Tugas Uas PTK
Tugas Uas PTK
Tugas Uas PTK
Di susun Oleh :
Laporan penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di susun sesuai dengan kegiatan yang di laksanakan di
sekolah tempat praktikum Madrasah Ibtidaiyah Assyifa Kec.Cipondoh Kota Tangerang.
Dan di susun berdasarkan sistematika sesuai dengan pedoman penulisan PTK
Kepala Sekolah
MI Assyifa Kota Tangerang Guru Pamong
Mengetahui
Dosen Pengampu PTK
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
D. Manfaat Hasil Penelitian................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori ........................................................................... .. 4
B. Kerangka Berpikir................................................................................10
C. Hipotesis Tindakan..............................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................13
B. Subyek Penelitian.................................................................................13
C. Prosedur Penelitian..............................................................................13
ii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..............................................................................................39
B. Saran....................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................41
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran…..........................................................42
B. Instrumen Penelitian.................................................................................61
C. Personalia Peneliti....................................................................................70
D. Curriculum Vitae.....................................................................................71
E. Data Dukung Siklus I...............................................................................72
F. Data Dukung Siklus II.............................................................................79
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hasil belajar adalah tolak ukur dari setiap perkembangan siswa di sekolah.
artinya hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang di alami oleh setiap siswa
dalam proses pembelajaran, yang di tandai dengan bertambah nya pengetahuan dan
ketrampilan serta sikap siswa. Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui peningkatan
atau kemajuan-kemajuan yang telah di capainya dalam proses pembelajaran. Hasil
belajar yang di peroleh oleh siswa biasanya di laporkan dalam bentuk nilai yang di
berikan oleh masing-masing guru mata pelajaran sesuai dengan hasil yang di capai oleh
siswa. Hasil belajar siswa sangat erat kaitan nya dengan kepercayaan diri yang di miliki
oleh setiap siswa. hasil belajar ini menunjukkan berhasil atau tidak nya tujuan
pembelajaran yang sudah terlaksana. Hasil belajar juga dapat memotivasi siswa untuk
lebih giat belajar guna mendalami nilai- nilai yang memang sekira nya belum tercapai
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah di tentukan oleh pihak sekolah.
Pada metode ini, guru merupakan sumber informasi dari siswa. Di mana guru
menyampaikan pelajaran dengan cara memberikan contoh benda yang ada di sekitar. Pada
beberapa penjelasan di beri jeda. Tujuan nya untuk memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab dengan guru. Mungkin terdapat beberapa hal yang belum di
mengerti. Untuk membuat metode ini lebih menarik, guru juga memberikan sedikit humor
agar siswa tidak merasa jenuh. Dan juga memberikan beberapa pertanyaan yang
memancing dan menarik untuk di jawab oleh siswa. Atau bisa juga dengan memberikan
beberapa contoh masalah untuk di selesaikan agar siswa terlibat aktif. Selain itu, apresiasi
atau ucapan terhadap murid atas jawaban nya juga sangat di butuhkan untuk membangun
suasana kompetitif (dalam menjawab).
B. Rumusan Masalah
a) Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Meningkatkan kemampuan membaca Melalui Media Permainan Kartu
Bergambar pada siswa kelas I MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang Tahun Ajaran 2023-2024 menggunakan Metode
pembelajaran pada kartu baca.
1. Siswa
2. Guru
3
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
Hakikat Kemampuan Membaca Pada Siswa
a. Pengertian Kemampuan.
Menurut Sumarni, mengatakan bahwa hasil belajar adalah berubahnya
sikap/tingkah laku individu bukan hanya mengenai perubahan pengetahuan
saja akan teteapi juga mencakup kecakapan, ketrampilan, kemampuan, sikap
dan penguasaan yang semua nya harus di lakukan secara sadar dan memiliki
tujuan secara positif serta bersifat berkesinambugan dan permanen.1
b. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses menguraikan dan memahami isi teks dan
tulisan yang dicetak atau diterbitkan pada media tertentu seperti buku,
majalah, artikel, dan dokumen lainnya. Proses membaca melibatkan
pengenalan huruf, kata, dan kalimat serta memahami makna tersirat atau
tersurat dari teks. Membaca tidak hanya melibatkan pemahaman literal,
tetapi juga interpretasi, analisis, dan penerapan informasi yang diperoleh
melalui membaca dalam konteks yang relevan.
c. Model Pembelajaran
Secara umum, model diartikan sebagai benda tiruan dari benda
yang sesungguhnya. Secara khusus, model diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Menurut Joyce dan Weil (1986) Model Pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
1
Sumarni dalam Sulikah, W., Setyawan, A., &Citrawati, T. (2020). Identifikasi hasil belajar siswa Muatan
IPA Materi perubahan wujud benda kelas V SDN Socah 4. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKP PGRI
Bojonegoro, 1 (1).
4
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Menurut Winkel menyatakan hasil belajar merupakan suatu kemampuan
internal yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan kemungkinan orang
itu melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang di milikinya.2
3
Petrus Mau Tellu Dony Dkk, jurnal basicedu ( 2022 ) ” Pengembangan Media Kartu Huruf Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar”, Vol 6 h. 2
4
Farida Hasmi “ Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Media Kartu Kata
Pada Siswa Kelas II SD Negeri 001 Rimba Sekampung Dumai” h. 424-425.
5
Nana Sudjana dalam Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M. Y. (2019). Penggunaan media pembeajaran
video terhadap hasil belajar siswa SD. Indonesian journal of Promary Education, 3(2), 64-72
6
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Ranah kognitif terdapat 6 bagian dalam proses berfikir yaitu,
pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian, pengkajian, pembuatan dan
evaluasi. Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah
termasuk ranah kognitif.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap
seseorang yang dapat di ketahui perubahan nya bila telah memiliki
penguasaan pengetahuan yang telah tercapai tingkat maksimalnya.
