Askep Vivy Fitrianingsih
Askep Vivy Fitrianingsih
Askep Vivy Fitrianingsih
Dosen Pengampu :
Ns. Helmanis Suci M. Kep
Dibuat Oleh :
Vivy fitrianingsih
(2014201088)
Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasangan usia subur
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian pasangan usia subur
2. Mengetahui cakupan pasangan usia subur
3. Mengetahui rumus perhitungan pasangan usia subur
4. Mengetahui masalah yang di hadapi pasangan usia subur
5. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasangan usia subur
BABII
KONSEP TEORI
1. Definisi
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya.
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu
keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia 20 tahun yang dapat
menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan.
2. Cakupan pasangan usia subur
Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 –
49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni:
1. Dibawah usia 20 tahun
2. Antara 20 - 35 tahun
3. Usia diatas 35 tahun.
Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik melahirkan adalah antara
20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat menikah diatas 20
tahun.
Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui:
1) Peningkatan akses informasi
2) Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja
3) Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program
PIKRemaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi
remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Keterangan :
1. Pembilang : Jumlah PUS yang usia isterinya < 20 tahun.
2. Penyebut : Jumlah PUS yang usia isterinya 15 – 49 tahun.
3. Satuan Indikator: Persentase (%)
4. Masalah Dan Kebutuhan Yang Dialami Pasangan Usia Subur
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh
keturunan, dikarenakan keadaan kedua pasangan tersebut normal. Hal inilah yang
menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan
kehamilan dan persalinan aman. Dalam penyelesaian masalah tersebut diperlukan
tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional
untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka
dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti
oleh masyarakat luas. (Indeks artikel compas.com, 2009)
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan
kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah
terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma .
(Fitria 2008)
Syarat –syarat kontrasepsi.
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya .
b. Lama kerja dapat di atur menurut keinginan .
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal.
d. Harganya dapat dijangkau masyarat .
e. Cara penggunaan sederhana .
f. Tidak mengganggu hubungan suami istri.
g. Tidak memerlukan control yang ketat selama pemakaian.(Sumber
(Hatanto,2007)
Macam metode atau Cara Kontrasepsi
A. Metode Kontrasepsi Sederhana
1. Tanpa alat atau obat , antara lain :
a) Metode kalender (pantangan berkala)
b) Metode lender servik
c) Metode suhu basal
d) Coitus interutus (senggama terputus )
e) Metode simpto-therma
2. Dengan alat atau obat ,antara lain
a) Mekanisme (barrier)
b) Kondom
c) Introvagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix .
d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam,
vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.
B. Metode Konrasepsi efektif (MKE)
1. Kontrasepsi hormonal
a. KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil , Morning after
b. KB Sutik : Depo Provera , cylofem ,Norigest
2. Implan /AKBK.
3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
C. Metode Konrasepsi Mantap
1. Metode Operatif pria (MOP / Vasektomi )
2. Metode operatif wanita (MOW/ Tubektomi) Sumber :
( Hartanto,2007:42) Tujuan dari pengguan alat kontrasepsi adalah :
a. Menunda kehamilan
Di tunjukkan untuk PUS yang berusia <20tahun
b. Menjarangkan kehamilan /mengatur kehamilan
Masa saat istri berusia antara 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk
melahirkan , dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4
tahun mengakhiri kehamilan
c. Saat istri berusia >30tahun, terutama >35 tahun ,sebagai mengakhiri kesuburan
setelah mempunyai2 orang anak (Hartanto,2007:30)
2. Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal
Bedah).
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama 1 tahun belum
berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba, 2001).
Definisi tradisional gangguan fertilitas adalah ketidakmampuan untuk
mengandung setelah sekurang-kurangnya satu tahun melakukan hubungan seksual
tanpa perlindungan (Bobak, 2006).
Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.
Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah
hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
3. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran)
yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat
berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal
penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi
mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang
paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.
Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan
rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas,
infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya
hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
3. Peran Perawat
a. Memberi penyuluhan pada pasangan usia subur mengenai pemilihan KB
b. Memberi HE mengenai pentingnya mengatur jarak kehamilan
c. Menyarankan pasangan usia subur untuk menyelesaikan masalah dengan
mengkonsultasikan pada petugas kesehatan
BABIII
ASUHAN KEPERAWATAN
Analisa kasus
Di sebuah desa Sukamaju terdapat 50 KK dengan jumlah warga 200. Dimana terdapat
30 KK dengan pasangan usia subur. Dengan usia diatas 50 tahun adalah 20 orang, usia 3650
adalah 30 orang, usia 35 tahun adalah 30 orang, usia 20 tahun 45orang, usia 10-19 tahun 50
orang, usia 1-9 15 orang, usia 0-1 10 orang. Masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani
dengan rata-rata penghasilan setiap bulan adalah sekitar kurang dari 500 ribu. Komunikasi
antar warga berjalan dengan baik karean jarak rumah satu dengan yang lain juga dekat.
Warga sukamaju mayoritas beragam islam, pendidikan pasangan usia subur mayoritas SMP.
Fasilitas kesehan yang ada di Desa sukomaju adalah 1 bidan praktek swasta, 1
puskesmas, 1 praktek dokter umum. Kebiasaan warga sukomaju bila sakit adalah
mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas ditoko sealin itu masih banyak warga yang
minum jamu buatan sendiri karena mereka beranggapan ini terbebas dari bahan kimia dan
lebih aman dan bila mereka sudah merasa sakitnya parah mereka baru pergi ke puskesmas
dan bidan. 30 KK dengan pasangan usia subur disini terdapat 10 KK yang mengerti
penggunaan alat kontrasepsi dan alat kontrasepsi yang mereka gunakan antara lain KB pil
dan KB suntik. Untuk 20 KK yang tidak menggunakan alat kontrasepsi berdasarkan hasil
pengkajian kami menemukan banyak sekali alasan seperti mereka beranggapan banyak
anank banyak rejeki, mereka beranggapan bahwa KB itu dilarang oleh agama, ada juga yang
mangatakan bahwa salah satu dari pasangan mereka mengalami infertile( mandul),mereka
juga mengatakan tidak adanya dana untuk melakukan kontrasepsi. Ada warga yang
mengeluh mengalami nyeri saat menstruasi dan mengalami siklus yang tidak teratur.
1. Pengkajian
Umur pasangan usia subur : usia 35 tahun adalah 30 orang, usia 20 tahun 45orang,
usia 10-19 tahun 50 orang
a. Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
dusun Sukamaju meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan
reproduksi seperti alat kontrasepsi, penyakit yang berhubungan dengan
kehamilan misalnya televisi, radio, Koran.
b. . Ekonomi : tingkat sosial ekonomi secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR ( Upah Minimum Regional ), di bawah UMR atau dinas UMR
sehingga upaya pelayanan kesehatan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk
konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut
c. Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
d. Budaya
Budaya yang biasa dilakukan di warga sukamaju
e. Kepercayaan
Kepercayaaan atau mitos-mitos yang dilakukan warga bila sakit dalam
memilih pelayanan kesehatan.
f. Status kesehatan
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi dan KB.
2. Analisa data
Data etiologi Masalah
DS:. Kebudayaan dan Kurangya minat dalam
Warga beranggapan kepercayaan yang di anut menggunakan kontrasepsi
bahwa banyak anak
banyak rejeki
Adanya warga yang
berpendapat bahwa KB
dilarang agama
DO: 20 KK pasangan usia
subur tidak menggunakan
kontrasepsi
BPS di Sukamaju 1
Agama: islam 100%
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(lakilaki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya.
Masalah yang dialami pasangan usia subur antara lain pemilihan kontrasepsi,
penyakit kista, infertilitas dan lain-lain
4.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan penyuluhan tentang kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga,
Edisi 18. Jakarta: EGC
Bobak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC
Manuaba.IBG.2001.Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB.
Jakarta:EGC
Benson, Ralph.2008. Buku saku obstetri dan ginekologi.. Jakarta:Arcan
Wiknjosastro.Hanifa.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBP-SP
Burner and, suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC