Askep Rematik SDKI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

RHEUMATOID ARTHTRITIS

Oleh :
VITA NINGTIYAN AGESTHA
NPM : 2022207209218

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDY PROFESI NERS
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kons
Konsep
ep Pen
Penya
yaki
kitt Rheumat
Rheumatoid
oid Arthtri
Arthtritis
tis

Rheumatoid
Rheumatoid Artht
Arthtritis
ritis
1.1 Defini
Definisi
si
Rheumatoid arthtritis atau biasa yang disebut rematik

merupakan penyakit autoimun yang mengenai jaringan persendian,

dan sering juga melibatkan organ tubuh lainnya yang di tandai

dengan terdapatnya sinovitis erosif sistemik (Sekar, 2016). American

College of Rheumatology (2017) menyatakan rheumatoid arthtritis

adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang menyebabkan nyeri,

kekakuan, pembengkakan serta keterbatasan gerak dan fungsi banyak


sendi.

Artritis pasca trauma, dapat diikuti cedera lutut yang serius.

Patah tulang di lutut atau di ligamen lutut mungkin merusak articular

kartilago, hal ini menyebabkan nyeri lutut dan fungsi lutut menurun

(AAOS, 2016).
2.1.1 Etiologi Rheumat
Rheumatoid
oid Arthtr
Arthtritis
itis

Etiolo
Etiologi
gi rheum
rheumatoi
atoid arthtritis belum diketahui dengan pasti.
d arthtritis

Namun, kejadiannya dikolerasikan dengan interaksi yang kompleks

antara faktor genetik dan lingkungan (Suarjana, 2016).

2.1.1.1 Genetik, berupa hubu


hubungan
ngan dengan gen (Human Leukocyte

Antigen) HLA-DRB 1 dan faktor ini memiliki angka

kepekaan dan ekspresi sebesar 60%. Gen ini berperan untuk

membedakan antara protein tubuh dengan protein organisme

yang menginfeksi tubuh.

2.1.1.2 Berat badan berlebih atau obesitas, semakin tinggi


tinggi berat

badan jadi semakin tinggi pula risiko terkena rheumatoid


arthtritis. Karena jaringan lemak yang berlebih akan

melepaskan sitokin, yaitu protein yang dapat menyebabkan

peradangan di seluruh tubuh.


tubuh.

2.1.1.3
2.1.1.3 Jenis kelam
kelamin,
in, wanita disebut lebih berisik
berisikoo hingga dua atau

tiga kali lipat terkena rheumatoid arthtritis dibandingkan pria.

Meski belum diketahui secara pasti, para peniliti meyakini hal

ini bisa terjadi karena efek dari hormon esterogen, yang


dikenal sebagai hormon wanita. Risiko terjadinya rheumatoid

arthtritis juga disebut meningkat pada wanita

pascamenopause. Wanita golongan ini bahkan disebut

mengalami peningkatan risiko hingga dua kali lipat untuk

mengembangkan rheumatoid arthtritis.


2.1.1.4 Faktor infeksi, beberapa agen infeksi diduga bis
bisaa menginfeksi
sel induk semang (host) dan merubah reaktivitas atau respon
sel T sehingga timbul penyakit rheumatoid arthtritis.

2.1.1.5 Heat Shock PProtein


rotein (HSP), m
merupakan
erupakan protein yang

diproduksi sebagai respon terhadap stress. Protein ini


mengandung untaian (sequence) asam amino homolog,

diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana antibody

dan sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi dan sel

host. Sehingga menyebabkan terjadinya reaksi silang limfosit

dengan sel host sehingga mencetuskan reaksi


rea ksi imunologis.

2.1.1.6 Faktor ling


lingkungan,
kungan, salah satu contohnya adalah merokok.

Alasan pasti terkait hal ini belum sepenuhnya dipahami.

Namun, para peneliti menduga merokok dapat memicu

kerusakan fungsi sistem kekebalan, terutama pada orang yang

memiliki genetik terkait dengan rheumatoid arthtritis.

2.1.2 Klasifikasi Rheumat


Rheumatoid
oid Arthtr
Arthtritis
itis

Buffer (2016) mengklasifikasikan rheumatoid arthtritis menjadi

empat tipe, yaitu:

2.1.2.1
2.1.2.1 Klasik
Klasik,, pada tipe ini harus terdapat tujuh kriteri
kriteriaa tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling

sedikit dalam waktu enam minggu.

2.1.2.
2.1.2.22 Def
Defisi
isit,t, pad
padaa tip
tipee ini harus terdap
terdapat
at lima
lima kri
kriter
teria
ia tanda
tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling

sedikit dalam waktu enam minggu.


2.1.2.3 Probable, pada tip
tipee ini harus terdapat
terdapat tiga kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling
sedikit dalam waktu enam minggu.

2.1.2.4
2.1.2.4 Poss
Possible,
ible, pada tipe ini harus terdapat dua kriteria tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling


sedikit dalam waktu tiga bulan.

Tujuh kriteria tanda dan gejala sendi adalah kaku di pagi hari,

arthtritis pada tiga daerah persendian atau lebih, arthtritis pada

persendian tangan, arthtritis simetris, nodul rheumatoid, faktor

rheumatoid serum positif, dan perubahan gambaran radiologis

(adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokasi pada sendi,

atau daerah yangberdekatan dengan sendi).

2.1.3 si Klinis Rheumat


Manifestasi
Manifesta Rheumatoid
oid Arthri
Arthritis
tis

Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut

poli rheumatoid arthtritis. Persendian yang paling sering terkena

adalah sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku,

pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya

bersifat bilateral atau simetris (Chairuddin, 2013).


2013).

2.1.3.1
2.1.3.1 Stadi
Stadium
um awal
awal

Malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit demam,

dan anemia. Gejala local yang berupa pembengkakan, nyeri

dan gangguan gerak pada sendi matakarpofalangeal.

Pemeriksaan fisik : tenosinofitas pada daerah ekstensor

pergelangan tangan dan fleksor jari-jari. Pada sendi besar

(misalnya sendi lutut) gejala peradangan lokal berupa


pembengkakan nyeri serta tanda-tanda
tanda-tanda efusi sendi.

2.1.3.2
2.1.3.2 Stadi
Stadium
um lanjut
lanjut

Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen,

selanjutnya timbul ketidakstabilan sendi akibat rupture tendon

atau ligament yang menyebabkan deformitas rheumatoid yang

khas berupa deviasi ulnar jari-jari, deviasi radial atau volar

pergelangan tangan serta valgus lutut dan kaki.

2.1.4 Patofisiologi Rheumato


Rheumatoid
id Arthri
Arthritis
tis

Kerusakan sendi yang dialami oleh penderita dimulai dari

adanya faktor pencetus, yaitu berupa autoimun atau infeksi,

dilanjutkan dengan adanya poliferasi makrofag dan fibroblas


sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi

proliverasi sel- sel endotel yang mengakibatkan terjadinya

neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat

mengalami oklusi oleh bekuan-bekuan kecil atau sel-sel inflamasi.

Inflamasi didukung oleh sitokin yang penting dalam inisiasi yaitu

tumor necrosis factor (TNF), interleukin-1 dan interleukin-6,

selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan iregular


pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi. Substansi

vasoaktif (histamin, kinin, prostaglandin) dilepaskan pada daerah

inflamasi, meningkatkan aliran darah dan permeabilitas pembuluh

darah. Hal ini menyebabkan rheu


rheumatoi
matoid
d arthritis dengan tanda dan
arthritis

geja
gejala
la edem
edema,
a, ras
rasaa hang
hangat
at,, keme
kemera
raha
han,
n, nyer
nyerii se
sert
rtaa memb
membua
uatt

granulosis lebih mudah keluar dari pembuluh darah menuju daerah

inflamasi. Inflamasi kronik pada


jaringan lapisan sinovial menghasilkan poliferasi jaringan sehingga

membentuk jaringan pannus. Pannus menginvasi dan merusak rawan

sendi dan tulang. Berbagai macam sitokin, interleukin, proteinasedan

faktor petumbuhan dilepaskan, sehingga mengakibatkan destruksi

sendi dan komplikasi sistemik (Suarjana, 2016).

