Tugas Uas PTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 61

MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA

PERMAINAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I


MADRASAH IBTIDAIYYAH ASSYIFA KECAMATAN CIPONDOH
KOTA TANGERANG

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Di susun Oleh :

1. Hadela Restina 2122.03.006


2. Silvi Sampebrinai 2122.03.009
3. Sarmilah 2122.03.020

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BINAMADANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN AJARAN 2023/2024


LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA


PERMAINAN KARTU BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I
MADRASAH IBTIDAIYYAH ASSYIFA KECAMATAN
CIPONDOH
TAHUN AJARAN 2023/2024

Laporan penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di susun sesuai dengan kegiatan yang di laksanakan di
sekolah tempat praktikum Madrasah Ibtidaiyah Assyifa Kec.Cipondoh Kota Tangerang.
Dan di susun berdasarkan sistematika sesuai dengan pedoman penulisan PTK

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH STAI BINA MADANI


Di ajukan untuk melengkapi salah satu tugas PTK
DIsahkan oleh :

Kepala Sekolah
MI Assyifa Kota Tangerang Guru Pamong

Neneng Putri Purnamasari, S.Pd Aisyah Diva Azzahra

Mengetahui
Dosen Pengampu PTK

Dina Amalia, M.M


Nip.-

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
D. Manfaat Hasil Penelitian................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ........................................................................... .. 4
B. Kerangka Berpikir................................................................................10
C. Hipotesis Tindakan..............................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................13
B. Subyek Penelitian.................................................................................13
C. Prosedur Penelitian..............................................................................13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian....................................................................................17
1. Hasil Penelitian Siklus I....................................................................17
2. Hasil Penelitian Siklus II..................................................................29
B. Pembahasan..........................................................................................37
1. Pembahasan Siklus I...........................................................................37
2. Pembahasan Siklus II..........................................................................37
C. Rangkuman Hasil Penelitian…............................................................38

ii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..............................................................................................39
B. Saran....................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................41
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran…..........................................................42
B. Instrumen Penelitian.................................................................................61
C. Personalia Peneliti....................................................................................70
D. Curriculum Vitae.....................................................................................71
E. Data Dukung Siklus I...............................................................................72
F. Data Dukung Siklus II.............................................................................79

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluraga merupakan tempat pertama kali manusia berinteraksi dan juga
mendapatkan pendidikan. Lingkungan kelarga terutama orang tua berperan
sangat penting dalam pembentukan karakter, kecerdasan anak, penanaman
nilai, norma, dan budaya yang ada dalam masyarakat. Keluarga merupakan
pendidikan pendidikan paling utama dan pertama pada anak sebelum
memperoleh pendidikan formal di sekolah.
Peran dan dampak perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa sekolah
dasar telah menjadi fokus penelitian yang mendalam dalam dunia pendidikan,
seiring dengan perubahan dinamika keluarga dan tuntutan kehidupan modern,
perhatian orang tua terhadap perkembangan akademik anak-anak mereka
memainkan peran penting dalam membentuk kesuksesan belajar mereka. dari
pengawasan terhadap pekerjaan rumah hingga dorongan untuk eksplorasi dan
pembelajaran di luar jam pelajaran, orang tua memainkan peran yang penting
dalam membentuk pola belajar anak-anak mereka. Ketika orang tua memberikan
perhatian yang cukup terhadap kegiatan akademik anak-anak mereka, mereka
tidak hanya memberikan dukungan praktis, tetapi juga mengirimkan pesan
penting tentang pentingnya pendidikan dan pembelajaran.
Selain itu, dampak dari perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa
sekolah dasar dapat dirasakan dalam berbagai aspek. Anak-anak yang merasakan
dukungan dan perhatian dari orang tua cenderung memiliki motivasi yang lebih
tinggi untuk belajar, lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan akademik,
dan lebih mampu mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin mereka hadapi.
Secara keseluruhan, keterlibatan orang tua tidak hanya memengaruhi pencapaian
akademik anak-anak mereka, tetapi juga membentuk fondasi yang kokoh untuk
perkembangan mereka secara menyeluruh.

1
Hasil belajar adalah tolak ukur dari setiap perkembangan siswa di sekolah.
artinya hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang di alami oleh setiap siswa
dalam proses pembelajaran, yang di tandai dengan bertambah nya pengetahuan dan
ketrampilan serta sikap siswa. Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui peningkatan
atau kemajuan-kemajuan yang telah di capainya dalam proses pembelajaran. Hasil
belajar yang di peroleh oleh siswa biasanya di laporkan dalam bentuk nilai yang di
berikan oleh masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan hasil yang di capai oleh
siswa. Hasil belajar siswa sangat erat kaitan nya dengan kepercayaan diri yang di miliki
oleh setiap siswa. hasil belajar ini menunjukkan berhasil atau tidak nya tujuan
pembelajaran yang sudah terlaksana. Hasil belajar juga dapat memotivasi siswa untuk
lebih giat belajar guna mendalami nilai- nilai yang memang sekira nya belum tercapai
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah di tentukan oleh pihak sekolah.
Pada metode ini, guru merupakan sumber informasi dari siswa. Di mana guru
menyampaikan pelajaran dengan cara memberikan contoh benda yang ada di sekitar. Pada
beberapa penjelasan di beri jeda. Tujuan nya untuk memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab dengan guru. Mungkin terdapat beberapa hal yang belum di
mengerti. Untuk membuat metode ini lebih menarik, guru juga memberikan sedikit humor
agar siswa tidak merasa jenuh. Dan juga memberikan beberapa pertanyaan yang
memancing dan menarik untuk di jawab oleh siswa. Atau bisa juga dengan memberikan
beberapa contoh masalah untuk di selesaikan agar siswa terlibat aktif. Selain itu, apresiasi
atau ucapan terhadap murid atas jawaban nya juga sangat di butuhkan untuk membangun
suasana kompetitif (dalam menjawab).

Disinilah peneliti, meneliti penelitian dengan judul “MENINGKATAN


KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU
BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I MADRASAH IBTIDAIYYAH
ASSYIFA KECAMATAN CIPONDOH”.

B. Rumusan Masalah
a) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :

Apakah penggunaan Metode Pembelajaran pada kartu baca dapat


Meningkatan Kemampuan Membaca Melalui Media Permainan Kartu Bergambar
Pada Siswa k e l a s 1 Pendidikan MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang Tahun Ajaran 2023- 2024 ?
b) Pemecahan Masalah
2
Rendahnya kemampuan membaca pada siswa kelas 1 MI.Assyifa
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Bila tidak diatasi akan
mempengaruhi hasil belajar pada seluruh pembelajaran berikutnya karena
seluruh pembelajaran ini merupakan prasarat untuk mempelajari
pembelajaran selanjutnya. Untuk itu penulis menganggap penting dan
mendesak untuk segera diatasi, dan dapat dilaksanakan (tersedia waktu,biaya
dan daya dukung yaitu sumber dan media pembelajaran yang memadai).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis menerapkan metode
pembelajaran pada kartu baca yang inovatif dan kreatif.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Meningkatkan kemampuan membaca Melalui Media Permainan Kartu
Bergambar pada siswa kelas I MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang Tahun Ajaran 2023-2024 menggunakan Metode
pembelajaran pada kartu baca.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas

pendidikan dan/atau pembelajaran berupa terwujudnya meningkatkan


kemampuan membaca siswa serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa
Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Siswa

Meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelas I Mi Assyifa


Cipondoh Kota Tangerang Tahun Ajaran 2023/2024

2. Guru

Menumbuhkan kreativitas guru dengan metode Pembelajaran


menggunakan kartu baca.
2. Sekolah

Meningkatkan pemberdayaan metode Pembelajaran menggunakan


kartu baca agar kemampuan membaca siswa meningkat dan perlu dicoba
untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori
Hakikat Kemampuan Membaca Pada Siswa
a. Pengertian Kemampuan.
Menurut Sumarni, mengatakan bahwa hasil belajar adalah berubahnya
sikap/tingkah laku individu bukan hanya mengenai perubahan pengetahuan
saja akan teteapi juga mencakup kecakapan, ketrampilan, kemampuan, sikap
dan penguasaan yang semua nya harus di lakukan secara sadar dan memiliki
tujuan secara positif serta bersifat berkesinambugan dan permanen.1

b. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses menguraikan dan memahami isi teks dan
tulisan yang dicetak atau diterbitkan pada media tertentu seperti buku,
majalah, artikel, dan dokumen lainnya. Proses membaca melibatkan
pengenalan huruf, kata, dan kalimat serta memahami makna tersirat atau
tersurat dari teks. Membaca tidak hanya melibatkan pemahaman literal,
tetapi juga interpretasi, analisis, dan penerapan informasi yang diperoleh
melalui membaca dalam konteks yang relevan.

