Desain Ipal Rs
Desain Ipal Rs
Desain Ipal Rs
IPHA Laboratories
ABSTRAK
ABSTRACT
Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuat obat atau bahan obat. Pembuatan
obat adalah seluruh kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan
bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu dan
pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk di distribusikan. Bentuk sediaan obat
farmasi dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.
Berdasarkan sediaan obat dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sediaan bentuk cair,
semipadat dan bentuk sediaan padat.
2. METODE PENELITIAN
3. Titik Sampling
1. Titik sampling di outlet bak penampungan air sisa cuci di laboratorium dan
produksi
2. Titik sampling dilakukan di laboratorium yang di sampling di dalam dirigen,
yang digunakan untuk menampung limbah di laboratorium sehari-hari.
Semua kelompok limbah tersebut disatukan agar mewakili semua kelompok
limbah lalu hasil nya dicampurkan dengan sampel air limbah yang diambil
di bak penampung air cuci laboratorium dan produksi, lalu selanjutnya
kedua sampel tersebut dicampurkan sampai mendapatkan volume yang
dibutuhkan untuk analisa.
Baku mutu air limbah bagi usaha farmasi dan atau kegiatan industri
farmasi
Proses Pembuatan Bahan Formulasi
Parameter Formula ( mg/L ) Pencampuran ( mg/L)
BOD5 100 75
COD 300 150
TSS 100 75
Total -N 30 -
Fenol 1,0 -
pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0
Catatan :
Kadar paling tinggi untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan
dalam miligram parameter per liter air limbah
1. Bak Pengumpul
lengkapi dengan bak penangkap lemak ( oil and grease) sebelum air limbah masuk
ke dalam sumur untuk menyaring minyak dan lemak yang mungkin masuk ke
dalam sumur.
2. Bak ekualisasi
4. Netralisasi
Netralisasi adalah penambahan basan pada limbah yang bersifat asam atau
sebaliknya. Sebagian besar limbah cair di industri mengandung bahan bersifat asam
atau basa yang perlu dinetralkan sebelum di buang ke dalam air atau sebelum mauk
pada proses pengolahan, bak pengolahan secara biologi maupun kimiawi. Untuk
mengoptimalkan pertumbuhan mikroorganisme pada pengolahan secara biologi pH
perlu dijaga pada kondisi 6,5 – 8,5 karena sebagian besar mikroba akan aktif atau
hidup pada kondisi pH tersebut. Proses koagulasi dan flokulasi juga akan lebih
efisien dan efektif jika dilakukan dengan kondisi pH netral. Pemilihan bahan atau
reagen untuk proses betralisasi banyak ditentukan oleh harga atau buaya dan
praktisnya. Bahan reagen yang biasanya digunakan adalalah:
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah PT.IPHA Laboratories
Oksigen (O2)
Reaksi Nitrifikasi :
6. Pengolahan anaerobik
- Filter anaerobik
Perhitungan unit IPAL ini diasumsikan dengan proyeksi untuk kapasitas produksi
10 tahun yang akan datang, dengan perhitungan sebagai berikut :
P = Po (1 + r)n
Dimana :
r = ( 1,15 – 1 ) x 100
r = 15, 35 %
Maka untuk perhitungan proyeksi debit air limbah untuk 10 tahun kedepan adalah
P = 1731 (4,05)
140 L : 5 = X : 20
Jadi debit yang dihasilkan dari pemenuhan produksi tahun 2032 sebesar 560 L atau
0,56 m3/hari. Untuk efisiensi pengolahan maka direncanakan pengolahan air limbah
akan dilakukan 1 minggu sekali dikarenakan debit air limbah yang dihasilkan
sedikit, dengan asumsi bahwa air limbah tersebut tidak akan berubah
karakteristiknya. Kapasitas rencana desain adalah sebagai berikut :
b. Dimensi bak
Kedalaman : 1,31 m
Lebar bak : 1m
Panjang bak : 1 m
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah PT.IPHA Laboratories
2. Bak Netralisasi
a. Perhitungan dimensi
Diketahui :
Perhitungan volume :
Volume = Q x td
Volume = 0,978 m3
Perhitungan jari-jari :
v = π x r2 x H
r = √v ∶ ( π x H )
Diketahui :
M1 x V1 = M2 x V2
1 x 10-3 x 3,92 = 1 M x V3
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah PT.IPHA Laboratories
V3 = 0,00392 m3
V3 = 3,92 L
Dimana :
M2 = Konsetrasi HCl
V1 = Volume HCl
3. Biofilter Anaerob
a. Perhitungan dimensi
Efisiensi :60 %
Volume media yang diperlukan = Beban BOD dalam air limbah : Beban BOD
100
Volume reaktor yang diperlukan = x 0,93 = 1,24 m3
75
Panjang : 1,24 m
Lebar : 1 m
Tinggi : 1 m
Volume efektif : 1, 24 m3
Chek
1,24 (m3)
Td ( jam ) = 3,92 (m3/hari)
= 7,58 = 8 jam
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah PT.IPHA Laboratories
Efisiensi : 70 %
Jumlah BOD yang dihilangkan = Efisiensi penurunan x Beban BOD air limbah
Volume media yang diperlukan = BOD yang dihilangkan: Beban BOD per volume
Waktu tinggal di dalam reak tor aerob = Volume reaktor / Debit x 24 jam
3,92 m3/hari
Biofilter aerob terdiri dari dua ruangan yaitu ruang aerasi dan ruang bed media.
