pembelajaran
yaitu:
a. Permainan catur membantu anak berfikir kritis dan kreatif
b. Permainan lego mengasa kemampuan otak anak.
c. Bermain peran profesi membantu anak menemukan minat dan bakatnya.
d. Permainan puzzle membantu anak belajar memecahkan masalah.
e. Permainan mencari harta karun dapat meningkatkan sosialisasi dan kerja tim.
Bermain adalah dunia anak, tidak bagus bila melarang anak untuk bermain
selain memang kebutuhan bagi anak, bermain juga memiliki fungsi dan manfaat
yang banyak bagi perkembangan anak. Berikut manfaat bermain bagi anak
adalah sebagai berikut:
 Perkembangan bahasa
 Perkembangan moral
 Perkembangan sosial
 Perkembangan emosi
 Perkembangan kognitif
 Perkembangan fisik
 Perkembangan kreativitas
https://brainly.co.id/tugas/30013860
5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan
sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup
kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang
komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar pada anak-anak. Uraikan
sembilan macam kecerdasan dasar tersebut!
Jawab :
Sembilan macam kecerdasan dasar menurut Howard Gardner yaitu:

Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence)


Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Jalan
pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat .
contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein
(ahli fisika), Habibie (ahli pesawat)

Kecerdasan ruang(Spatial intelligence)


Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan
untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya
imaginasi secara tepat.
contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta
(pemahat), Pablo Pacasso (pelukis)
Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence)
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan .
contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal seperti : Charlie
Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor)
Kecerdasan musikal (Musical intelligence)
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk
– bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
kemampuan memainkan alat musik.
contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.
Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi,
motivasi, watak, temperamen orang lain.
Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai
orang.
contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh
perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin)
Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu
berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan .
Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung
pendiam
contohnya para pendoa batin.
Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence)
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam,
mengenal tanaman dan binatang dengan baik.
Tokoh terkenal Charles Darwin

Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence)


Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk
menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti
Plato, Sokrates, Thomas Aquina.

Sumber: http://www.kesah.com/2012/07/9-macam-kecerdasan-menurut-howard.html

Anda mungkin juga menyukai