Membaca adalah mengucapkan kata-kata dan menerima kata-kata


dari cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian
berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk belajar, berpikir, menalar,
menghubungkan dan memecahkan masalah, artinya menjelaskan informasi
kepada pembaca.

c. Model Pembelajaran
Secara umum, model diartikan sebagai benda tiruan dari benda
yang sesungguhnya. Secara khusus, model diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Menurut Joyce dan Weil (1986) Model Pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
1
Sumarni dalam Sulikah, W., Setyawan, A., &Citrawati, T. (2020). Identifikasi hasil belajar siswa Muatan
IPA Materi perubahan wujud benda kelas V SDN Socah 4. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKP PGRI
Bojonegoro, 1 (1).
4
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Menurut Winkel menyatakan hasil belajar merupakan suatu kemampuan
internal yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan kemungkinan orang
itu melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang di milikinya.2

Pendapat Pak Tampupallo. Membaca dapat diartikan berpikir, sehingga


dalam memahami dialek tertulis, metode membaca adalah suatu proses
penalaran. (hlm. 6: 1987).Anda mungkin sudah mengetahui bahwa membaca
juga merupakan proses berpikir atau bernalar. Jika Anda membaca tanpa
berpikir dan menalar, tentu Anda tidak akan paham tentang apa isi buku
tersebut.Pengertian membaca menurut para ahli memang berbeda-beda. Salah
satunya menurut Yunus yang artinya membaca adalah tindakan membaca
dengan tujuan memperoleh informasi yang disampaikan dalam bahan bacaan.
Produk membaca merupakan hasil dari membaca, yaitu memahami isi bacaan
(2012:148) Hal ini berbeda dengan pendapat Nurhad (2008:13), bahwa
makna membaca merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan
melibatkan banyak faktor. . Misalnya faktor internal dan eksternal pembaca
itu sendiri. Faktor internal meliputi minat, kecerdasan, bakat, tujuan
membaca, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal pembaca dipengaruhi
oleh latar belakang sosial ekonomi, kesempatan membaca, dan tradisi
membaca. Jika kedua faktor ini digabungkan saja, maka menjadi suatu hal
yang sifatnya sangat rumit, yang tentunya tidak dapat ditangani secara
terpisah

d. Metode Pembelajaran Pada Kartu Baca

Media kartu huruf membaca permulaan merupakan modal dasar siswa


dapat menghambatnya untuk maju dalam bidang studi lainnya. Madrasah
Ibtidaiyah Assyifa di Kelas I disebabkan karena rata-rata siswa belum
sepenuhnya memahami bahasa tulis ketika belajar di jenjang Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Kelas 1 yang disebut dengan
membaca permulaan. Padahal, di kelas awal, siswa harus memperoleh dasar-
dasar membaca yang baik dan benar. Kelayakan kegiatan membaca awal
2
Winkel dalam Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. MISYKAT: Jurnal ilmu-ilmu Al-Qur’’an, Hadist, Syariah dan Trbiyah, 3(1),171.
5
ditentukan oleh guru kelas awal, sehingga siswa di kelas awal seharusnya
mempunyai kemampuan membaca dan kemampuan literasi yang lebih baik.
Pemahaman membaca awal mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
membaca tingkat lanjut, khususnya pemahaman membaca, di kelas atas.
Keberhasilan dalam membaca juga mempengaruhi keberhasilan dalam
bidang pembelajaran lainnya (Suttrisno & Puspitasari, 2021)3
Kartu kata merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran
pemahaman membaca untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam
menguasai keterampilan membaca pemahaman pemula. Bentuk media kartu
kata adalah persegi panjang yang terbuat dari karton berukuran 13 x 6 cm,
ukuran font pada input komputer adalah 100 hingga 130, ada warna berbeda
dan di belakang. Perekat untuk menempelkan kartu pada stok kartu flanel.
Berikut langkah-langkah untuk memulai belajar membaca dengan
menggunakan media kartu kata .
a. Guru akan menyiapkan kartu kosakata untuk topik pembelajaran.
b. Guru membentuk 4 kelompok belajar. Setiap kelompok terdiri dari
empat siswa.
c. Guru menanyakan kata yang berhubungan dengan pembelajaran ,
kemudian guru menempelkan kartu kata tersebut pada papan flanel.
kemudian meminta siswa mengulangi pengucapan kata secara bersama-
sama. Guru dapat menggunakan beberapa variasi dari kegiatan ini.
Misalnya, Anda dapat mengajukan pertanyaan kepada semua siswa,
perwakilan kelompok, atau beberapa individu tentang cara
mengucapkannya. Kegiatan ini akan berjalan sampai seluruh kata yang
telah disiapkan terkait topik telah ditempel di papan flanel.
d. Guru kemudian meminta siswa untuk berlatih membaca kata yang
ditempel di papan flanel.4
a. Indikator hasil belajar
Menurut Nana Sudjana Indikator hasil belajar sebagai terbagi menjadi
ranah, yaitu5:

3
Petrus Mau Tellu Dony Dkk, jurnal basicedu ( 2022 ) ” Pengembangan Media Kartu Huruf Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar”, Vol 6 h. 2
4
Farida Hasmi “ Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Kartu Kata
Pada Siswa Kelas II SD Negeri 001 Rimba Sekampung Dumai” h. 424-425.
5
Nana Sudjana dalam Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M. Y. (2019). Penggunaan media pembeajaran
video terhadap hasil belajar siswa SD. Indonesian journal of Promary Education, 3(2), 64-72

6
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Ranah kognitif terdapat 6 bagian dalam proses berfikir yaitu,
pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian, pengkajian, pembuatan dan
evaluasi. Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah
termasuk ranah kognitif.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap
seseorang yang dapat di ketahui perubahan nya bila telah memiliki
penguasaan pengetahuan yang telah tercapai tingkat maksimalnya.
Ranah afektif kaitan nya terdiri dari penerimaan, menjawab dan
menilai. Hasil belajar afektif akan terlihat dalam berbagai tingkah laku
siswa seperti motivasi belajar, di siplin, kebiasaan belajr dan hubungan
sosial (menghargai guru dan teman kelas nya).
3. Ranah Psikomotorik: kreatifitas dan ketrampilan.
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkenaan dalam
bentuk kreatifitas dan ketrampilan (skill). Ada 6 tingkatan ketrampilan,
yaitu gerakan reflek (ketrampilan pada gerak yang tidak sadar di
lakukan), ketrampilan pada gerak-gerak sadar, kemampuan perceptual,
ketrampilan di bidang motorik, ketrampilan kompleks dan ketrampilan
komunikasi.
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Vandini Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar pada diri seseorang terbagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal6. Secara rinci kedua faktor tersebut akan di jelaskan
sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah segala aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar, Faktor- faktor Internal antara lain:

a. Minat
Minat merupakan suatu yang pokok dan harus di miliki ketika kita

6
Vandini dalam Wijayanti, N., & Widodo, S., A. (2021). Studi Korelasi Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika selama Daring. Journal of Instructional Mathematics. 2(1), 1-9.

7
akan melakukan sesuatu. Jika seseorang tidak memiliki minat yang
tinggi pada suatu hal, maka ia akan kesulitan dan tidak tertarik untuk
melakukan nya.

Menurut Slameto minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang memerintahkan, artinya nya
semua di lakukan atas kesadaran dari diri sendiri.7

b. Bakat
Menurut Semiawan mengyatakan bahwa bakat merupakan
kemampuan yang sudah ada sejak lahir (bawaan) yang maka dari itu
kemampuan dan potensi itu masih perlu untuk di kembangkan dan di
latih. Pada dasar nya setiap manusia memiliki bakat pada suatu bidang
tertentu dengan kualitas yang berbeda-beda pula. bakat yang di miliki
oleh seseorang dalam bidang tertentu memungkinkan nya mencapai
prestasi pada bidang nya.8

c. Motivasi
Menurut Atkinson menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah istilah
yang mengarah kepada adanya kecendrungan bertindak untuk
menghasilkan satu atau lebih pengaruh.9

Motivasi merupakan hal yang penting dan harus di miliki oleh setiap
siswa agar seorang siswa semangat dalam belajar.

d. Cara belajar
Cara belajar adalah strategi yang di lakukan agar siswa lebih memahami
materi yang di jelaskan dengan cara belajar yang di senangi oleh siswa.
Jika siswa senang dalam cara belajar nya maka pelajaran pun akan
mudah memahaminya.

