Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Kep

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan

Vol 1, No 1, 2022

IMPLEMENTASI PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA


MASYARAKAT TIDAK MAMPU MELALUI POSBAKUM
DI PENGADILAN AGAMA JAYAPURA
[Laili Shofiya Kurniawati1]*[ Sugimin2]*[ Rahmat Lakarim3]
Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua
[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrack
Supreme Court Circular Letter (SEMA) Number 10 of 2010 which is currently changed to
Supreme Court Regulation (PERMA) Number 1 of 2014 concerning Legal Aid Services to
underprivileged people in the Courts. By seeing this, the Jayapura Religious Court is
required to be as much as possible to implement the rule.. Therefore, this research will see
how the implementation that has been implemented by the Jayapura Religious Court and the
obstacles in implementing the regulation. The research used is qualitative research by
looking at a case study in the Court institution. Where the data is obtained through
observation, interviews, and documentation, which then the data will be analyzed using laws
and regulations. The results of the study suggest that in implementing the Regulation on the
provision of legal assistance to underprivileged people, it has not run optimally because
there are several obstacles faced by the Jayapura Religious Court, including first, budget
constraints that have not been accommodated by the entire poor in need. Second, public
knowledge related to the Legal Aid Post (POSBAKUM) in the Jayapura Religious Court is
still low. And the third, the lack of Legal Aid Institutions to manage Legal Aid Posts
(POSBAKUM) in the Field of Islamic Civil Affairs.

Keywords: Implementation, Legal Aid, Poor People

Abstrak
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 yang saat ini diganti
menjadi Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Layanan
Bantuan Hukum terhadap masyarakat tidak mampu di Pengadilan. Pengadilan Agama
Jayapura dituntut untuk semaksimal mungkin dapat mengimplementasikan aturan tersebut.
Penelitian ini akan melihat bagaimana implementasi yang sudah diterapkan oleh Pengadilan
Agama Jayapura dan hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan peraturan tersebut.
Penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan melihat suatu studi kasus
didalam lembaga Pengadilan. Datanya diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara,
dan dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunkan Peraturan Perundang-undangan.
Hasil penelitian menunujukan bahwa dalam mengimplementasikan Peraturan mengenai
pemberian bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu belum berjalan maksimal karena
ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Pengadilan Agama Jayapura, diantaranya pertama,
keterbatasan anggaran biaya yang belum terakomodir keseluruhan masyarakat miskin yang
membutuhkan. Kedua, pengetahuan masyarakat terkait Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM)
yang ada di Pengadilan Agama Jayapura masih rendah. Dan yang ketiga, kurangnya Lembaga
Bantuan Hukum untuk mengelola Pos POSBAKUM dalam bidang keperdataan Islam.

Kata Kunci: Implementasi, Bantuan Hukum, Masyarakat Miskin

39
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

keadilan maka tentulah hal tersebut


A. Pendahuluan melanggar kehidupan hak asasi manusia.2
Indonesia saat ini adalah sebagai
Negara menjamin persamaan negara hukum yang memiliki tujuan untuk
kedudukanya didalam persamaan hak bagaimana semua masyarakat merasakan
dimuka hukum hal ini memberikan kesejahteraan tanpa membeda-bedakan
gambaran bahwa negara wajib melindungi klasifikasi dan kepentingan salah satu
Hak Asasi Manusia setiap orang.1 apabila tatanan masyarakat. Dalam memperoleh
suatu negara memprioritaskan persamaan bantuan hukum kewajiban negara ialah
hak, tentunya tdak dapat membeda- membantu masyarkat tanpa
bedakan salah satu permasalahan hukum memperhatikan apa agamanya, apa
kepada kepentingan salah satu pihak. sukunya, latarbelakangnya, ras dan
Misalnya dalam mengalami proses hukum etniknya, hingga kepercayaan politinya
seseorang dapat menggunakan jasa serta strata sosialnya.3 Dalam
advokat atau kuasa hukum. Dalam proses mendapatkan bantuan hukum sebuah
penggunaan jasa advokat harus jaminan perlindungan untuk memperoleh
mengutamakan keadilan, semisal karena hak konstitusional berlaku tidak hanya
tidak mempunyai uang maka masyarakat orang yang mampu secara finansial tetapi
tidak mampu mengabaikan penggunaan jaminan perlindunganya juga berlaku
jasa advokat tersebut. Begitupun kepada fakir miskin atau secara finansial
sebaliknya seseorang yang banyak uang belum mempunyai. Dengan kata lain
pastinya dapat menggunakan jasa advokat. sebuah peradilan harus dapat menfasilitasi
Oleh karena itu negara sudah mengatur semua kepentingan masyarakat tidak
peraturan tentang bantuan hukum kepada mampu untuk melakukan proses
4
masyarakat tidak mampu yang semua pembelaan (Pro bono publicio). Sehingga
biayanya ditanggung oleh negara. dengan dengan koseptual hak asasi
Jika kita melihat seseorang yang manusia dan tidak membeda-bedakan
tidak dapat menggunakan jasa advokat golongan di hadapan hukum maka
atau kuasa hukum karena tidak memiliki pembelaan hukum juga harus beradasarkan
biaya sedangkan orang yang mampu dapat keadilan di muka hukum acara peradilan.
menggunakan jasa advokat rasanya di Selanjunya pemerintah pun sudah
hadapan hukum. Dengan tidak mengeluarkan peraturan terkait pembelaan
menggunakan jasa seorang advokat
tentunya akan berpengaruh terhadap
pembelaan di hadapan pengadilan
nantinya. Kemudian orang yang mampu
pastinya akan mudah mendapatkan
pembelaan di muka pengadilan saat 2
Edi Gunawan, Eksistensi Peran Advokat
persidangan. Dengan demikian apabila Dalam Memberi Bantuan Hukum Di Pengadilan
praktik tersebut di dalam tatanan negara Agama, (Jurnal Ilmiah Al Syir’ah, Vol.10, No.1,
hukum demokrasi yang menjunjung rasa Tahun 2012, ), Hlm.1-14.
3
Yogi Zul Fadhli, Kedudukan Kelompok
Minoritas Dalam Perspektif HAM Dan
Perlindungan Hukumnya Di Indonesia, (Jurnal
I Komang Suka’Arsana, Maria Silvya E.
1
Konstitusi, Vol. 11, No. 2, Tahun 2014), Hlm.352-
Wangga, Pengesampingan Prinsip Persamaan 370.
4
Dimuka Hukum Atas Izin Pemeriksaan Pejabat Lamarani Handri, Pemberian Bantuan
Negara, ( Jurnal Masalah-Masalah Hukum, Vol.35, Hukum Pada Masyarakat Kurang Mampu Oleh
No. 1, Tahun 2016), Hlm.11-17. Pemerintah, ( Jurnal Lex Administratum, Vol.2,
No.3, Tahun 2014), Hlm.1-2.
40
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