Dimesi reaktor biofilter aerob ditetapkan :
- Ruang aerasi :
Panjang : 0,52 m
Lebar : 1 m
Panjang : 0,52 m
Lebar : 1 m
Kedalaman efektif : 1 m
- Kebutuhan oksigen
Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding dengan jumlah BOD
yang dihilangkan. Jadi kebutuhan teoritis = jumlah BOD yang dihilangkan yaitu
1,045 Kg/hari. Dengan faktor keamanan ± 2,0
Efisiensi difuser = 5 %
- Besarnya beban Weir loading rate adalah sebesar 124 m3/m. hari
b. Perhitungan
6 : 24 x 3,92 m3 = 0,98 m3
Panjang : 0,98 m
Lebar : 1 m
6. Bak Kontrol
Keberadaan bak kontrol pada Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah untuk
melakukan sistem kontrol atas kualitas air limbah. Ukuran bak kontol untuk air
limbah umumnya berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm.
7. Penurunan COD
5.KESIMPULAN
Pengolahan yang akan direncanakan terdiri dari beberapa unit yang pertama ada
bak pengumpul atau bak ekualisasi dengan dimensi 1m x 1m x 1,31 m, Bak
netralisasi dengan dimensi jari-jari 0,30 m dan tinggi 3,5 m, bak anaerob dengan
dimensi 1,24m x 1m x 1m, bak aerob dengan dimensi 0,52m x 1m x 1m , bak
pengendap akhir dengan dimensi 0,98 m x 1m x 1m dan terakhir bak kontrol dengan
dimensi 50 cm x 50 cm x 60 cm.
6.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://grinvirobiotekno.com/Grinvirobiotekno/detail_article/76/pengolahan-limbah-tepat-untu
k-industri-obat--farmasi-pt-grinviro-water-wastewater-tank-waste-to-energy-anaerobic-biogas-
high-cod
• • Wastec International, 2019 : “ Dampak Limbah Farmasi” Diakses pada tanggal 11
September 2023 pukul 19.00
https://wastecinternational.com/dampak-yang-ditimbulkan-dari-buruknya-pengelolaan-limbah-
farmasi.html
Hasyti, Y. (2019, November). Benefits of Monitoring & Measuring OHS Performance in Work
Activities. GEOPLANART, 57-61. doi:http://dx.doi.org/10.35138/gp.v2i1.135
Hasyti, Y. D. (2018). Manfaat Pemantauan & Pengukuran Kinerja K3 Dalam Kegiatan Pekerjaan.
Geoplanart.
Hasyti, Y. D. (2022). Sosialisasi Kewirausahaan Berbasis Zero Waste Pada Peternakan Sapi.
Geoplanart.
Hasyti, Y. D. (2022). TOKSIKOLOGI LC50 AIR LIMBAH LOUNDRY TERHADAP IKAN MAS. Geoplanart.
pangow, y. (2020). Perhitungan Alokasi Beban Pencemar Sub Das Citarum Sungai Cisangkan dan
Sungai Cibabat di kota Cimahi. Geoplanart.
Prihastuti, S. (2019). Pengaruh Kebisingan Mesin Kompresor Terhadap Jarak Aman Kebisingan
dan Upaya Pengendaliannya. Geoplanart.
Yukeu, h. (2007). Rancangan Disain Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Leuwigajah. Bandung: Universitas Winaya Mukti.
Pangow, Y. H. (2022). RENCANA ALTERNATIF UNTUK PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM DI
WILAYAH KELURAHAN ANTAPANI KIDUL. GEOPLANART, 4(1), 58-67. (Hasyti Y. D.,
Sosialisasi Kewirausahaan Berbasis Zero Waste Pada Peternakan Sapi, 2022)
Artiningrum, T., & Saeful, N. S. Determination of Cikapundung River Water Quality Index Using
IKA-INA Method and Pollution Index.
Artiningrum, T., & Filiceldi, M. Effectiveness of Poly Aluminum Chloride Coagulant On The
Performance of IPAM Badaksinga, Bandung City.
Artiningrum, T., & Havianto, C. A. ESTIMASI EMISI C02 DARI AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI DESA
CIKALONG, KAB. BANDUNG BARAT.
Artiningrum, T., & Havianto, C. A. Potensi Pemanenan Air Hujan Sebagai Upaya Pemenuhan Air
Baku Bagi Warga Desa (Studi Kasus: Desa Cikalong, Kabupaten Bandung Barat).