2.Faktor eksternal

7
Slameto dalam Ratnasari Ika Wanda. (2017). Hubungan minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika pada siswa-siswi SMA Negri 11 Samarinda. Jurnal Psikologi
8
Semiawan dalam Anggraini dkk. (2020). Mengidentifkasi minat bakat siswa usia dini di SD Adiwiyata.
Jurnal Pendidikan.
9
Atkinson dalam Hartata Rus. (2019). Model pembelajaran based learning (PBL) sebagai upaya
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah (peminatan). Jurnal Pendidikan
8
Faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dari luar. menurut
Vaulina yang termasuk faktor eksternal sebagai berikut:

a. Keadaan keluarga
salah satu peran keluarga pada perkembangan anak adalah sebagai
perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan baik di sekolah
maupun di lingkungan sosial. Di keluargalah setiap orang mendapatkan
pendidikan. Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga, suasana di
lingkungan keluarga, cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi,
hubungan antar anggota keluarga, pengertian orang tua terhadap
pendidikan dan hal-hal lain nya. Di dalam keluarga turut memberikan
karakteristik tertentu dan mengakibatkan aktif dan pasif nya anak dalam
mengikuti kegiatan belajar. Jadi, sebelum anak memasuki lembaga
formal (sekolah) anak sudah mendapat pendidikan dari orang tua nya.

b. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti
belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di dalam nya.
Seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode, pergaulan
dengan teman nya dan lain-lain. Turut mempengaruhi tinggi rendah nya
kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

c. Media pembelajaran
Sekolah yang cukup memiliki media di perlukan untuk belajar di
tambah dengan cara guru dalam menggunakan media tersbeut, akan
menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar.

d. Motivasi sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang di luar tanggung
jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan lingkungan
masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Oleh karena itu,
corak hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dapat mendorong
seseorang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sebalik
nya.10

g. Upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa


10
Vaulina dalam Gunawan, G., Kustiani, L. & Sri Haliani, L. (2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Jurnal penelitian dan Pendidikan IPS, 12(1), 14-22.
9
Guru atau pendidik berarti orang yang bertanggung jawab memberi
pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani nya, agar
mencapai tingkat kedewasaan nya. Peran guru sangatlah penting dalam
mengatasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Usman peran guru merupakan terciptanya serangkaian tingkah


laku yang saling berkaitan yang di lakukan dlaam situasi tertentu serta
berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan
siswa menjdi tujuan nya.11 adapun beberapa kegiatan yang dapat di lakukan
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:

a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus di


capai sebelum kegiatan pembelajaran di mulai, artinya tujuan
pembelajaran tidak semata-mata di tentukan oleh guru, akan tetapi di
harapkan siswa pun terlibat dlam menentukan dan memutuskan nya.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-tugas apa
yang sebaik nya di kerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, tidak hanya di tentukan oleh guru akan tetapi melibatkan
siswa. Hal ini penting di lakukan untuk memupuk tanggung jawab
siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis tugas
dan batas penyelesaian nya, siswa akan lebih bertanggung jawab untuk
mengerjakan nya.
c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus di
lakukan. Dengan memberitahukan rencana pembelajaran, maka siswa
akan semakin paham apa yang harus di lakukan. Hal ini dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
d. Memberikan bantuan atau pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki
kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena itu kemampuan nya itu
guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap
siswa yang di anggap lambat dalam belajar.
e. Memberikan motivasi. Mendorong siswa untuk belajar dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini

11
Usman dalam Fadila Nawang Utami. (2020). Peranan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1). 93-101
10
pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk menguji kemampuan
siswa melainkan melalui pertanyaan guru dapat mendorong siswa
mendorong siswa agra termotivasi untuk belajar, selain itu melalui
pertanyaan guru juga dapat membimbing dengan berbagai ketrampilan
bertanya harus di kuasai oleh guru.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam proses
pembelajaran sebaiknya guru tidak menyimpulkan sendiri pokok
bahasan yang di pelajari, proses dan kesimpulan apa yang dapat di tarik
sebaiknya di serahkan kepada siswa namun tetap dengan bantuan dari
guru, maksudnya ialah guru hanya berperan sebagai pembantu dan
pengarah bagi siswa dalam merumuskan kesimpulan.
g. Guru tidak menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber informasi,
tetapi berperan sebagai petunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan
sumber belajar lainnya.
Menurut Wina Sanjaya peran guru sebagai fasilitator di lihat dari
sejumlah indikator yaitu ciri atau penanda sesuatu itu berhasil atau
berjalan dengan baik atau tidak. indikator penting untuk mengetahui
dan mengukur peran guru sebagai fasilitator.12

2. Pengertian Media Gambar


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Di bawah ini beberapa
pengertian media gambar, diantaranya :

a. Menurut Hamalik (1994:95) mengemukakan bahwa media gambar adalah


Segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam

b. bentuk-bentuk dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-


macam seperti lukisan, potret, slide, film, opaque proyektor.

c. Menurut Arief S. Sadiman (2006:29) media gambar adalah : Media yang


paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana saja.

d. Menurut Soelarko (1980:3) media gambar adalah : merupakan penurunan dari

12
Wina Sanjaya dalam Siti Shofiya dkk. (2020). Peran guru IPA SMP sebagai fasilitator dalm kegiatan
belajar dari rumah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran sains Indonesia (JPPSI). 3(2)
11
benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan.

Berpijak dari beberapa pengertian di atas maka kami simpulkan bahwa


media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa
lebih menyukai gambar, apalagi jika dibuat gambar yang berwarna-warni dan
disajikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak didik. Tentu media gambar
tersebut akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Media Gambar

Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan


unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari tentang
manusia, benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan lain sebagainya (Rachmat,
1994). Gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar mengajar,
sebab mudah diperoleh, tidak mahal, dan efektif. Di dalam buku-buku, majalah, dan
surat kabar, banyak gambar yang pada suatu saat dapat digunakan dan dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan


dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang diguinakan guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang dapat
merangsang, menarik perhatian dan memudahkan anak didik sehingga terjadi proses
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian di samping berfungsi sebagai sarana
yang digunakan untuk menyalurkan pesan, media pembelajaran juga berfungsi
mempermudah anak didik untuk belajar.

a. Jenis-Jenis Media Gambar

Dalam buku media pengajaran, media gambar atau visual dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :

1. Gambar datar

Media gambar datar seperti foto, gambar ilustrasi, flash card


(kartu bergambar), gambar pilihan dan potongan gambar. Disamping
mudah didapat dan murah harganya, media ini juga mudah dimengerti dan
dinikmati di mana-mana. Media ini dapat digunakan untuk memperkuat
impresi, menambah fakta baru dan memberi arti dari suatu abstraksi.

2. Media proyeksi diam

12
Dalam media proyeksi diam, gambar yang mengandung pesan yang akan
disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Ada kelasnya media ini
hanya visual sifatnya, tapi ada pula yang disertai rekaman audio. Media
proyeksi diam dapat digunakan guru-guru untuk mengajar berbagai mata
pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan memberi informasi
faktual, memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam
pengembangan keterampilan, merangsang apresiasi terhadap seni, gejala
alam, orang dan sebagainya.

3. Media Grafis

Grafis merupakan media yang paling mudah ditemui dan banyak


digunakan sebagai halnya media lain, media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesannya dinyatakan
dalam symbol kata-kata, gambar dan menggunakan ciri grafis yaitu garis
Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 35-60

4. Hakikat Kemampuan Membaca

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat urgen dalam


mempelajari segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu
berkembang.membaca merupakan kemampuan yang sangat kompleks.
Membaca tidak sekadar kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis
semata, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seseorang pembaca
agar ia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar
lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang
bermakna baginya.

Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan,


ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
sesuatu perbuatan. Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan
adalah suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas
khusus, baik secara fisik maupun mental. Senada dengan pendapat Sternberg,
Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kekuatan siswa
dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan
terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan


13
bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat
diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.

b. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu proses sensoris, membaca dimulai dari


melihat. Stimulus masuk lewat indra penglihatan atau mata. Kelemahan
penglihatan yang umum diderita anak adalah kekeliruan kesiapan (refractive
error), yang berarti tidak lain dari kondisi mata yang tidak terpusat. Kesiapan
membaca dimulai dengan mendengarkan. Persiapan auditoris anak dimulai
dari rumah dalam bentuk pembinaan kosakata, menyimak efektif dan
keterampilan membedakan.

5. Tujuan utama dalam membaca

Tujuan utama dalam membaca yaitu suatu proses untuk mecari serta
mendapatkan informasi, mecakup isi, memahami isi bacaan. 13 Menurut
Anderson (1972: 214) mengemukakan beberapa tujuan penting dalam membaca:

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for


details or facts).

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization).

d. Membaca untuk menyimpulkan (reading for inference).

e. Membaca untuk mengklasifikasikan (reading for classify).

f. Membaca menilai, membaca untuk evaluasi (reading for evaluate).

g. Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare


or contrast).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

13
Mastoah, Imas. "Keterampilan Membaca." Primary: Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Dasar 8.2
(2016): 175-184.
14
Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat rekletif oleh pelaku tindakan yang di lakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang di lakukan itu, serta

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut di lakukan.

Sesuai dengan penelitian yang di pilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yang hanya mencakup kelas saja.

Yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi

rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. langkah pada siklus berikutnya adalah

perencanaan yang sudah di revisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk

pada siklus 1 di lakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Siswa kelas 1 MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang Tahun ajaran 2023/2024. Kelas 1 MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang itu sendiri memiliki siswa dan siswi berjumlah 31 orang. Terdiri dari

11 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di kelas 1 MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Waktu

pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 1 hari, di bulan Agustus 2024.

4. Suasana Belajar

Suasana belajar di kelas 1, yaitu Masih terdapat beberapa siswa yang belum

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan Potensi siswa perlu di

maksimalkan.

C. Prosedur Penelitian

15
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan dan di rancang dengan menggunakan

siklus spiral. Siklus spiral ini di perkenalkan oleh hopkins bahwa dalam 1 siklus terdiri dari

4 langkah yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk penjelasan lebih

mendetail nya, berikut peneliti jabarkan prosedur penelitian di bawah ini. terdiri dari 4

langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus 1

1. Perencanaan

Beberapa hal yang di laksanakan pada tahap perencanaan di antaranya adalah

menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)

yang akan di pakai selama pembelajaran berlangsung, daftar hadir dan

mengidentifikasi awal mula permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Tentunya

dengan menyiapkan solusi alternatif sebagai pemecahan masalah yang ada.

2. Tindakan

Kegiatan yang di lakukan pada tahap Tindakan ini adalah melaksanakan serta

mengaktualisasikan pembelajaran di kelas. Serta menyampaikan materi yang akan di

pelajari yaitu materi Bangun Datar dengan menghubungkan materi sesuai kehidupan

nyata siswa. Metode dan media yang di pilih harus sesuai dengan skenario yang

tercantum di rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Observasi

Kegiatan yang di lakukan pada tahap Observasi ini adalah mengamati keadaan

atau situasi kegiatan pembelajaran di kelas, mengamati keaktifan siswa dalam diskusi

maupun tanya jawab, dan mengamati metode apa yang di pakai guru dalam

melaksanakan pembelajaran sebelumnya.

4. Refleksi

Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah menemukan apa saja

yang menjadi kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar, mengkaji kegiatan yang di

rasa kurang efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan merencanakan dengan

guru untuk menumbuhkan atau kualitas akademik pada kegiatan belajar mengajar pada

16
pertemuan berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus sebelum

nya. yang dimana siklus ini pun memakai 4 tahapan dalam melewati setiap rangkaian

prosedur penelitian. Yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas pada siklus ke II adalah mencari solusi untuk

permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas ke arah yang lebih baik lagi. berikut

peneliti jabarkan setiap rangkaian prosedur penelitian pada siklus II di bawah ini:

1. Perencanaan

Beberapa hal yang di lakukan pada kegiatan Perencanaan ini yaitu:

a. Menemukan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I beserta solusi alternatif

sebagai pemecahan masalah yang ada.

b. Mengembangkan dan mengoptimalkan program (metode dan media) yang akan di

laksanakan pada Tindakan ke II

2. Tindakan

Kegiatan yang di lakukan tahap Tindakan pada siklus II ini adalah melaksanakan

pembelajaran di kelas dengan materi Bangun Datar dengan menggunakan Media

Permainan Kartu Bergambar yang artinya mengaitkan materi dengan Permainan

Kartu Bergambar.

3. Pengamatan

Kegiatan yang di lakukan pada tahap Pengamatan ini adalah mengamati

kemampuan merangsang atau memahami materi yang telah di ajarkan oleh guru dan

mengamati aktivitas siswa menggunakan lembar observasi yang telah di siapkan

sebelum nya

4. Refleksi

Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah peneliti menarik

kesimpulan akhir dari ke dua siklus yang sudah terlaksana dengan data hasil belajar

dan membuat hasil pengamatan pembelajaran yang sudah di lakukan.

17
D. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang di butuhkan, maka peneliti melakukan tekhnik

pengumpulan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tes

Tes merupakan metode atau cara yang dapat di gunakan sebagai langkah yang

perlu di ambil dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas. baik berupa pertanyaan-pertanyaan

yang harus di jawab atau perintah yang harus di kerjakan. Tentunya dengan

melakukan pengukuran yang matang sesuai riset sehingga menghasilkan hasil dari

aspek yang di teliti.

Tes yang di ambil dari penelitian ini, menggunakan 2 test yaitu pre test dan post test.

Berikut peneliti uraikan Definisi dari pre test dan post test:

a. Pre Test adalah tes yang di berikan sebelum pembelajaran di mulai, bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan di

berikan.

b. Post Test adalah tes yang di berikan sesudah pembelajaran berlangsung, tujuan

nya ialah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang telah

di ajarkan.

Perbedaan kedua jenis tersebut ini akan di tentukan oleh proses belajar dan

mengajar, karena jika proses belajar dan mengajar baik maka akan terdapat perbedaan

besar antara pre test dan post test. Agar kedua hasil ini dapat di jadikan penilaian dan

pengukuran dari penelitian ini maka seorang peneliti harus pintar dalam memilah

metode dan media yang akan di ajarkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Tes hasil belajar ini di berikan berupa tes tertulis dengan jenis soal uraian dengan

jumlah 5 butir soal dan masing-masing soal akan di berikan nilai 20 dan nilai 0 jika

menjawab salah. Jadi jika di jabarkan setiap skor yang benar di beri nilai 20 di kalikan

dengan jumlah soal yang ada yaitu 5 soal. 20x5= 100. Nilai tertinggi dari test yang

berikan adalah 100 dan nilai terkecil 20.

18
2. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan terhadap objek dengan maksud

mengetahui pengetahuan atau hasil dari sebuah kejadian berdasarkan fakta untuk

mendapatkan informasi-informasi yang di butuhkan untuk data suatu penelitian. Hasil

informasi berupa ruang (tempat), objek atau pelaku, kegiatan, kejadian atau peristiwa

dan juga waktu. Metode ini di gunakan untuk memperoleh data keadaan lingkungan

sekolah serta proses belajar mengajar Matematika di ruang kelas II A SDN Bojong 3

Pinang Kota Tangerang.

3. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang di tempuh untuk tekhnik

pengumpulan data yang sesuai dengan kejadian nyata atau biasa di sebut dengan Data

fakta. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung

antara narasumber dan pewawancara. Narasumber merupakan orang yang dapat

memberikan informasi tentang apa yang di butuhkan oleh pewawancara. Sedangkan,

pewawancara adalah orang yang menanyakan suatu hal yang dibutuhkan yang akan di

gunakan sebagai data penelitian.

Wawancara di lakukan pada tahap akhir setiap siklus, dengan tujuan untuk

mencari kesulitan siswa dalam memahami materi bangun datar dan untuk melihat

seberapa jauh pemahaman yang telah di capai oleh siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dari materi yang telah di sampaikan.

Peneliti menjadikan informan untuk di wawancarai adalah guru kelas I di kelas 1

MI. Assyifa Kota Tangerang. Untuk mendapatkan informasi tentang proses pengajaran

berlangsung, kesulitan-kesulitan dalam menghadapi tingkah laku dari masing-masing

siswa dan hasil belajar yang di dapat siswa pada setiap pembelajaran serta gambaran

tentang suasana pembelajaran dengan menggunakan metode yang guru kelas pakai

sebelum nya.

E. Tekhnik Analisis Data

19
Analisis data adalah suatu rangkaian yang mengatur urutan data, menggabungkan

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut suprayogo

(dalam Tanzeh) analisis data adalah proses langkah kegiatan mendalami, pengelompokan

atau penggabungan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah kejadian atau

fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data ini dilakukan setelah data

yang diperoleh dari sample melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk

menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui

penyajian data.

Data yang terkumpul tidak mesti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian,

penyajian data ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para pembaca

tentang realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, oleh

karena itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait dengan

tema bahasan saja yang perlu disajikan. Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi data

(conclusion drawing/verification).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka untuk itu perlu

dicatat secara teliti, rinci dan jelas. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari sesuai tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan.

