1 - Modul Prak Proses Produksi 2 - CNC - AE2020
1 - Modul Prak Proses Produksi 2 - CNC - AE2020
1 - Modul Prak Proses Produksi 2 - CNC - AE2020
MODUL PRAKTIUM
PROSES PRODUKSI II
OLEH :
Sehono, S.Pd,.M.Eng
PERATURAN TARUNA/I PRAKTIKUM
B. TUJUAN KOMPETENSI
1. Pembuatan Gambar kerja dan melakukan perubahan G-Code melalui bebrapa
proses pengerjaan sebagai berikut.
- Desaign gambar CAD/CAM
- Mengkonvert G-Code
- Penyiapan RAW Material
- Menggambar vector dengan software CAM
- Menggunakan mesin CNC dengan Benar
2. Melakukan simulasi produk sebelum ke Mesin CNC melalui bebrapa proses
pengerjaan sebagai berikut.
3. Melakukan eksekusi pada mesin CNC 3 axis:
C. MANFAAT KOMPETENSI
1. Melatih taruna/I dalam melakukan proses produksi dengan mesin CNC milling dan craving.
2. Dapat menganalisis data pengerjaan terhadap benda.
3. Mengenal dan mengetahui cara dan persiapan yang perlu dilakukan
4. Melatih taruna/I dalam membaca gambar kerja yang dikerjakan.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Bahan
- Triplek 3mm ( 18,5 x30 cm)
- akrilik
2. Mesin/Peralatan
- Mesin CNC milling
- Software Vectric Aspire
- Software GRBL
3
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
- Software Mach3Mill
- Jigsaw machine
- Bor Tangan
- EndMill 2mm
- CuttingMill 2mm
- Kunci Pas 21 & 30
- Jangka Sorong
- Siku L
- Clamp & Toggle Clamp
E. LANGKAH KERJA
BAG 2
F. PERAWATAN MESIN
Perawatan suatu mesin bertujuan untuk menjaga kondisi permesinan dalam kondisi yang
optimum.
1. Mengisi dan mengontrol air Radiator
2. Membersihkan bed dan komponen cnc dari debu dengan kuas dan vacum
3. Kalibrasi secara berkala
5
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Proses pemakanan atau penyayatan benda kerja mesin ini adalah dilakukan dengan
menggunakan pahat yang diputar oleh poros spindle mesin.
Pemrograman permesinan ini berupa input data yang tersusun dan teratur sebagai perintah
gerakan pahat untuk di olah pada software komputer sesuai bahasa pemrograman mesin yang
selanjutnya di teruskan kebagian unit pengendali, yang berfungsi mengubah sinyal elektronik menjadi
gerakan mekanis kemdian gerakan tersebut diteruskan kebagian mesin perkakas, untuk mengeksekusi
bagian pahat berupa operasi permesinan.
6
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
- Catatan:
1. Benda kerja dipasang pada meja, maka benda kerja melakukan gerak suap arah sumbu-x dan arah
sumbu-y
2. Bentuk lingkar, dapat dibuat dengan kombinasi dua arah gerak suapnya.
3. Perpindahan kedudukan pahat maksimal kombinasi dua arah gerak suap, tidak dapat kombinasi tiga
arah
4. Program komputer dibuat berdasarkan gerak – relative titik pusat ujung pisau terhadap benda kerja :
KODE-G
G00 : gerak lurus cepat tanpa penyayatan
G01 : gerak lurus dengan penyayatan
G02 : gerak melingkar searah jarum jam
G03 : gerak melingkar berlawanan dengan arah jarum jam
G04 : waktu tinggal diam/ berhenti sesaat
G21 : baris blok sisipan
G25 : memanggil program subrutin
G27 : perintah melompat ke nomor blok yang dituju
G40 : membatalkan kompensasi radius pisau
G45 : penambahan radius pisau bagian dalam kontur kantong
G46 : pengurangan radius dua kali untuk kontur luar
G47 : penambahan radius pisau freis dua kali untuk kontur luar
7
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
G48 : pengurangan radius pisau dua kali untuk bagian dalam kontur kantong
G64 : mematikan arus motor asutan/ step motor
G65 : pelayanan operasi disket
G66 : pelayanan dengan transfer computer ke EPS
G72 : siklus pengefraisan kantong segi empat
G73 : siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G81 : siklus pengeboran langsung
G82 : siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 : siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84 : siklus penyayatan ulir
G85 : siklus paremarean
G89 : siklus paremarean dengan waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G90 : program absolut
G91 : program inkrimental
G92 : penatapan titik awal posisi program absolut
KODE-M
M00 : program berhenti berprogram
M03 : spindle berputar searah jarum jam
M04 : spindle berputar berlawanan arah jarum jam
M05 : putaran spindle berhenti
M06 : perintah memasukkan data alat potong
M17 : perintah kembali ke program utama
M30 : program berakhir
M99 : pemberitahuan posisi titik pusat lengkungan yang harus diiris dari titik awal pengirisan. Untuk
pengirisan lingkar, lebih kecil dari kuadran.
8
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Adres N : Nomor blok, dari no. 00 sampai no. 221.
Adres G : Fungsi atau kode G.
(M) : Fungsi atau kode M.
Adres X : Proyeksi titik pusat ujung pisau pada sumbu X, satuan = 1/100 mm.
(I) : Jarak arah sumbu X titik pusat lengkungan yang harus dibuat, diukur dari titik awal lengkungan itu.
(D) : Radius pisau pengganti: D 500 = R 5 mm.
Adres Y : Proyeksi titik pusat ujung pisau pada sumbu Y, satuan = 1/100 mm.
(J) : Jarak arah sumbu Y titik pusat lengkungan yang harus dibuat, diukur dari titik awal lengkungan itu.
(S) : Kecepatan putar pisau pengganti: S 2000 = 2000 rpm.
Adres Z : Proyeksi titik pusat ujung pisau pada sumbu Z, satuan = 1/100 mm.
(K) : Jarak arah sumbu Y titik pusat lengkungan yang harus dibuat, diukur dari titik awal lengkungan itu.
Pisau frais atau gigi pisau frais pada umunya terbuat dari bahanbahan high speed steel, cemented
carbide atau cast alloy. Pisau frais dapat dibedakan mejadi pisau frais solid dan pisau frais inserted. Tipe
9
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
solid dibuat dari material solid seperti HSS atau dibuat dari carbon steel, alloy steel, atau HSS dengan
gigi cemented carbide yang dibrasing pada bodi pisau.
Pada pisau frais sisip, gigi-giginya dibuat dari HSS, cast alloy, atau cemented carbide.
Body/tubuh pisau biasanya dibuat dari alloy steel untuk menghemat ongkos. Pisau inserted dapat dilepas
apabila telah mengalami kerusakan/tumpul untuk diganti dengan yang baru.
10
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar. Pisau Frais Lurus (Plain Milling Cutter)
b. Pisau Lurus Untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg Cutter)
Pisau ini dibuat dengan ukuran lebih besar dan lebar dengan jumlah gigi yang lebih kecil daripada
light duty plain milling. Untuk pisau frais dengan diameter 3” biasanya terdiri dari 8 gigi dan untuk
diameter 4” biasanya 10 gigi. Sudut kemiringan gigi pisau antara 250 -450 . Pisau ini didesain untuk
pekerjaan–pekerjaan kasar (berat)
Gambar. Pisau Lurus Untuk Pemotongan Kasar/Berat (Heavy Duty Plain Millimg Cutter)
c. Pisau Rata Helik (Helical Plain cutter)
Pisau ini mempunyai jumlah gigi yang lebih sedikit dan lebih kasar daripada pisau rata untuk
pekerjaan berat/kasar. Pisau rata helik dengan diameter 3 “ biasanya mempunyai jumlah gigi 4. Sudut
kemiringan gigi pisau ini biasanya 450 hingga 600 atau lebih besar. Sudut helik yang besar ini mampu
menyerap gaya pemotongan yang terjadi. Pisau ini cocok untuk pemakanan lebar, dangkal pemotongan
profil pada dan besi lunak dan tidak efisien untuk pemakanan kasar seperti pada pisau rata untuk
pemakanan kasar
c. Pisau Staggered (Staggered tooth side milling cutter) pisau ini dianjurkan untuk pemotongan kasar, alur
dan slotting.
b. Pisau Potong dengan Gigi Samping (Metal Slitting Saw with Side Teeth)
Pisau ini mempunyai bentuk yang sama dengan pisau sisi. Pada sisi samping diberi kelonggaran untuk
beram dan melindungi mencegah pisau dari tekanan dan jepitan sewaktu pengoperasian. Pisau ini
biasanya dibuat dengan tebal 1/16 inch sampai 3/16 inch dan diameter dari 2 ½ “ sampai 8 “. Pisau jenis
ini dianjurkan untuk membuat alur yang dalam dan proses pemotongan.
12
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
c. Pisau Potong Staggered (Stanggered Tooth Metal Slitting Saw)
Pisau ini mempunyai bentuk yang sama pisau staggered. Pisau ini dianjurkan untuk pemotongan selebar
3/16 inchi dan selebihnya, dan bisa pula untuk pemotongan yang lebih tajam. Biasanya pisau ini
mempunyai lebar3/16 inchi hingga ¼ Inchi dengan diameter 3” sampai 8”.
Pisau Alur Sekrup (Screw Sloting Cutter) adalah pisau potong khusus yang didesain untuk memotong
alur dalam kepala baut. Pisau ini juga dapat digunakan untuk pemotongan ringan seperti pemotongan
tube copper, ring piston dan benda sejenisnya. Pisau ini mempunyai fine feeds. Pada sisi pisau ini dibuat
lengkung lurus san sejajar. Pisau ini mempunyai lebar 0,020”-0,182” dan diameter maksimal 2 ¾ inchi.
Gambar . Macam-macam Pisau Potong/Gergaji (Metal Slitting Saw) a. Pisau gergaji lurus b. Pisau
Potong Staggered dan Pisau Potong dengan Gigi Samping c. Pisau Alur Sekrup
13
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar. Pisau Sudut (Angular Milling Cutter) a. Pisau sudut tunggal, b. Pisau sudut ganda
14
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar. Pisau Jari ( End Mill Cutter) (A) Dua mata satu ujung, (B) Dua mata dua ujung, (C) Tiga
mata satu ujung, (D) Mata ganda satu ujung, (E) Empat mata dua ujung, (F) Dua mata
ujung bulat, (G) Type Carbide , (H) Tipe carbide gigi helik kanan, (I) Mata potong
ganda gagang tirus, (J) Tipe carbide dengan ujung tirus dan gigi helik.
8. Keyseat Cutter
Pisau ini merupakan pisau khusus yang digunakan untuk membuat keyseat untuk alur woodruff.
Pisau ini sesuai untuk semua ukuran alur woodruff. Ukuran diameter pisau ini antara ¼ “ sampai 1 ½ “
dan tipe arbor dengan diameter
9. Pisau Bentuk
Pisau bentuk digunakan untuk mengefrais permukaan dengan bentuik yang bervariasi sesuai
keinginan. Pisau ini dapat digunakan untuk mengefrais bentuk-bentuk dan ukuran standar maupun
bentuk-bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
16
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
a (pisau Cekung) b (Pisau Cembung) c (Pisau Sudut dan Bulat)) d (Pisau Roda Gigi) Gambar. Berbagai
Macam pisau Bentuk
17
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Jenis-Jenis End Mill
1. Square End Mill
Square End Mill atau juga sering dikenal dengan flat end mill, memiliki ujung sudut yang runcing
membentuk sudut 90 derajat. Digunakan untuk pemotongan general seperti facing, slotting, profiling maupun
pembuatan lubang.