2.1.5 Komplikasi Rheumat


Rheumatoid
oid Arthri
Arthritis
tis

Menurut dr. Tjin Willy (2019) rh


rheu
euma
mato
toid
id artht
rthtritiss dapat
riti

menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu :

2.1.5.1 Cervical myelopathy, kondisi ini terjadi ketika menyerang

sendi tulang leher dan mengganggu saraf tulang belakang.

2.
2.1.
1.5.
5.2
2 Carp
Carpal
al tunn
tunnel
el synd
syndro
rome
me
Kondisi ini terjadi ketika menyerang sendi pergelangan

tangan, sehingga menekan saraf di sekitarnya.

2.1.
2.1.5.
5.33 Si
Sind
ndro
rom
m Sj
Sjog
ogre
renn
Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang

kelenjar air mata dan ludah, sehingga menimbulkan keluhan

mata kering dan mulut kering.

2.1.5
.1.5.4
.4 Lim
imfo
fom
ma
Limfoma merupakan sejenis kanker darah yang tumbuh

pada sistem getah bening.


bening.

2.1.
2.1.5.
5.55 Pe
Peny
nyak
akit
it jant
jantun
ungg
Kondisi ini dapat terjadi bila sistem kekebalan tubuh menimbulkanperad
menimbulkanperadangan
angan

di pembuluh darah jantung.


Selain komplikasi akibat penyakitnya sendiri, pengobatan

juga dapat menimbulkan efek samping berupa osteoporosis, yang

membuat tulang menjadi rapuh dan rentan patah

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Rheumato


Rheumatoid
id Arthri
Arthritis
tis

2.1.6.1
2.1.6.1 Laju endap darah (LED
(LED)) dan
dan C-Reactiv
C-Reactivee Pro
Protein
tein (CRP)

Menunjukkan adanya proses inflamasi, akan tetapi memiliki

spesifisitas yang rendah untuk RA. Tes ini berguna untuk

memonitor aktivitas penyakit dan responnya terhadap

pengobatan (NHMRC,
(NHMRC, 2012).

2.1.6.
2.1.6.22 Tes RF (Rh
(Rheum
eumato
atoid
id FFacto
actor).
r).

Tes ini tidak konklusif dan mungkin mengindikasikan


penyakit peradangan kronis yang lain (positif palsu). Pada

beberapa kasus RA, tidak terdeteksi adanya RF (negatif

palsu). RhF ini terdeteksi positif pada sekitar 60-70% pasien

RA. Level RF jika dikombinasikan dengan level antibodi

anti-CCP dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit

(NHMRC, 2012).

2.1.6.
2.1.6.33 Tes anti
antibod
bodii ant
anti-CC
i-CCPP (Cy
(Cyclic
clic Citrull
Citrullinated
inated Pepti
Peptide)
de)
Tes untuk mendiagnosis rheumatoid arthritis secara dini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki

sensitivitas yang mirip dengan tes RF, akan tetapi

spesifisitasnya jauh lebih tinggi dan merupakan prediktor

yang kuat terhadap perkembangan penyakit yang erosif

(NHMRC, 2012).
2.1.6.
2.1.6.44 An
Anali
alisis
sis cairan
cairan syn
synovi
ovial
al

Peradangan yang mengarah pada rheumatoid arthritis

ditandai dengan cairan sinovial abnormal dalam hal kualitas

dan jumlahnya yang meningkat drastis. Sampel cairan ini

biasanya diambil dari sendi (lutut), untuk kemudian

diperiksa dan dianalisis tanda-tanda peradangannya (Shiel,

2011)

2.1.6.5 X-ray

Tangan dan kaki dapat menjadi kunci untuk

meng
mengid
iden
enti
tifi
fika
kasi
si ad
adan
anya
ya eros
erosii dan
dan me
memp
mpre
redi
diks
ksii

perkembangan penyakit dan untuk membedakan dengan


jenis artritis yang lain, seperti osteoartritis (Shiel, 2011).

2.1.
2.1.6.
6.66 Sc
Scan
an tula
tulang
ng

Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya inflamasi

pada tulang (Shiel, 2011).


2011).

2.1.7 Penatalaksanaan Rheumatoid


Rheumatoid Arthri
Arthritis
tis

Setelah diagnosa RA dapat ditegakkan, yang pertama harus

dilakukan adalah membina hubungan saling percaya yang baik


dengan pasien dan juga keluarganya (Andri dkk, 2020).

2.1.7.1
2.1.7.1 Pend
Pendidika
idikann ppasien
asien mengenai
mengenai peny
penyakitn
akitnya
ya ddan
an

penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin

hubungan yang baik.

2.1.7.2 Mengetahui terapi dari rheumatoid arthtritis

a. Me
Meng
ngur
uran
angi
gi ny
nyer
erii

b. Mengurangi inflamasi
c. Men
Menjag
jagaa struk
struktur
tur per
persen
sendia
diann

d. Mempe
Mempertahan
rtahankan
kan struk
struktur
tur ssendi
endi

e. Mengo
Mengontrol
ntrol perke
perkemban
mbangan
gan sist
sistemik
emik

2.1.
2.1.8.
8.22 Ob
Obat
at-o
-oba
bata
tann

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas

untuk rheumatoid arthritis, karena patogenesisnya yang

belum jelas. Obat yang umumnya diberikan adalah Obat

Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) bertujuan untuk

mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan

mengurangi ketidakmampuan. Obat-obatan anti inflamasi

nonsteroid bekerja sebagai analgesic dan mengurangi


sinovitis, meskipun tidak dapat memperbaiki atau

menghentikan proses patolosis osteoarthritis.

2.1.
2.1.8.
8.33 Pe
Perl
rlin
indu
dung
ngan
an se
send
ndii

Mungkin timbul karena mekanisme tubuh yang kurang baik.

Jadi, perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi

yang sakit. Pemakaian tongkat atau alat bantu lain yang

dapat meringankan kerja sendi juga perlu diperhatikan.


2.1.8.4 Diet

Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi

timbulnya keluhan dan peradangan.

2.1.8.
2.1.8.55 Du
Dukun
kungan
gan ps
psiko
ikosos
sosial
ial

Dukungan psikososial sangat diperlukan untuk pasien RA

karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuan yang


ditimbulkannya. Pihak pasien ingin menyembunyikan

ketidakmampuannya akan tetapi, dipihak lain dia ingin

orang lain memikirkan penyakitnya. Pasien RA seringkali

keberatan untuk memakai alat-alat bantu karena faktor

psikologis.

2.1.
2.1.8.
8.66 Pe
Pers
rsoa
oala
lann ssek
eksu
sual
al

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien penderita RA

terutama pada tulang belakang, paha, dan lutut. Seringkali

diskusi karena ini harus dimulai dari dokter sebab biasanya

pasien tidak mau untuk


untuk mengutarakan.

2.1.
2.1.8.
8.77 Fi
Fisi
siot
oter
erap
apii
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan RA yang

meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan

yang tepat. Pemakaian panas yang diberikan sebelum latihan

untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang

masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat gosok jangan

dipakai sebelum pemanasan. Berbagai sumber panas dapat

dipakai seperti hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic,


inframerah, mandi paraffin, dan mandi dari pancuran panas.

Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi

dan memperkuat otot yang biasanya atropi pada sekitar

sendi.

2.1
.1.8
.8.8
.8 Oper
eras
asii

Operasi perlu dipertimbangkan untuk pasien RA dengan

kerusakan sendi yang nyata dan nyeri yang menetap dan

juga
kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah

osteotomy yang bertujuan untuk mengoreksi ketidaklurusan

atau ketidaksesuaian, debriment sendi untuk menghilangkan

fragmen tulang rawan sendi, pembersih osteofit.

2.2 Kons
nseep Da
Dasar Lansi
ansia
a

2.2.1
2.2.1 Defi
Definisi
nisi Lansia
Lansia atau
atau menua
menua

Suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan

yang menyebabkan penyakit degenerative misal, hipertensi,


arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker (Nurrahmani, 2016).

Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk

yang berumur 60 tahun atau lebih. Data WHO menunjukan pada tahun

2000 usia harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun

2016 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2017 menjadi 71 tahun.

Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya.

Data WHO pada tahun 2016 menunjukan lansia berjumlah


7,49% dari total populasi, tahun 2016 menjadi 7,69% dan pada tahun

20188 did
201 didapa
apatka
tkann pro
propor
porsi
si lan
lansia
sia sebesa
sebesarr 8,1%da
8,1%dari
ri total
total popula
populasi.
si.

Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan

olehh per
ole perbai
baikan
kan sta
status
tus kes
keseha
ehatan
tan aki
akibat
bat kem
kemaju
ajuan
an tek
tekno
nolog
logii dan

penelitian- penelitian kedokteran, perbaikan status gizi, peningkatan

usia harapan
hidup, pergeseran gaya hidup dan peningkatan pendapatan perkapita.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi dari

penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif yang salah satunya

adalah penyakit sistem kardiovaskular (Fatmah, 2018).

2.2.2 Bat
Batasa
asan
n Lansi
Lansia
a

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

lanjut usia meliputi :

2.2.2.1 Usia pertengahan (m


(middle
iddle age), kelompok
kelompok usia 45-59 tahun.

2.2.2.2 Lanjut usia (elderly), kelompo


kelompokk 60-74 tahun.

2.2.2.3 Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun

2.2.2.4 Lansia sangat tu


tuaa (very old), kkelompok
elompok usia >90 tahun
2.
2.2.
2.3
3 Klas
Klasifika
ifikasi
si Lans
Lansia
ia

Menurut (Depkes RI, 2017) klasifikasi lansia terdiri dari :

2.2.3.1 Pra lansia yaitu seo


seorang
rang yang berusia
berusia antara 45-59 tahu
tahunn

2.2.3.2 Lansia ialah seorang yang berusia 6600 tahun atau lebih

2.2.3.3
2.2.3.3 Lans
Lansia
ia risiko tinggi ialah seorang yang beru
berusia
sia 60 tahun atau

lebih dengan masalah kesehatan

2.2.3.4
2.2.3.4 Lans
Lansia
ia pote
potensial
nsial adalah lansia yang masih mampu melaku
melakukan
kan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau

jasa

2.2.3.5
2.2.3.5 Lans
Lansia
ia tidak poten
potensial
sial ialah lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah sehingga
sehingga hidup nya bergantung pada bantuan orang lain
2.
2.2.
2.4
4 Kara
Karakter
kteristik
istik Lans
Lansia
ia

Menurut pusat data dan informasi (Depkes RI, 2017), karakteristik

lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini :

2.2.4.1
2.2.4.1 Jenis kelam
kelamin
in

Lansia lebih di dominasi oleh jenis kelamin perempuan.


Artinya, ini menunjukan bahwa harapan hidup yang paling

tinggi adalah perempuan.

2.2.4.2
2.2.4.2 Statu
Statuss perkawinan
perkawinan

Penduduk lansia di tilik dari status perkawinan nya sebagian

besar berstatus kawin 60%


60% dan cerai mati 37%.

2.2.4.3
2.2.4.3 Livi
Living
ng arrangem
arrangement
ent

Angka beban tanggungan adalah angka yang menunjukan


perbandingan banyaknya orang tidak produktif (umur <15

tahun dan >65 tahun) dengan orang berusia produktif (umur

15-64 tahun). Angka tersebut menjadi cermin besarnya beban

ekonomi yang harus di tanggung penduduk usia produktif

untuk membiayai penduduk usia non produktif.

2.2.4.4
2.2.4.4 Kond
Kondisi
isi Kesehat
Kesehatan
an

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang

digunakan
digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka

kesakitan bisa menjadi indikator kesehatan negatif. Artinya,

semakin rendah angka kesakitan menunjukan derajat kesehatan

penduduk yang semakin baik.


2.
2.2.
2.5
5 Kebu
Kebutuha
tuhan
n Dasa
Dasarr Lan
Lansia
sia

Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada

umumnya, yaitu kebutuhan makan, perlindungan makan, perlindungan

perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam mengadakan

hubungan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga,


teman-teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi

sosial, dengan penjelasan sebagai berikut :

2.2.5.1
2.2.5.1 Kebut
Kebutuhan
uhan uta
utama,
ma, yaitu :

a. Kebut
Kebutuhan
uhan fisio
fisiologi/
logi/biolo
biologis
gis seperti, makan
makanan
an yang bergizi,

seksual, pakaian, perumahan/tempat berteduh

b. Kebutuhan ekon
ekonomi
omi berupa penghasilan yan
yangg memadai

c. Kebu
Kebutuhan
tuhan kes
kesehatan
ehatan fis
fisik,
ik, mental
mental,, perawatan
perawatan pengobatan
pengobatan
d. Kebut
Kebutuhan
uhan psi
psikolo
kologis,
gis, beru
berupa
pa kasih sayang
sayang adanya

tanggapan dari orang lain, ketentraman, merasa berguna,

memiliki jati diri, serta status yang jelas

e. Kebut
Kebutuhan
uhan ssosial
osial be
berupa
rupa peranan
peranan dalam
dalam hubu
hubungan-
ngan-

hubu
hubung
ngan
an deng
dengan
an or
oran
angg la
lain
in,, hubu
hubung
ngan
an pr
prib
ibad
adii dala
dalam
m

keluarga, teman- teman dan organisasi sosial.

2.2.5.2 Kebutuhan sekunder, yaitu :

a. Kebu
Kebutuhan
tuhan dalam melak
melakukan
ukan aaktiv
ktivitas
itas

b. Kebutuhan dalam men


mengisi
gisi waktu luang/rekreasi

c. Kebut
Kebutuhan
uhan yan
yangg bersifa
bersifatt kebuday
kebudayaan,
aan, seper
sepertiti inform
informai
ai dan

pengetahuan
d. Kebut
Kebutuhan
uhan yan
yangg bersifat poli
politis,
tis, yaitu meli
meliputi
puti status,
status,

perlindungan hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam

kegiatan di masyarakat dan Negara atau Pemerintah

e. Kebut
Kebutuhan
uhan yan
yangg bersifa
bersifatt keagama
keagamaan/sp
an/spiritua
iritual,l, seperti

memahami makna akan keberadaan diri sendiri di dunia dan

memahami hal-hal yang tidak diketahui/diluar kehidupan

termasuk kematian.

