Makalah Pancasila 1
Makalah Pancasila 1
Makalah Pancasila 1
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha kuasa dimana berkat limpahan
taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA. Tak lupa pula kami ucapkan shalawat serta salam kepada nabi
besar muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya
sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju alam yang terang-
benerang.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak terkait yang
memiliki peran dalam upaya penyelesaikan makalah ini, dalam hal ini adalah
teman-teman kelompok yang turut bahu-membahu dalam penyelesaian makalah
ini. Secara garis besar makalah kami yang berjudul PANCASILA DALAM
KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA yang membahas
tantang arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI, Apa hubungan Pancasila
dengan pembukaan dan isi UUD 1945,Kedudukan Pancasila dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia, dan dinamika pelaksanaan Pancasila dalam
Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil
akhir makalah kami masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan. Kami sangat
mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri kami sendiri dan masyarakat
luas.
Akhir kata kami mengucapkan billahi taufik walhidayah
wasalamualaikum wr, wb.
Kediri, 13 Maret 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………..…………………...… i
KATA PENGANTAR …………….…………………………….…………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………….………………………...… iii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C.Tujuan .................................................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 6
A. Pengertian pancasila dalam konteks ketatanegaraan......................... 6
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran…………………………………….……………………..…… 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai
sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia. Pancasila juga dapat
diartikan sebagai landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur
seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan
Indonesia, masih banyak bahkan sangat banyak anggota-anggotanya dan
juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang ada
dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan
ketatanegaraan Indonesia kita harus meninjau dan memahami kembali
sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD
1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng
dari nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi
bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat
banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia,
itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan
begitupun dengan bangsanya sendiri.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, SH. ; Pancasila merupakan norma
hukum pokok atau pokok kaidah fundamental dan memiliki kedudukan
yang tetap, kuat, dan tidak berubah.
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945?
3. Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia?
4. Bagaimana dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan
Republik Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Apa arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. PENGERTIANPANCASILADALAMKONTEKS KETATANEGAAN RI
Setiap Negara didirikan atas dasar falsafah tertentu dan falsafah
tersebut merupakan perwujudan dari keinginan rakyatnya. Karena
falsafah merupakan sesuatu yang identic dengan keinginan dan watak
rakyatnya dan falsafah tersebut tidak mungkin mengambil dari Negara
lain, karena falsafah itu merupakan suatu perwujudan dari watak dan
keinginan suatu bangsa.
Pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengannya. Dan apabila itu bertentangan maka akan dicabut.Pokok
pikiran yang terkandung dalam pancasila merupakan cita-cita hukum
bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945. Pokok pikiran tersebut adalah Pokok
pikiran pertama “Negara” yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan.
Dengan pengertian yang lazim, Negara, penyelenggaraan Negara, dan
setiapwarga Negara wajib mengutamakan kepentingan Negara.
Pokok pikiran kedua “Negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat”. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pokok
pikiran ketiga “negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”. Oleh karena itu, sistem
Negara yang terbentuk harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan.
7
dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek
kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar.
8
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini termasuk semua peraturan
perundangan, pemerintahan, penyelenggaraan kekuasaan, sistem
demokrasi, dan aspek-aspek penyelenggaraan negara lainnya.
Kedudukan Pancasila ini dapat dirinci sebagai berikut :
9
tersebut dapat disebut sebagai ideologi bangsa Indonesia. Jadi Pancasila
itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan
pokok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara
pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.
10
Pancasila memiliki tersendiri, pancasila sebagai ideologi bukan hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang seperti ideologi yang dimiliki
bangsa-bangsa lain. Ideologi pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, budaya, serta agama masyarakat Indonesia sejak zaaman
sebelum terbentuknya negara Indonesia. Nilai-nilai itu digali dan
dirumuskan oleh para pendiri negara kemudian dijadikan sebagai dasar
dan ideologi negara.
Sebagai ideologi, Pancasila tidak bersifat kaku dan tertutup,
tetapi bersifat dinamis dan terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia dapat memperlakukan Pancasila secara luwes dan kreatif.
Artinya sebagai ideologi, Pancasila bisa digunakan untuk menghadapi
dan menjalani zaman yang terus-menurus berkembang sesuai kedaan
dengan tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya.
11
D. DINAMIKA PELAKSAAN PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN
RI
Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara Indonesia yang
butir-butirnya telah diajarkan ke warga negara Indonesia sejak kecil, mulai
dari kewajiban para siswa-siswi sekolah dasar untuk menghafal setiap
butirnya hingga pemahaman lebih lanjut mengenai sejarah dan nilai-nilai
Pancasila di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sistem pendidikan yang
seperti ini seakan-akan merupakan upaya untuk menciptakan pandangan
bahwa Pancasila merupakan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat
yang tidak mungkin salah.
