Makalah Pancasila 1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATA NEGARAAN RI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


1. Peti Vera Nim 1911210150
2. Mau’izati Khairiyah Nim 1911210133
3. Ria Venola Nim 1911210129
4. Okta Amelia Pulungan Nim 1911210151
5. Nopika Yanti Nim 1911210122
6. Rifqi Kurnia Leandri Nim 1911210149
7. Rizky Pebryansa Nim 1911210125

DOSEN PEMBIMBING Subhan Amin, S.Ag, MHI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha kuasa dimana berkat limpahan
taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA. Tak lupa pula kami ucapkan shalawat serta salam kepada nabi
besar muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya
sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju alam yang terang-
benerang.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak terkait yang
memiliki peran dalam upaya penyelesaikan makalah ini, dalam hal ini adalah
teman-teman kelompok yang turut bahu-membahu dalam penyelesaian makalah
ini. Secara garis besar makalah kami yang berjudul PANCASILA DALAM
KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA yang membahas
tantang arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI, Apa hubungan Pancasila
dengan pembukaan dan isi UUD 1945,Kedudukan Pancasila dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia, dan dinamika pelaksanaan Pancasila dalam
Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil
akhir makalah kami masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan. Kami sangat
mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri kami sendiri dan masyarakat
luas.
Akhir kata kami mengucapkan billahi taufik walhidayah
wasalamualaikum wr, wb.
Kediri, 13 Maret 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………..…………………...… i
KATA PENGANTAR …………….…………………………….…………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………….………………………...… iii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................. 4

A. Latar Belakang......................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................ 4

C.Tujuan .................................................................................................. 5

BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 6
A. Pengertian pancasila dalam konteks ketatanegaraan......................... 6

B. Hubungan pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945............ 7

C. Kedudukan pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI……..…… 8

D. Dinamika pelaksanaan pancasila dalam ketatanegaraan RI…….… 11

BAB III : PENUTUP…………………………………………...……..…… 15

A. Kesimpulan ....................................................................................... 15

B. Saran…………………………………….……………………..…… 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara.
Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai
sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia. Pancasila juga dapat
diartikan sebagai landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur
seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan
Indonesia, masih banyak bahkan sangat banyak anggota-anggotanya dan
juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang ada
dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan
ketatanegaraan Indonesia kita harus meninjau dan memahami kembali
sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD
1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng
dari nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi
bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat
banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia,
itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan
begitupun dengan bangsanya sendiri.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, SH. ; Pancasila merupakan norma
hukum pokok atau pokok kaidah fundamental dan memiliki kedudukan
yang tetap, kuat, dan tidak berubah.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945?
3. Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia?
4. Bagaimana dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan
Republik Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Apa arti Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?

2. Memahami Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD


1945?
3. Menjelaskan Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan
Republik Indonesia?
4. Mengetahui Bagaimana dinamika pelaksanaan Pancasila dalam
Ketatanegaraan Republik Indonesia?

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. PENGERTIANPANCASILADALAMKONTEKS KETATANEGAAN RI
Setiap Negara didirikan atas dasar falsafah tertentu dan falsafah
tersebut merupakan perwujudan dari keinginan rakyatnya. Karena
falsafah merupakan sesuatu yang identic dengan keinginan dan watak
rakyatnya dan falsafah tersebut tidak mungkin mengambil dari Negara
lain, karena falsafah itu merupakan suatu perwujudan dari watak dan
keinginan suatu bangsa.
Pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengannya. Dan apabila itu bertentangan maka akan dicabut.Pokok
pikiran yang terkandung dalam pancasila merupakan cita-cita hukum
bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945. Pokok pikiran tersebut adalah Pokok
pikiran pertama “Negara” yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan.
Dengan pengertian yang lazim, Negara, penyelenggaraan Negara, dan
setiapwarga Negara wajib mengutamakan kepentingan Negara.
Pokok pikiran kedua “Negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat”. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pokok
pikiran ketiga “negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”. Oleh karena itu, sistem
Negara yang terbentuk harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan perwakilan.

Pokok pikiran keempat “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang


Maha Esamenurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh
6
karena itu mengadung isi bahwa pemerintah dan penyelenggara Negara
memelihara budi pekerti yang luhur dan memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur. Keempat pokok pikiran tersebut jelas
merupakan pancaran dari pandangan hidup dan dasar falsafah Negara
pancasila. Dan pembukaan UUD 1945 mengandung pandangan hidup
bangsa Indonesia pancasila.

B. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN DAN ISI UUD 1945

1. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945 secara Keseluruhan


Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang
tubuh UUD yang memuat dasar falsafah negara pancasila dan UUD
1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan
merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD
1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan
dari pokok-pokok pikiran terkandung dalam UUD 1945 yang tidak
lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial,
kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan
yang adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari Pancasila,
sedangkan Pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang
telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan
khidmat dalam perangkat UUD 1945. semangat dan yang disemangati
pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-
Undang dasar, masih ada hukum dasar yang tidak tertulis yang juga
merupakan sumber hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945
merupakan ‘aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelengaraan negara, meskipun tidak tertulis’. Inilah yang

7
dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek
kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar.

2. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945 dalam Pembukaan UUD


1945
Ada hubungan prinsipil antara pembukaan UUD 1945 dan
proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu pertama, pernyataan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Kedua, tindakan-tindakan yang segera
dilakukan terkait dengan kemerdekaan, cita-cita luhur yang menjadi
pendorong ditegakkannya kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan dan
perwujudan keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Pada alinea ke-4 UUD 1945 merupakan pernyataan peristiwa dan
keadaan ataupun cita-cita setelah bangsa Indonesia terwujud. Pancasila
yang termaktub pada alinea ke-4 ini merupakan unsur penentu ada dan
berlakunya hukum Indonesia, pokok kaidah negara yang fundamental,
dasar negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan
demikian Pancasila merupakan inti dari pembukaan UUD 1945, dan
memiliki kedudukan yang kuat dan tetap serta tidak dapat diubah.
Posisi Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
dinyatakan dalam Ketetapan MPRS No XX/MPRS/1966. Artinya nilai-
nilai Pancasila sebagai norma dasar paling fundamental sehingga
mampu menjadi pandangan hidup, visi bangsa, dasar pijakan hubungan
politik dan kehidupan kebangsaan yang lain. Dan ini bersifat tetap yang
tidak dapat berubah karena Pancasila merupakan hasil dari kesepakatan
kehidupan berbangsa di Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila secara yuridis formal


merupakan dasar filsafat negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945. Hal ini berarti, dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus

8
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini termasuk semua peraturan
perundangan, pemerintahan, penyelenggaraan kekuasaan, sistem
demokrasi, dan aspek-aspek penyelenggaraan negara lainnya.
Kedudukan Pancasila ini dapat dirinci sebagai berikut :

a) Sebagai sumber hukum dasar nasional berdasarkan


ketetapan MPR
No.XVII/MPR/1998.
b) Meliputi suasana kebatinan UUD.
c) Mewujudkan cita-cita hukum dasar baik tertulis maupun tidak
tertulis.
d) Mengandung norma-norma yang harus diwujudkan di dalam UUD.
e) Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan Undang-undang
Dasar 1945 diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II
No.7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari
pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya terdapat dalam alinea IV.
Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintahan negara yang
berdasarkaan Pancasila terdapat dalam pembukaan alinea IV.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai sumber tertib hukum tertinggi yang
bersumberkan pada Pancasila. Hal ini berarti secara material tertib
hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila yang meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk
dan sifat. Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan
Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah negara yang
fundamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi
atau inti sari dari pokok kaidah negara Fundamental tersebut tidak lain
adalah Pancasila.
Jelas bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa tidak
hanya berisi Pancasila. Dalam ilmu politik, Pembukaan UUD 1945

9
tersebut dapat disebut sebagai ideologi bangsa Indonesia. Jadi Pancasila
itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan
pokok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara
pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.

C. KEDUDUKAN PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN RI

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa
Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintah
negara atau sebagai dasar untuk mengatur penyelengaraan negara.
Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dari pancasila.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV dengan jelas
dinyatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara. Dengan demikian
Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh
penyelenggaraan Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain
pancasila merupakan dasar falsafah negara atau ideologi negara, karena
memuat norma-norma yang paling mendasar untuk mengukur dan
menentukan dasar bentuk-bentuk penyelenggaraan negara serta
kebijaksanaan-kebijaksanaan penting yang diambil dalam proses
pemerintahan negara Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia


Ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide, keyakinan, atau
bersifat yang menyeluruh dan teratur secara sistematis. Hal-hal yang
dapat termuat dalam ideologi adalah politik, sosial, kebudayaan, dan
keagamaan. Dalam kaitan ini, Pancasila tergolong sebagai ideologi.