2.2.6 Rheumatoid Arthritis pada Lansia

Perubahan system musculoskeletal pada usia lanjut antara lain

penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan masa otot,

ukuran otot mengecil, sel otot yang mati digantikan oleh jaringan ikat
dan lemak, kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot

menurun dengan bertambahnya usia, serta kekuatan otot ekstrimitas

bawah berkurang sebesar 40% antara usia 30 sampai 80 tahun (Padila,

2018). Lanjut usia juga akan mengalami penurunan cairan tulang yang

mengakibatkan tulang menjadi mudah rapuh, bungkuk, persendian

membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengkerut dan

mengalami sklerosis. Penurunan pada massa tulang merupakan hal


yang umum dialami oleh lansia. Penurunan itu sendiri dapat

diakibatkann oleh ketidakaktifan fisik, perubahan hormonal dan resorpsi


diakibatka

tulang. Efek dari penurunan ini adalah tulang menjadi lemah, kekuatan

otot menurun, cairan sinovial mengental dan terjadi klasifikasi

kartilago (Artinawati, 2017). Penyakit tulang yang umum dijumpai

pada lanjut usia adalah rheumatoid arthritis, merupakan


merupakan peny
penyakit
akit

inflamasi
sistemik kronik atau penyakit autoimun dimana ini memiliki

karakteristik terjadinya kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan

deformitas. adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan

penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas (Ningsih &

Lukman, 2017).

2.3 Ko
Kons
nsep
ep Damp
Dampak
ak Masa
Masala
lah
h

2.3.1 Konsep Solusi Rheumat


Rheumatoid
oid Arthri
Arthritis
tis

2.3.1.1
2.3.1.1 Istirahat
Istirahat yang
yang ccukup
ukup (mini
(minimal
mal titidur
dur 8 jam setiap
setiap malam
malam).
).

2.3.
2.3.1.
1.22 Be
Berh
rhen
enti
ti me
mero
roko
kok.
k.

2.3.1.
2.3.1.33 Ola
Olahra
hraga
ga secara
secara ter
teratu
aturr (me
(memp
mperk
erkuat
uat otot dan meni
meningk
ngkatk
atkan
an

jangkauan gerak sendi), pilih olahraga yang tidak


menekankan persendian. Misalnya, jalan cepat atau berenang.

2.3.
2.3.1.
1.44 Me
Meng
ngat
atur
ur pola
pola mak
makan
an

Jenis makanan yang dikomendasikan untuk mengatasi

rheumatoid arthtritis yakni penuh dengan antioksidan dan

sifat anti-inflamasi, seperti: sayuran mentah atau sedikit

dimasak rempah-rempah, termasuk kunyit dan jahe, buah

serta yogurt.
Sementara itu, para penderita rheumatoid arthtritis dianjurkan

untuk membatasi makan makanan olahan, gula, dan produk

hewani.

2.3.1.
2.3.1.55 Kom
Kompre
press eess atau
atau air hangat
hangat,,

Sebagai contoh, oleskan kompres es ke sendi yang sakit saat

terjadi serangan rematik selama kurang lebih 15 menit.


Sedangkan, intervensi panas dapat melemaskan otot-otot Anda

dan memacu aliran darah.

2.3.2 Konsep Masalah Nyeri Kronis pada Rheumat


Rheumatoid
oid Arthri
Arthritis
tis

2.3.2.1 Defi
Defini
nisi
si Nyer
Nyerii Kron
Kronis
is

Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau

emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual

maupun fungsional dengan waktu yang mendadak ataulambat

dengan intensitas ringan hingga berat dan konstan yang

berlangsung selama lebih dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2017).

2.3.2.2 Penyeb
Penyebab
ab Nyeri
Nyeri Kronis
Kronis
Penyebab nyeri kronis adalah kondisi musculoskeletal

kronis, kerusakan system saraf, penekanan saraf, infiltrasi

tumor, ketidakseimbangan neurotansmiter, gangguan

imunitas, gangguan fungsi metabolik, riwayat posisi kerja

statis, peningkatan indeks massa tubuh, kondisi pasca trauma,

tekanan emosional, riwayat penganiyaan, dan riwayat

penyalahgunaan
penyalahgunaan obat/zat (Tim Pokja SDKI D
DPP
PP PPNI, 2017).
2.3.2.3 Tanda
Tanda dan
dan Gejal
Gejala
a Nyeri
Nyeri Kr
Kroni
oniss

a. Gej
Gejala
ala ddan
an ttand
andaa may
mayor
or :

1) Su
Subj
bjek
ekti
tiff :

a) Me
Meng
ngel
eluh
uh ny
nyeri
eri

b) Merasa depresi (tertekan)


2) Ob
Obje
jekt
ktif
if :
a) Tam
Tampak
pak mer
mering
ingis
is

b) Gelisah

c) Tida
Tidakk mampu
mampu menu
menuntask
ntaskan
an aktivitas.
aktivitas.

b. Gejala dan tanda minor :

1) Subj
Subjektif
ektif : Merasa takut
takut mengalam
mengalamii cedera berulan
berulang.
g.

2) Ob
Obje
jekt
ktif
if :

a) Bersi
Bersikap
kap protektif
protektif (mis, po
posisi
sisi men
menghin
ghindari
dari nyeri
nyeri))

Waspada.

b) Pola tidur berubah

c) An
Anor
orek
eksi
siaa

d) Fok
Fokus
us meny
menyemp
empit
it

e) Berfok
Berfokus
us pada diri send
sendiri
iri
2.4 Ko
Kons
nsep
ep Asuh
Asuhan
an Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n

2.4
.4.1
.1 Pengk
Pengkaj
ajian
ian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulk


mengumpulkan
an informasi atau data tentang pasien,

agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan

kesehatan dan keperawatan pasien (Istianah, 2017).

2.4.1.1 Peng
Pengum
umpu
pula
lan
nddat
ata
a

1. Biodata

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

pendidikan, alamat.

2. Ri
Riw
wayat
ayat ke
kepper
eraw
awat
atan
an
Adanya perasaan tidak nyaman, antara lain nyeri,

kekakuan pada tangan atau kaki dalam beberapa periode /

waktu sebelum klien mengetahui


mengetahui dan meras
merasakan
akan adanya

perubahan sendi.

3. Pem
Pemer
eriiksaa
ksaann Fi
Fissik

Inspeksi persendian untuk masing-masing sisi, amati

adanya kemerahan, pembengkakan, teraba hangat, dan


perubahan bentuk (deformitas).
(deformitas).

a. Laku
Lakukan
kan pen
penguku
gukuran
ran renta
rentang
ng gerak pasif
pasif pad
padaa sendi
sendi..

Catat jika terjadi keterbatasan gerak sendi, krepitasi

dan jika terjadinyeri saat sendi digerakkan.

b. Ukur kekuatan otot

c. Kaji sskala
kala nnyeri
yeri ddan
an kapan
kapan nye
nyeri
ri terj
terjadi.
adi.
4. Ri
Riw
wayat
ayat ppssik
ikooso
sossia
iall

Penderita mungkin merasa khawatir mengalami

deformitas pada sendi-sendinya. Ia juga merasakan

adanya kelemahan-kelemahanpada fungsi tubuh dan

perubahan pada kegiatan sehari-hari.

5. Aktiv
ktivit
itas
as// Is
Isti
tira
raha
hatt

Nyeri sendi karena pergerakkan, nyeri tekan, kekakuan

sendi pada pagi hari. Keterbatasan fungsional yang

berpengaruh pada gaya hidup, aktivitas istirahat, dan

pekerjaan. Gejala lain adalah keletihan dan kelelahan

yang hebat.
6. Kardiovaskuler

Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat

intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari

sebelum warna kembali normal).

7. Integritas E
Eggo

Faktor stres akut/kronis, misalnya finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan,keputusasaan dan ketidakberdayaan.