umum bagi semua orang tanpa adanya ini akhirnya banyak dijelaskan dan di
perbedaan di kalangan masyarakat.5 jabarkan kedalam setiap peraturan
Jika kita melihat undang-undang perundang-undangan masing-masing
Dasar 1945 dalam ayat 1 pasal 24 misalnya terkait jaminan mengenai
menerangkan bahwa fakir miskin dan kekuasaan hakim tercantum di UU Nomor
anak-anak terlantar di pelihara oleh 48 tahun 2009, terkait jaminan di peradilan
negara. Kalau kita mengacu kepada agama mengenai setiap masyarakat yang
undang-undang dasar 1945 tersebut maka berperkara berhak mendapkan bantuan
apapun yang terkait keberlangsungan hak hukum dijelaskan di dalam UU Nomor 7
ekonomi, budaya, sosial, politik serta Tahun 1989, selanjunya Undang-undang
hukum negara akan menjamin dan Nomor 1 tahun 2014 juga menjelaskan
mengurus semua kepentingan fakir setiap orang yang dihadapkan
miskin.6 Selanjunya atas dasar tersebut permasalahan hukum wajib mendapkan
tentunya para fakir miskin wajib bantuan hukum dari Pos bantuan hukum
mendapatkan bantuan hukum, pembelaan yang di bentuk oleh setiap pengadilan.8 Di
oleh advokat baik diluar dan dalam dalam Undang – undang Nomor 1 tahun
pengadilan serta dapat memperoleh jasa 2014 tersebut juga menjelaskan terkait
advokat sebagai pembela dihadapan pemberian bantuan hukum secara Cuma-
hukum. Kemudian juga penegasan Cuma ditingkat peradilan dari awal proses
Undang-undang dasar 1945 menjelaskan beracara putusan pengadilan.
bahwasanya pemberian bantuan hukum Dari uraian semua diatas untuk
adalah suatu tugas dan amanah negara merealisasikan aturan bantuan hukum
dalam memberikan hak-hak kepada fakir kepada masayarakat tidak mampu (fakir
miskin. miskin) maka indonesia mengeluarkan
Undang-undang dasar 1945 juga peraturan Undang-undang Nomor 1 tahun
menerangkan dalam pasal 28 bahwa setiap 2014 perubahan atas Surat Edaran
orang berhak mendapakan jaminan, (SEMA) Nomor 10 tahun 2010 tentang
kepastian hukum yang adil, perlindungan pelayanan bantuan hukum. Undang-
serta perlakuan yang sama di muka undang tersebut diharapkan dapat
hukum.7 Dengan muculnya jaminan negara mengakses para pencari keadilan bagi
orang yang ekonominya tidak mampu.9
Dalam pengamatan di Pengadilan Agama
5
Lihat pasal 27 UUD 1945, Yang
menunujukan bahwa masyarakat miskin
berbunyi “Segala warga negara bersamaan mengalami kendala dalam masalah
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan finansial terkait biaya yang dibutuhkan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dalam berperkara dan ditambah lagi
dengan tidak ada kecualiny. ongkos transportasi ke kantor Pengadilan.
6
Pasal 34 Ayat 1 undang-Undang Dasar
1945, Yang Berbunyi Negara wajib memelihara
Pengadilan Agama Jayapura adalah salah
Anak-Anak terlantar dan Fakir Miskin. satu pengadilan yang tentunya
7
Pasal 28 Ayat 1 Undang-undang Dasar
1945, menegaskan mengenai setiap manusisa
berhak mendapatkan hak untuk hidup, hak
8
kemerdekaan hati dan nuraninya, hak untuk tidak Abdul Manan, Penemuan Hukum Oleh
disiksa, hak beragama, hak untuk diakui sebagai Hakim Dalam Praktek Hukum Acara Di Peradilan
pribadi di muka hukum, hak untuk tidak Agama, (Jurnal Hukum Peradilan, Vol.2, No.2,
diperbudak, hak untuk tidak dituntuk terhadap Tahun 2013), Hlm.189-202.
9
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi BAB 1 Pendahuluan Lampiran B SEMA
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan No 10 tahun 2010 Tentang Pelayanan Bantuan
apapun. Hukum.