Ball Nose End Mill memiliki ujung radius penuh. membentuk sudut 90 derajat. Digunakan untuk
pemotongan yang memiliki kontur misalnya radius atau miring, slotting, pocketing. End mill jenis ini banyak
digunakan untuk finishing permukaan mold & dies.
Corner Radius End Mill atau juga sering dikenal dengan Bull Nose end mill, memiliki ujung sudut radius.
Biasanya radius yang digunakan spesifik sesuai kebutuhan pengerjaan.
18
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Roughing End Mill memiliki tampilan bergerigi di sepanjang flutenya. Biasanya digunakan untuk
menghilangkan bagian secara cepat di awal proses pengerjaan di mesin dan untuk proses pengerjaan
yang berat.
19
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
PEMBUATAN GAMBAR KERJA DAN PROGRAM NC
1. Buka aplikasi Vectric Aspire
3. Setelah Klik OK, pada menu Job Setup isi seperti berikut:
20
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
4. Setelah Ok, Pada Menu Drawing, Pilih tool Draw Circle, dan arahkan krusor ketengah sumbu x(0), y(0)
21
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
6. Kemudian buat garis silang menggunakan Line/Polyline tool. Arahkan krusor ke tiap sudut gambar
dan tarik menyilang.
7. Ulangi langkah point 5, dan arahkan krusor pada titik temu lingkaran dan garis silang, kemudian
klik dan drag. isi radius mm seperti pada gambar teknik (3.2mm)
22
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
8. Copy dan paste Lingkaran tersebut pada ke empat titik temu (lingkaran utama dan cross diagonal),
seperti pada gambar dibawah.
9. Buat persegi dengan Rectangle Tools, pada ujung gamabr dengan ukuran panjang dan lebar 12,73mm
23
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
10. Buat garis diagonal menggunakan tools drawline/ polyline pada ujung- ujung persegi, sehinga membentuk
garis silang
11. Blok persegi serta garis diagonal, kemudian copy paste hingga terdapat 4 pesrsegi. Transformasikan setiap
persegi sehingga memiliki diagonal silang didalam menggunakan tools transform (mirror & rotate)
24
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
12. Hasil mirroring dan rotate ke 4 persegi kecil, letakan persegi pada setiap ujung gambar
13. Buatlah garis polyline dengan panjang 4mm dan kemiringan sudut 45 derajat ke arah dalam.
14. Buatlah polyline yang sama seperti pada no13 pada sisi yang berlawanan (seperti pada gambar dibawah)
kemudiang sambungkan kedua garis sehingga membentuk persegi panjang.
25
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
15. Copy paste persegi panjang tersebut, dan lakunkan transforming (mirroring dan rotate) kemudian
gabungkan dengan persegi kecil pada setiap ujung gamabar. (seperti gambar dibawah).
16. Selanjutnya buat garis polyline dengan panjang 6mm dan sudut miring 45 derajat diarea kosong,
kemudian drag garis tersebut ke tengah gamabr persegi panjang.
26
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
17. Buat garis tanda, dengan membuat polyline kecil pada garis ujung, sebagai tanda titik tarik lingkaran
(lubang mur).
18. Selanjutnya buat lingkaran dengan diameter 3,2 mm dari titik penanda yang sudah dibuat sebelumnya,
sesuai diamaeter lubang bor pada gambar teknik.
27
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
19. Lakukan proses no 16 hingga no 18 pada seluruh persegi panjang. Kemudian hapus seluruh garis pembantu
sehingga hanya terdapat garis luar gamabar dan lingkaran bor seperti gamabar dibawah.
20. Buat garis outer lengkung menggunakan “Arc Tools”. Gabungkan titik vertikal sisi kiri gambar, lalu tarik
kedalam dari titik tengah dengan kedalaman 1.2mm
28
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
21. Kemuduan copy paste garis outer lengkung tersebut, untuk menutup ke 4 sisi luar gambar. Lakukan
Transforming seperti pada no 11 sehingga lengungan berada di sisi dalam gamabar.
22. Pastikan hasil akhir sesuai dengan gamabar dibawah, kemudian klik Toolpath.
29
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
23. Klik Set untuk mengatur jenis pengerjaan milling CNC
24. Masukan nilai pada Material Setup sesuai keterangan pada gamabar teknik.
Thickness (Ketebalan) : 5 mm
XY Dantum (titik kerja) : Center
Z zero (titik nol Z) : Material Surface
Gap Below (jarak benda kerja) : 3mm
Clearance 5
Plunge 5
Z Gap 20
Klik OK
30
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
25. Kemudian klik mode pengerjaan “Pocket Toolpath” (pengerjaan didalam garis), dan klik seluruh lingkaran,
hingga bewarna merah muda.
26. Isi Cut Depth (Kedalaman pemakanan) 3mm, lalu pilih tool (select) sesuai kebutuhan pengerjaan milling
31
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
27. Edit Passes, atau jumlah putaran pengikisan dengan kedalaman 1mm/step, kali dengan ketebalan
material. Dan isi Cut Direction pada Clear Pocket dengan arah “Climb”.
28. Pilih sofwtware olah NC yang akan digunakan (Mach3) dengan format NC “.txt”, kemudian simpan dan
berinama “lingkaran” atau “lubang mur”.
32
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
29. Setelah program NC lubang bor selesai, lakukan proses no 22 hingga 27 untuk garis lengkung luar,
dengan pilihan toolpath “Profile Toolpath”, isi seperti gamabar dibawah lalau simpan dengan nama
“Ramp Luar”.
33
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
PEMBUATAN GAMBAR FONT
1. Buka lembar baru Vectric Aspire
34
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
3. Klik Tools Draw Text
35
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
5. Lanjut ke Toolpath, klik persegi hingga bewarna merah dan pilih pemotongan “Pocket Tools” isi Cut
depth dengan kedalaman potong 2mm dan Direction “Climb”. OK dan beri nama “Bingkai”.
36
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
6. Lakukan proses no 4 dan 5 dengan Toolpath “Profil Tools” pada test yang sudah ditulis. Save dengan
nama “text”
37
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
8. Simpan file NC dan gambar di folder.
38
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
BAGIAN 3 STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE
CNC MACHINE dengan Software Mach3Mill
TAHAP PENGOPERASIAN MESIN CNC MACHINE (SOFTWARE MACH3MILL)
A. Persiapan Elektrik
1. Bagian mesin CNC milling
2. Periksa koneksi kabel box panel dengan Mesin CNC dan sambungkan kabel USB ke PC
39
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
4. Nyalakan saklar (A) mcb panel box CNC (Gambar 3)
B. Persiapan Mekanik
1. Siapkan kunci L set (milimeter)
2. Siapkan kunci pas uk 21 dan 30
3. Siapkan pisau pahat sesuai kebutuhan pengerjaan
40
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
C. Set Up Software Mach 3 Mill
1. Buka aplikasi Mach3Mill (Gambar 5) pada windows
3. Periksa gerakan sliding bed sumbu X (eretan memanjang) dan sumbu Y (eretan melintang)
dengan tombol panah pada keyboard (Gambar 7.) serta sumbu Z (eretan tegak) dengan
tombol Page Up dan Page Down pada keyboard.
41
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar 7. Tombol arah dan Page Up Page Down pada Keyboard
4. Atur kecepatan step per, Klik menu Config (Gambar 8.) pilih Motor tuning(A) setelah
muncul menu Motor Tuning and Setup (Gambar 9.) klik tombol X Axis (B) , pada tabel step
per(C) masukan nilai 1280, lalu klik save (D). Lakukan proses tersebut pada sumbu Y dan Z.
42
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar 9. Menu Config dan Moto Tuning
5. Atur kecepatan spindle, pada menu utama klik tombol Spindle Speed (Gambar 10) masukan angka
5000 lalu tekan enter, kemudian klik tombol Spindle CW F5 (A), pastikan Spindle berputar.
43
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
6. Konfigurasi nilai sumbu
1. Untuk pengecekan nilai sumbu klik tombol Reset hingga tidak berkedip, lalu klik tombol arah pada
keyboard. Untuk Sumbu X tekan tombol panah kanan, pastikan nilai pada Axis Position (Gambar
11) menunjukkan nilai (+), sedangkan tombol sebaliknya bernilai (-). Pada Sumbu Y tekan
tombolpanah atas dan pastikan menunjukkan nilai (+), sedangkan tombol sebaliknya bernilai (-),
dan pada Sumbu Z tekan tombol Page Up pastikan menunjukkan nilai (+), sedangkan tombol
sebaliknya bernilai (-).
Gambar 11. Menu Axis Potition
2. Jika nilai (+) dan (-) sumbu tidak sesuai dengan uraian nomer 1, maka lakukan konfigurasi
ulang sumbu melalui menu DirLowAct. Klik tombol menu Config klik Ports and Pins
(Gambar 12) setelah muncul menu Engine Configuration (Gambar13) klik menu Motor
Outputs (A), pada kolom DirLowAct(D) tukar nilai ( ) dan ( ) pada sumbu yang tidak
sesuai dengan nilai pada uraian nomer 1. Misalkan sumbu X pada pemeriksaan tombol
kanan menunjukan nilai (-), maka ubah nilai Direction sumbu X dengan mengklik tabel
X Axis(D) hingga berganti simbol pada kolom DirLowAct. Priksa kembali hingga
nilai sumbu sesuai uraian nomer 1.
44
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Gambar 13. Menu Engine Configuration
45
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
8. Setting Benda kerja
Pilih menu Offsets Alt5 (Gambar 13), ketikkan diameter pisau frais (misal d = 4mm)
pada fungsi Edge Finder Dia (A).
Setting Benda Kerja dengan Start point dari sisi (a), langkah-langkahnya adalah :
Pilih fungsi Offsets Alt5 (cek diameter pisau telah terisi), selanjutnya :
SETTING SUMBU X
(1) Tempelkan pisau searah sumbu X, ketika pisau akan mendekat pada benda kerja
tekan Tab pada keyboard dan tekan Cycle Jog Mode/1.0000–0.0001 & Jog Mode
padaposisi step (untuk memperlambat laju eretan searah sumbu X) agar lebih save.
(2) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu X dengan tekan Zero X di REF ALL
HOME atau tekan Select searah sumbu X, pastikan setelah diNOL-kan ketika
dicek dengan Machine Coord’s nilainya telah sama dengan sumbu X di PART
OFFSET. Tekan Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data nilai sumbu X. Setting
sumbu X selesai. SETTING SUMBU Y.
(3) Tempelkan pisau searah sumbu Y, ketika pisau akan mendekat pada benda
kerja tekan Tab pada keyboard dan tekan Cycle Jog Mode/1.0000–0.0001 &
Jog Mode pada posisi step (untuk memperlambat laju eretan searah sumbu Y) agar
lebih save
46
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
(4) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu Y dengan tekan Zero Y di REF ALL
HOME atau tekan Select searah sumbu Y, pastikan setelah diNOL-kan ketika dicek
dengan Machine Coord’s nilainya telah sama dengan sumbu Y di PART
OFFSET. Tekan Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data nilai sumbu Y. Setting Y
selesaiSETTING SUMBU Z
(5) Tempelkan pisau searah sumbu Z, ketika pisau akan mendekat pada benda kerja
tekan Tab pada keyboard dan tekan Cycle Jog Mode/1.0000–0.0001 & Jog
Mode pada posisi step (untuk memperlambat laju eretan searah sumbu
Z) agar lebih save.
(6) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu Z dengan tekan Zero Z di REF ALL
HOME, Tekan Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data nilai sumbu Z (bisa dilakukan di
Program Run Alt-1). Setting Sumbu Z selesai.
Arahkan pisau menjauhi benda kerja searah sumbu Z positif (angkat secukupnya
sampai aman).
Tekan CYCLE START dan Mesin akan bekerja sesuai Program yang sedang
diaktifkan sampai selesai **).
**) Note : Ketika mesin bekerja ada baiknya posisikan cursor di fungsi RESET
sebagai pengaman dan antisipasi terjadinya kesalahan yang tidak
diprediksi sehingga terhindar kejadian fatal (pahat menabrak benda
kerja dan sebagainya).
Setting Benda Kerja dengan Start point dari Centre benda kerja (e), maka
langkahlangkahnya adalah :
Nyalakan switch on/off dan tombol pemutar kecepatan pisau frais. Pilih fungsi Offsets
Alt5(cek diameter pisau telah terisi), selanjutnya : SETTING
SUMBU X
Pilih fungsi Offsets Alt5 (cek diameter pisau telah terisi), selanjutnya :
(1) Tempelkan pisau searah sumbu X (salah satu sisi), ketika pisau akan mendekat pada
benda kerja tekan Tab pada keyboard dan tekan Cycle Jog
47
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA
Mode/1.0000–0.0001 & Jog Mode pada posisi step (untuk memperlambat laju
eretan searah sumbu X) agar lebih save.
(2) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu X dengan tekan Zero X di REF ALL
HOME, setelah diNOL-kan angkat pisau dan arahkan ke sumbu X (sisi kedua
yang berlawanan) sehingga akan diketahui dimensi panjang dari benda kerja.
Selanjutnya akan diketahui panjang benda kerja (misal = +49.0220), angkat
pisau dan arahkan ½ diameter panjang benda kerja ( ½ x 49.0220 = 24.5xxx)
Lalu NOL-kan sumbu X dengan tekan Zero X di REF ALL HOME, tekan
Machine Coord’s dan akan keluar nilai, kemudian nilai tersebut ketikkan di
PART OFFSET sumbu X lalu Enter. Tekan Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data
nilaisumbu X. Setting sumbu X selesai. SETTING SUMBU Y
(4) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu Y dengan tekan Zero Y di REF
ALL HOME. Setelah diNOL-kan angkat pisau dan arahkan ke sumbu Y (sisi
kedua yang berlawanan) sehingga akan diketahui dimensi panjang dari benda kerja
searah sumbu Y . Selanjutnya akan diketahui panjang benda kerja (misal = +49.0728),
angkat pisau dan arahkan ½ diameter panjang benda kerja ( ½ x 49.0728 =
24.5xxx) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu Y dengan tekan Zero Y di REF
ALL HOME, tekan Machine Coord’s dan akan keluar nilai,
kemudian nilai tersebut ketikkan di PART OFFSET sumbu Y lalu Enter. Tekan
Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data nilai sumbu Y. Setting sumbu
Y selesai. SETTING SUMBU Z
(5) Tempelkan pisau searah sumbu Z, ketika pisau akan mendekat pada benda kerja
tekan Tab pada keyboard dan tekan Cycle Jog Mode/1.0000–0.0001 & Jog Mode
pada posisi step (untuk memperlambat laju eretan searah sumbu Z) agar lebih save.
(6) Setelah sedikit menempel, NOL-kan sumbu Z dengan tekan Zero Z di REF
ALL HOME, Tekan Fixture 1 (G54) untuk menyimpan data nilai sumbu Z
(bisa dilakukan di Program Run Alt-1). Setting Sumbu Z selesai.
48
Modul Praktik Proses Produksi II – STTKD
YOGYAKARTA