Hukum Adat
Hukum Adat
Hukum Adat
Fasilitator :
Ika Darmika, SH., MH.
Disusun Oleh:
Ruben Yosafat (2240050054)
Daniel Agita Sinulingga (2240050057)
Delva Geornata (2240050036)
Rudi Oktavianus (2240050052)
PROGRAM STUDI
HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2022
Kata Pengantar
Shalom, Assalamu’alaikum, Namo Budaya, Salam Kebajikan. Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Hukum adat merupakan keseluruhan adat (yang tidak tertulis) dan
hidup dalam masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan dan kelaziman yang mempunyai akibat
hukum. Hukum adat ini biasanya tidak tertulis di dalam peraturan-peraturan legislatif meliputi
peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak ditetapkan oleh yang berwajib, tetap ditaati dan
memiliki kekuatan hukum. Di Indonesia hukum adat menjadi salah satu sumber hukum yang
hidup dan berkembang didalam masyarakat. Hukum adat ini mempunyai perbedaan di setiap
daerah yang memiliki ciri khas masingmasing dalam sistem dan aturannya, selain itu hukum
adat mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, masyarakat yang memakai
Masyarakat hukum adat adalah sekumpulan orang yang tetap hidup dalam keteraturan
dan di dalamnya ada sistem kekuasaan dan secara mandiri, yang mempunyai kekayaan yang
berwujud atau tidak berwujud, di mana para anggota kesatuan hidup dalam masyarakat yang
merupakan kodrat yang para anggotanya tidak berpikir untuk membubarkan ikatan tersebut
atau melepaskan diri dari ikatan itu. Masyarakat hukum adat juga merupakan suatu kesatuan
manusia yang saling berhubungan dengan pola berulang tetap, yaitu suatu masyarakat dengan
pola perilaku yang sama, di mana perilaku tersebut tumbuh dan diwujudkan oleh masyarakat,
dari pola tersebut diwujudkan aturan-aturan untuk mengatur pergaulan hidup itu. Suatu
pergaulan hidup dengan pola pergaulan yang sama, hanya akan terjadi apabila adanya suatu
Hukum adat adalah hukum yang lahir dan berkembang dalam masyarakat sehingga
menjadi sebuah hukum tidak tertulis yang harus ditaati. Hukum adat merupakan suatu hukum
yang diakui oleh negara. Setelah Indonesia merdeka dibuat beberapa peraturan yang
dicantumkan dalam UUD 1945, salah satunya mengatur mengenai hukum adat.
Di era modern ini terkadang kita lupa akan latar belakang lahirnya hukum yang kita kenal
dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara – negara asia asia lainnya seoerti
Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya
adalah peraturan peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan
dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan peraturan ini tidak
tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan
elastis. Selain itu dikenal pula masuarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat
oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan
Ada banyak istilah yang dipakai untuk menamai hukum lokal: hukum tradisional, hukum adat,
hukum asli, hukum rakyat, dan khusus di Indonesia hukum adar. Bagaimana tempat dan
bagaimana perkembangannya hukum adat dalam masyarakat tergantung kesadaran, paradigma
hukum, politik hukum dan pemahaman para pengembannya – politisi, hakim, pengacara,
birokrat dan masyarakat itu sendiri
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami sejarah penemuan hukum adat sehingga
pembaca dapat melestarikan hukum adat di Indonesia ini pada era Modern, Serta meamhami
bagaimana kedudukan hukum adat di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kepercayaan tradisionil Indonesia, tiap – tiap masyarakat diliputi oleh kekuatan gaib
yang harus dipelihara agar masyarakat itu tetap aman tentram bahagia dan lain – lain. Adanya
pemujaan – pemujaan khusus terhadap arwah – arwah dari pada nenek moyang sebagai
pelindung adat – istiadat yang diperlukan bagi kebahagiaan masyarakat. Setiap kegiatan ini
memiliki tujuannya seperti membuka tanag, membangun rumah, dll. Serta terdapat upacara –
upacara religius yang bertujuan mendapat berkah serta tidak ada halangan dan selalu berhasil
dengan baik.
Artinya bahwa kehidupan manusia selalu dilihat dalam wujud kelompok, sebagai satu kesatuan
yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup sendiri, manusia adalah mahluk
sosial, manusia selalu hidup bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari
pada kepentingan perseorangan.
3. Bercorak Demokrasi
Bahwa segala sesuatu diselesaikan dengan rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih
diutamakan dari pada kepenringan – kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan
dan perkwakilan sebagai system pemerintahan. Adanya musyawarah di Balai Desa, setiap
tindakan pamong desa berdasarkan hasil musyawarah dan lain sebagainya.
4. Bercorak kontan
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu
peristiwa penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara serentak, ini dumaksudkan agarr
menjaga keseimbangan didalam pergaulan masyarakat.
5. Bercorak Konkrit
Adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap – tiap perbuatan atau keinginan dalam setiap hubungan
- hubungan hukum tertentu harus dinyatakan dengan benda – benda yang berwujud. Tidak ada
janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan nyata, tidak ada saling
mencurigai satu dengan yang lainnya.
Yang dimaksud dengan sumber hukum adat disini adalah sumber mengenal
hukum adat, atau sumber dari mana hukum adat kita ketahui, atau sumber dimana asas-asas
hukum adat menyatakan dirinya dalam masyarakat, sehingga dengan mudah dapat kita ketahui.
Sumber-sumber itu adalah :
Didalam hukum pidana ini terdapat beberapa Asas- Asas yang memiliki kompleksitas antara
satu dengan yang lain. Asas – asas hukum adat :
- Asas Hukum perorangan
- Asas Hukum Kekeluargaan
- Asas Hukum perkawinan
- Asas Hukum Adat Waris
- Asas Hukum Tanah
- Asas Hukum Hutang Piutang
- Asas Hukum Adat Delik
sistem hukum adat pada dasarnya bersumber pada pemikiran masyarakat Indonesia yang tidak
sama dengan pemikiran mayarakat barat. Oleh karena itu sistem hukum adat dan sistem hukum barat
terdapat beberapa perbedaan diantaranya :
Hukum barat membagi hukum menjadi hukum publik dan hukum privat dalam hukum adat tidak
mengenal pembagian hukum, karena segala kepentingan hak masyarakat adat ditentukan oleh kepala
adat daerah masing-masing.
1. comunnal atau komunal atau kekeluargaan ; masyarakat lebih penting dari individu
2. contant atau tunai perbuatan hukum dalam hukum adat dinyatakan sah bila dilakukan secaar tunai,
sebagai dasar perbuatan hukum.
3. concrete atau real atau nyata, yaitu perbautan hukum yang dinyatakan sah bila dilakukan secara
konkret perbuatan hukumnya.
Terdapat suatu perbedaan yang sangat mendasar antara hukum adat dengan hukum barat yaitu :
1. Hukum barat mengenal "zakelije rechten” dan "persoonlijke rechten”. "zakelije rechten” adalah hak
atas suatu barang, yang bersifat zakelij, yang artinya berlakua pada tipa-tipa orang. Sedangkan
"persoonlijke rechten” adalah hak seseorang atas suatu objek yang hanya berlaku pada barang
tertentu.
Hukum adat tidak mengenal pembagina hak-hak seperti yang terdapat di hukum barat. Perlindungan
hak-hak dalam hukum adat ada di tangan hakim (kepala adat). Dalam peresengeketaan di pengadilan,
hakim akan menimbang berat ringannya kepentingan-kepentingan hukum yang saling bertentangan.
Misalnya, apabila seseorang bukan pemilik sawah kemudian dia menjual sawah itu kepada orang
lain dan kemudian pemilik sawah menuntut si pembeli untuk sawah untuk dikembalikan kepadanya,
maka hakim akan menimbang kepentingan si pembeli tersebut.
2. hukum barat membagi menjadi 2 hukum yaitu hukum pidana dengan hukum perdata
3. terdapat penggolongan pelanggarang, jika pelanggaran bersifat pidana akan dipeiksa oleh hakim
pidana, sedangkan untuk pelanggaran yang bersifat perdata akan diadili oleh hakim perdata.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejak awal manusia diciptakan telah dikarunia akal, pikiran dan perilaku yang ketiga hal ini mendorong
timbulnya ‘’kebiasaan pribadi’’, dan apabila kebiasaan ini ditiru oleh orang lain, maka ia akan menjadi
kebiasaan orang itu dan seterusnya sampai kebiasaan itu menjadi adat, jadi adat adalah kebiasaan
masyarakat yang harus dilaksanakan ileh masyarakat yang bersangkutan.
Adat sering dipandang sebagai sebuah tradisi sehingga terkesan sangat lokal, ketinggalan jaman, tidak
sesuai dengan ajaran Agama dan lain lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena ‘’adat’’ adalah suatu
aturan tanpa adanya sanksi riil (hukuman) di masyarakat kecuali menyangkut soal dosa adat yang erat
berkaitan dengan soal – soal pantangan untuk dilakukan (tabu dan kualat). Terlebih lagi muncul istilah
– istilah adat budaya, adat istiadat, dll.
Hukum Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai nilai budaya, norma, hukum,
dan aturan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem dan memiliki sanksi riil
yang sangat kuat, yang sebagian besar tidak tertulis, tetapi senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat,
karena mempunyai sanksi atau akibat tertentu.
B. SARAN
Kita berharap kepada pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Hukum bahwa kita harus melihat hukum
Adat sebagai latar belakang Historis dari kelahiran Hukum itu sendiri dari aspek psikologis hukum adat
tidak bisa dihilangkan dan dipisahkan dengan hukum yang ada sekarang ini. Dan diadakannya studi
khususnya mahasiswa hukum untuk langsung turun ke lapangan Hukum Adat yang ada dalam
masyarakat agar pendetailan data dan esensi hukum adat sendiri lebih nyata.