2. Menyajikan Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan

cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi,

sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan

20
tindakan. Data yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna baik dalam

bentuk narasi, grafis maupun tabel.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan kesimpulan terhadap

hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup pencarian makna data serta

pemberian penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi yaitu kegiatan mencari

validitas kesimpulan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran langsung dengan metode Teaching and Learning maka data yang diperlukan

berupa data hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar/nilai tes.

Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui

ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan

belajar, presentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibandingkan

dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan. Seorang siswa

disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor 75 persen ke atas, untuk menghitung hasil

belajar dengan membandingkan jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah skor

maksimum kemudian dikalikan 100% atau digunakan rumus

R
S= X 100
N

Keterangan:

S: Nilai yang dicari/diharapkan

R: jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar

N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase keberhasilan

belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung dengan metode

ContextualTeaching and Learning pada siklus I, II dan III.

Sedangkan persentase keberhasilan belajar dihitung dengan cara membandingkan

21
jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa secara keseluruhan (siswa

maksimal) kemudian dikalikan 100%.

Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %

Keterangan tingkat keberhasilan:

81% - 100% : tanggapan belajar siswa tinggi

71% - 80% : tanggapan belajar siswa sedang

61% - 70% : tanggapan belajar siswa cukup

>60% : tanggapan belajar siswa kurang

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
MI.Assyifa merupakan salah satu sekolah tingkat Madrasah
Ibtidaiyah yang terletak di Kecamatan cipondoh. Sekolah tersebut masuk
dalam wilayah kecamatan Cipondoh Kota Tangerang
MI.Assyifa terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS dan
perpustakaan, 2 ruang WC serta halaman yang luas. Ruang kelas V
MI.Assyifa memiliki ukuran 7 m x 7 m. Fasilitas ruangan kelas ada papan
tulis, almari dan seperangkat media pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar di MI.Assyifa dimulai jam 07.00
sampai dengan 12.30 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun
berdasarkan kurikulum K13 dan Kurikulum Merdeka. Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurlikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar
mengajar.
Pada tahun pelajaran 2023/2024 MI.Assyifa terdiri dari 180 siswa yang
terdiri dari : kelas I= 18 siswa, kelas II=20 siswa, kelas III= 23 siswa, kelas
IV= 19 siswa, kelas V= 37 siswa, dan kelas VI= 20 siswa.
b. Struktur Organisasi MI.Assyifa Kota Tangerang
Tahun pelajaran 2023/2024 MI. Assyifa Kota Tangerang dipimpin
oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari 1
orang Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru PAI,1 Guru Penjaskes, 4 Guru
Wiyata Bhakti sebagai guru mata pelajaran (Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Inggris, dan Tenaga
Adminstrasi) 1 orang penjaga . Jadi jumlah personil seluruhnya ada 13
orang.

23
Adapun struktur organisasi MI Assyifa sebagai berikut :

Kepala Sekolah
Ahmad Khudori,ST

Guru Kelas I Guru Kelas Guru Kelas III


Sri Latifah,S.Pd. II Asnani,S.Pd
Syamsiah,S.Pd

Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI


Neneng H,S.Pd Eka Sulastri,S.Pd
Badriyah,S.Pd

Guru PAI Guru PJOK Guru SBDP


Syahrul S,S.Ag. M.Fahri Saputra

Guru Bhs.Inggris Guru PJOK Tenaga Adm.


Anisa Rachman,S.Pd Abdul Azis,S.Pd

Penjaga/Kebersihan
Pirmayanti
Gambar 4.1. Struktur Organisasi MI. Assyifa

c. Hasil Pelaksanaan Sikus 1


Pelaksanaan pembelajaran untuk PTK pada siklus I dilaksanakan
selama dua pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 Juli
2024, pertemuan II pada hari senin, 25 Juli 2023,
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada Siklus 1 diperoleh hasil sebagai
berikut:
a) Hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut:
- Beberapa siswa tertarik dengan media pembelajaran yang disiapkan oleh

24
guru.
- Tingkat keaktifan siswa masih kurang yakni baru mencapai 80 % atau 15
siswa yang aktif.
- Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan model
pembelajaran kontekstual
- Sebagian besar (80 %) siswa dapat memahami penjelasan guru.
- Perhatian siswa terhadap penjelasan guru hanya mencapai 89 % (16
siswa).
- Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan
dengan baik.
- Siswa merasa gembira manakala mendapat penghargaan dari kelompok
lain maupun dari guru.
b) Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi
adalah sebagai berikut:
- Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari.
- Dalam memberikan penjelasan materi masih terlalu cepat sehingga ada
sebagian siswa yang kurang jelas dan kurang memahami.
- Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang
diperoleh kepada teman yang lain.
- Penanaman konsep cukup baik namun perlu diberikan contoh-contoh lain
yang dekat dengan kehidupan siswa.
- Guru masih perlu lebih banyak memberikan rangsangan agar siswa
berani bertanya dan menjawab pertanyaan.
c) Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus 1 dapat
dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran model
kontekstual membuat senang, 88,8 % (17 siswa) menyatakan dengan model
pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan guru, 77,7 % (14
siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat siswa berani

25
bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru melaksanakan bimbingan
jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12 siswa) menyatakan masih
mengalami kesulitan mengerjakan tugas/pekerjaan rumah.
d) Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai
berikut:
Analisis angket yang telah dijawab siswa :
Jumlah Ya Tidak
NO Pertanyaan
Siswa (%) (%)
1 Apakah pembelajaran yang baru
18 100 -
dilaksanakan menyenangkan ?
2 Apakah cara guru dalam menjelaskan
18 89 11
materi pelajaran cukup jelas?
3 Apakah kamu dapat memahami
18 78 22
penjelasan dari guru ?
4 Apakah guru memberi kesempatan untuk
18 100 -
bertanya?
5 Apakah guru sering membimbing jika
kamu mengalami kesulitan mengerjakan 18 100 -
latihan ?
6. Apakah kamu masih mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas/pekerjaan 18 28 72
rumah dari guru?
Rata – rata ( % ) 82,5 17,5

Tabel 4. 1. Analisis Angket Siklus I

26
e) Hasil evaluasi pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:
(1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus I
Jml. Rata
Aspek Penilaian
No Nilai -rata
Nama Siswa
Inisiatif Kerjasama Kesung-
guhan
1. Akil Sugatan 40 50 40 130 43
2. Maedi Adi Saputra 60 70 70 200 67
3. Taufik Ismail 50 60 50 160 53
4. Andrey Setiyanto 60 60 65 185 62
5. Ade Salsabila 70 70 70 210 70
6. Aprillianti Solekha J. 65 70 75 210 70
7. Alfi Hidayah 65 70 75 210 70
8 Dita Puspitawati 75 75 80 230 76
9. Eka Wahyuningtiyas 40 60 60 160 53
10. Fajar Imamudin 60 60 60 180 60
11. Jaka Saputra 60 60 60 180 60
12. M. Arif Fadil 70 60 60 190 63
13. M. Rizal 60 70 70 200 67
14. Rizki Safitri 70 70 80 220 73
15. Rositah 70 70 80 220 73
16. Siti Nurkhikmah A. 60 70 80 210 70
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 60 70 80 210 70

Tabel 4.2. Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus I

27
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus I
NO NAMA N I L A I
LKS I LKS II LKS III JML RATA-
RATA
1. Kelompok I:
1. Maedi Adi Saputra
2. Moh. Arif Fadil
90 70 100 260 87
3. Rositah
4. Siti Nurhikmah A.
5. Kholifah
2. Kelompok II:
1. Fajar Imamudin
2. Dita Puspitawati
90 60 80 230 77
3. Aprillianti Solekha J.
4. M.Rizal
5. Eka Wahyuningtyas
3. Kelompok III :
1. Rizki Safitri
2. Ade Salsabila 70 60 80 210 70
3. Taufik Ismail
4. Jaka Saputra
4. Kelompok IV :
1. Wulan Hilyatul A.
2. Alfi Hidayah 60 80 80 220 73
3. Akil Suganta
4. Andrey Setiyanto

Tabel 4.3. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus I

28
(3) Daftar nilai evaluasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
KKM : 60
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Akil Sugatan 40 X
2 Maedi Adi Saputra 70 V
3 Taufik Ismail 40 X
4 Andrey Setiyanto 60 V
5 Ade Salsabila 50 X
6 Aprillianti Solekha J. 60 V
7 Alfi Hidayah 70 V
8 Dita Puspitawati 90 V
9 Eka Wahyuningtiyas 50 X
10 Fajar Imamudin 60 V
11 Jaka Saputra 60 V
12 M. Arif Fadil 70 V
13 M. Rizal 50 X
14 Rizki Safitri 70 V
15 Rositah 70 V
16 Siti Nurkhikmah A. 70 V
17 Wulan Hilyatul A. 80 V
18 Kholifah 70 V
Jumlah 1130
Rata-Rata 62,7
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40

Tabel 4.4. Daftar Evaluasi

29
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No KKM Jumlah Nilai Jumlah Nilai Persentase


Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan

1. 60 13 5 72 %

Tabel 4.5. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I.

Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi adalah 62,7. Hasil tersebut lebih
baik dari keadaan awal yakni 62,2. Sedangkan ketuntasan belajar 72 % dengan
KKM 60 .
(5) Nilai Akhir pada Siklus I
Jml. Nilai
No Aspek Penilaian
Nama Siswa Nilai Akhir
Observasi Diskusi Evaluasi
1. Akil Sugatan 43 73 40 156 52
2. Maedi Adi Saputra 67 87 70 224 75
3. Taufik Ismail 53 70 40 163 54
4. Andrey Setiyanto 62 73 60 195 65
5. Ade Salsabila 70 70 50 190 63
6. Aprilianti Solekha J 70 77 60 207 69
7. Alfi Hidayah 70 73 70 213 71
8 Dita Puspitawati 76 77 90 243 81
9. Eka Wahyuningtiyas 53 77 50 180 60
10. Fajar Imamudin 60 77 60 197 66
11. Jaka Saputra 60 73 60 193 64
12. M. Arif Fadil 63 87 70 220 73
13. M. Rizal 67 77 50 194 65

30
14. Rizki Safitri 73 70 70 213 71
15. Rositah 73 87 70 230 77
16. Siti Nurkhikmah A. 70 87 70 227 76
17. Wulan Hilyatul A. 80 73 80 233 78
18. Kholifah 70 87 70 227 76

Tabel 4.6. Dafatar Nilai Akhir pada Siklus I

f) Refleksi hasil pengamatan


Simpulan pelaksanaan Siklus I
1) Guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan .
2) Guru sudah cukup jelas dalam menerangkan materi pelajaran.
3) Guru kurang dalam memberi latihan soal, padahal pelajaran
matematika harus banyak berlatih berulang–ulang.
4) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menjawab/mengajukan pertanyaan.
5) Dalam mengerjakan tugas/latihan siswa mendapat bimbingan dari
guru.
6) Keaktifan siswa perlu ditingkatkan, terutama siswa yang
belum tuntas agar tingkat partisipasinya lebih meningkat.
7) Guru perlu mengoptimalkan pembelajaran dengan model yang telah
diaplikasikan serta menggunakan strategi dan teknik yang mampu
meningkatkan partisipasi siswa sehingga tingkat penguasaan siswa lebih
baik.
8) Siklus I belum dapat meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan
soal cerita tentang operasi hitung pecahan sehingga perlu diadakan siklus
II.
Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I :
Berdasarkan hasil analisis evaluasi dan angket yang diedarkan pada
siswa, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung pada

31
siklus I terdapat kendala atau hambatan sebagai berikut:
1) Ada beberapa siswa yang lamban belajar.
2) Jumlah media dan alat peraga yang terbatas.
3) Siswa kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.
4) Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
5) Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi.
6) Siswa kurang menguasai kemampuan hitung dasar (menjumlah,
mengurangi,mengalikan dan membagi).
7) Siswa kurang trampil dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan guru.
Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah implement-
tasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1.
Dengan mengacu pada kendala dan masalah yang telah dirumuskan di
atas, maka peneliti mengkonsultasikan dengan kepala sekolah dan supervisor.
Dari konsultasi tersebut maka diputuskan untuk mengadakan PTK pada siklus II
Siklus II (Pertemuan 1, dan 2 ).
1. Perencanaan
Pertemuan 1-3 pada siklus II masing-masing dilaksanakan selama 70
menit.
Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rancangan RPP tentang materi pokok Operasi Hitung Pecahan mencakup :
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan
Indikator : - Melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan campuran
berpenyebut sama)
- Melakukan operasi penjumlahan dan

32
pengurangan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan
campuran berpenyebut beda).
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah :
1) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V MI.Assalam
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
2) Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan yaitu :
(1) Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ”
Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2023,
Jakarta, halaman 102-109.
(2) Buku Tititan Mahir Matematika untuk MI kelas 5
Penerbit : Visindo Media Persada Tahun 2023, Jakarta, hal.33 – 42.
(3) Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan.
3) Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan meliputi :
(1) Benda-benda konkret seperti buah apel, jambu, roti,kertas lipat,
bangun datar persegi panjang,persegi,dan lingkaran
(2) Menyiapkan Lembar Kerja.
(3) Menyiapkan Lembar Pengamatan
(4) Menyiapkan Lembar Evaluasi
(5) Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor.
c. Supervisor melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pada
siklus II.
2. Pelaksanaan
1) Pra Pembelajaran
 Siswa dan guru berdo’a bersama.
 Guru mengabsen siswa
 Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.

33
2) Kegiatan Awal
 Apersepsi : Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang
mengarah pada materi pelajaran.
 Memotifasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
 Memperbanyak latihan soal-soal hitung dasar(menjumlah,
mengurangi,mengalikan, dan membagi)
 Guru memberi motivasi belajar dengan menjelaskan manfaat
mempelajari operasi hitung pecahan.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
yang akan dicapai.
3) Kegiatan Inti
 Guru mengulang penjelasan materi pelajaran
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan anggota 4 - 5 anak.
 Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
 Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-
masing.
 Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
 Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.
 Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
bersama-sama.
 Siswa mengerjakan tes tertulis tentang materi yang telah dipelajari.
4) Kegiatan Akhir
 Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi pembelajaran.
 Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.
 Tindak lanjut pada pertemuan 1 dengan memberi tugas PR.

34
 Tindak lanjut pada pertemuan 2 dengan memberi tugas PR.
 Tindak lanjut pada pertemuan 3 yaitu bagi siswa yang hasil nilai
belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang
hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan.
3. Pengamatan/observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti berkolaborasi
dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah
mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar
observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam
pengamatan meliputi :
1) Pra Pembelajaran
2) Kegiatan Membuka Pelajaran
3) Kegiatan Inti Pembelajaran
 Penguasaan materi pelajaran
 Strategi pola pembelajaran
 Pemanfaatan media pembelajaran
 Penilaian proses dan hasil belajar
 Penggunaan bahasa
4) Penutup.
4. Refleksi.
Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai peneliti dan
supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran pada
siklus II.
Pembelajaran pada siklus II setelah diadakan penilaian proses dan
penilaian hasil belajar diharapkan menunjukkan kemajuan bila
dibandingkan nilai yang dicapai oleh siswa kelas V pada siklus I.

2. Hasil Penelitian Siklus II.


Pelaksanaan pembelajaran untuk PTK pada siklus II dilaksanakan
selama dua pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober
2023, pertemuan II pada hari senin, 21 Oktober 2023,

35
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada Siklus 1I diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
- Beberapa siswa tertarik dengan media pembelajaran yang disiapkan oleh
guru.
- Tingkat keaktifan siswa menigkat mencapai 89% atau 16 siswa yang
aktif dalam kelompok.
- Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan
model kontekstual
- Sebagian besar (85%) siswa dapat memahami penjelasan guru.
- Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mencapai 94 % (17 siswa).
- Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan dengan baik.
- Siswa merasa gembira ketika mendapat penghargaan dari kelompok
lain maupun dari guru.
b. Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi adalah
sebagai berikut:
- Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari.
- Dalam memberikan penjelasan materi sudah semakin jelas sebagian besar
siswa dapat memahami.
- Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang
diperoleh kepada teman yang lain.
- Siswa sudah diberi kesempatan memperagakan penjumlahan/pengurangan
pecahan dengan benda konkret.
- Guru banyak memberikan rangsangan agar siswa berani bertanya
dan menjawab pertanyaan.
b. Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus II
dapat dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran
model kontekstual membuat senang, 88,8 % (16 siswa) menyatakan

36
dengan model pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan
guru, 77,7 % (14 siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat
siswa berani bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru
melaksanakan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12
siswa) menyatakan masih mengalami kesulitan mengerjakan
tugas/pekerjaan rumah. Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa
tersebut adalah sebagai berikut :
Analisis angket yang telah dijawab siswa :
Jumlah Ya Tidak
NO Pertanyaan
Siswa (%) (%)
1 Apakah pembelajaran yang baru dilaksanakan
18 100 -
menyenangkan ?
2 Apakah cara guru dalam menjelaskan materi
18 94 6
pelajaran cukup jelas?
3 Apakah kamu dapat memahami penjelasan
18 78 22
dari guru ?
4 Apakah guru memberi kesempatan untuk
18 100 -
bertanya?
5 Apakah guru sering membimbing jika kamu
18 100 -
mengalami kesulitan mengerjakan latihan ?
6. Apakah kamu masih mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas/pekerjaan rumah 18 55 45
dari guru?
Rata – rata (%) 87,8 12,2