41
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

mengimplementasikan aturan-aturan melakukan pengamatan, Wawancara dan


terkait bantuan hukum kepada masyarakat Mencari dokumen yang berhubungan
tidak mampu melalui posbakum yang dengan penelitian. Kemudian penelitian ini
dibentuk oleh pengadilan agama jayapura juga menggunakan sumber data primer
tersebut. Pada dasarnyanya dalam yaitu data-data yang diperoleh dari buku
mengimplementasikan pastinya akan atau jurnal-jurnal ilmiah lainya.13 Setelah
menemukan hambatan atau kendala di data-data penelitian sudah terkumpulkan,
lapangan. Dari semua uraian tersebut maka selanjutnya data tersebut akan diproses
akan memunculkan sebuah pertayaan melalui tahap Edyiting dan Organizing.
apakah semua Pengadilan Agama Kemudian data-data yang sudah di lakukan
mengimplementaskan peraturan tersebut?. proses editing dan Organizing selanjunya
Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk di analisis menggunakan peraturan
mengetahui bagaimana perundang-undangan yang terkait dengan
pengimplementasian Peraturan terkait bantuan hukum bagi masyarakat tidak
bantuan hukum masyarakat tidak mampu mampu.
melalui Posbakum serta temuan hambatan
atau kendala apasaja pengadilan Agama C. Hasil Dan Pembahasan
Jayapura untuk mengimplementasikan
peraturan mengenai bantuan hukum bagi 1. Peraturan Perundang–undangan
masyarakat tidak mampu. Mengenai Bantuan Hukum Bagi
B. Metodologi Penelitian Masyarakat Tidak Mampu Melalui
Posbakum Di Pengadilan
Jenis Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif dimana penelitian Awal mula munculnya keberadaan
dihasilkan melalui perilaku atau bantuan hukum tidak terlepas saat belanda
pengamatan terhadap seseorang atau suatu menguasai Indonesia. pada saat itu belanda
lembaga tertentu yang menjadi obyek mengalami perubahan-perubahan
dalam penelitian.10 Jika dilihat dari hukumnya mengenai kebijaksanaan
jenisnya maka penelitian ini yaitu pengadilan dan susunan kehakiman yang
penelitian emperis atau studi kasus yang diterapkan di Indonesia.14 Perubahan
mana penelitian dikembangkan dengan hukum belanda yang dimaksud ialah RO
melihat tingkah laku suatu lembaga– (Reglement op de Rechterlijke Organisatie
lembaga terkait.11 Selanjutnya dalam en het beleid der Justitie) dalam RO
sebuah penelitian dikenal dengan sumber tersebut bahwa advokat tidak hanya dapat
data yaitu dari mana asal data yang kita merangkap sebagai pengacara terkait
peroleh untuk penelitian ini.12 Dari jenis pidana dan perdata namun advokat di beri
penelitian ini sumber data yang digunakan hak penuh dalam memberikan pelayanan
melalui sumber data sekunder dengan hukum serta pengelolaan tariff biaya

10
Lexy J. Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya,
2005) Hlm.4.
11 13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Bineka Cipta, 2010) Hlm.81. Rineka Cipta, 2006) hlm.129.
12 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Jhony Ibrahim, Teori Dan Metodologi
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya:
Rineka Cipta, 2006) hlm.12. Bayumedia Publishing, 2005), Hlm.132.
42
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

dalam berperkara.15 Selanjunya disaat masyarakat miskin yaitu masyarakat yang


masa kemerdekaan tatanan aturan diprioritaskan dan masyarakat terakomodir
mengenai bantuan hukum di atur melalui dalam tatanan bantuan hukum.18 Dengan
HIR (Herziene Inlandsch Reglement) terakomodirnya Masyarakat miskin
dalam pasal 250 menjelaskan bahwa sebagai para pejuang keadilan dalam
bantuan hukum dapat diberikan kepada memperoleh keadilan maka disetiap
terdakwa yang diancam hukuman seumur Pengadilan dibentuk Pos Bantuan Hukum
hidup atau hukuman mati. Selanjunya (POS BAKUM) melalui SEMA Nomor 10
selain HIR juga di berlakukan Undang- Tahun 2010 tentang juknis pemberian
Undang Nomor.14 tahun 1970 mengenai bantuan hukum. Sehingga dengan adanya
kekuasaan kehakiman.16 Dari uraian POS Bakum di lingkungan Peradilan maka
tersebut dapat kita ketahui bahwa sejarah masyarakat miskin (tidak mampu) dapat
munculnya bantuan hukum dalam wilayah terbantukan dalam menmgakses informasi
peradilan sudah sejak penjajahan belanda mengenai bantuan hukum.
dengan dinamika perubahan maupun Respon masyarakat menyatakan
amandemen terkait peraturan mengenai bahwa keadilan hanya dimiliki oleh para
bantuan Hukum hingga saat ini. golongan-golongan orang kaya, karena
Jika dilihat fakta sejarah mengenai mereka dapat membiayai perkara hingga
kepastian hukum yang mana hukum menyewa jasa kuasa hukum dalam
Indonesia masih berlindung oleh hukum membantu kasus hukum pada dirinya.
belanda maka pemberlakukuan mengenai pandangan tersebut terbukti kebanyakan
golongan masyarakat di Indonesia para advokat maupun pengacara mau
digolongkan menjadi 3 yaitu golongan membantu apabila jasa mereka dibayar.19
timur asing, bumi putra dan golongan Padahal sebuah keadilan ditujukan kepada
eropah).17 Dari asas kepastian hukum semua orang dan tidak membeda-bedakan
tersebut belum menjelaskan menganai serta apabila sebuah keadilan ditujukan
golongan masyarakat miskin. Dengan kepada salah satu golongan maka hal
kemunculan undang-undang nomor 48 tersebut dapat dikategorikan pelanggaran
Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman Hak Asasi Manusia.20 Keadilan tidak
yang diberlakukan di Indonesia maka terlepas dengan Hak Asasi Manusia karena
golongan masyarakat miskin dapat dalam aturan undang-undang nomor 39
terakomodir. Bila ditinjau berdasarkan Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia
teori keadilan maka keberadaan undang- menjelaskan setiap warga negara berhak
undang nomor 48 tahun 2009 merupakan
bentuk perlindungan hukum terhadap
18
Mashuril Anwar, Dkk, Menelaah
Keadilan Dalam Kebijakan Penanggulangan Illegal
15
Abdurrahman, Aspek-Aspek Bantuan Fishing Di Indonesia : Perspektif Keadilan Thomas
Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Cendana Press, Aquinas, (Jurnal SASI, Vol.27, No. 2, Tahun
1983), Hlm.40. 2021), Hlm.126-135.
16 19
Lalu Muhammad Taufik, Lalu Muhammad Taufik,
Implementation Of Legal Asistance For The Poor Implementation Of Legal Asistance For The Poor
In The Religion Court Mataram, (Jurnal IUS, Vol. In The Religion Court Mataram, ( Jurnal IUS, Vol.
V, No. 3, Tahun 2017), Hlm.463-480. V, No. 3, Tahun 2017), Hlm.463-480.
17 20
Dwi Ratna Cinthya Dewi, Incosistensi Achmad Santosa, Access To Justice Di
Tentang Pernikahan Beda Agama, (Al-Aqwal: Indonesia, (Jakarta: Direktur JenderaL Badan
Jurnal Kajian Hukum Islam, Vol. 1, No. 1, Tahun Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, 2012),
2022), Hlm. 1-15. Hlm.17.