Ancaman konsep diri, citra diri, perubahan bentuk badan

8. Makanan / cairan

Ketidakmampuan untuk mengonsumsi makan/cairan

yang adekuat: mual, anoreksia. Menghindari makanan

yang tinggi purin seperti: kacang-kacangan, daun

singkong, jeroan. Menghindari minum kopi


9. Higiene

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas

perawatan pribadi secara mandiri. Ketergantungan pada

orang lain.

10.
10. Ne
Neur
uros
osen
enso
sori
ri

Kebas/ kesemutan pada tangan dan kak, hilangnya sensai

pada jari tangan, pembengkakan


pembengkakan sendi simetris.

11. Nye
Nyeri
ri /ke
/keny
nyama
amanan
nan

Fase akut dari nyeri (disertai / tidak disertai pembekakan

jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan

kekakuan pada pagi hari.


12.
12. Ke
Keam
aman
anan
an

Kulit mengilat, tegang. Kesulitan dalam menangani

tugas/pemeliharaan rumah tangga,kekeringan pada mata

dan membran mukosa.

13.
13. Inte
Intera
raks
ksii sos
sosia
iall
Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain,
perubahan peran.

2.4.1.2 Anal
Analis
isa
a Data
Data

Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam

pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi

oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan

pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data,

diperlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan


menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan

untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan klien.

2.
2.4.
4.2
2 Diag
Diagnos
nosa
a Keper
Keperawat
awatan
an

Menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan yang muncul

pada klien Rheumatoid Arthtritis adalah :

2.4.2.1
2.4.2.1 Nyeri kronis berhu
berhubung
bungan
an dengan
dengan proses
proses inflam
inflamasi
asi akumulasi
akumulasi

cairan, destruksi sendi.

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, denganonset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat


dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.

a. Ge
Geja
jala
la ddan
an ttan
anda
da m
may
ayor
or :

1) Subjektif :

a) Men
Menge
gelu
luhh nnye
yeri
ri

b) Merasa depresi (tertekan)

2) Objektif :

a) Tamp
Tampak
ak me
meri
ring
ngis
is

b) Gelisah

c) Tidak
Tidak ma
mampu
mpu menunt
menuntask
askan
an aktiv
aktivitas
itas..
b. Gejala dan tanda minor :

1) Subjektif :

a) Merasa
Merasa ttaku
akutt men
mengal
galami
ami ce
ceder
deraa berula
berulang
ng..
2) Objektif :

a) Bersikap
Bersikap prote
protektif
ktif (mis, posisi
posisi m
mengh
enghindar
indarii nye
nyeri)
ri)

Waspada.

b) Pola tidur berubah

c) Anoreksia

d) Fo
Foku
kuss m
men
enye
yemp
mpit
it

e) Be
Berf
rfok
okus
us ppad
adaa diri
diri send
sendir
irii

2.4.2.2 Gangguan pola tid


tidur
ur berhubungan dengan
dengan nyeri, fibrosistis.

Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat

faktor eksternal.

a. Gej
Gejala
ala ddan
an ttand
andaa ma
mayor
yor :
1) Su
Subj
bjek
ekti
tiff :

a) Men
Mengel
geluh
uh su
sulit
lit ti
tidur
dur

b) Mengeluh sering terjaga

c) Meng
Mengeluh
eluh tidak puas tidur
tidur

d) Meng
Mengeluh
eluh pola
pola titidur
dur be
berubah
rubah

e) Meng
Mengeluh
eluh istirah
istirahat
at tid
tidak
ak cukup
cukup

2) Obj
Objekt
ektif
if : (tid
(tidak
ak ters
tersedi
edia)
a)

b. Gejala dan tanda minor :


1) Subj
Subjektif
ektif : Mengeluh
Mengeluh kkemamp
emampuan
uan be
beraktiv
raktivitas
itas menuru
menurunn

2) Objek
Objektif
tif : (tid
(tidak
ak ter
tersed
sedia)
ia)
2.4.2.3 Gangguan mob
mobilitas
ilitas fisik berhubungan den
dengan
gan nyeri atau rasa

tidak nyaman, deformitas skeletal,penurunan kekuatan otot.

Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih


ekstremitas secara mandiri

a. Gej
Gejala
ala dan tan
tanda
da m
mayo
ayorr :

1) Su
Subj
bjek
ekti
tiff :

a) Men
Mengel
geluh
uh sul
sulit
it mengge
menggerak
rakkan
kan eks
ekstre
tremit
mitas
as

2) Ob
Obje
jekt
ktif
if :

a. Ke
Kekkuat
atan
an oto
otot m
men
enur
uruun

b. Rentan gerak (ROM) menurun

b. Gejala dan tanda minor :

1) Subjektif :

a) Ny
Nyer
erii sa
saat
at bber
erge
gera
rakk

b) Enggan melaku
melakukan
kan pergerakan

c) Me
Mera
rasa
sa cem
cemas
as ssaa
aatt be
berg
rger
erak
ak

2) Objektif :

a) Sendi kaku

b) Gerakan tidak terkoordinas


terkoordinasii

c) Ger
Geraka
akann ter
terbat
batas
as da
dann fisik
fisik yang
yang lema
lemahh
2.
2.4.
4.3
3 Inter
Interven
vensi
si Kepera
Keperawat
watan
an

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan pada Pasien Rheumatoid Arthritis.


TTD
NO DX KEPERAWATAN LUARAN INTERVENSI
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan keperwatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama 2x24 jam di harapkan nyeri 1. Manajemen
proses inflamasi berkurang. Nyeri Tindakan
akumulasi cairan, Luaran Utama Observasi
destruksi sendi. 1. Tin
Tingka
gkatt Nye
Nyeri
ri a. Id
Iden
enti
tiffika
ikasi loklokasi,
asi, kakarrak
aktteris
erisik
ik,, durasi,
a. Pan
Panjan
jangny
gnyaa episo
episode
de nyer
nyerii da
dari
ri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
jangka waktu yang lama (±15 b. Identifikasi skala nyeri
menit) menjadi kurang jadi 15 c. Identifika
Identifikasi si respons
respons nyeri
nyeri non verbal
verbal
menit d. Identifika
Identifikasisi faktor yang
yang memperberat
memperberat dan
b. Ekspresi wajah dari grimace memperingan nyeri
menjadi tidak grimace e. Id
Iden
enti
tiffika
ikasi pen enggeta
etahu
huaan dan
dan keyakinan
c. Skal
Skalaa nyer
nyerii dari
dari ska
skala
la 3 tentang nyeri
diturunkan menjadi ≤ 3 Teraupetik
Luaran tambahan a. Berikan
Berikan teknik
teknik nonfarmak
nonfarmakologi
ologiss untuk
1. Kontro
Kontroll Gejala
Gejala mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
a. Kemampuan memonitor akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
munculnya gejala secara mandiri pijat,aroma terapi, teknik imajinasi
dari yang tidak bisa menjadi bisa terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
b. Kemampuan memonitor lama bermain)
bertahannya gejala dari yang tidak b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
tau menjadi tau nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
2. Kont
Kontro
roll Nye
Nyeri
ri kebisingan )
a. Mengen
Mengenali
ali kap
kapan
an nyer
nyerii yang
yang c. Fasilitasi
Fasilitasi Istirahat
Istirahat dan ttidur
idur
terjadi dari tidak pernah tau d. Pertimban
Pertimbangkan
gkan jenis
jenis dan sumber
sumber nyeri
nyeri dalam
menjadi tau pemilihan strategi meredakan
meredakan nyeri
b. Menggunakan teknik non Edukasi
farmakologis yang di a. Jelaskan
Jelaskan penye
penyebab,
bab, periode,
periode, dan pemicunye
pemicunyeriri
rekomendasikan b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan
Anjurkan mem
memonito
onitorr nyeri ssecara
ecara mandir
mandirii
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

c. Mampu mengenali penyebab nyeri e. Ajark


jarkan
an tekn
teknik
ik no
nonfnfar
arma
makkol
olog
ogis
is untuk
dari yang tidak pernah mengenali mengurangi rasa nyeri
menjadi tau Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