Penetapan Pancasila sebagai sebuah ideologi yang kaku dan mutlak
pemaknaannya merupakan sebuah penyimpangan interpretasi dari apa
yang diharapkan oleh founding fathers Indonesia. Menurut Soemantri
(2007:22), apa yang diharapkan oleh founding fathers adalah Pancasila
mampu mengatasi permasalahan mengenai keanekaragaman bangsa
Indonesia, bukan justru untuk mengeliminasi perbedaan yang ada.
Pendapat Seomantri juga didukung oleh Sjafruddin Prawiranegara
(1984:78), bahwa setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki
kewajiban untuk hidup dan bekerja di Indonesia secara damai dan
berdampingan tanpa memandang latar belakang agama, kepercayaan dan
ideologinya. Namun selama era Orde Baru, apa yang terjadi justru
berkebalikan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan dasar bahwa
setiap organisasi harus berlandaskan Pancasila, organisasi-organisasi
keagamaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam dipaksa untuk mengganti
basis ideologi Islamnya dengan ideologi Pancasila, justru merupakan bukti
bahwa terdapat kesalahan interpretasi dari pemerintahan Soeharto
(Prawiranegara, 1984:79-80).
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa
Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya
harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus
mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai
12
dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari
situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi Usaha untuk
memecahkan persatuan pernah terjadi memberontakan Madiun 1948
maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965. Namun semuanya itu
dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan bangsa Indonesia
untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan landasan dasar dan ideologi Pancasila. Pancasila lahir
sebagai dasar negara Indonesia.
13
Islam Indonesia 17-8--1949 ditangkap 4-6-1962 dipimpin oleh
Kartosuwiryo tujuan utama : mendirikan Negara Islam Indonesia
(NII) dengan syaria’t islam sebagai pengganti Pancasila
b. Periode 1950-1959 periode ketika penerapan Pancasila lebih
diarahkan pada ideologi liberalisme (kebebasan tanpa batasan),yang
tidak menjamin stabilitas pemerintahan. periode ini ditandani dengan
penerapan Pancasila sila keempat yg tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting)
Munculnya pemberontakan :
1) Republik Maluku Selatan (RMS)
2) Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) ingin
melepaskan
diri dari Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) NKRI
pada 5 juli 1959 soekarno mengeluarkan dekrit presiden
yang menyatakan pembubaran lembaga konstituante tidak dapat
membentuk konstitusii negara baru. Ada 3 hal pokok dekrit
presiden yang dikeluarkan oleh soekarno, yaitu :
a) Pembukaan konstituante.
b) Pemberlakuan kembali UUD 1945 untuk menggantikan UUDS
1950.
c) Pembentukan dewan pertimbangan agung sementara (DPAS)
dan majelis permusyawaratan sementara (MPRS).
c. Periode 1959-1966 Periode yang dikenal dengan periode terpimpin
(demokrasi yang berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno)
1) Terjadi penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi
2) Pres.Soekarno menjadi otoriter,
a) diangkat menjadi presiden seumur hidup
b) menggabungkan Nasionalis, Agama dan Komunis
(NASAKOM) dan tidak cocok bagi NKRI
c) terjadi kemerosotan moral di sebagian masyarakat
14
d) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) 30-9-1965
dipimpin oleh D.N. Aidit, tujuan utama yaitu mendirikan
Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis sebagai
pengganti pancasila.
3. Masa Reformasi
Dimana Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara terus
menghadapi berbagai tantangan, yang dihadapkan pada kondisi
kehidupan masyarakat yang diwarnai kehidupan serba bebas.
(kebebasan bicara, beroganisasi, berekspesi dll.) dampak negative dari
kehupan yang bersifat bebas tanpa batas :
a. Munculnya pergaulan bebas
b. Pola komunikasi yang tidak beretika, yang dapat memicu terjadinya
perpecahan - Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan sesama warga
15
bangsa ( adanya konflik di beberapa daerah, tawuran antar pelajar,
tindakan kekerasan untuk mencapai solusi dari permasalahan, dll)
c. Saling berpacunya pembangunan bangsa - bangsa yang
memudahkan masuknya ideologi baru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16
Pancasila merupakan sumber hukum materil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengannya. Pokok pikiran yang terkandung dalam pancasila merupakan
cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Sebagai ideologi
Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka,
luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu
mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai
dasarnya.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
dalam ilmu kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat Negara
(Philosofische gronslai). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan
sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik
Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila pancasila.
B. SARAN
Kepada semua pembaca atau siapa saja yang menyempatkan
membaca makalah ini bila mendapat kekeliruan terhadap materi kami
17
harap bisa meluruskannya dan memakluminya. Maka kami banyak
berharap kepada para pembaca untuk tidak segan memberikan kritik,
saran, dan masukan yang membangun kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
18
Huda, Ni’matul Hukum Tata Negara Indonesia, (jakarta: Charisma Putra Utama
Offse), 2011
Soemantri, sri M. Hukum Tata Negara Indonesia Pemikiran dan
Pandangan. (bandung: Remaja Roksadaya) 2014
Sugiyarto, Pendidikan Kewarganegaraan 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional) 2009
19