Ranah afektif kaitan nya terdiri dari penerimaan, menjawab dan
menilai. Hasil belajar afektif akan terlihat dalam berbagai tingkah laku
siswa seperti motivasi belajar, di siplin, kebiasaan belajr dan hubungan
sosial (menghargai guru dan teman kelas nya).
3. Ranah Psikomotorik: kreatifitas dan ketrampilan.
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkenaan dalam
bentuk kreatifitas dan ketrampilan (skill). Ada 6 tingkatan ketrampilan,
yaitu gerakan reflek (ketrampilan pada gerak yang tidak sadar di
lakukan), ketrampilan pada gerak-gerak sadar, kemampuan perceptual,
ketrampilan di bidang motorik, ketrampilan kompleks dan ketrampilan
komunikasi.
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Vandini Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar pada diri seseorang terbagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal6. Secara rinci kedua faktor tersebut akan di jelaskan
sebagai berikut:
1. Faktor internal
Faktor internal adalah segala aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar, Faktor- faktor Internal antara lain:
a. Minat
Minat merupakan suatu yang pokok dan harus di miliki ketika kita
6
Vandini dalam Wijayanti, N., & Widodo, S., A. (2021). Studi Korelasi Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika selama Daring. Journal of Instructional Mathematics. 2(1), 1-9.
7
akan melakukan sesuatu. Jika seseorang tidak memiliki minat yang
tinggi pada suatu hal, maka ia akan kesulitan dan tidak tertarik untuk
melakukan nya.
Menurut Slameto minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang memerintahkan, artinya nya
semua di lakukan atas kesadaran dari diri sendiri.7
b. Bakat
Menurut Semiawan mengyatakan bahwa bakat merupakan
kemampuan yang sudah ada sejak lahir (bawaan) yang maka dari itu
kemampuan dan potensi itu masih perlu untuk di kembangkan dan di
latih. Pada dasar nya setiap manusia memiliki bakat pada suatu bidang
tertentu dengan kualitas yang berbeda-beda pula. bakat yang di miliki
oleh seseorang dalam bidang tertentu memungkinkan nya mencapai
prestasi pada bidang nya.8
c. Motivasi
Menurut Atkinson menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah istilah
yang mengarah kepada adanya kecendrungan bertindak untuk
menghasilkan satu atau lebih pengaruh.9
Motivasi merupakan hal yang penting dan harus di miliki oleh setiap
siswa agar seorang siswa semangat dalam belajar.
d. Cara belajar
Cara belajar adalah strategi yang di lakukan agar siswa lebih memahami
materi yang di jelaskan dengan cara belajar yang di senangi oleh siswa.
Jika siswa senang dalam cara belajar nya maka pelajaran pun akan
mudah memahaminya.
2.Faktor eksternal
7
Slameto dalam Ratnasari Ika Wanda. (2017). Hubungan minat belajar terhadap prestasi belajar
matematika pada siswa-siswi SMA Negri 11 Samarinda. Jurnal Psikologi
8
Semiawan dalam Anggraini dkk. (2020). Mengidentifkasi minat bakat siswa usia dini di SD Adiwiyata.
Jurnal Pendidikan.
9
Atkinson dalam Hartata Rus. (2019). Model pembelajaran based learning (PBL) sebagai upaya
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah (peminatan). Jurnal Pendidikan
8
Faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dari luar. menurut
Vaulina yang termasuk faktor eksternal sebagai berikut:
a. Keadaan keluarga
salah satu peran keluarga pada perkembangan anak adalah sebagai
perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan baik di sekolah
maupun di lingkungan sosial. Di keluargalah setiap orang mendapatkan
pendidikan. Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga, suasana di
lingkungan keluarga, cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi,
hubungan antar anggota keluarga, pengertian orang tua terhadap
pendidikan dan hal-hal lain nya. Di dalam keluarga turut memberikan
karakteristik tertentu dan mengakibatkan aktif dan pasif nya anak dalam
mengikuti kegiatan belajar. Jadi, sebelum anak memasuki lembaga
formal (sekolah) anak sudah mendapat pendidikan dari orang tua nya.
b. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti
belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di dalam nya.
Seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode, pergaulan
dengan teman nya dan lain-lain. Turut mempengaruhi tinggi rendah nya
kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Media pembelajaran
Sekolah yang cukup memiliki media di perlukan untuk belajar di
tambah dengan cara guru dalam menggunakan media tersbeut, akan
menumbuhkan aktivitas siswa dalam belajar.
d. Motivasi sosial
Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang di luar tanggung
jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan lingkungan
masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Oleh karena itu,
corak hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dapat mendorong
seseorang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar atau sebalik
nya.10
11
Usman dalam Fadila Nawang Utami. (2020). Peranan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1). 93-101
10
pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk menguji kemampuan
siswa melainkan melalui pertanyaan guru dapat mendorong siswa
mendorong siswa agra termotivasi untuk belajar, selain itu melalui
pertanyaan guru juga dapat membimbing dengan berbagai ketrampilan
bertanya harus di kuasai oleh guru.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam proses
pembelajaran sebaiknya guru tidak menyimpulkan sendiri pokok
bahasan yang di pelajari, proses dan kesimpulan apa yang dapat di tarik
sebaiknya di serahkan kepada siswa namun tetap dengan bantuan dari
guru, maksudnya ialah guru hanya berperan sebagai pembantu dan
pengarah bagi siswa dalam merumuskan kesimpulan.
g. Guru tidak menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber informasi,
tetapi berperan sebagai petunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan
sumber belajar lainnya.