43
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

mendaptkan hak keadilan maupun hak tersebut mendapatkan respon Mahkamah


dalam memperoleh bantuan hukum.21 Oleh agung yang mana respon tersebut
karena itu dalam bantuan hukum kepada mengeluarkan surat edaran (SEMA)
masyarakat tidak mampu tidak terlepas dengan tujuan memberikan bantuan
dari Hak Asasi Manusia jika masyarakat hukum kepada masyarakat tidak mampu.
tersebut tidak mendapatkan bantuanya. Pengadilan Agama seluruh indonesia
Kaitanya dengan bantuan hukum mulai menerapkan perkara prodeo atau
sudah merupakan kebijakan pemerintah pembebasan biaya bagi masyarkat tidak
melalui Undang-undang tentang kekuasaan mampu dan Pengadilan Agama juga
kehakiman. Kebijakan pemerintah tersebut menerapkan sidang keliling (Door To
dengan tujuan supaya masyarakat tidak Door). Salah satu faktor kendala yang
mampu dapat memperoleh akses bantuan dihadapi Pengadilan Agama adalah masih
hukum secara Cuma-Cuma yang diperkuat kurangnya pemahaman masyarakat
dengan berlakunya Undang-undang nomor mengenai akses bantuan hukum pada
16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. mereka atau tidak mengetahui keberadaaan
Dengan dikeluarkanya peraturan tersebut peraturan terkait bantuan hukum tersebut
membuktikan bahwa keseriusan ketika dihadapkan dengan masalah hukum.
pemerintah dalam mengatasi Kemudian dengan dasar Undang-undang
problematikan masyarakat miskin yang Dasar 1945 tentang hak setiap orang untuk
tidak mampu khususnya dalam mencari mendapatkan jaminan dan keadilan yang
keadilan tidak membedakan golongan. sama dimuka hukum maka otomatis
Negara mempunyai kewajiban dalam pemberlakun tersebut harus diterapkan di
membangun sarana prasarana di bidang Pengadilan. Selanjunya juga banyak
hukum untuk mengurusi masyarkat miskin ditemukan peraturan perundang-undangan
dan temajinalkan. Tentunya sebuah hal terkait jaminan terhadap hukum dan
penting untuk negara membantu problem- keadilan misalnya diundang-undang
problem mereka dalam menghadapi menegenai kekuasaan kehakiman (UU
permasalahan hukum. Dalam sebuah No.28 Tahun 2009) perundangan
penelitian bahwasanya menjelaskan mengenai Peradilan Agama (UU No.7
mengenai masyarakat masih menghadapi Tahun 1989). Dengan dasar peraturan
problematika terkait kendala-kendala keseluruhan tersebut tentunya pemerintah
keuangan, misalnya pengeluaran keuangan harus memberikan sarana-prasarana
biaya perkara atau masalah keuangan kepada Pengadilan untuk mereka
dalam pengeluaran ongkos transportasi ke mengimplementasikan peraturan-peraturan
Pengadilan Agama.22. permasalahan tersebut agar bantuan hukum tidak
diberikan kesalah satu pihak.
Peraturan terbaru mengenai bantuan
21
Pasal 1 Angka 1 Undang – undang
hukum kepada masyarakat tidak mampu
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (fakir miskin) yaitu Perma Nomor 1 Tahun
Didasarkan melalui penjelasan bahwa Hak Asasi 2014. Dalam Perma tersebut menegaskan
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat bahwa pengadilan untuk membentuk pos
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai bantuan hukum untuk memfasilitasi
Makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan
anugrahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi penghormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia seutuhnya. Program Sidang Keliling Di Mahkamah Syariah
Jantho), (Thesis: UIN Ar-Raniry Banda Aceh,
22
Mirza Hazaki, Urgensi Sidang Keliling Tahun 2018), Hlm. Vii.
Dalam Perkara Perceraian ( Studi Terhadap
44
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

pelayanan bagi masyarkat tidak mampu syarat dan ketentuan juga dihadapkan
terkait bantuan hukum.23 Dalam Perma bahwa setiap lembaga tersebut memiliki
tersebut juga dijelaskan bahwa bantuan sekertariat dan memiliki izin perizinan dari
hukum diberikan secara Cuma-Cuma dari Kemenkumham. Oleh karena itu dari
awal proses berperkara hingga semua syarat dan ketentuan semua tersebut
memperoleh putusan tetap. Penjelasan diatas menerangkan bahwa jika Pengadilan
bantuan hukum dalam Perma Tersebut Agama mendirikan Posbakum diwilyahnya
mempunyai tujuan yaitu 24 peningkatan maka harus memperhatikan syarat dan
akses keadailan, membantu masyarakat ketentuan yang berlaku sesuai PERMA
tidak mampu secara finansial dan kurang Nomor 1 tahun 2014.
memahami bagaimana proses beracara di
peradilan, kemudian pemberian layanan Selanjunya bantuan hukum diberikan
terbaik kepada para pencari keadilan. kepada masyarakat yang dalam hal ini
masyarakat yang tidak dapat membayar
Pemberi bantuan hukum di Pos jasa advokat yang diutamakan kepada
Bakum menurut perma No 1 tahun 2014 kaum wanita dan penyandang disabilitas,
juga harus dilakukan oleh advokat yang baik sebagai penggugat/pemohon maupun
mempunyai kompeten dibidannya. tergugat/termohon yang memenuhi syarat
Pemberian bantuan hukum bagi sesuai yang ditentukan oleh Pasal 20
masyarakat yang kurang mampu SEMA No 10 tahun 2004. Syarat yang
diimplementasikan melalui badan harus dipenuhi oleh masyarakat yang ingin
pengadilan seperti Pengadilan Agama mengajukan permohonan pemberian jasa
yang bekerja sama dengan lembaga profesi dari Pos Bantuan Hukum antara lain: surat
seperti advokat, pos bantuan hukum unsur keterangan tidak mampu membayar jasa
Perguruan Tinggi, bantuan hukum dari advokat yang ditandatangi pemohon
LSM yang sudah terdaftar di mengetahui Pengadilan Agama, surat
Kemenkumham (Kementerian Hukum dan keterangan tidak mampu dari kelurahan,
Hak Asasi Manusia).25 Jika kita melihat serta memiliki surat keterangan atas
peraturan Mahkamah Agung tersebut kepunyaan jaminan sosial seperti BPJS,
hanya 3 lembaga yang dapat mengelola Keluarga harapan, dan bantuan langsung
Posbakum di Pengadilan yaitu Lembaga tunai.
Bantuan Hukum di Perguruan tinggi,
Lembaga Swadaya Masyarakat dan 2. Implementasi Pemberian Bantuan
Organisasi Profesi Advokat. Kemudian Hukum Bagi Masyarakat Tidak
Mampu Melalui Posbakum Di
Pengadilan Agama Kota Jayapura
23
Lalu Muhammad Taufik,
Implementation Of Legal Asistance For The Poor Ketentuan dalam pelaksanaan
In The Religion Court Mataram, ( Jurnal IUS, Vol. bantuan hukum di wilayah Pengadilan
V, No. 3, Tahun 2017), Hlm.463-480. Agama Jayapura diatur didalam Undang-
24
Pasal 2 Perma Nomor 1 Tahun 2014 undang No.50 tahun 2009 perubahan atas
tentang hal-hal terkait tujuan layanan hukum bagi UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
masyarakat tidak mampu di Pengadilan.
agama dan UU No. 48 tahun 2009 tentang
25
Pasal 11 Keputusan Ketua Muda Urusan kekuasaan kehakiman. Didalam peraturan
Lingkungan Peradilan Agama dan Sekretaris tersebut dapat di kesimpulkan bahwasanya
Mahkamah Agung RI Nomor : 04/TUADA- setiap orang atau masyarakat yang
AG/II/2011, Nomor 020/SEK/SK/II/2011 tentang perperkara di Pengadilan Agama berhak
Petunjuk Pelaksanaan SEMA RI No 10 Tahun
2010 tentang Pelayanan Bantuan Hukum.
mendapatkan bantuan hukum dan negara
45
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

wajib membiayai biaya perkara bagi masyarakat tidak mampu bersumber


orang/masyarakat yang tidak mampu. Dan melalui DIPA Departemen Kementerian
selanjunya pula didalam isi peraturan Hukum dan HAM.28 Menurut hasil
Undang-undang tentang pengadilan penelitian dengan melihat perkara yang
Agama mengatur bahwasanya di setiap masuk dari tahun 2015 hingga saat ini
pengadilan di bentuk Pos Bantuan Hukuim hanya ada beberapa Lembaga bantuan
(POSBAKUM) dengan tujuan untuk hukum yang ada di beberapa Perguruan
membantu para pihak berperkara yang Tinggi yang ada di Jayapura melakukan
tidak mampu dalam memperoleh bantuan bantuan hukum di Pengadilan Agama
hukum. Kemudian Mahkamah Agung juga Jayapura.
mengeluarkan Surat Edaran Melalui Dari uraian tersebut di atas bahwa
SEMA No. 10 Tahun 2010 mengenai dalam implementasi bantuan hukum di
teknis pemberian bantuan hukum pengadilan agama yaitu membantu para
dilingkungan Peradilan Agama dan pihak berperkara dalam pelayanan
Peradilan Tata Usaha Negara. Namun konsultasi hukum dan pelaksanaan
SEMA tersebut sudah tidak berlaku setelah pembebasan biaya perkara bagi
adanya kesempurnaan isi dari SEMA masyarakat yang tidak mampu. Namun
Tersebut melalui Peraturan Mahkamah kenyataan dilapangan bantuan hukum di
Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2014.26 Pengadilan Agama Jayapura melalui
Dalam melihat peraturan PERMA POSBAKUM hanya tefokus kepada
tersebut, dalam pembebasan biaya perkara Pelayanan Konsultasi Hukum yang mana
di Pengadilan Agama setingkat harus lebih sering membantu para pihak yang
disesuaikan kepada anggaran tiap tahun.27 ingin berperkara dalam membuat Gugatan
Jika kalua di perhatikan mengenai maupun permohonan.29 Sedangkan dalam
pembebasan biaya perkara yang diajukan ketentuan mengenai biaya perkara bagi
pada tingkat pertama bagi masyarakat masyarkat tidak mampu di kelola langsung
tidak mampu hanya diperuntukan kepada oleh pengadilan dengan melihat anggaran
Pengadilan Tingkat Pertama saja. Artinya yang ada. Dengan demikian jika
apabila perkara tersebut berlanjut ke mengambil kesimpulan bahwa
permohonan banding maupun kasasi yang POSBAKUM yang ada di Pengadilan
mana akan diproses melalui peradilan Agama Jayapura belum sepenuhnya
tingkat selanjunya bantuan biaya melakukan pelayanan sesuai aturan
berperkara tidak lagi berlaku. Selanjunya PERMA mengenai Bantuan Hukum di
dari hasil penelitian di Pengadilan Agama Pengadilan.
Jayapura dalam pelaksanaan bantuan Secara informasi yang ada bahwa
hukum mengenai sumber dana untuk keberadaan Pos Bantuan Hukum
penunjang eksistensi bantuan hukum bagi (POSBAKUM) yang ada di Pengadilan
Agama Jayapura keberadaannya sudah
diketahui oleh masyarakat khususnya
masyarakat Kota Jayapura sehingga
26
Pasal 42 PERMA Nomor 1 Tahun 2014, masyarakat sudah tidak bingung dalam
yang berbunyi “ dengan berlakunya Peraturan melakukan pelayanan konsultasi hukum
Mahkamah Agung ini, maka surat edaran
Mahkamah Agung Nomor 10 Tahun 2010
dinyatakan tidak berlaku.
27 28
Pasal 7 Ayat 3 PERMA Nomor 1 Tahun Sekertaris Pengadilan Agama Jayapura,
2014, yang berbunyi “pemberian layanan Wawancara, (Kota Jayapura, Tahun 2019).
29
pembebasan biaya perkara dapat dilaksanakan Petugas POSBAKUM, Wawancara,
sesuai kebutuhan setiap tahun anggaran. (Kota Jayapura, Tahun 2019).
46
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