Intervensi Pendukung
1. Edukasi manajemen nyeri
nyeri
Tindakan
Observasi
a. IIddentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Teraupetik
a. Sediakan
Sediakan materi
materi da
dann media
media
pendidikan kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
sesuai
kesepakatan
c. Berikan
Berikan kesempat
kesempatan
an untuk
untuk bertanya
bertanya
Edukasi
a. Jelaskan
Jelaskan penye
penyebab,
bab, periode,
periode, dan strategi
strategi
meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara
secara mandiri
c. Anjurkan
Anjurkan menggunaka
menggunakann analgetik secara
secara tepat
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan keperwatan Intervensi Utama
nyeri, fibrosistis. selama 2x24 jam di harapkan gangguan 1. Du
Duku
kung
ngan
an Tidu
Tidurr
pola tidur berkurang. Tindakan
Luaran Utama Observasi
1. Pola Tidur a. Ide
Identi
ntifik
fikasi
asi pola
pola akt
aktivi
ivitas
tas da
dann tidu
tidurr
a. Dari yang
yang mengelu
mengeluhh sulit
sulit tidur
tidur b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
menjadi tidak dan psikologis)
b. Dari yang mengeluh tidak puas c. Ide
Identi
ntifik
fikasi
asi makan
makananan dan minum
minuman an yang
yang
saat tidur menjadi puas mengganggu tidur (mis. Kopi, the, alkohol,
makanan mendekati waktu tidur siang, jika
perlu
d. Identifika
Identifikasi
si obat
obat tidur
tidur yang di kkonsum
onsumsisi
Luaran Tambahan Teraupetik
1. Penamp
Penampila
ilan
n Per
Peran
an a. Modifikasi
Modifikasi lingkungan
lingkungan (mis. Pencahayaa
Pencahayaan,n,
a. Verbalisasi harapan dari yang kebisingan,suhu, matras, dan tempat tidur)
tidakterpenuhi menjadi terpenuhi b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
2. Stat
Status
us Keny
Kenyam
aman
anan
an c. Batasi
Batasi menghi
menghilangk
langkanan sstress
tress sebe
sebelum
lum tidur
a. Keluhan sering merasa gelisah d. Tet
Tetapk
apkan
an jadw
jadwal al tidu
tidurr rutin
rutin
menjaditidak gelisah e. Lak
Lakuka
ukann prosedur
prosedur untuk untuk mening
meningkat
katkan
kan
3. Ting
Tingka
katt De
Depr
pres
esii kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi,
a. Perasaan yang sering merasa terapi akupresur)
sedih danputus asa menjadi tidak f. Ses
Sesuai
uaikan
kan jadwjadwalal pembe
pemberia
riann oba
obatt dan
4. Ti
Ting
ngka
katt K
Kel
elet
etih
ihan
an tindakan untuk menunjang siklus tidur
a. Sering merasa lesu ketika terjaga
beraktivitasmenjadi tidak Edukasi
a. Jelaskan
Jelaskan ppentin
entingnya
gnya tidur cukup
cukup selama
selama sakit
sakit
b.
c. Anjurkan
Anjurkan menepati
Anjurkan menghi kebiasaan
menghinda
ndari waktu
wak
ri makana
mak tuntiduratau
anan
minuman yang mengganggu tidur
d. Anjurk
Anjurkan
an penggun
penggunaan
aan obat
obat tidur
tidur yan
yangg tidak
mengandung suppressor terhadap tidur REM
e. Ajarkan
Ajarkan faktor
faktor-fakt
-faktor
or yyang
ang berkontrib
berkontribusi
usi
terhadap gangguan pola tidur(mis.
Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
f. Ajarka
Ajarkann rela
relaksa
ksasi
si otot
otot auto
autogen
genik
ik atau
atau cara
nonfarmakologi lainnya
Intervensi Pendukung
1. Mana
Manaje
jeme
menn Ene
Energ
rgii
Tindakan
Observasi
a. Identifika
Identifikasi
si gganggu
angguanan fungsi
fungsi tubuh
tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
emosional
c. Memoni
Memonitortor pol
polaa da
dann ja
jam
m tidur
tidur
d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

Teraupetik
a. Sed
Sediak
iakan
an lingku
lingkunga
ngann yang nyam nyamanan dan
dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
c. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
d. Fasilitasi
Fasilitasi duduk di si
sisi
si tempat
tempat tidur,
tidur, jika
jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
a. Anju
Anjurk
rkan
an ttir
irah
ah bbar
arin
ingg
b. Ajurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c. Anj
Anjurk
urkan
an menghu
menghubun bungigi perawa
perawatt jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
d. Ajarkan
Ajarkan strate
strategi
gi koping
koping untuk mengurang
mengurangii
kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
3. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperwatan Intervensi Utama
fisik b.d nyeri atau rasa selama 2x24 jam di harapkan gangguan 1. Dukungan Ambulasi
tidak nyaman, mobilitas fisik berkurang. Tindakan
deformitas skeletal, Luaran Utama Observasi
penurunan kekuatan 1. Mobi
Mobilitas
litas Fisik
Fisik a. Identifika
Identifikasi
si ad
adanya
anya nyferi
nyferi atau
atau keluhan
keluhan fisik
otot. a. Kekuatan
Kekuatan otot
otot dari
dari yang
yang lemah lainnya
menjadimeningkat b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
melakukan
b. Pergerakkan ekstremitas menjadi
menjadi ambulasi
baik c. Monito
Monitorr ko
kondi
ndisi
si umum
umum selama
selama
Luaran Tambahan melakukan ambulasi
1. Perg
Pergerakk
erakkan
an sendi Teraupetik
a. Bagian
Bagian punggung lutut kanan a. Fasilitasi
punggung dan lutut Fasilitasi aaktivi
ktivitas
tas ambulas
ambulasii dengan
dengan alat bantu
bantu
dari yang sulit di gerakkan menjadi b. Libatkan keluarga untuk membantu
membantu pasien
dapat di gerakkan dalam meningkatkan ambulasi
2. Keseimbang
Keseimbangan
an
a. Dapat
Dapat menjaga
menjaga keseimb
keseimbangan
angan saat
berjalan dan berdiri
b. Mampu bangkit dari yang posisi
duduk
Edukasi
a. Jel
Jelask
askan
an tujuan
tujuan dan
dan prosedu
prosedurr ambulas
ambulasii
b. Anjurkan melakukan ambulasi dini
c. Ajarka
Ajarkann ambu
ambulas
lasii sede
sederha
rhana
na yang
yang harus
harus
dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur
ke kamar mandi)
Intervensi Pendukung
1. Edukasi teknik
ambulasi Tindakan
Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
b. Moitor kemajuan pasien dalam ambulasi
ambulasi
Teraupetik
a. Sediakan
Sediakan mater
materi,i, me
media
dia ddan
an al
alat
at bantu
bantu jjalan
alan
b. Beri kesempatan pada keluarga
untuk bertanya
Edukasi
a. Jel
Jelask
askan
an ppros
rosedu
edurr da
dann tujua
tujuann
ambulasi dengan atau tanpa alat bantu
b. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
yang
memudahkan berjalan dan mencegah
cedera

2.4.4
2.4.4 Impl
Implemen
ementasi
tasi Keper
Keperawat
awatan
an

Implementasi merupakan pelaksanaan tindakan yang sudah

direncanakan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secaraoptimal

dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup

tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan/kolaborasi, dan

tindakan rujukan/ ketergantungan (dependent) (Tartowo & Wartonah ,

2015).
2.4.5
2.4.5 Eval
Evaluasi
uasi Keper
Keperawat
awatan
an

Proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh

mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak dan

perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien


dengan tujuan yang telah ditetapkan, keluarga dan tenaga kesehatan

lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap

perencanaan.Untuk mempermudah mengevaluasi atau memantau

perkembangan pasien digunakan komponen SOAP adalah sebagai

berikut:

S : Data subjektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah


dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data objektif

Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara

langsung kepada pasien dan yang dirasakan pasien setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

A : Analisa

Merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih

terjadi, atau juga dapat dituliskan suatu masalah/ diagnosis baru

yang terjadi akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah

teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.