10
Pancasila memiliki tersendiri, pancasila sebagai ideologi bukan hanya
merupakan hasil pemikiran seseorang seperti ideologi yang dimiliki
bangsa-bangsa lain. Ideologi pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, budaya, serta agama masyarakat Indonesia sejak zaaman
sebelum terbentuknya negara Indonesia. Nilai-nilai itu digali dan
dirumuskan oleh para pendiri negara kemudian dijadikan sebagai dasar
dan ideologi negara.
Sebagai ideologi, Pancasila tidak bersifat kaku dan tertutup,
tetapi bersifat dinamis dan terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia dapat memperlakukan Pancasila secara luwes dan kreatif.
Artinya sebagai ideologi, Pancasila bisa digunakan untuk menghadapi
dan menjalani zaman yang terus-menurus berkembang sesuai kedaan
dengan tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya.

3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berarti
Pancasila adalah sikap mental dan tingkah laku bangsa Indonesia yang
mempunyai ciri khas, dan yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
memiliki arti bahwa Pancasila adalah gambaran tertulis dan pola
perilaku atau gambaran tentang amal perbuatan bangsa Indonesia yang
khas yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa, yaitu Pancasila memberi ciri khas
kepribadian yang tercermin dalam sila-sila Pancasila, yaitu bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan dan kesatuan
bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapal hikmat
kebijaksanaan, bercita-cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

11
D. DINAMIKA PELAKSAAN PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN
RI
Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara Indonesia yang
butir-butirnya telah diajarkan ke warga negara Indonesia sejak kecil, mulai
dari kewajiban para siswa-siswi sekolah dasar untuk menghafal setiap
butirnya hingga pemahaman lebih lanjut mengenai sejarah dan nilai-nilai
Pancasila di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sistem pendidikan yang
seperti ini seakan-akan merupakan upaya untuk menciptakan pandangan
bahwa Pancasila merupakan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat
yang tidak mungkin salah.
Penetapan Pancasila sebagai sebuah ideologi yang kaku dan mutlak
pemaknaannya merupakan sebuah penyimpangan interpretasi dari apa
yang diharapkan oleh founding fathers Indonesia. Menurut Soemantri
(2007:22), apa yang diharapkan oleh founding fathers adalah Pancasila
mampu mengatasi permasalahan mengenai keanekaragaman bangsa
Indonesia, bukan justru untuk mengeliminasi perbedaan yang ada.
Pendapat Seomantri juga didukung oleh Sjafruddin Prawiranegara
(1984:78), bahwa setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki
kewajiban untuk hidup dan bekerja di Indonesia secara damai dan
berdampingan tanpa memandang latar belakang agama, kepercayaan dan
ideologinya. Namun selama era Orde Baru, apa yang terjadi justru
berkebalikan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan dasar bahwa
setiap organisasi harus berlandaskan Pancasila, organisasi-organisasi
keagamaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam dipaksa untuk mengganti
basis ideologi Islamnya dengan ideologi Pancasila, justru merupakan bukti
bahwa terdapat kesalahan interpretasi dari pemerintahan Soeharto
(Prawiranegara, 1984:79-80).
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa
Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya
harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus
mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai

12
dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari
situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi Usaha untuk
memecahkan persatuan pernah terjadi memberontakan Madiun 1948
maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965. Namun semuanya itu
dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan bangsa Indonesia
untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan landasan dasar dan ideologi Pancasila. Pancasila lahir
sebagai dasar negara Indonesia.

1. Masa Orde Lama


Masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam
sistem kenegaraan 3 Periode berbeda, penerapan Pancasila : 1945-1950,
1950-1959, 1959-1966.
a. Periode 1945-1950 setelah proklamasi kemerdekaan masih disibukan
dengan perjuangan mengusir penjajah. Pada tahun 1946 belanda
menggandeng pasukan NICA datang kembali ke indonesia. Proses
pengakuan bấngsa indonesia melalui pẻrundingan-
perundingan,seperti konferensi meja bundar, perjanjian Renville,
perjanjian Roem Royen dan lainya. Perjanjian yang di lakukan oleh
indonesia dan belanda, yaitu perjanjian Linggar jati(1947) dan
perjanjian Renville(1948). Perjanjian itu merugikan indonesia itulah
alasan munculnya maklumat presiden tahun 1945. Berisi pembagian
kekuasaan negara, di bagi menjadi 2, kekuasaan legislatif yang
dijalankan oleh Komisi Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
kekuasaan lainnya tetap berada di tangan di tangan presiden.
Pancasila menghadapi berbagai masalah periode ini ditandai
dengan terjadinya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara : Pemberontakan Partai Komunis
Indonesia (PKI) di Madiun 18-9-1948 dipimpin oleh Muso, tujuan
utama : mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi
komunis (paham komunis) Pemberontakan Darul Islam/Tentara