Menurut Wina Sanjaya peran guru sebagai fasilitator di lihat dari
sejumlah indikator yaitu ciri atau penanda sesuatu itu berhasil atau
berjalan dengan baik atau tidak. indikator penting untuk mengetahui
dan mengukur peran guru sebagai fasilitator.12
12
Wina Sanjaya dalam Siti Shofiya dkk. (2020). Peran guru IPA SMP sebagai fasilitator dalm kegiatan
belajar dari rumah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran sains Indonesia (JPPSI). 3(2)
11
benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan.
3. Media Gambar
Dalam buku media pengajaran, media gambar atau visual dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
1. Gambar datar
12
Dalam media proyeksi diam, gambar yang mengandung pesan yang akan
disampaikan ke penerima harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Ada kelasnya media ini
hanya visual sifatnya, tapi ada pula yang disertai rekaman audio. Media
proyeksi diam dapat digunakan guru-guru untuk mengajar berbagai mata
pelajaran di semua tingkatan. Media ini bertujuan memberi informasi
faktual, memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam
pengembangan keterampilan, merangsang apresiasi terhadap seni, gejala
alam, orang dan sebagainya.
3. Media Grafis
a. Pengertian Kemampuan
b. Pengertian Membaca
Tujuan utama dalam membaca yaitu suatu proses untuk mecari serta
mendapatkan informasi, mecakup isi, memahami isi bacaan. 13 Menurut
Anderson (1972: 214) mengemukakan beberapa tujuan penting dalam membaca:
c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
13
Mastoah, Imas. "Keterampilan Membaca." Primary: Jurnal Keilmuan Dan Kependidikan Dasar 8.2
(2016): 175-184.
14
Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat rekletif oleh pelaku tindakan yang di lakukan untuk
Sesuai dengan penelitian yang di pilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yang hanya mencakup kelas saja.
Yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi
rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. langkah pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah di revisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Siswa kelas 1 MI.Assyifa Kecamatan Cipondoh
Kota Tangerang itu sendiri memiliki siswa dan siswi berjumlah 31 orang. Terdiri dari
2. Tempat Penelitian
Tangerang.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Waktu
4. Suasana Belajar
Suasana belajar di kelas 1, yaitu Masih terdapat beberapa siswa yang belum
maksimalkan.
C. Prosedur Penelitian
15
Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan dan di rancang dengan menggunakan
siklus spiral. Siklus spiral ini di perkenalkan oleh hopkins bahwa dalam 1 siklus terdiri dari
4 langkah yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk penjelasan lebih
mendetail nya, berikut peneliti jabarkan prosedur penelitian di bawah ini. terdiri dari 4
Siklus 1
1. Perencanaan
2. Tindakan
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Tindakan ini adalah melaksanakan serta
pelajari yaitu materi Bangun Datar dengan menghubungkan materi sesuai kehidupan
nyata siswa. Metode dan media yang di pilih harus sesuai dengan skenario yang
3. Observasi
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Observasi ini adalah mengamati keadaan
atau situasi kegiatan pembelajaran di kelas, mengamati keaktifan siswa dalam diskusi
maupun tanya jawab, dan mengamati metode apa yang di pakai guru dalam
4. Refleksi
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah menemukan apa saja
yang menjadi kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar, mengkaji kegiatan yang di
rasa kurang efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar dan merencanakan dengan
guru untuk menumbuhkan atau kualitas akademik pada kegiatan belajar mengajar pada
16
pertemuan berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus sebelum
nya. yang dimana siklus ini pun memakai 4 tahapan dalam melewati setiap rangkaian
prosedur penelitian. Yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas pada siklus ke II adalah mencari solusi untuk
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas ke arah yang lebih baik lagi. berikut
peneliti jabarkan setiap rangkaian prosedur penelitian pada siklus II di bawah ini:
1. Perencanaan
2. Tindakan
Kegiatan yang di lakukan tahap Tindakan pada siklus II ini adalah melaksanakan
Kartu Bergambar.
3. Pengamatan
kemampuan merangsang atau memahami materi yang telah di ajarkan oleh guru dan
sebelum nya
4. Refleksi
Kegiatan yang di lakukan pada tahap Refleksi ini adalah peneliti menarik
kesimpulan akhir dari ke dua siklus yang sudah terlaksana dengan data hasil belajar
17
D. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes merupakan metode atau cara yang dapat di gunakan sebagai langkah yang
perlu di ambil dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
yang harus di jawab atau perintah yang harus di kerjakan. Tentunya dengan
melakukan pengukuran yang matang sesuai riset sehingga menghasilkan hasil dari
Tes yang di ambil dari penelitian ini, menggunakan 2 test yaitu pre test dan post test.
Berikut peneliti uraikan Definisi dari pre test dan post test:
a. Pre Test adalah tes yang di berikan sebelum pembelajaran di mulai, bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan di
berikan.
b. Post Test adalah tes yang di berikan sesudah pembelajaran berlangsung, tujuan
nya ialah untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang telah
di ajarkan.
Perbedaan kedua jenis tersebut ini akan di tentukan oleh proses belajar dan
mengajar, karena jika proses belajar dan mengajar baik maka akan terdapat perbedaan
besar antara pre test dan post test. Agar kedua hasil ini dapat di jadikan penilaian dan
pengukuran dari penelitian ini maka seorang peneliti harus pintar dalam memilah
metode dan media yang akan di ajarkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Tes hasil belajar ini di berikan berupa tes tertulis dengan jenis soal uraian dengan
jumlah 5 butir soal dan masing-masing soal akan di berikan nilai 20 dan nilai 0 jika
menjawab salah. Jadi jika di jabarkan setiap skor yang benar di beri nilai 20 di kalikan
dengan jumlah soal yang ada yaitu 5 soal. 20x5= 100. Nilai tertinggi dari test yang
18
2. Observasi
mengetahui pengetahuan atau hasil dari sebuah kejadian berdasarkan fakta untuk
informasi berupa ruang (tempat), objek atau pelaku, kegiatan, kejadian atau peristiwa
dan juga waktu. Metode ini di gunakan untuk memperoleh data keadaan lingkungan
sekolah serta proses belajar mengajar Matematika di ruang kelas II A SDN Bojong 3
3. Wawancara
pengumpulan data yang sesuai dengan kejadian nyata atau biasa di sebut dengan Data
fakta. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
pewawancara adalah orang yang menanyakan suatu hal yang dibutuhkan yang akan di
Wawancara di lakukan pada tahap akhir setiap siklus, dengan tujuan untuk
mencari kesulitan siswa dalam memahami materi bangun datar dan untuk melihat
seberapa jauh pemahaman yang telah di capai oleh siswa selama proses pembelajaran
MI. Assyifa Kota Tangerang. Untuk mendapatkan informasi tentang proses pengajaran
siswa dan hasil belajar yang di dapat siswa pada setiap pembelajaran serta gambaran
tentang suasana pembelajaran dengan menggunakan metode yang guru kelas pakai
sebelum nya.