berupa bantuan membuat Pengadilan Agama terkait informasi


gugatan/permohonan atau konsultasi beracara misalnya informasi terkait
proses beracara di pengadilan. Namun jika perkara prodeo atau perkara yang biayanya
dilihat Lembaga yang sudah ditunjuk oleh ditanggung oleh negara.31 Selanjunya yang
Pengadilan Agama Jayapura untuk paling sering ialah informasi terkait syarat-
melakukan pelayanan bantuan hukum syarat dan ketentuan dalam
diwilayahnya belum menunujukan beradministrasi atau pendaftaran terhadap
eksistensinya diluar. Artinya lembaga yang perkara yang akan diajukan.32 Sehingga
diberi kewenangan sebagai POSBAKUM dari pelayanan POSBAKUM mengenai
di Pengadilan Agama Jayapura masih keterbukaan informasi terkait Proses
belum familiar bagi kalangan Masyarakat, beracara Di Pengadilan memberikan
sehingga masyarakat jika berkonsultasi respon positif oleh masyarakat terhadap
harus datang ke langsung Pengadilan keberadaan Pos Bantuan Hukum di
Agama Jayapura. Namun walaupun Pengadilan Agama Jayapura. Dengan
banyak hal-hal terkait pengimplementasian demikian dari pemberian Respon yang
Perma No. 1 Tahun 2014 tentang pedoman baik dari masyarakat, maka ketersesuai
bantuan hukum di peradilan yang masih tujuan Pembentukan PERMA nomor 1
belum maksimal dengan baik setidaknya Tahun 2014 tentang menciptakan
masyarakat dapat terbantukan dengan pelayanan yang baik bagi masyarakat tidak
keberadaan POSBAKUM di Pengadilan mampu berjalan sesuai fungsinya.
Agama Jayapura dalam membantu proses
berperkara di Pengadilan. Oleh karenanya 3. Problematika Dalam
dengan adanya PERMA Nomor 1 Tahun Mengimplementasikan Bantuan
2014 mengenai Bantuan Hukum sebuah Hukum Bagi Masyarakat Tidak
pengadilan harus lebih cermat dan bekerja Mampu Melalui Posbakum di
maksimal membantu masyarakat yang Pengadilan Agama Jayapura
tidak mampu demi tegaknya supremasi
hukum. Mengimplementasikan sebuah aturan
Mengenai keterbukan informasi tentunya tidak serta merta berjalan dengan
tentang alur proses beracara di Pengadilan lancar dan baik. Misalnya kurangnya
Agama Jayapura sudah berjalan dengan sosialisasi terhadap peraturan tersebut dan
baik melalui bantuan POSBAKUM dalam objek yang ditujukan tidak merespon
memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik. Oleh karena itu jika kita
yang membutuhkan. Dalam teori informasi melihat kondisi dilapangan dalam
menjelaskan bahwa sebuah informasi mengimplementasikan pemberian bantuan
harus didasarkan kepada factual dan hukum bagi masyarakat kurang mampu di
keterbukaan sehingga para pengguna dapat Pengadilan Agama Jayapura ada beberapa
mendapatkan pelayanan maksimal.30 kendala, yaitu:
Secara keseluruhan yang sudah dijelasakan a. Masih Kurangnya Pengetahuan
diatas para pengguna dalam hal ini Masyarakat Terhadap POSBAKUM
masyarakat tidak mampu mendapatkan Terkait pengetahuan Masyarakat
informasi-informasi dari POSBAKUM di terhadap Lembaga Bantuan Hukum masih