P : Planning

Perencanaan keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan,


dimodifikasi atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan

yang telah ditentukan sebelumnya, tindakan yang telah

menunjukkan hasil yang memuaskan data tidak memerlukan

tindakan ulang pada umumnya dihentikan.


2.5 Kerangk
angka
a Masal
ala
ah

Inflamasi Non-bacterial
Disebabkan Oleh Infeksi, Autoimun, Metabolik, dan Faktor Genetik, seta Faktor
Lingkungan

Rheumatoid Arthritis

Sinovitis Tenosinovitis Kelainan pada jaringan ekstra-


artikular

Hiperemia dan pembengkakan Invasi kolagen


Miopati

ruangg
Nekrosis dan kerusakan dalam ruang Rupture tendon
sendi Atrofi otot
secara parsial/total

Nyeri akut / kronis Kelemahan fisik


Terjadi pada malam hari Gangguan mobilitas fisik

Resiko cedera
Gangguan pola tidur
Gangguan mekanis dan
fungsional pada sendi

Perubahan bentuk tubuh pada


tulang dan sendi

Gangguan citra tubuh

Sumber : Dinda Ayu, 2016

Gambar 2.1 Kerangka Masalah Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid Arthritis

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
3.1 PENG
PENGKA
KAJI
JIAN
AN

3.1.1 Ide
Identitas

1. Nama : Ny. A

2. U
Ummur : 60 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pendidikan Terak
rakhir : SSD
D
5. Status Perkawinan : Kawin

6. Alamat : Dusun 4 gunung agung

7. A
Aggama : Islam

8. SSuuku : Lampung
9. No RM :

10.
10. Ta
Tang
ngga
gall Pe
Peng
ngka
kaji
jian
an : 04-0
04-03-
3-20
2021
21

3.1.
3.1.22 St
Stru
rukt
ktur
ur kelu
keluar
arga
ga
Tabel 3.1 Struktur Keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Umur Kelamin Dengan Klien Pek
Pekerjaan Keterangan
gan
1. Tn. Y 70 th Laki-laki Suami Buruh Menikah
2. Ny. A 60 th Perempuan Istri/Klien ART Menikah
3. Tn. R 38 th Laki-laki Anak 1 Guru Menikah
4. Tn. S 34 th Laki-laki Anak 2 Wiraswasta Menikah

3.1.3
3.1.3 Riw
Riwaya
ayatt PPeke
ekerja
rjaan
an dan Sta
Status
tus Eko
Ekonom
nomii

1. Pek
Pekerja
erjaan
an saa
saatt ini
ini

Asisten Rumah Tangga

2. Pek
Pekerja
erjaan
an seb
sebelu
elumn
mnya
ya

Asisten Rumah Tangga

3. Sum
Sumber
ber Pen
Pendap
dapata
atann
Dari suami dan gaji dari pekerjaannya sendiri

4. Kecu
Kecukup
kupan
an Pend
Pendapat
apatan
an

Cukup
3.1.
3.1.44 Ri
Riwa
waya
yatt Ke
Kese
seha
hata
tann

1. Ke
Kelu
luha
hann Ut
Utam
amaa

Ny. A mengatakan adanya


adanya nyeri pada kaki kanan, sam
sampai
pai punggung

disaat selesai bekerja dan sulit bergerak ketika nyeri muncul

2. Riw
Riwaya
ayatt Penya
Penyakit
kit Sek
Sekara
arang
ng

a. Keluh
Keluhan
an ut
utama
ama ddalam
alam 1 tahun terakh
terakhir
ir

Ny. A mengatakan
mengatakan sering merasakan nyeri pada kak
kakii kanan dan

punggung disaat selesai bekerja

b. Gejala yang dirasakan

Ny. A mengatakan
mengatakan nyeri pada kaki kanan dan ppunggung
unggung

c. Fa
Fakt
ktor
or penc
pencet
etus
us

Ny. A mengatakan
mengatakan karena penuaan dan aktivitas terlalu berat

d. Tim
Timbul
bulny
nyaa kel
keluha
uhann

Jika Ny. A sedang atau setelah beraktivitas

e. Up
Upay
ayaa m
men
enga
gata
tasi
si

Ny. A mengatakan
mengatakan harus beristirahat

3. Riw
Riwaya
ayatt peny
penyaki
akitt dahu
dahulu
lu

a. Pen
Penyak
yakit
it yan
yangg per
pernah
nah di
dider
derita
ita

Ny. A mengatakan
mengatakan menderita penyakit rematik selama 3 tahun
yang lalu

b. Riwayat alergi

Ny. A mengatakan
mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi apapun
c. Ri
Riwa
waya
yatt kece
kecela
laka
kaan
an

Ny. A mengatakan
mengatakan tidak mempunyai riwayat kecelakaan

d. Riway
Riwayat
at pernah
pernah diraw
dirawat
at di RS

Ny. A mengatakan
mengatakan tidak pernah dirawat di RS

e. Riw
Riwaya
ayatt pemak
pemakaia
aiann Ob
Obat
at

Ny. A mengatakan
mengatakan selalu minum obat piroxicam 10
10mg
mg 2x1 saat

nyeri timbul

4. Riw
Riwaya
ayatt penya
penyakit
kit Kel
Keluar
uarga
ga

Ny. A mengatakan mempunyai


mempunyai 2 anak dan tid
tidak
ak ada anggota

keluarga yang menderita penyakit sama dengannya

5. Ge
Geno
nogr
gram
am

Keluarga dari pihak Ayah Keluarga dari pihak Ibu

Keterangan :

Laki-laki Meninggal

Perempuan Pasien
6. Ri
Riwa
waya
yatt Aler
Alergi
gi

Ny. A mengatakan tidak mempunyai


mempunyai riwayat alergi obat ataupu
ataupunn

makanan

7. Riw
Riwaya
ayatt Peng
Penggu
gunaa
naann Obat

Ny. A mengatakan selalu minum


minum obat piroxicam 10mg
10mg 2x1 saat

nyeri timbul

3.1.
3.1.55 Ri
Riwa
waya
yatt Te
Temp
mpat
at Ting
Tingga
gall

1. Juml
Jumlah
ah ora
orang
ng yan
yangg tin
tinggal
ggal dirumah
dirumah

Ny. A mengatakan yang


yang tinggal dirumahny
dirumahnyaa hanya 2 orang yaitu

dirinya dan suami


2. Kebers
Kebersihan
ihan dan kerap
kerapian
ian rruang
uangan
an

Ny. A mengatakan sepulang


sepulang kerja selalu membersihkan
membersihkan dan

merapikan rumah

3. Penera
Penerangan
ngan / si
sirkula
rkulasi
si uudara
dara

Penerangan / sirkulasi udara cukup

baik

4. Kea
Keadaa
daann kam
kamar
ar man
mandi
di da
dann WC

Layak dan bersih

5. Pem
Pembua
buanga
ngann air kotor
kotor
Terdapat pembuangan air kotor (GOT)

6. Su
Sumb
mber
er air
air min
minum
um

Ny. A mengatakan minum


minum menggunakan
menggunakan air isi ulang
7. Pem
Pembua
buanga
ngann ssamp
ampah
ah

Ny. A mengatakan terdapat pembuangan


pembuangan sampah di ujung ruangan

dan di depan rumah

8. Sum
Sumber
ber pen
pencem
cemaran
aran

Asap dari pembakaran dedaunan di pekarangan dekat rumah Ny. A

3.1.6 Rekreasi

Ny. A mengatakan memanfaatkan


memanfaatkan waktu luangnya untuk
untuk bermain

bersama cucunya

3.1.
3.1.77 Po
Pola
la Fu
Fung
ngsi
si Ke
Kese
seha
hata
tann

1. Pol
Polaa tidur
tidur / iisti
stirah
rahat
at

Ny. A mengatakan tidak


tidak bisa tidur siang karena bekerja, tidur
tidur malam

± 8 jam setiap harinya.

2. Po
Pola
la eli
elimi
mina
nasi
si

Ny. A mengatakan tidak ada


ada keluhan saat BAB/BAK / tidak ada

masalah sampai saat ini

3. Po
Pola
la nutr
nutris
isii

a. Fr
Frek
ekue
uens
nsii m
mak
akan
an :N
Ny.
y. A m
men
enga
gata
taka
kann ppol
olaa mak
makan
an 3 ka
kali
li

sehari

b. Nafsu makan : Ny. A mengatakan nafsu


nafsu makan kuat

c. Jeni
enis m
mak
akan
anan
an : Ny.
Ny. A menga
engata
taka
kann jjen
enis
is makan
akanan
annnya yyai
aitu
tu

nasi, sayur, dan ikan


d. Mak
Makanan
anan pantang
pantangan
an : Ny. A mengataka
mengatakann tidak memili
memiliki
ki

makanan pantangan

4. Kebia
Kebiasaan
saan ya
yang
ng mem
mempeng
pengaruhi
aruhi kkeseha
esehatan
tan

Ny. A mengatakan kebiasaan


kebiasaan yang mempengaru
mempengaruhi
hi kesehatan adalah

bekerja terus sampai lupa akan kondisi


kondisi Kesehatan

5. Pol
Polaa kogniti
kognitiff perse
perseptu
ptual
al

a. Pe
Peng
ngli
liha
hata
tann

Ny. A mengatakan
mengatakan pandangan sedikit kab
kabur
ur saat melihat objek

yang jauh (Ny. A tidak menggunakan kaca mata)

b. Pendengaran
Baik / tidak bermasalah

c. Pe
Peng
ngec
ecap
apan
an

Baik / tidak bermasalah

d. Sen
Sensas
sasii / peraba
peraba

Baik / tidak bermasalah

6. Perse
Persepsi
psi diri-p
diri-pola
ola kkonse
onsepp diri
diri

a. Ga
Gamb
mbar
aran
an di
diri
ri

Ny. A mengatakan
mengatakan tidak bergantung pada orang lain selagi masih

bisa melakukannya
melakukannya sendiri

b. Identitas diri
Ny. A mampu menyebutkan
menyebutkan siapa dirinya
dirinya

c. Pe
Pera
rann diri
diri

Ny. A menjadi seorang


seorang istri sekaligus ibu yyang
ang baik dan mandiri
d. Idea
Ideall ddir
irii

Ny. A mampu bertingkah


bertingkah laku sewajarnya

e. Ha
Harg
rgaa diri
diri

Ny. A menerapkan sikap


sikap yang baik diman
dimanapun
apun berada

7. Pola tolera
toleransi
nsi – stres
stresss koping
koping

a. Pe
Peny
nyeb
ebab
ab sstr
tres
esss

Nyeri yang dirasakan meningkat


meningkat

b. Penanganan

Istirahat dan minum obat yang telah diresepkan

8. Pol
Polaa sek
seksua
sualit
litas
as

Ny. A mengatakan mempunyai


mempunyai 2 orang anak

9. Pol
Polaa hubu
hubunga
ngann pe
peran
ran

Ny. A berinteraksi dengan


dengan baik dan ramah di lingk
lingkungan
ungan sekitar

10. Pola keyakinan nilai

a. Key
Keyaki
akinan
nan ak
akan
an ke
keseh
sehatan
atan

Ny. A mengatakan
mengatakan yakin setiap penyakit pasti ada ob
obatnya
atnya

b. Keyakinan spiritual

Ny. A mengatakan
mengatakan beragama islam dan sholat 5 waktu setiap hari

c. Sesu
Sesuatu
atu ya
yang
ng bbernila
ernilaii dala
dalam
m hid
hidupny
upnyaa

Ny. A mengatakan
mengatakan sesuatu yang bernilai dalam hid
hidupnya
upnya adalah

kesehatan karena itu nikmat yang besar dari Allah swt

11.Persepsi kesehatan dan pola management kesehatan Ny.

A menyadari kalau dirinya menderita rematik tetapi


pengetahuannya kurang
kurang

12. Pola hubungan – peran

Ny. A mengatakan berinteraksi


berinteraksi dengan baik di lingkungan
lingkungan

sekitarnya

3.1
.1.8
.8 Ti
Tinj
njau
auan
an SSis
iste
tem
m

1. Keadaa
Keadaann uumum
mum / Kesadar
Kesadaran
an Umum
Umum

Baik / composmentis

2. TTV :

Tekanan Darah: 130/90

mmHg Suhu : 3366,5°C


Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 24

x/menit Tinggi Badan : 155

cm

Berat Badan : 5555 kg

3. Ke
Kepa
pala
la dan
dan lleh
eher
er

a. Rambut : Bers
rsiih, Lurus
rus, dan beruban

b. Mata : Simetris, Konju


Konjungtiva
ngtiva merah muda, Sclera putih

c. Telinga : SSiimetris ((kkanan ddan


an kiri), bbeersih

d. Hudung : Simetris

e. Mulut : Bersih, Mukosa bibir lembab


f. Gigi : bersih

g. Leher :N
Noormal, titidak aadda ppeembesaran kkeelenjar tthhyroid

4. Integumen : Bersih
a. Warna : Kuning langsat

b. Kelembaban: Lembab dan keriput

5. Dad
Dadaa dan T
Thor
horax
ax : Simet
Simetris
ris (k
(kana
anann da
dann kir
kiri)
i)

a. Jantung

Insp
Inspek
eksi
si : Sim
Simet
etri
riss ti
tida
dakk ada
ada

pembesaran Palpasi : Tidak ada nyeri

tekan

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan

b. Paru
Insp
Inspek
eksi
si : Sime
Simetr
tris
is tid
tidak
ak aada
da ooed
edem
em

Pa
Palp
lpas
asii :T
Tax
axti
till pre
premi
mitu
tuss sam
sama,
a, ti
tida
dakk ada
ada nyer
nyerii

tekan
tekan Per
Perku
kusi
si : R
Redu
edupp

Auskultasi : Vasikule

6. Ab
Abdo
dome
menn : SSim
imet
etri
riss

a. Ny
Nyer
erii te
teka
kann : ti
tida
dakk ad
adaa ny
nyer
erii tek
tekan
an

b. Suara : Tympani / normal

7. Pers
Persyyar
araf
afan
an :

Normal tidak ada kelainan / saraf kejepit

8. Ek
Eksstrem
tremit
itas
as :
Kekuatan otot atas dan bawah

Anda mungkin juga menyukai