19
Analisis data adalah suatu rangkaian yang mengatur urutan data, menggabungkan
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut suprayogo
(dalam Tanzeh) analisis data adalah proses langkah kegiatan mendalami, pengelompokan
atau penggabungan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah kejadian atau
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data ini dilakukan setelah data
yang diperoleh dari sample melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk
menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui
penyajian data.
Data yang terkumpul tidak mesti seluruhnya disajikan dalam pelaporan penelitian,
penyajian data ini adalah dalam rangka untuk memperlihatkan data kepada para pembaca
tentang realitas yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, oleh
karena itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait dengan
tema bahasan saja yang perlu disajikan. Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi data
(conclusion drawing/verification).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka untuk itu perlu
dicatat secara teliti, rinci dan jelas. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari sesuai tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
2. Menyajikan Data
cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi,
20
tindakan. Data yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna baik dalam
hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup pencarian makna data serta
pembelajaran langsung dengan metode Teaching and Learning maka data yang diperlukan
berupa data hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar/nilai tes.
Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui
ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan
belajar, presentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibandingkan
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan. Seorang siswa
disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor 75 persen ke atas, untuk menghitung hasil
belajar dengan membandingkan jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah skor
R
S= X 100
N
Keterangan:
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada penelitian ini yakni dengan membandingkan persentase keberhasilan
21
jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah siswa secara keseluruhan (siswa
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
MI.Assyifa merupakan salah satu sekolah tingkat Madrasah
Ibtidaiyah yang terletak di Kecamatan cipondoh. Sekolah tersebut masuk
dalam wilayah kecamatan Cipondoh Kota Tangerang
MI.Assyifa terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS dan
perpustakaan, 2 ruang WC serta halaman yang luas. Ruang kelas V
MI.Assyifa memiliki ukuran 7 m x 7 m. Fasilitas ruangan kelas ada papan
tulis, almari dan seperangkat media pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar di MI.Assyifa dimulai jam 07.00
sampai dengan 12.30 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun
berdasarkan kurikulum K13 dan Kurikulum Merdeka. Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurlikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar
mengajar.
Pada tahun pelajaran 2023/2024 MI.Assyifa terdiri dari 180 siswa yang
terdiri dari : kelas I= 18 siswa, kelas II=20 siswa, kelas III= 23 siswa, kelas
IV= 19 siswa, kelas V= 37 siswa, dan kelas VI= 20 siswa.
b. Struktur Organisasi MI.Assyifa Kota Tangerang
Tahun pelajaran 2023/2024 MI. Assyifa Kota Tangerang dipimpin
oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari 1
orang Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru PAI,1 Guru Penjaskes, 4 Guru
Wiyata Bhakti sebagai guru mata pelajaran (Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Inggris, dan Tenaga
Adminstrasi) 1 orang penjaga . Jadi jumlah personil seluruhnya ada 13
orang.
23
Adapun struktur organisasi MI Assyifa sebagai berikut :
Kepala Sekolah
Ahmad Khudori,ST
Penjaga/Kebersihan
Pirmayanti
Gambar 4.1. Struktur Organisasi MI. Assyifa
24
guru.
- Tingkat keaktifan siswa masih kurang yakni baru mencapai 80 % atau 15
siswa yang aktif.
- Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan model
pembelajaran kontekstual
- Sebagian besar (80 %) siswa dapat memahami penjelasan guru.
- Perhatian siswa terhadap penjelasan guru hanya mencapai 89 % (16
siswa).
- Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan
dengan baik.
- Siswa merasa gembira manakala mendapat penghargaan dari kelompok
lain maupun dari guru.
b) Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi
adalah sebagai berikut:
- Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari.
- Dalam memberikan penjelasan materi masih terlalu cepat sehingga ada
sebagian siswa yang kurang jelas dan kurang memahami.
- Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang
diperoleh kepada teman yang lain.
- Penanaman konsep cukup baik namun perlu diberikan contoh-contoh lain
yang dekat dengan kehidupan siswa.
- Guru masih perlu lebih banyak memberikan rangsangan agar siswa
berani bertanya dan menjawab pertanyaan.
c) Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus 1 dapat
dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran model
kontekstual membuat senang, 88,8 % (17 siswa) menyatakan dengan model
pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan guru, 77,7 % (14
siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat siswa berani
25
bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru melaksanakan bimbingan
jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12 siswa) menyatakan masih
mengalami kesulitan mengerjakan tugas/pekerjaan rumah.
d) Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai
berikut:
Analisis angket yang telah dijawab siswa :
Jumlah Ya Tidak
NO Pertanyaan
Siswa (%) (%)
1 Apakah pembelajaran yang baru
18 100 -
dilaksanakan menyenangkan ?
2 Apakah cara guru dalam menjelaskan
18 89 11
materi pelajaran cukup jelas?
3 Apakah kamu dapat memahami
18 78 22
penjelasan dari guru ?
4 Apakah guru memberi kesempatan untuk
18 100 -
bertanya?
5 Apakah guru sering membimbing jika
kamu mengalami kesulitan mengerjakan 18 100 -
latihan ?
6. Apakah kamu masih mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas/pekerjaan 18 28 72
rumah dari guru?
Rata – rata ( % ) 82,5 17,5
26
e) Hasil evaluasi pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:
(1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus I
Jml. Rata
Aspek Penilaian
No Nilai -rata
Nama Siswa
Inisiatif Kerjasama Kesung-
guhan
1. Akil Sugatan 40 50 40 130 43
2. Maedi Adi Saputra 60 70 70 200 67
3. Taufik Ismail 50 60 50 160 53
4. Andrey Setiyanto 60 60 65 185 62
5. Ade Salsabila 70 70 70 210 70
6. Aprillianti Solekha J. 65 70 75 210 70
7. Alfi Hidayah 65 70 75 210 70
8 Dita Puspitawati 75 75 80 230 76
9. Eka Wahyuningtiyas 40 60 60 160 53
10. Fajar Imamudin 60 60 60 180 60
11. Jaka Saputra 60 60 60 180 60
12. M. Arif Fadil 70 60 60 190 63
13. M. Rizal 60 70 70 200 67
14. Rizki Safitri 70 70 80 220 73
15. Rositah 70 70 80 220 73
16. Siti Nurkhikmah A. 60 70 80 210 70
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 60 70 80 210 70
27
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus I
NO NAMA N I L A I
LKS I LKS II LKS III JML RATA-
RATA
1. Kelompok I:
1. Maedi Adi Saputra
2. Moh. Arif Fadil
90 70 100 260 87
3. Rositah
4. Siti Nurhikmah A.
5. Kholifah
2. Kelompok II:
1. Fajar Imamudin
2. Dita Puspitawati
90 60 80 230 77
3. Aprillianti Solekha J.
4. M.Rizal
5. Eka Wahyuningtyas
3. Kelompok III :
1. Rizki Safitri
2. Ade Salsabila 70 60 80 210 70
3. Taufik Ismail
4. Jaka Saputra
4. Kelompok IV :
1. Wulan Hilyatul A.
2. Alfi Hidayah 60 80 80 220 73
3. Akil Suganta
4. Andrey Setiyanto
28
(3) Daftar nilai evaluasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
KKM : 60
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Akil Sugatan 40 X
2 Maedi Adi Saputra 70 V
3 Taufik Ismail 40 X
4 Andrey Setiyanto 60 V
5 Ade Salsabila 50 X
6 Aprillianti Solekha J. 60 V
7 Alfi Hidayah 70 V
8 Dita Puspitawati 90 V
9 Eka Wahyuningtiyas 50 X
10 Fajar Imamudin 60 V
11 Jaka Saputra 60 V
12 M. Arif Fadil 70 V
13 M. Rizal 50 X
14 Rizki Safitri 70 V
15 Rositah 70 V
16 Siti Nurkhikmah A. 70 V
17 Wulan Hilyatul A. 80 V
18 Kholifah 70 V
Jumlah 1130
Rata-Rata 62,7
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
29
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
1. 60 13 5 72 %
Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi adalah 62,7. Hasil tersebut lebih
baik dari keadaan awal yakni 62,2. Sedangkan ketuntasan belajar 72 % dengan
KKM 60 .
(5) Nilai Akhir pada Siklus I
Jml. Nilai
No Aspek Penilaian
Nama Siswa Nilai Akhir
Observasi Diskusi Evaluasi
1. Akil Sugatan 43 73 40 156 52
2. Maedi Adi Saputra 67 87 70 224 75
3. Taufik Ismail 53 70 40 163 54
4. Andrey Setiyanto 62 73 60 195 65
5. Ade Salsabila 70 70 50 190 63
6. Aprilianti Solekha J 70 77 60 207 69
7. Alfi Hidayah 70 73 70 213 71
8 Dita Puspitawati 76 77 90 243 81
9. Eka Wahyuningtiyas 53 77 50 180 60
10. Fajar Imamudin 60 77 60 197 66
11. Jaka Saputra 60 73 60 193 64
12. M. Arif Fadil 63 87 70 220 73
13. M. Rizal 67 77 50 194 65
30
14. Rizki Safitri 73 70 70 213 71
15. Rositah 73 87 70 230 77
16. Siti Nurkhikmah A. 70 87 70 227 76
17. Wulan Hilyatul A. 80 73 80 233 78
18. Kholifah 70 87 70 227 76
31
siklus I terdapat kendala atau hambatan sebagai berikut:
1) Ada beberapa siswa yang lamban belajar.
2) Jumlah media dan alat peraga yang terbatas.
3) Siswa kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.
4) Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.
5) Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi.
6) Siswa kurang menguasai kemampuan hitung dasar (menjumlah,
mengurangi,mengalikan dan membagi).
7) Siswa kurang trampil dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan guru.
Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah implement-
tasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1.
Dengan mengacu pada kendala dan masalah yang telah dirumuskan di
atas, maka peneliti mengkonsultasikan dengan kepala sekolah dan supervisor.
Dari konsultasi tersebut maka diputuskan untuk mengadakan PTK pada siklus II
Siklus II (Pertemuan 1, dan 2 ).
1. Perencanaan
Pertemuan 1-3 pada siklus II masing-masing dilaksanakan selama 70
menit.
Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rancangan RPP tentang materi pokok Operasi Hitung Pecahan mencakup :
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan
Indikator : - Melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan campuran
berpenyebut sama)
- Melakukan operasi penjumlahan dan
32
pengurangan berbagai bentuk pecahan
(pecahan biasa atau pecahan
campuran berpenyebut beda).
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah :
1) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V MI.Assalam
Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
2) Buku Pelajaran
Buku pelajaran yang digunakan yaitu :
(1) Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ”
Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2023,
Jakarta, halaman 102-109.
(2) Buku Tititan Mahir Matematika untuk MI kelas 5
Penerbit : Visindo Media Persada Tahun 2023, Jakarta, hal.33 – 42.
(3) Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan.
3) Alat Peraga
Alat peraga yang dipersiapkan meliputi :
(1) Benda-benda konkret seperti buah apel, jambu, roti,kertas lipat,
bangun datar persegi panjang,persegi,dan lingkaran
(2) Menyiapkan Lembar Kerja.
(3) Menyiapkan Lembar Pengamatan
(4) Menyiapkan Lembar Evaluasi
(5) Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor.
c. Supervisor melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pada
siklus II.
2. Pelaksanaan
1) Pra Pembelajaran
Siswa dan guru berdo’a bersama.
Guru mengabsen siswa
Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.
33
2) Kegiatan Awal
Apersepsi : Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang
mengarah pada materi pelajaran.
Memotifasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
Memperbanyak latihan soal-soal hitung dasar(menjumlah,
mengurangi,mengalikan, dan membagi)
Guru memberi motivasi belajar dengan menjelaskan manfaat
mempelajari operasi hitung pecahan.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
yang akan dicapai.
3) Kegiatan Inti
Guru mengulang penjelasan materi pelajaran
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan anggota 4 - 5 anak.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.
Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-
masing.
Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.
Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu
anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas.
Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
bersama-sama.
Siswa mengerjakan tes tertulis tentang materi yang telah dipelajari.
4) Kegiatan Akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi pembelajaran.
Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.
Tindak lanjut pada pertemuan 1 dengan memberi tugas PR.
34
Tindak lanjut pada pertemuan 2 dengan memberi tugas PR.
Tindak lanjut pada pertemuan 3 yaitu bagi siswa yang hasil nilai
belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang
hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan.
3. Pengamatan/observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti berkolaborasi
dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah
mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar
observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam
pengamatan meliputi :
1) Pra Pembelajaran
2) Kegiatan Membuka Pelajaran
3) Kegiatan Inti Pembelajaran
Penguasaan materi pelajaran
Strategi pola pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran
Penilaian proses dan hasil belajar
Penggunaan bahasa
4) Penutup.
4. Refleksi.
Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai peneliti dan
supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran pada
siklus II.
Pembelajaran pada siklus II setelah diadakan penilaian proses dan
penilaian hasil belajar diharapkan menunjukkan kemajuan bila
dibandingkan nilai yang dicapai oleh siswa kelas V pada siklus I.
35
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada Siklus 1I diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
- Beberapa siswa tertarik dengan media pembelajaran yang disiapkan oleh
guru.
- Tingkat keaktifan siswa menigkat mencapai 89% atau 16 siswa yang
aktif dalam kelompok.
- Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan
model kontekstual
- Sebagian besar (85%) siswa dapat memahami penjelasan guru.
- Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mencapai 94 % (17 siswa).
- Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan dengan baik.
- Siswa merasa gembira ketika mendapat penghargaan dari kelompok
lain maupun dari guru.
b. Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi adalah
sebagai berikut:
- Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari.
- Dalam memberikan penjelasan materi sudah semakin jelas sebagian besar
siswa dapat memahami.
- Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang
berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang
diperoleh kepada teman yang lain.
- Siswa sudah diberi kesempatan memperagakan penjumlahan/pengurangan
pecahan dengan benda konkret.
- Guru banyak memberikan rangsangan agar siswa berani bertanya
dan menjawab pertanyaan.
b. Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus II
dapat dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran
model kontekstual membuat senang, 88,8 % (16 siswa) menyatakan
36
dengan model pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan
guru, 77,7 % (14 siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat
siswa berani bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru
melaksanakan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12
siswa) menyatakan masih mengalami kesulitan mengerjakan
tugas/pekerjaan rumah. Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa
tersebut adalah sebagai berikut :
Analisis angket yang telah dijawab siswa :
Jumlah Ya Tidak
NO Pertanyaan
Siswa (%) (%)
1 Apakah pembelajaran yang baru dilaksanakan
18 100 -
menyenangkan ?
2 Apakah cara guru dalam menjelaskan materi
18 94 6
pelajaran cukup jelas?
3 Apakah kamu dapat memahami penjelasan
18 78 22
dari guru ?
4 Apakah guru memberi kesempatan untuk
18 100 -
bertanya?
5 Apakah guru sering membimbing jika kamu
18 100 -
mengalami kesulitan mengerjakan latihan ?
6. Apakah kamu masih mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas/pekerjaan rumah 18 55 45
dari guru?
Rata – rata (%) 87,8 12,2
37
Hasil evaluasi pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
(1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus II
Jml. Rata-
Aspek Penilaian
No Nilai rata
Nama Siswa
Inisiatif Kerjasama Kesung-
guhan
1. Akil Sugatan 40 50 50 140 43
2. Maedi Adi Saputra 70 70 70 200 67
3. Taufik Ismail 50 60 60 170 56
4. Andrey Setiyanto 60 65 70 195 65
5. Ade Salsabila 70 70 70 210 70
6. Aprillianti Solekha J. 65 70 75 210 70
7. Alfi Hidayah 70 70 75 215 72
8 Dita Puspitawati 75 80 80 235 78
9. Eka Wahyuningtiyas 50 60 60 170 56
10. Fajar Imamudin 60 70 60 190 63
11. Jaka Saputra 60 60 70 190 63
12. M. Arif Fadil 70 70 60 200 67
13. M. Rizal 60 70 70 200 67
14. Rizki Safitri 70 80 80 230 76
15. Rositah 80 70 80 230 76
16. Siti Nurkhikmah A. 60 70 80 210 70
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 70 70 80 220 73
38
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus II
NO NAMA N I L A I
LKS I LKS II LKS III JML RATA-
RATA
1. Kelompok I:
1. Maedi Adi Saputra
2. Moh. Arif Fadil
90 80 60 230 73
3. Rositah
4. Siti Nurhikmah A.
5. Kholifah
2. Kelompok II:
1. Fajar Imamudin
2. Dita Puspitawati
100 60 80 240 80
3.Aprilianti Solekha J.
4.M.Rizal
5.Eka Wahyuningtyas
3. Kelompok III :
1. Rizki Safitri
2. Ade Salsabila 80 80 80 240 80
3. Taufik Ismail
4. Jaka Saputra
4. Kelompok IV :
1. Wulan Hilyatul A.
2. Alfi Hidayah 80 80 80 240 80
3. Akil Sugatan
4. Andrey Setiyanto
39
Daftar nilai evaluasi pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan
KKM : 60
(3) Daftar Nilai Evaluasi pada siklus II
No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1 Akil Sugatan 30 X
2 Maedi Adi Saputra 70 V
3 Taufik Ismail 50 X
4 Andrey Setiyanto 70 V
5 Ade Salsabila 80 V
6 Aprilianti Solekha J 60 V
7 Alfi Hidayah 60 V
8 Dita Puspitawati 70 V
9 Eka Wahyuningtiyas 50 X
10 Fajar Imamudin 70 V
11 Jaka Saputra 60 V
12 M. Arif Fadil 90 V
13 M. Rizal 60 V
14 Rizki Safitri 70 V
15 Rositah 70 V
16 Siti Nurkhikmah A. 60 V
17 Wulan Hilyatul Aulia 80 V
18 Kholifah 60 V
Jumlah 1.160 15 3
Rata-Rata 64,4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 30
40
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
No KKM Jumlah Nilai Jumlah Nilai Persentase
Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan
1. 60 15 3 83%
41
15. Rositah 76 73 70 219 73
16. Siti Nurkhikmah A. 70 73 60 203 68
17. Wulan Hilyatul A. 80 80 80 240 80
18. Kholifah 73 73 60 206 69
hasil pengamatan.
Simpulan pelaksanaan Siklus II
1. Guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan .
2. Guru sudah cukup jelas dalam menerangkan materi pelajaran.
3. Guru banyak memberikan latihan soal-soal.
4. Guru banyak memotifasi siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan.
5. Dalam mengerjakan tugas/latihan siswa mendapat bimbingan
dari guru.
6. Keaktifan siswa ada peningkatan.
7. Ketuntasan belajar meningkat dari 72 % menjadi 82 %.
8. Siklus II dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan.
42
Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah
implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 2.
1) Anak yang lamban belajar diberi bimbingan khusus dan diberi latihan-
latihan soal yang lebih sederhana yang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari.
2) Siswa yang kemampuan hitung dasarnya rendah diberi latihan-latihan
hitung dasar seperti menjumlah,mengurangi, mengalikan, dan
membagi bilangan cacah.
3) Siswa yang mengalami kesulitan mencari KPK untuk menyamakan
penyebut diberi bimbingan secara khusus tentang cara mencari KPK
dua bilangan atau lebih.
4) Siswa yang belum terampil menyederhanakan pecahan diberi bimbingan
cara menyederhanakan pecahan yaitu dengan membagi pembilang dan
penyebut dengan bilangan yang sama (FPB dari pembilang dan
penyebut).
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari
dua siklus dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual terdapat
peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1 ke siklus 11, seperti
yang terlihat dalam prosentase ketuntasan hasil belajar.
1. Pembahasan Siklus I
Dari penelitian pada siklus 1 teryata hasil yang didapat kurang
memuaskan Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1 dapat dilihat bahwa
masih ada siswa yang belum menguasai materi. Nilai rata-rata kelas 62,7 ini
dirasa masih belum maksimal. Untuk hasil observasi implementasi RPP oleh
teman sejawat dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
Adapun hambatan yang terjadi pada pembelajaran yang telah
dilaksanakan yaitu sebagian besar siswa kurang manguasai kemampuan hitung
dasar. Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil, maka perlu adanya
langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan, yaitu diantarnya guru
43
jangan mendominasi pembelajaran tetapi sebagai fasilitator.
Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk terlibat dalam
penggunaan media pembelajaran. Guru juga harus memperhatikan materi-
materi yang sulit dipahami anak. Ketika siswa melakukan kegiatan
pembelajaran guru harus tetap memberi bimbingan. Serta perlu adanya
perbaikan terhadap pembelajaran siklus berikutnya.
2. Pembahasan siklus II
Pada siklus II, pembelajarannya menunjukkan adanya peningkatan.
Nilai rata-rata anak naik dari 62,7 menjadi 64,4. Ketuntasan belajar siswa
meningkat dari 72 % pada siklus I menjadi 83%.
Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya lebih
baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Adapun
yang diperbaiki yaitu penggunaan media pembelajaran, tiap kelompok diberi
kesempatan menggunakan alat pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk
aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru juga memberi penekanan
khusus pada materi yang sulit dipahami.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana
pembelajaran yang disukai oleh siswa,maka pembelajaran tersebut membekas
dibenak siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka.
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di lakukan
oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperoleh hasil
yang optimal, di antaranya yaitu:
1. Menciptakan pembelajaran yang di dalamnya merupakan kondisi atau
keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan
bermakna serta mudah dan menyenangkan.
2. Tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator
bagi kelancaran belajar siswa.
3. Mengawali pembelajaran matematika dengan hal -hal yang menyenangkan
dan akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa.
4. Menggunakan media pembelajar secara optimal untuk mendekatkan
45
materi pembelajaran dengan dunia nyata
5. Mengadakan refleksi pada akhir pembelajaran untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat diperbaiki pada pertemuan
berikutnya.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran
RENCANA PEMBELAJARAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) SIKLUS I
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda.
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan
berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai
48
bentuk pecahan berpenyebut beda.
II. Materi Ajar
Operasi hitung pecahan
III. Model dan Metode Pembelajaran
A. Model Pembelajaran : Kontekstual (CTL)
B. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi,
diskusi, tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Apersepsi :
Tanya jawab mengungkap materi pelajaran yang lalu.
a. Anak-anak, pada pertemuan yang lalu kita telah belajar tentang
mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal. Apakah artinya
persen itu? (Persen artinya perseratus) Ya, bagus.
b. Apakah kalian masih ingat bagaimana langkah-langkah
mengubah pecahan ke bentuk persen?
c. Bagaimana langkah-langakah mengubah pecahan ke bentuk desimal?
Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang operasi hitung
pecahan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan biasa
dengan peragaan langsung (misal : dengan menggabungkan ¼ roti dengan
¼ roti, duapertiga lingkaran ditambah sepertiga lingkaran,dsb.)
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan pecahan secara matematis, berdasarkan peragaan yang telah
dilaksanakan.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan pecahan
desimal.
49
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan berbagai
bentuk pecahan.
5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5
anak.
6. Guru membagi lembar kerja pada tiap kelompok.
7. Siswa mengerjakan tugas atau lembar kerja
8. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas, kelompok
lain menanggapi
9. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru
10. Siswa mencatat kesimpulan hasil diskusi yang telah dimantapkan guru
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru
2. Guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan mengadakan tindak lanjut
3. Guru bersama siswa mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Pertemuan II
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Apersepsi
Tanya jawab materi pelajaran pada pertemuan yang lalu misalnya :
a. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang
berpenyebut sama ?
b. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang
berpenyebut tidak sama ?
c. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan berbagai bentuk pecahan ?
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan pecahan dengan peragaan
1 3
langsung (misal : mengurangkan apel dari apel, mengurangkan
4 4
2
roti dari 4
8 roti,dsb.)
8
50
2. Siswa mencermati penjelasan cara melakukan pengurangan
pecahan dengan peragaan langsung.
3. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan secara
matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
mengurangkan pecahan decimal.
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
6. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok tiap kelompok
terdiri dari 5–6 anak.
7. Guru membagi tugas/lembar kerja siswa secara berkelompok.
8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok.
9. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya.
10. Tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas, kelompok lain menanggapi.
11. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru.
12. Siswa mencatat/merangkum kesimpulan materi pelajaran yang telah
dibahas dan dimantapkan oleh guru.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan tes formatif secara individu
2. Guru menganalisis hasil tes formatif yang telah dikerjakan siswa.
3. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
4. Guru memberikan tugas rumah
(PR). Pertemuan III
Kegiatan awal (10 menit)
1. Apersepsi :
a. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran pada pertemuan
yang lalu.
b. Membahas pekerjaan rumah (PR)
c. Guru memotivasi siswa agar siap belajar, dengan penuh semangat.
51
2. Guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran akan
dicapai. Kegiatan Inti (15 menit)
1. Guru dengan siswa bertanya jawab tentang operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan.
2. Guru menginformasikan tentang operasi hitung campuran yang
berkaitan dengan bilangan pecahan, disertai contoh.
3. Siswa mencermati penjelasan, dan contoh penyelesaian soal yang
dijelaskan guru di papan tulis.
4. Siswa mencermati penjelasan guru cara menyelesaikan soal
cerita yang di demonstrasi guru dipapan tulis.
5. Tanya jawab tentang bagian–bagian materi yang belum dipahami.
6. Guru merespon pertanyaan siswa.
7. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, dan
membahas lembar kerja kelompok.
8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, dengan
bimbingan guru.
9. Siswa melaporkan hasil diskusi keompok, yang lain menanggapi.
10. Siswa menyimpulkan materi hasil kerja kelompok dengan bimbingan
guru.
11. Siswa mencatat kesimpulan materi pelajaran yang telah dimantapkan
guru.
Kegiatan Akhir (15 menit)
1. Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
2. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa dan memberi tidak lanjut.
3. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung, dan berusaha untuk mengadakan
perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat Peraga
1. Benda–benda konkret, roti, buah apel, kertas lipat dan sebagainya.
2. Kartu bilangan pecahan.
52
Bahan Pembelajaran
Operasi hitungan pecahan :
- Penjumlahan Pecahan
- Pengurangan Pecahan
Sumber Belajar
1. Kurikulum KTSP SD tahun 2009
2. Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ”
Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008, Jakarta.
Halaman : 102-109
Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan.
VI. Penilaian
A. Prosedur Tes
1. Tes dalam proses
2. Tes akhir
B. Teknik Tes
1. Dengan Tes : Tes tertulis
2. Non Tes : Lembar observasi/pengamatan
C. Bentuk Tes :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Essey
D. Kriteria Penilaian
1. Essey
Jumlah : 10 soal
Skor : 10 x 10 = 100
2. Lembar Pengamatan
Bobot Skor Perolehan
No ASPEK
(skor) Siswa
1 Partisipasi/kerjasama dalam 30
kelompok …………….
2 Proses pengerjaan tugas 30 …………….
3 Hasil kerja akhir 40 …………….
Jumlah skor total 100 …………….
53
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Pertemuan I
Kelompok : .........
Ketua : ..............................
Anggota : ..............................
..............................
..............................
..............................
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1 1
1. 2 =……. 6. 0,145+0,85 =……
3 3
1 2 3
2. 3 +1 =…… 7. 3 +34%+0,40 =……
6 5 5
2 3 4
3. 2 + 3 =……. 8. +0,25+35% =……
53 10
10
4
4. 0,24+0,45 = . . . 9. 56%+0,65+ 2
54
55
56
57