Tabel 4. 7. Analisis Angket Siklus I

37
Hasil evaluasi pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
(1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus II
Jml. Rata-
Aspek Penilaian
No Nilai rata
Nama Siswa
Inisiatif Kerjasama Kesung-
guhan
1. Akil Sugatan 40 50 50 140 43
2. Maedi Adi Saputra 70 70 70 200 67
3. Taufik Ismail 50 60 60 170 56
4. Andrey Setiyanto 60 65 70 195 65
5. Ade Salsabila 70 70 70 210 70
6. Aprillianti Solekha J. 65 70 75 210 70
7. Alfi Hidayah 70 70 75 215 72
8 Dita Puspitawati 75 80 80 235 78
9. Eka Wahyuningtiyas 50 60 60 170 56
10. Fajar Imamudin 60 70 60 190 63
11. Jaka Saputra 60 60 70 190 63
12. M. Arif Fadil 70 70 60 200 67
13. M. Rizal 60 70 70 200 67
14. Rizki Safitri 70 80 80 230 76
15. Rositah 80 70 80 230 76
16. Siti Nurkhikmah A. 60 70 80 210 70
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 70 70 80 220 73

Tabel 4.8. Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus II

38
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus II
NO NAMA N I L A I
LKS I LKS II LKS III JML RATA-
RATA
1. Kelompok I:
1. Maedi Adi Saputra
2. Moh. Arif Fadil
90 80 60 230 73
3. Rositah
4. Siti Nurhikmah A.
5. Kholifah
2. Kelompok II:
1. Fajar Imamudin
2. Dita Puspitawati
100 60 80 240 80
3.Aprilianti Solekha J.
4.M.Rizal
5.Eka Wahyuningtyas
3. Kelompok III :
1. Rizki Safitri
2. Ade Salsabila 80 80 80 240 80
3. Taufik Ismail
4. Jaka Saputra
4. Kelompok IV :
1. Wulan Hilyatul A.
2. Alfi Hidayah 80 80 80 240 80
3. Akil Sugatan
4. Andrey Setiyanto

Tabel 4. 9. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus II

39
Daftar nilai evaluasi pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
KKM : 60
(3) Daftar Nilai Evaluasi pada siklus II
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Akil Sugatan 30 X
2 Maedi Adi Saputra 70 V
3 Taufik Ismail 50 X
4 Andrey Setiyanto 70 V
5 Ade Salsabila 80 V
6 Aprilianti Solekha J 60 V
7 Alfi Hidayah 60 V
8 Dita Puspitawati 70 V
9 Eka Wahyuningtiyas 50 X
10 Fajar Imamudin 70 V
11 Jaka Saputra 60 V
12 M. Arif Fadil 90 V
13 M. Rizal 60 V
14 Rizki Safitri 70 V
15 Rositah 70 V
16 Siti Nurkhikmah A. 60 V
17 Wulan Hilyatul Aulia 80 V
18 Kholifah 60 V
Jumlah 1.160 15 3
Rata-Rata 64,4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 30

Tabel 4.10. Daftar Nilai Evaluasi pada siklus II

40
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
No KKM Jumlah Nilai Jumlah Nilai Persentase
Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan

1. 60 15 3 83%

Tabel 4.11. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II

Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi adalah 64,4 Hasil tersebut


meningkat dari keadaan siklus I yakni 62,7. Sedangkan ketuntasan belajar
naik dari keadaan siklus I 72% menjadi 83% dengan KKM 60 .
(5) Nilai Akhir pada Siklus II
Aspek Penilaian Jml. Nilai
No
Nama Siswa Nilai
Observasi Diskusi Evaluasi
Akhir
1. Akil Sugatan 43 80 30 153 51
2. Maedi Adi Saputra 67 73 70 210 70
3. Taufik Ismail 56 80 50 176 60
4. Andrey Setiyanto 65 80 70 215 72
5. Ade Salsabila 70 80 80 230 77
6. Aprillianti Solekha J. 70 80 60 210 70
7. Alfi Hidayah 72 80 60 212 70
8 Dita Puspitawati 78 80 70 218 73
9. Eka Wahyuningtiyas 56 80 50 176 60
10. Fajar Imamudin 63 80 70 203 68
11. Jaka Saputra 63 80 60 203 68
12. M. Arif Fadil 67 73 90 230 77
13. M. Rizal 67 80 60 207 69
14. Rizki Safitri 76 80 70 216 72

41
15. Rositah 76 73 70 219 73
16. Siti Nurkhikmah A. 70 73 60 203 68
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 73 73 60 206 69

Tabel 4.12. . Nilai Akhir pada Siklus II Refleksi

hasil pengamatan.
Simpulan pelaksanaan Siklus II
1. Guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan .
2. Guru sudah cukup jelas dalam menerangkan materi pelajaran.
3. Guru banyak memberikan latihan soal-soal.
4. Guru banyak memotifasi siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan.
5. Dalam mengerjakan tugas/latihan siswa mendapat bimbingan
dari guru.
6. Keaktifan siswa ada peningkatan.
7. Ketuntasan belajar meningkat dari 72 % menjadi 82 %.
8. Siklus II dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan.

Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran pada


siklus II.
Setelah mengadakan pengamatan pada siswa selama pembelajaran dan
menganalisis hasil evaluasi siswa pada siklus II ditemukan beberapa kendala
sebagai berikut :
1) Anak yang lamban belajar belum ada perubahan/kemajuan.
2) Kemampuan hitung dasar siswa (menjumlahkan, mengurangkan,
mengalikan,dan membagi) rendah.
3) Beberapa siswa mengalami kesulitan mencari KPK untuk menyamakan
penyebut.
4) Siswa belum terampil menyederhanakan pecahan.

42
Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah
implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 2.
1) Anak yang lamban belajar diberi bimbingan khusus dan diberi latihan-
latihan soal yang lebih sederhana yang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari.
2) Siswa yang kemampuan hitung dasarnya rendah diberi latihan-latihan
hitung dasar seperti menjumlah,mengurangi, mengalikan, dan
membagi bilangan cacah.
3) Siswa yang mengalami kesulitan mencari KPK untuk menyamakan
penyebut diberi bimbingan secara khusus tentang cara mencari KPK
dua bilangan atau lebih.
4) Siswa yang belum terampil menyederhanakan pecahan diberi bimbingan
cara menyederhanakan pecahan yaitu dengan membagi pembilang dan
penyebut dengan bilangan yang sama (FPB dari pembilang dan
penyebut).

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari
dua siklus dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual terdapat
peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1 ke siklus 11, seperti
yang terlihat dalam prosentase ketuntasan hasil belajar.
1. Pembahasan Siklus I
Dari penelitian pada siklus 1 teryata hasil yang didapat kurang
memuaskan Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1 dapat dilihat bahwa
masih ada siswa yang belum menguasai materi. Nilai rata-rata kelas 62,7 ini
dirasa masih belum maksimal. Untuk hasil observasi implementasi RPP oleh
teman sejawat dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Adapun hambatan yang terjadi pada pembelajaran yang telah
dilaksanakan yaitu sebagian besar siswa kurang manguasai kemampuan hitung
dasar. Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil, maka perlu adanya
langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan, yaitu diantarnya guru

43
jangan mendominasi pembelajaran tetapi sebagai fasilitator.
Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk terlibat dalam
penggunaan media pembelajaran. Guru juga harus memperhatikan materi-
materi yang sulit dipahami anak. Ketika siswa melakukan kegiatan
pembelajaran guru harus tetap memberi bimbingan. Serta perlu adanya
perbaikan terhadap pembelajaran siklus berikutnya.

2. Pembahasan siklus II
Pada siklus II, pembelajarannya menunjukkan adanya peningkatan.
Nilai rata-rata anak naik dari 62,7 menjadi 64,4. Ketuntasan belajar siswa
meningkat dari 72 % pada siklus I menjadi 83%.
Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya lebih
baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Adapun
yang diperbaiki yaitu penggunaan media pembelajaran, tiap kelompok diberi
kesempatan menggunakan alat pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk
aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru juga memberi penekanan
khusus pada materi yang sulit dipahami.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana
pembelajaran yang disukai oleh siswa,maka pembelajaran tersebut membekas
dibenak siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka.

