Proposal Metopel Ku.

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

1

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH DENGAN PERHITUNGAN


MANUAL DAN KONTROL GAYA-GAYA DALAM YANG BEKERJA
PADA DINDING PENAHAN TANAH
DENGAN METODE SAP2000 PLANE-STRAIN

A. Latar Belakang
Sebagian dari masyarakat bermukim di daerah yang dekat dengan jaringan irigasi
ataupun tebing. Kalau kita perhatikan masih banyak yang mengandalkan dinding penahan
tanah sebagai penopang pondasi pinggiran rumah-rumah masyarakat. Hal ini tidak dapat
dilepaskan dari peran perancang dan pembuat dinding penahan tanah disepanjang
jaringan irigasi, tebing, dan lainnya untuk memperhitungkan kekuatan dinding penahan
tanah tersebut.
Keadaan dinding penahan tanah yang representative adalah hal yang tidak dapat di
tawar-tawar lagi demi keselamatan masyarakat yang bermukim dipinggir-pinggir daerah
yang mengandalkan dinding penahan tanah sebagai sebagai penopang pondasi
bangunannya. Karena banyak rumah-rumah yang berada di daerah pinggiran irigasi, maka
kekuatan pondasi pada rumah-rumah yang berada dipinggiran daerah irigasi ini harus
didukung oleh dinding penahan tanah yang dapat menahan tekanan tanah, beban pondasi
dan rumahnya, sehingga dinding penahan tanah tersebut mtidak mengalami keruntuhan.
Pembangunan dinding penahan tanah harus benar-benar berdasarkan perhitungan
kestabilan dan faktor keselamatan karena kesalahan yang terjadi dalam pembangunan
dinding penahan tanah dapat berakibat fatal yaitu kerugian harta benda dan hilangnya
korban jiwa. Dinding penahan dapat dikatakan aman apabila dinding penahan tersebut
telah diperhitungkan faktor keamanannya, baik terhadap bahaya pergeseran, bahaya
penggulingan, penurunan daya dukung tanah, dan patahan. Pada dinding penahan,
perhitungan stabilitas merupakan salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan maupun
dikesampingkan, karena stabilitas dinding penahan sangat mempengaruhi usia desain
dinding penahan itu sendiri, keamanan bangunan bendung atau groundsill, serta kondisi
tanah disekitar bangunan tersebut.
Untuk kepentingan analisis dinding penahan tanah ini digunakan model SAP2000,
model ini terpilih karena mempunyai akurasi yang tinggi.



2

B. Perumusan Masalah
Stabilitas dinding penahan tanah dipengaruhi oleh tekanan tanah lateral, massa
tanah, aliran air dan stabilitas daya dukung tanah pondasi pada dinding penahan tanah.
Masalah yang akan ditinjau pada penelitian ini adalah stabilitas dinding penahan tanah
dan mengontrol gaya-gaya dalam pada dinding penahan tersebut dengan metode elemen
hingga menggunakan program SAP2000 plane-strain untuk perhitungannya. Untuk
kepentingan itu maka rumusan masalahnya apakah dinding penahan tanah tersebut aman
terhadap tekanan dari luar dan gaya-gaya yang bekerja pada kontruksinya.

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk mempelajari stabilitas
dinding penahan tanah dan kontrol gaya-gaya dalam pada dinding penahan tanah dengan
metode elemen hingga menggunakan SAP2000 Plane-Strain dan untuk mengetahui
apakah dinding penahan tanah tersebut aman terhadap stabilitas dindingnya dan gaya-
gaya yang bekerja pada konstruksi dinding penahan tanahnya itu sendiri.
Manfaat dalam kajian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
secara umum berkaitan dengan kontrol gaya-gaya pada dinding penahan tanah.

D. Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup permasalahan meliputi:
a. Keamanan terhadap stabilitas kuat dukung tanah
b. Keamanan terhadap gaya akibat penggeseran dan penggulingan.
c. Analisis dengan metode elemen hingga menggunakan SAP2000 plane-strain.
d. Kontrol gaya-gaya dalam pada dinding penahan pada kosntruksi itu sendiri dengan
diasumsikan dinding beton.
Karena keterbatasan penulis maka untuk kejian teori metode elemen hingga hanya
sebatas teori yang di baca penulis dari buku yang diacu dan analisis metode elemen
hingga hanya sebatas penggunaan SAP2000 plane-strain saja..Untuk hasil pengujian
sampel tanah penulis mengambil data tanah dari lokasi yang lain.



3

E. Tinjauan Pustaka
E.1 Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan
kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil. Jenis
konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu
dan sebagainya. Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang
berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat :
1. Benda-benda yang ada di atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan,
kendaraan, dll)
2. Berat tanah
3. Berat air (tanah)
Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama
untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan dengan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding penahan
merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau
bangunan yang dibuat.
Jenis konstruksi dapat dikontribusikan jenis klasik yang merupakan konstruksi
dengan mengandalkan berat konstruksi untuk melawan gaya-gaya yang bekerja.
Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, makan dinding penahan tanah
digolongkan sebagai berikut (Sudarmanto, 1992) :
1. Dinding gravitasi (gravity wall)
Dinding ini biasanya terbuat dari beton tak bertulang atau pasangan batu kali,
untuk mencapai stabilitasnya hanya mengandalakan berat sendiri.
2. Dinding penahan kantilever (kantilever retaining wall)
Dinding ini sering dipakai dan terbuat dari beton bertulang yang memanfaatkan
sifat kantilevernya untuk menahan massa tanah yang ada di belakang dinding.
Untuk mencapai stabilitas dinding penahan ini mengandalkan berat tanah yang
berada di atas tumit (heel). Yang berfungsi disini adalah 3(tiga) bagian balok
konsol yaitu bagian badan(steem), tumit (heel) dan kaki (foot).
3. Dinding conterfort (counterfort wall)
Apabila tekanan pada tumit cukup besar maka bagian badan dan tumit diperlukan
counterfort yang berfungsi sebagai pengikat dan ditempatkan pada bagian-bagian
interval tertentu, serta berfungsi mengurangi momen lentur dan gaya lintang yang
besar di dalam menahan badan dinding.
4

4. Dinding butters (butters Wall)
Dinding ini hampir sama dengan dinding counterfort, hanya bagian counterfort
diletakan berlawanan dengan bahan yang di sokong sehingga memikul gaya tekan.
Yang di maksud butters adalah bagian di antara couterfort dan pada dinding ini bagian
tumit lebih pendek dari pada bagian kaki, dan bagian ini pula yang menahan tanah
untuk mencapai stabilitasnya, dinding ini sebagai element tekan lebih efisien dan
ekonomis.
5. Abutment jembatan (bridge abutment)
Struktur seperti ini berfungsi sama dengan dinding cantilever yang memberikan
tahanan horizontal pada badan dinding, sehingga pada bagian perencanaannya di
anggap sebagai balok yang dijepit pada dasar dan di tumpu pada bagian atasnya.
Jenis dinding penahan tanah :
1. Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semigravity)


Gambar 1.1 dinding penahan batu kali Murni
2. Dinding yang dibuat dari bahan kayu (talud kayu)

Gambar 1.2 dinding penahan yang dibuat dari kayu
(http://www.macroenterprisesltd.com)

5

3. Dinding yang dibuat dari bahan beton (talud beton)

Gambar 1.3 dinding yang di buat dari bahan beton (talud beton)
(talud dari bendung barak waru turi)

Dari jenis dinding penahan tanah yang ada diatas yang di gunakan sebagai
simulasi untuk mengontrol gaya-gaya dalam pada dinding penahan tanah yaitu dinding
yang terbuat dari beton/talud beton atau dinding kantilever yang terbuat dari beton
bertulang dikarenakan mempunyai kelebihan di bidang konstruksi yang memanfaatkan
sifat kantilevernya untuk menahan massa tanah yang ada di belakang dinding dan beton
merupakan bahan komposit dari agregat bebatuan dan semen sebagai bahan pengikat,
yang dapat dianggap sebagai sejenis pasangan bata tiruan karena beton memiliki sifat
yang hampir sama dengan bebatuan dan batu bata (berat jenis yang tinggi, kuat tekan
yang sedang, dan kuat tarik yang kecil).
Beton dibuat dengan pencampuran bersama semen kering dan agregat dalam
komposisi yang tepat dan kemudian ditambah dengan air, yang menyebabkan semen
mengalami hidrolisasi dan kemudian seluruh campuran berkumpul dan mengeras untuk
membentuk sebuah bahan dengan sifat seperti bebatuan. Beton mempunyai satu
keuntungan lebih dibandingkan dengan bebatuan, yaitu bahwa beton tersedia dalam
bentuk semi cair selama proses pembangunan.

Tiap potongan dinding horisontal akan menerima gaya-gaya seperti terlihat pada
Gambar 1.4, maka perlu dikaitkan stabilitas terhadap gayagaya yang bekerja seperti :
a. Gaya vertikal akibat berat sendiri dinding penahan tanah
b. Gaya luar yang bekerja pada dinding penahan tanah
c. Gaya akibat tekanan tanah aktif
d. Gaya akibat tekanan tanah pasif

6



Gambar 1.4 tegangan terhadap dinding
(Sumber : http://pdf-search-engine.com)

E.2. Tekanan Tanah Lateral
Untuk merencanakan bangunan penahan tanah, sering didasarkan atas keadaan
yang meyakinkan keruntuhan total tidak akan terjadi. Gerakan beberapa sentimeter sering
tidak begitu penting sepanjang ada jaminan bahwa gerakan-gerakan yang lebih besar lagi
tidak akan terjadi. Dalam perencanaan dinding penahan, biasanya dilakukan dengan cara
menganalisis kondisi-kondisi yang akan terjadi pada keadaan runtuh, kemudian
memberikan faktor aman yang cukup yang dipertimbangkan terhadap keruntuhan
tersebut.
Analisis tekanan tanah lateral ditinjau pada kondisi keseimbangan plastis, yaitu
pada saat masa tanah pada kondisi tepat akan runtuh (Rinkine,1857). Kedudukan
keseimbangan plastis ini hanya dapat dicapai bila terjadi deformasi yang cukup pada
massa tanahnya. Besar dan distribusi tekanan tanah adalah fungsi dari perubahan letak
(displacement) dan regangan (strain). (Hary Christday Hardiyatmo, 2007)
Untuk mempelajari kondisi keseimbangan plastis, ditinjau kondisi tegangan yang
ditunjukan oleh lingkaran-lingkaran Mohr dalam Gambar 1.5a. Dalam gambar ini, setiap
lingkaran yang digambar lewat titik P mewakili kedudukan keseimbangan dan memenuhi
persyaratan keseimbangan elastic dengan satu dari tegangan utamanya (1 atau 3) sama
dengan OP. Di sini hanya terdapat 2 lingkaran Mohr melalui P yang menyinggung garis
7

selubung kegagalan. Kedua lingkaran ini mewakili kondisi keseimbangan plastis tanah.
(Hary Christday Hardiyatmo, 2007)
Kondisi-kondisi plastis bekerja pada suatu elemen tanah diperlihatkan dalam
Gambar 1.5b. Elemen tanah mula-mula di pengaruhi oleh tegangan-tegangan utama 1 =
OP dan 3 = OR. Jika tekanan vertical OP di tahan tetap dan tekanan lateral di tambah
sampai bahan mengalami keruntuhan pada kedudukan OS (Gambar 1.5d), tegangan utama
menjadi berotasi sehingga tegangan utama mayor menjadi OS. Pada kondisi ini lingkaran
Mohr akan lewat P dan S dan bidang kegagalan dalam Gambar 1.5d membuat sudut 45 -
/2 dengan bidang horisontal. Gambar 1.5d menunjukan kondisi permukaan bidang
longsor akibat geser pada teori tekanan tanah pasif. (Hary Christday Hardiyatmo, 2007)
Jika pada kondisi Gambar 1.5b, tekanan arah lateral dikurangi sampai mencapai
OQ, maka keruntuhan tanah akan terjadi, karena lingkaran QP menyinggung garis
selubung kegagalan. Disini, tegangan OP adalah tegangan mayor dan bidang keruntuhan
akan membentuk sudut 45 + /2 terhadap bidang horisontal (Gambar 1.5c). Kondisi ini
menunjukan kondisi permukaan longsor akibat geser pada teori tekanan tanah aktif. (Hary
Christday Hardiyatmo, 2007)

Gambar 1.5 konsep keseimbangan elastis dan plastis
a. Tegangan-tegangan sebelum runtuh (elastic) dan saat runtuh (plastis)
b. Kondisi awal dengan tegangan sel OP
c. Bidang longsor untuk teori tekanan tanah aktif
d. Bidang longsor untuk teori tekanan tanah pasif
(sumber : Hary Chritady Hardiyatmo, 2007)
8

E.3. Tekanan tanah aktif dan pasif
Konsep tekanan tanah aktif dan pasif sangat penting untuk masalah-masalah
stabilitas tanah, pemasangan batang-batang penguat pada galian. Desain dinding penahan
tanah, dan pembentukan penahanan tarik dengan memakai berbagai jenis peralatan ukur.
Permasalahan disini hanyalah semata-mata untuk menentukan faktor keamanan
terhadap keruntuhan yang disebabkan oleh gaya lateral. Pemecahan di peroleh dengan
membandingkan gaya-gaya (kumpulan gaya-gaya yang bekerja)
Gaya I adalah gaya yang cenderung mengahancurkan
Gaya II adalah gaya yang cenderung mencegah keruntuhan
Gaya penghancur disini misalnya gaya-gaya lateral yang bekerja horizontal atau
mendatar. Gaya penghambat misalnya berat dari bangunan/struktur gaya berat dari
bangunan ini bekerja vertical sehingga dapat menghambat gaya lateral atau gaya yang
bekerja horizontal. (http://elearning.gunadarma.ac.id)

a. Tekanan tanah aktif (dengan kohesi nol, c = 0)
Suatu dinding penahan tanah dalam keseimbangan menahan tanah horizontal
tekanan ini dapat dievaluasi dengan menggunakan koefisien tanah Ka. Jadi jika berat
suatu tanah sampai kedalaman H, maka tekanan tanahnya adalah H dengan: adalah
berat volume tanah, dan arah dari tekanan tersebut adalah vertikal keatas. Sedangkan
untuk mendapatkan tekanan horizontal maka Ka adalah konstanta yang fungsinya
mengubah tekanan vertikal tersebut menjadi tekanan horizontal. Oleh karena itu, tekanan
horizontal dapat dituliskan sebagai berikut :
Pa = Ka H kN/m . (1)
Dimana harga Ka untuk tanah datar adalah
Ka =

sin 1
sin 1
+

= tan ( 45-
2

) . (2)
Untuk tanah miring Ka =
)

+
o
o

cos
sin sin
1
cos
.(3)
= sudut gesek tanah
= kemiringan tanah
Ka = koefisien aktif
= berat volume tanah
H = berat suatu tanah sampai kedalaman
9

(http://elearning.gunadarma.ac.id)

b. Tekanan tanah aktif berkohesi
Kohesi adalah lekatan antara butir-butir, sehingga kohesi
mempunyai pengaruh mengarungi tekanan aktif tanah sebesar
2c Ka
Pa = KaH (4)
c = kohesi dalam kN/m.
(http://elearning.gunadarma.ac.id)
c. Tekanan tanah pasif
Dinding penahan tanah dalam hal tertentu dapat terdorong kearah tanah yang
ditahan dan arah dari tekanan pasif ini berlawanan dengan arah tekanan aktif. Kp adalah
koefisien untuk tanah datar. (http://elearning.gunadarma.ac.id)

Pengaruh air tanah, (christady Hardiyatmo, 2003)

Gambar 1.6 Tekanan tanah pasif pada dinding penahan tanah
(christady hardiyatmo, 2003)






10

d. Teori Rankine Untuk Tanah Non-Kohesi
Ditinjau suatu tanah tak berkohesi yang homogen dan istropis yang terletak pada
ruangan semi tak hingga dengan permukaan horisontal, dan dinding penahan vertical
berupa dinding yang licin sempurna. Untuk mengevaluasi tekanan tanah aktif dan tahanan
tanah pasif, ditinjau kondisi keseimbangan batas pada suatu elemen di dalam tanah,
dengan kondisi permukaan yang horisontal dan tidak ada tegangan geser pada kedua
bidang vertikal maupun horisontalnya. Dianggap tanah ditahan dalam arah horizontal.
Pada kondisi aktif sembarang elemen tanah akan sama seperti benda uji dalam alat
triaksial yang di uji dengan penerapan tekanan sel yang dikurangi, sedang tekanan aksial
tetap. Ketika tekanan horisontal dikurangi pada suatu nilai tertentu, kuat geser tanah pada
suatu saat akan sepenuhnya berkembang dan tanah kemudian mengalami keruntuhan.
Gaya horizontal yang menyebabkan keruntuhan ini merupakan tekanan tanah aktif dan
nilai banding tekanan horisontal dan vertikal pada kondisi ini, merupakan koefisien tanah
aktif (coefficient of active pressure) atau Ka. bila ditanyakan dalam persamaan umum :
(Hary Christady Hardiyatmo, 2007)
K W
W
W
W
W
> !
! !
v
v
h
a
Dengan
K
1
3
(16)
Dengan v = z.
E.4 Program SAP2000
Untuk mengaktifkan programSAP2000, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.Input Model
Input model atau input data merupakan memasukan nilai-nilai yang telah di hitung
manual ataupun nilai-nilai hasil pengujian dari laboratorium. Adapun tahapan dalam
Input model sebagai berikut :
a. Memulai membuat file baru
Memulai membuat file baru yaitu memasukan model baru (select template) yang akan
dipilih dan menentukan satuan yang akan di gunakan.
b. Mengubah tampilan kebidang XZ :
Mengubah tampilan kebidang XZ bisa dengan mengklik langsung toolbar atau dengan
cara View > set 2D view
- Klik X-Z plan
- Klik Ok

11

c. Mendefinisikan tipe bahan
Tahap mendefinisikan tipe bahan yaitu memilih tipe material dan memasukan material-
material yang telah diuji di laboratorium seperti berat jenis beton, modulus of elasticity
dan kuat tekan beton.
d. Mendefinisikan penampang element struktur (beton)
e. Menggambar Model Struktur
f. Membagi Area Dalam Pias-Pias Tinjauan
g. Mengganti Tipe Tumpuan Menjadi Tumpuan Jepit
h. Mendefinisikan Tipe Bahan
i. Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
j. Mendefinisikan Pola Pembebanan
k. Menentukan Tipe Analisis Struktur (Plan Strain-2d)
l. Melakukan Analisis
2. Data Output
Data output merupakan hasil dari analisis program SAP2000
yang berisi deformasi, gaya, tegangan dan hasil analisis lain jika ada.

F.Metodologi Penelitian
Metode pengumpulan data-data yang dibutuhkan memerlukan beberapa tahap untuk
penyelesaian proyek akhir ini antara lain dengan :
1. Data Sekunder
Salah satu data sekunder yang diprioritaskan adalah dengan cara mengambil data-data
yang telah diuji yaitu data sampel pengujian bahan dan pembuatan mix design dan data
sampel pengujian tanah, data-data tersebut diambil dari data yang telah di uji oleh Dinas
Bidang Pengairan Diskimpraswil DIY.
2. Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan sebagai suatu pemahaman terhadap objek yang
dianalisis.
3. Metode Wawancara
Metode wawancara ini diperlukan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan yang
sekiranya belum tertulis ataupun belum tersurat. Dengan mewewancarai pihak-pihak yang
bersangkutan dengan objek kajian atau objek yang dianalisis, juga terhadap pihak lain
yang memahami objek kajian dan analisanya.

12

4. Metode Analisis
Setelah data yang diperlukan diperoleh secara keseluruhan, maka data yang ada tersebut
dikumpulkan. Kemudian dengan literature yang sudah didapatkan maka data tersebut
diolah dan dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dilapangan, menggunakan
formula yang ada pada landasan teori dan dianalisis dengan menggunakan program
komputer yaitu SAP2000.

Metode kajian dapat disajikan dalam diagram (flowchart) sebagai berikut :


























13



































14

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H. C, 2003, Mekanika Tanah II, Edisi Ketiga, Gadjah MadaUniversity
Press, Yogyakarta.
Hardiyatmo, H. C, 2007, Mekanika Tanah II, Edisi Keempat, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://nmc.ppk.or.i
http://pdf-search-engine.com
http://www.macroenterprisesltd.com
http://www.csiberkeley.com
Prof. Ir. Iman Satyarno, ME. PHD, 2010, Paper SAP2000 Analisis Plan Strain,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suryolelono, K. B, & Dip, H. E, 1994, teknik pondasi bagian I (pondasi telapak dan
dinding penahan tanah), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wiryanto Dewobroto, 2007, Aplikasi Rekayasa Kostruksi Dengan SAP2000, Edisi
Baru, Universitas Pelita Harapan, Penerbit PT Elex Media

Anda mungkin juga menyukai