30
Ridwan Mansyur, Keterbukaan
31
Informasi Di Peradilan Dalam Rangka Sekertaris Pengadilan, Wawancara,
Implementasi Integrasi Dan Kepastian Hukum, (Kota Jayapura, Tahun 2019)
32
(Jurnal Hukum Peradilan, Vol.4, No.1, Tahun Petugas POSBAKUM, Wawancara,
2015), Hlm.83-100. (Kota Jayapura, Tahun 2019)
47
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

minim, masyarakat tersebut awalnya tersebut juga dijelaskan bahwasanya


kebingungan jika mereka berurusan Lembaga Bantuan Hukum dapat
dengan hukum, misalnya bagaimana cara membantu pengadilan Agama untuk
mendaftaranya, bagaimana membuat pengelolaan Posbakum tersebut.
gugatannya dan lain sebagainya. Selama Pengadilan Agama Kota Jayapura sejak
ini masyarakat ada yang belum lama mengelola POSBAKUM, dalam
mengetahui keberadaan POSBAKUM di pengelolaanya Pengadilan Agama Kota
Pengadilan sebagai lembaga untuk Jayapura sering bermitra dengan berbagai
membantu para masyarakat dalam Lembaga Bantuan Hukum yang ada di
menghadapi persoalan hukum Kota Jayapura. Walaupun banyak LBH
dipengadilan. Tentunya hal ini berkaitan yang berdomisili di Kota Jayapura, namun
dengan sosialisasi kepada masyarakat, tidak semua Lembaga bersedia untuk
sehingga dengan adanya sosialisasi mengelola POSBAKUM di Pengadilan
keberadaan Lembaga Bantuan Hukum Agama Jayapura. Ketidaksedianya karena
yang sudah di Persiapkan oleh pengadilan lembaga bantuan Hukum lebih banyak dan
akan berdampak keterbukaan informasi berfokus kepada penangan-penangan
terkait tugas dan fungsi Lembaga Bantuan Peradilan Umum yang banyak dibutuhkan
Hukum di Pengadilan. Selanjunya ada juga untuk menjadi penasehat umum.
masayarakat yang mengetahui bahwa Kemudian Lembaga Bantuan Hukum yang
lembaga peradilan telah menyediakan ada adalah baegroundnya hukum umum
POSBAKUM dalam melayani bantuan maka akan sedikit kewalahan dalam
hukum kepada masyarakat. akibanya mengakomodir permasalahan perdata
masyarakat yang mengetahui keberadaan Islam di Pengadilan Agama khususnya
POSBAKUM selalu mengajukan dalam pemberian bantuan Hukum.
permohonanya ke Lembaga Peradilan,
padahal Pengadilan Agama Jayapura c. Keterbatasan Anggaran Pengelolaan
mengalami ketersedian anggaran banyak POSBAKUM
dalam pengelolaan POSBAKUM. Jika kita berbicara tentang anggaran
maka tidak terlepas dari pendanaan dalam
b. Kurangnya Lembaga Bantuan Hukum rangka tata kelola suatu manajemen.
dalam Untuk Mengelola POSBAKUM Karena dengan adanya pendanaan atau
anggaran segala aktivitas semua pekerjaan
Dalam pengelolan Pos Bantuan akan mudah dan tanpa beban.34 Oleh
Hukum yang berada di Pengadilan karenanya anggaran yang diberikan negara
tentunya dikelola oleh lembaga bantuan dalam hal ini pemerintah kepada pengelola
hukum yang benar-benar terpercaya Posbakum yang ada di Pengadilan Agama
eksistensinya. Menurut Perma Nomor 1 akan menjadi motivasi semangat dalam
tahun 2014 tentang pedoman bantuan memberikan bantuan hukum kepada rakyat
Hukum bagi masyarakat tidak mampu miskin. Dalam mengimplementasikan
menjelaskan bahwasanya dalam
pengelolaanya dapat di bentuk Pos
Bantuan Hukum (POSBAKUM) di setiap
Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat
Pengadilan Agama.33 Dalam aturan Tidak Mampu Di Pengadilan.
34
Suyogi Imam, Inge Puspita Ningtyas,
Optimalisasi Pemberian Bantuan Hukum Demi
Terwujudnya Access to Law And Justice Bagi
33
Peraturan Mahkamah Agung Republik Rakyat Miskin,( Jurnal Konstitusi, Vol.15, No. 1,
Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Tahun 2018), Hlm. 1 – 23.
48
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