C. RANGKUMAN HASIL PENELITIAN


1. Kondisi awal : Kemampuan Operasi Hitung Pecahan siswa kelas V
MI.Assalam rendah hal ini ditunjukkan dengan siswa
yang tuntas belajar hanya44 %.

2. Hasil Siklus I : Dengan menggunaan Model Pembelajaran


Kontekstual ketuntasan belajar siswa pada siklus I
menjadi 72 %.
3 Hasil siklus II : Ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 83%.
4. Dari keseluruhan siklus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Model
Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung

44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN

Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika


kompetensi dasar Operasi Hitung Pecahan , menggunakan Model
Pembelajaran Kontekstual dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada
siswa kelas V MI.Assalam Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Hal ini
dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari
kondisi awal sebelum tindakan hanya 15 siswa dari 37 siswa atau 44 %
yang tuntas dengan KKM 60, pada siklus 1 PTK ketuntasan belajar siswa
meningkat menjadi 20 siswa atau (72 %). Pada siklus II ketuntasan belajar
siswa kembali meningkat menjadi 25 siswa atau (83%).
Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi pada siklus I adalah 62,7.
Hasil tersebut lebih baik dari keadaan awal yakni 62,2.
Kemudian setelah diadakan siklus II nilai rata-rata naik menjadi 64,4.

B. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di lakukan
oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperoleh hasil
yang optimal, di antaranya yaitu:
1. Menciptakan pembelajaran yang di dalamnya merupakan kondisi atau
keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan
bermakna serta mudah dan menyenangkan.
2. Tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator
bagi kelancaran belajar siswa.
3. Mengawali pembelajaran matematika dengan hal -hal yang menyenangkan
dan akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa.
4. Menggunakan media pembelajar secara optimal untuk mendekatkan

45
materi pembelajaran dengan dunia nyata
5. Mengadakan refleksi pada akhir pembelajaran untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat diperbaiki pada pertemuan
berikutnya.

46
DAFTAR PUSTAKA

Mastoah, I. (2016). Keterampilan Membaca. Primary: Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan


Dasar, 8(2), 175-184.
Nurhasanah. (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Media Permainan
Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas 1 Sd Negeri 12 Pontianak Timur, 8-15.
Johnson B, Elaine.(2006).Contextual Teaching and Learning. MLC California
Joice,Bruce & Weil, Marsha. (1986). Model of Teaching. New Jersey:Prentice
Hall,Inc.
Karso. dkk. 1992. Pendidkan Matematika 4. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta:Universitas Terbuka.
Muchtar A. Karim.(2007).Pendidikan Matematika II. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Pusat Pengembangan Bahasa (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
landasan dan implementasinya pada Kurikulum 2013 Revisi (K13).
Jakarta : Kencana.

47
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran
RENCANA PEMBELAJARAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V/II
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)
Pelaksanaan :
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan.
Indikator : - Melakukan operasi penjumlahan dan
pengurang-an berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan campuran
berpenyebut sama)
- Melakukan operasi penjumlahan dan
pengurang-an berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan campuran
berpenyebut beda).
Fokus Pembelajaran (PTK) : Operasi hitung pecahan

I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda.
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai

48
bentuk pecahan berpenyebut beda.
II. Materi Ajar
Operasi hitung pecahan
III. Model dan Metode Pembelajaran
A. Model Pembelajaran : Kontekstual (CTL)
B. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi,
diskusi, tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Apersepsi :
Tanya jawab mengungkap materi pelajaran yang lalu.
a. Anak-anak, pada pertemuan yang lalu kita telah belajar tentang
mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal. Apakah artinya
persen itu? (Persen artinya perseratus) Ya, bagus.
b. Apakah kalian masih ingat bagaimana langkah-langkah
mengubah pecahan ke bentuk persen?
c. Bagaimana langkah-langakah mengubah pecahan ke bentuk desimal?
Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang operasi hitung
pecahan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan biasa
dengan peragaan langsung (misal : dengan menggabungkan ¼ roti dengan
¼ roti, duapertiga lingkaran ditambah sepertiga lingkaran,dsb.)
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan pecahan secara matematis, berdasarkan peragaan yang telah
dilaksanakan.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan pecahan
desimal.

49
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan berbagai
bentuk pecahan.
5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5
anak.
6. Guru membagi lembar kerja pada tiap kelompok.
7. Siswa mengerjakan tugas atau lembar kerja
8. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas, kelompok
lain menanggapi
9. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru
10. Siswa mencatat kesimpulan hasil diskusi yang telah dimantapkan guru
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru
2. Guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan mengadakan tindak lanjut
3. Guru bersama siswa mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Pertemuan II
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Apersepsi
Tanya jawab materi pelajaran pada pertemuan yang lalu misalnya :
a. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang
berpenyebut sama ?
b. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang
berpenyebut tidak sama ?
c. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan berbagai bentuk pecahan ?
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan pecahan dengan peragaan
1 3
langsung (misal : mengurangkan apel dari apel, mengurangkan
4 4
2
roti dari 4
8 roti,dsb.)
8

50
2. Siswa mencermati penjelasan cara melakukan pengurangan
pecahan dengan peragaan langsung.
3. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan secara
matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
mengurangkan pecahan decimal.
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
6. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok tiap kelompok
terdiri dari 5–6 anak.
7. Guru membagi tugas/lembar kerja siswa secara berkelompok.
8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok.
9. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya.
10. Tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas, kelompok lain menanggapi.
11. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru.
12. Siswa mencatat/merangkum kesimpulan materi pelajaran yang telah
dibahas dan dimantapkan oleh guru.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan tes formatif secara individu
2. Guru menganalisis hasil tes formatif yang telah dikerjakan siswa.
3. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas rumah
(PR). Pertemuan III
Kegiatan awal (10 menit)
1. Apersepsi :
a. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran pada pertemuan
yang lalu.
b. Membahas pekerjaan rumah (PR)
c. Guru memotivasi siswa agar siap belajar, dengan penuh semangat.

51
2. Guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran akan
dicapai. Kegiatan Inti (15 menit)
1. Guru dengan siswa bertanya jawab tentang operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan.
2. Guru menginformasikan tentang operasi hitung campuran yang
berkaitan dengan bilangan pecahan, disertai contoh.
3. Siswa mencermati penjelasan, dan contoh penyelesaian soal yang
dijelaskan guru di papan tulis.
4. Siswa mencermati penjelasan guru cara menyelesaikan soal
cerita yang di demonstrasi guru dipapan tulis.
5. Tanya jawab tentang bagian–bagian materi yang belum dipahami.
6. Guru merespon pertanyaan siswa.
7. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, dan
membahas lembar kerja kelompok.
8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, dengan
bimbingan guru.
9. Siswa melaporkan hasil diskusi keompok, yang lain menanggapi.
10. Siswa menyimpulkan materi hasil kerja kelompok dengan bimbingan
guru.
11. Siswa mencatat kesimpulan materi pelajaran yang telah dimantapkan
guru.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
2. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa dan memberi tidak lanjut.
3. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung, dan berusaha untuk mengadakan
perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat Peraga
1. Benda–benda konkret, roti, buah apel, kertas lipat dan sebagainya.
2. Kartu bilangan pecahan.

52
Bahan Pembelajaran
Operasi hitungan pecahan :
- Penjumlahan Pecahan
- Pengurangan Pecahan
Sumber Belajar
1. Kurikulum KTSP SD tahun 2009
2. Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ”
Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008, Jakarta.
Halaman : 102-109
Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan.
VI. Penilaian
A. Prosedur Tes
1. Tes dalam proses
2. Tes akhir
B. Teknik Tes
1. Dengan Tes : Tes tertulis
2. Non Tes : Lembar observasi/pengamatan
C. Bentuk Tes :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Essey
D. Kriteria Penilaian
1. Essey
Jumlah : 10 soal
Skor : 10 x 10 = 100
2. Lembar Pengamatan
Bobot Skor Perolehan
No ASPEK
(skor) Siswa
1 Partisipasi/kerjasama dalam 30
kelompok …………….
2 Proses pengerjaan tugas 30 …………….
3 Hasil kerja akhir 40 …………….
Jumlah skor total 100 …………….

53
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Pertemuan I
Kelompok : .........
Ketua : ..............................
Anggota : ..............................
..............................
..............................
..............................
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1 1
1. 2  =……. 6. 0,145+0,85 =……
3 3
1 2 3
2. 3 +1 =…… 7. 3 +34%+0,40 =……
6 5 5
2 3 4
3. 2 + 3 =……. 8. +0,25+35% =……
53 10
10
4
4. 0,24+0,45 = . . . 9. 56%+0,65+ 2

54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai