3013-Article Text-9139-1-2-20240611
3013-Article Text-9139-1-2-20240611
3013-Article Text-9139-1-2-20240611
Halimah Basri
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email: [email protected]
Andi Miswar
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email: [email protected]
Abstract:
Abstrak:
1
digunakan dengan istilah “aayah” atau “karamah”. Setiap mukjizat yang
diberikan kepada Nabi dikhususkan secara eklusif berdasarkan kondisi
umatnya. Adapun Nabi Muhammad SAW mukjizatnya sempurna dan akan
tetap dipertahankan dengan perintah Allah SWT sampai hari kiamat, dan
mukjizat utamanya adalah Al-Qur’an. Berbeda dengan mukjizat pada nabi-
nabi sebelumnya yang sepeninggalnya hanya menjadi kisah dan tidak lagi
dapat dilihat atau dirasakan, meskipun sepeninggalnya Nabi Muhammad
SAW, namun Al-Qur’an masih tetap menampilkan eksistensi yang luar
biasa dan menjadi cahaya dan petunjuk serta menjadi bukti yang kekal akan
suatu kebenaran agama Islam. Kemukjizatan Al-Qur’an mencakup beberapa
aspek, yaitu i’jazul bayani, i’jazul ‘ilmi, i’jazul tasyri’i, dan i’jazul ghaibi.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kemukjizatan Al-Qur’an ditinjau
dari segi ontologi, aksiologi dan epistimologi. Penelitian ini merupakan
penelitian pustaka yakni dengan mengumpulkan literatur dan sumber yang
berhubungan lalu disajikan secara deskriptif kualitatif hingga tahap analisis.
PENDAHULUAN
2
untuk menentang mukjizat Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah ayat
kauniyah yang tiada tandingannya.1
٢ ٰذ ِلَك اْلِكٰت ُب اَل َر ْيَب ۛ ِفْيِهۛ ُهًدى ِّلْلُم َّتِقْيَۙن١ ۚ اۤل ّۤم
Artinya: “Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.4
Setelah memaparkan uraian di atas, maka penulis hendak
menguraikan tentang bagaimana memahami i’jaz atau mukjizat Al-Qur’an
sehingga terhindar dari segala aspek kerancuan dalam memahami Al-
Qur’an. Setidaknya ada tiga rumusan masalah mendasar dalam menjelaskan
hal tersebut. Yaitu bagaimana hakikat kemukjizatan Al-Qur’an? Bagaimana
wujud kemukjizatan Al-Qur’an? Dan bagaimana kedudukan serta urgensitas
kemukjizatan Al-Qur’an.
Selain itu, tulisan ini juga diharapkan memiliki arti ilmiah yang dapat
mengembangkan serta menambah informasi, memperkaya akan wawasan
1
Syaikh Manna’ Al-Qatthan. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an, Terj. Umar Mujtahid
Jakarta Timur: Ummul Qura’. hlm. 408-409.
2
Yusuf Al-Hajj Ahmad. 2016. Mukjizat Al-Qur’an yang Tak Terbantahkan. Solo: PT.
Aqwam Media Profetika, hlm. 45-46.
3
Nurul Qomariyah. 2013. Mukjizat Surah Yusuf dan Maryam. Jogjakata: Penerbit Safirah,
hlm. 9.
4
Q.S. Al-Baqarah [2:1-2].
3
khazanah keilmuan dan keislaman khususnya pada kajian Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir serta memberikan gambaran dan penjelasan mengenai
kemukjizatan Al-Qur’an. Secara praktis dapat menjadi khazanah keilmuan
bagi masyarakat yang hendak mempelajari dan mengkaji keilmuan
khususnya di bidang Al-Qur’an.
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
Mukjizat secaa bahasa adalah kata benda subyek beraal dari kata al-
I’jaz yang merupakan mashdar dari kata a’jaza yang artinya melemahkan
atau mengalahkan. Sedangkan secara istilah syari’at, imam As-Suyuthi
dalam kitabnya al-Itqan fii ‘Ulumul Qur’an, mukjizat adalah kejadian yang
melampai batas kebiasaan, di dahului oleh tantangan tanpa ada tandingan.
Sementara itu menurut Ibnu Khaldun, mukjizat adalah perbuatan-perbuatan
5
Sholahuddin Ashani. 2015. Konturksi Pemahaman Terhadap I’jazul Qur’an, Jurnal
Analytica Islamica, vol. 4 (2), hlm. 219.
6
Ibid., hlm. 220.
4
yang tidak mampu untuk ditiru oleh manusia. sederhananya, mukjizat
adalah suatu peristiwa luar biasa di luar logika manusia yang diberikan
Allah SWT kepada seorang nabi dan rasul untuk membenarkan ajaran yang
mereka bawa, mengalahkan musuh-musuhnya, dan para musuh tersebut
tidak mampu mendatangkan hal yang serupa atau menandinginya.7
١٨ ۚ َفِاَذ ا َقَر ْأٰن ُه َفاَّتِبْع ُقْر ٰا َنٗه١٧ ۚ ِاَّن َع َلْيَنا َجْمَع ٗه َو ُقْر ٰا َنٗه
Artinya: “Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di
dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (Q.S. Al-Qiyamah
[75: 17-18]).
5
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk dipahami
isinya, untuk diingat selalu, yang disampaikan kepada kita dengan
jalan mutawatir, dan telah tertulis didalam suatu mushaf antara
kedua kulitnya dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Nas”.9
٩ ِاَّنا َنْح ُن َنَّز ْلَنا الِّذْك َر َو ِاَّنا َلٗه َلٰح ِفُظْو َن
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan
pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (Q.S. Al-Hijr [15: 9]).
9
Yasir Muhammad. 2016. Studi Al-Qur’an. Riau: Penerbit Asa Riau, hlm. 3.
10
Salim Said Daulay. 2023. Pengenalan Al-Qur’an, Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan,
Vol. 9 (5), hlm. 473. (472-480)
11
Mahfudlil Asror. 2019. Mengeksplanasi Mukjizat Al-Qur’an, Jurnal Al-I’jaz, vol. 1 (1).,
hlm. 69-70.
6
Epistemologi kemukjizatan Al-Qur’an yang dimaksud pada bagian ini
adalah terkait sisi-sisi kemukjizatan Al-Qur’an dan aspek-aspek
kemukjizatan Al-Qur’an serta bagaimana menyingkap aspek-aspek tersebut.
1. Al-I’jaz Al-Bayani
Aspek ini merupakan istilah lain dari kemukjizatan al-Qur’an dari
aspek kebahasaan yang berkaitan dengan beberapa hal, yaitu; pertama,
terkait kefasihan dan balaghah-nya, kedua terkait sistematika
susunannya, dan ketiga terkait ushlub-nya. Al-Sya‘rawi (w. 1998 M)
dalam (M. Diman Rasyid. 2022: 52) menyatakan bahwa kemukjizatan
12
Sharfah menurut pandangan An-Nazham adalah Allah mengalihkan bangsa Arab untuk
menentang Al-Qur’an meski mereka mampu untuk itu, sehingga pengalihan ini menjadi
mukjizat luar biasa. Sementara menurut An-Nazham adalah Allah menarik semua ilmu dari
mereka yang diperlukan untuk menentang Al-Qur’an.
13
Yang artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”
14
Syaikh Manna’ Al-Qatthan. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Al-Qur’an, Terj. Umar Mujtahid
Jakarta Timur: Ummul Qura’. hlm. 411.
15
Ibid., hlm. 415-416.
7
Al-Qur’an dari segi balaghah-nya tampak pada pemilihan kata yang
digunakan yang serasi dan sesuai dengan makna yang dimaksud.16
Sebagai contoh firman Allah swt. dalam Q.S. Luqman ayat 17,
8
Berikut contoh isyarat ilmiah di dalam al-Qur’an yang kemudian
dibuktikan dengan ilmu pengetahuan modern atas informasi ilmiah
tersebut. Pada Q.S. Al-Anbiya’ ayat 30,
َاَو َلْم َيَر اَّلِذ ْيَن َكَفُر ْٓو ا َاَّن الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض َكاَنَت ا َر ْتًق ا َفَفَتْقٰن ُهَم ۗا َو َج َع ْلَن ا ِم َن
٣٠ اْلَم ۤا ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّۗي َاَفاَل ُيْؤ ِم ُنْو َن
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak
beriman?”
Ayat di atas sebagian dari ayat yang mengandung isyarat ilmiah.
Pada ayat-ayat tersebut Al-Qur’an menginformasikan bahwa sebab
keberlangsungan hidup adalah air, dan tidak mungkin ada kehidupan
tanpa adanya air. Hal ini kemudian dibuktikan dengan eksperimen
bahwa air merupakan faktor utama kehidupan, bahkan di dalam tubuh
manusia air merupakan unsur yang paling banyak.19
3. Al-I’jaz Al-Tasyri’i
Al-I‘jaz al-tasyri‘i adalah kemukjizatan Al-Qur’an dari aspek penerapan
hukumnya, baik dari bidang akidah, syariat (fikih) maupun akhlak.
Dalam bidang akidah misalnya, Al-Qur’an hadir dengan ushlub,
perumpaan-perumpaan dan analogi yang logis dan mudah dipahami.
Misalnya dalam menetapkan keesaan Allah swt. dan membantah
akidah-akidah yang menafikan tauhid, Al-Qur’an memberikan bantahan
yang sangat logis dan mudah dipahami.20 Sebagaimana dalam Q.S. Al-
Anbiya ayat 22,
٢٢ َلْو َك اَن ِفْيِهَم ٓا ٰا ِلَهٌة ِااَّل ُهّٰللا َلَفَس َد َتۚا َفُسْبٰح َن ِهّٰللا َر ِّب اْلَع ْر ِش َع َّم ا َيِص ُفْو َن
Artinya: “Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada
tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci
Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.”
4. Al-I’jaz Al-Ghaibi
Aspek ini merupakan aspek kemukjizatan Al-Qur’an yang
berkaitan dengan pemberitaan Al-Qur’an tentang hal-hal yang gaib.
Maksud dari kata gaib adalah sesuatu yang luput dari pandangan
manusia, baik sifatnya telah terjadi pada masa lampau, ataupun
pemberitaan Al-Qur’an terkait kejadian yang akan datang. Pemberitaan
Al-Qur’an tentang hal gaib ini telah banyak terbukti kebenarannya.
Sebagai contoh terkait peristiwa masa lampau tentang diselamatkannya
jasad Fir’aun, pada Q.S. Yunus ayat 90-92, kemudian tentang peristiwa
yang akan datang sebagaimana kisah bangsa Romawi pada Q.S. Al-
Rum ayat 1-5 dan masih banyak lagi.21
19
Ibid., hlm. 55.
20
Ibid., hlm. 56.
21
Ibid., hlm. 57-58.
9
I’jaz Al-Qur’an dari Aspek Aksiologi
Sementara itu, bagi orang yang tidak beriman atau bahkan menolak
Al-Qur’an sebagai wahyu, maka kemukjizatan Al-Qur’an menjadi tantangan
bagi mereka. Kemukjizatan Al-Qur’an juga tidak bisa dilepaskan dari fungsi
Al-Qur’an itu sendiri sebagai petunjuk bagi umat manusia, dan sebagai
sumber ajaran bagi agama Islam. Kemukjizatan Al-Qur’an menjadi salah
satu pemantik lahirnya berbagai macam kajian-kajian dari berbagai aspek
keilmuan. Bukan hanya ulama-ulama yang sibuk mengkajinya, bahkan
banyak dari kalangan ilmuan non-Islam menaruh perhatian yang besar
dalam hal ini.
َاْم َيُقْو ُلْو َن اْفَتٰر ىُهۗ ُقْل َف ْأُتْو ا ِبَع ْش ِر ُس َو ٍر ِّم ْثِل ٖه ُم ْفَت َر ٰي ٍت َّو اْدُع ْو ا َمِن اْس َتَطْع ُتْم ِّم ْن
َفِاَّلْم َيْسَتِج ْيُبْو ا َلُك ْم َفاْع َلُم ْٓو ا َاَّنَم ٓا ُاْنِزَل ِبِع ْلِم ِهّٰللا َو َاْن ٓاَّل١٣ ُد ْو ِن ِهّٰللا ِاْن ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن
١٤ ِاٰل َه ِااَّل ُهَو ۚ َفَهْل َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن
Artinya: Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah
membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian),
datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang
dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika mereka
10
tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah), “Ketahuilah,
bahwa (Al-Qur'an) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa
tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk
Islam)?” (Q.S. Hud [11: 13-14]).
Lalu kadar tantangan ini Allah turunkan lagi menjadi hanya satu surah
saja sebagaimana firman-Nya,
َو َم ا َك اَن ٰه َذ ا اْلُقْر ٰا ُن َاْن ُّيْفَتٰر ى ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َو ٰل ِكْن َتْص ِد ْيَق اَّلِذ ْي َبْيَن َيَد ْيِه َو َتْفِص ْيَل
َاْم َيُقْو ُلْو َن اْفَتٰر ىُهۗ ُقْل َف ْأُتْو ا ِبُس ْو َر ٍة ِّم ْثِل ٖه٣٧ اْلِكٰت ِب اَل َر ْيَب ِفْيِه ِم ْن َّرِّب اْلٰع َلِم ْيَۗن
٣٨ َو اْدُع ْو ا َمِن اْسَتَطْع ُتْم ِّم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا ِاْن ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن
Artinya: “Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain
Allah; tetapi (Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada
keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam. Apakah
pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-
buatnya? Katakanlah, “Buatlah sebuah surah yang semisal dengan
surah (Al-Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang
mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar.” (Q.S. Yunus [10: 37-38]).
PENUTUP
11
Qur’an memiliki empat aspek pengkajian yaitu aspek kebahasaan (Al-I’jaz
Al-Bayani), aspek ilmiah (Al-I’jaz Al-‘Ilmi), aspek penerapan hukum (Al-
I’jaz Al-Tasyri’i) dan aspek pemberitaan hal-hal yang ghaib (Al-I’jaz Al-
Ghaibi). Sedangkan ditinjau dari sisi aksiologi Al-Qur’an merupakan bukti
atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah saw. serta menegaskan
bahwa Al-Qur’an memang kitab suci yang berasal dari Allah SWT dan tak
lekang oleh zaman.
DAFTAR PUSTAKA
12