undang – undang tentang bantuan hukum Pengadilan. Ketiga masih minimnya


kepada masyarakat kurang mampu Lembaga Bantuan Hukum yang
pastinya membutuhkan anggaran yang menangani perkara-perkara Perdata Islam,
tidak sedikit. Realita yang terjadi dalam akibatnya Pengadilan Agama Jayapura
penelitian ini bahwasanya anggaran yang kesulitan untuk memilih dan
diberikan belum mampu memberikan memverifikasi lembaga yang ditunjuk
bantuan yang maksimal kepada untuk mengelola POSBAKUM.
masyarakat miskin. Kemudian Pengadilan Implikasi teoritik penelitian ini
Agama Kota Jayapura juga tidak hanya menunujukan bahwa Pengadilan Agama
mengelola anggaran untuk bantuan hukum Jayapura dituntut untuk
Masyarakat miskin tetapi anggaran yang mengimplementasikan Peraturan mengenai
minim diberikan pemerintah setiap Bantuan Hukum kepada masyarakat tidak
tahunya juga dipakai untuk pengelolaan mampu melalui PERMA Nomor 1 Tahun
manajemen Posbakum di Pengadilan 2014. Pada dasarnya pengadilan Agama
misalnya untuk pembelian ATK dan Jayapura sudah menjalankan berbagai cara
honorium pegawai Posbakum. Dari uraian untuk mengimplementasikannya, namun
tersebut maka dapat disimpulkan belum seutuhnya dapat dilaksanakan
bahwasanya anggaran yang diberikan karena kendala-kendala yang dihadapi
negara kepada Pengadilan Agama Kota Pengadilan Agama Jayapura untuk
Jayapura secara keseluruhan masih kurang, mengimplementasikanya secara
ditambah masyarakat miskin di Kota keseluruhan. Setidaknnya dengan
Jayapura masih banyak. penunjukan Lembaga Bantuan Hukum
untuk mengelola POSBAKUM Pengadilan
D. Kesimpulan Agama Jayapura menjadi poin penting
terkait Implementasi peraturan tentang
Pelaksanaan Peraturan tentang bantuan hukum bagi masyarakat tidak
Bantuan Hukum bagi di pengadilan mampu di Pengadilan. Oleh karena itu dari
Agama Jayapura sebagaimana yang diatur penelitian ini kita bisa melihat bagaimana
didalam SEMA Nomor 10 Tahun 2010 Pengadilan Agama Jayapura
yang diganti menjadi PERMA Nomor 1 mengimplementasikan peraturan terkait
Tahun 2014 mengenai pemberian bantuan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat tidak
hukum bagi masyarakat Tidak mampu mampu melalui POSBAKUM.
yakni mengenai rekrutment dan Keterbatasan dalam penelitian ini pastinya
pembentukan POSBAKUM dan menerima akan ditemukan oleh para pembaca
konsultasi hukum kepada masyarakat maupun peneliti yang lain. Sehingga
terkait Acara Pengadilan Agama. Tentunya tentunya masukan dan kritik membangun
peraturan mengenai Juknis bantuan hukum diperlukan dalam tulisan ini dan Lembaga
belum maksimal untuk di implementasikan Pengadilan yang mengelola POSBAKUM
hal ini berkaitan dengan kendala-kendala masih banyak maka bagi peneliti-peneliti
yang di hadapi yaitu; Pertama Kurangnya selanjunya dapat melakukan penelitian
pemahaman masyarakat mengenai yang tidak ditemukan dalam tulisan ini.
POSBAKUM dan Lembaga-lembaga yang
bermitra dengan Pengadilan Agama. Daftar Pustaka
Kedua, kurangnya anggaran pengelolaan
Bantuan Hukum sehingga berdampak Abdurrahman, Aspek-Aspek Bantuan
terhadap belum terakomodir semua Hukum Di Indonesia, Jakarta:
masyarakat tidak mampu dalam Cendana Press, 1983
mendapatkan biaya Cuma-Cuma dari
49
Jurnal HUNILA: Jurnal Ilmu Hukum Dan Integerasi Peradilan
Vol 1, No 1, 2022

Anwar, Mashuril, Dkk, Menelaah Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian


Keadilan Dalam Kebijakan Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005
Penanggulangan Illegal Fishing Di Muhammad Taufik, Lalu, Implementation
Indonesia : Perspektif Keadilan Of Legal Asistance For The Poor In
Thomas Aquinas, Jurnal SASI, The Religion Court Mataram, Jurnal
Vol.27, No. 2, Tahun 2021 IUS, Vol. V, No. 3, Tahun 2017
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Peraturan Mahkamah Agung (PERMA)
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Bineka Cipta, 2010 Layanan Bantuan Hukum Di
Cinthya Dewi, Dwi Ratna, cosistensi Pengadilan
Tentang Pernikahan Beda Agama, Santosa, Achmad, Access To Justice Di
Al-Aqwal: Jurnal Kajian Hukum Indonesia, Jakarta: Direktur
Islam, Vol. 1, No. 1, Tahun 2022 JenderaL Badan Peradilan Agama
Gunawan, Edi, Eksistensi Peran Advokat Mahkamah Agung RI, 2012
Dalam Memberi Bantuan Hukum Di Suka’Arsana, I Komang, Maria Silvya E.
Pengadilan Agama, Jurnal Ilmiah Al Wangga, Pengesampingan Prinsip
Syir’ah, Vol.10, No.1, Tahun 2012 Persamaan Dimuka Hukum Atas Izin
Hazaki, Mirza, Urgensi Sidang Keliling Pemeriksaan Pejabat Negara, Jurnal
Dalam Perkara Perceraian ( Studi Masalah-Masalah Hukum, Vol.35,
Terhadap Program Sidang Keliling No. 1, Tahun 2016
Di Mahkamah Syariah Jantho),
Thesis: UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Undang – Undang Dasar 1945
Tahun 2018.
Ibrahim, Jhony, Teori Dan Metodologi Undang – undang Nomor 39 Tahun 1999
Penelitian Hukum Normatif, Tentang Hak Asasi Manusia
Surabaya: Bayumedia Publishing, Zul Fadhli, Yogi, Kedudukan Kelompok
2005. Minoritas Dalam Perspektif HAM
Imam, Suyogi, Inge Puspita Ningtyas, Dan Perlindungan Hukumnya Di
Optimalisasi Pemberian Bantuan Indonesia, Jurnal Konstitusi, Vol.
Hukum Demi Terwujudnya Access 11, No. 2, Tahun 2014
to Law And Justice Bagi Rakyat
Miskin, Jurnal Konstitusi, Vol.15, Wawancara, Petugas POSBAKUM
No. 1, Tahun 2018 Pengadilan Agama Jayapura, Kota
Lamarani, Handri, Pemberian Bantuan Jayapura, Tahun 2019
Hukum Pada Masyarakat Kurang
Mampu Oleh Pemerintah, Jurnal Lex Wawancara, Sekertaris Pengadilan Agama
Administratum, Vol.2, No.3, Tahun Jayapura, Kota Jayapura, Tahun 2019
2014
Manan, Abdul, Penemuan Hukum Oleh
Hakim Dalam Praktek Hukum Acara
Di Peradilan Agama, Jurnal Hukum
Peradilan, Vol.2, No.2, Tahun 2013
Mansyur, Ridwan, Keterbukaan Informasi
Di Peradilan Dalam Rangka
Implementasi Integrasi Dan
Kepastian Hukum, Jurnal Hukum
Peradilan, Vol.4, No.1, Tahun 2015

50

Anda mungkin juga menyukai