13
Islam Indonesia 17-8--1949 ditangkap 4-6-1962 dipimpin oleh
Kartosuwiryo tujuan utama : mendirikan Negara Islam Indonesia
(NII) dengan syaria’t islam sebagai pengganti Pancasila
b. Periode 1950-1959 periode ketika penerapan Pancasila lebih
diarahkan pada ideologi liberalisme (kebebasan tanpa batasan),yang
tidak menjamin stabilitas pemerintahan. periode ini ditandani dengan
penerapan Pancasila sila keempat yg tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting)
Munculnya pemberontakan :
1) Republik Maluku Selatan (RMS)
2) Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) ingin
melepaskan
diri dari Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) NKRI
pada 5 juli 1959 soekarno mengeluarkan dekrit presiden
yang menyatakan pembubaran lembaga konstituante tidak dapat
membentuk konstitusii negara baru. Ada 3 hal pokok dekrit
presiden yang dikeluarkan oleh soekarno, yaitu :
a) Pembukaan konstituante.
b) Pemberlakuan kembali UUD 1945 untuk menggantikan UUDS
1950.
c) Pembentukan dewan pertimbangan agung sementara (DPAS)
dan majelis permusyawaratan sementara (MPRS).
c. Periode 1959-1966 Periode yang dikenal dengan periode terpimpin
(demokrasi yang berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno)
1) Terjadi penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi
2) Pres.Soekarno menjadi otoriter,
a) diangkat menjadi presiden seumur hidup
b) menggabungkan Nasionalis, Agama dan Komunis
(NASAKOM) dan tidak cocok bagi NKRI
c) terjadi kemerosotan moral di sebagian masyarakat

14
d) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) 30-9-1965
dipimpin oleh D.N. Aidit, tujuan utama yaitu mendirikan
Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis sebagai
pengganti pancasila.

2. Masa Orde Baru


Transisi singkat 1966-1998 dimana demokasi Pancasila diwarnai
dengan ke diktatoran
a. Pelengseran Ir.Soekarno dengan dipilihnya Jendral Soeharto sebagai
Presiden
b. konsep Demokrasi Pancasila
c. Visi utama dari pemerintahan orde baru ialah melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
d. Terciptanya stabilitas keamanan negara dalam waktu singkat
pasca
pemberontakan PKI II
e. Tidak adanya perubahan ke arah lebih baik di bidang politik,
KEPRESIDENAN (pengontrol utama) Lembaga Suprastruktur
Lembaga Infrastruktur(DPR,MPR,DPA,BPK,MA) (LSM,ParPol,dll.)

3. Masa Reformasi
Dimana Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara terus
menghadapi berbagai tantangan, yang dihadapkan pada kondisi
kehidupan masyarakat yang diwarnai kehidupan serba bebas.
(kebebasan bicara, beroganisasi, berekspesi dll.) dampak negative dari
kehupan yang bersifat bebas tanpa batas :
a. Munculnya pergaulan bebas
b. Pola komunikasi yang tidak beretika, yang dapat memicu terjadinya
perpecahan - Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan sesama warga

15
bangsa ( adanya konflik di beberapa daerah, tawuran antar pelajar,
tindakan kekerasan untuk mencapai solusi dari permasalahan, dll)
c. Saling berpacunya pembangunan bangsa - bangsa yang
memudahkan masuknya ideologi baru.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

16
Pancasila merupakan sumber hukum materil. Oleh karena itu,
setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
dengannya. Pokok pikiran yang terkandung dalam pancasila merupakan
cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Sebagai ideologi
Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka,
luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu
mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai
dasarnya.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
dalam ilmu kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat Negara
(Philosofische gronslai). Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan
sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik
Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila pancasila.

Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada


nilai-nilai dan yang berhubungan dengan Pancasila, dapat menjadikan
karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan yang tercermin
dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia
dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa
dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia.

B. SARAN
Kepada semua pembaca atau siapa saja yang menyempatkan
membaca makalah ini bila mendapat kekeliruan terhadap materi kami

17
harap bisa meluruskannya dan memakluminya. Maka kami banyak
berharap kepada para pembaca untuk tidak segan memberikan kritik,
saran, dan masukan yang membangun kepada kami.

DAFTAR PUSTAKA

18
Huda, Ni’matul Hukum Tata Negara Indonesia, (jakarta: Charisma Putra Utama
Offse), 2011
Soemantri, sri M. Hukum Tata Negara Indonesia Pemikiran dan
Pandangan. (bandung: Remaja Roksadaya) 2014
Sugiyarto, Pendidikan Kewarganegaraan 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional) 2009

19

Anda mungkin juga menyukai