Bab 2 Seleksi Individu K3333

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM

”SELEKSI INDIVIDU FENOTIP DAN KUANTITAIF TAHAP 2


PADA IKAN NILA”
Laporan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah
genetika dan pemuliaan ikan

Disusun oleh :
Desto Prasetyo 22744006
Mega Febrianti 22744019
M. Fadillah Akbar 22744020
Nessa Fitria Putri 22744023
Nur Indah Lestari 22744025
Rifqi Adi Fauzi 22744028
Yunita Syahranie Azizah 22744038
M. Irfan Pramono 22744043

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2024
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Tujuan........................................................................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 4
2.1 Klasifikasi Ikan Nila .................................................................................................... 4
2.2 Morfologi Ikan Nila .................................................................................................... 5
2.3 Perbedaan Jantan dan Betina ................................................................................... 6
2.4 Habitat Dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila .................................................................... 6
2.5 Seleksi........................................................................................................................ 7
2.6 Seleksi Individu.......................................................................................................... 8
III. METODOLOGI PRAKTIKUM .......................................................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................................. 10
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................................ 10
3.3 Prosedur Kerja ......................................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 11
4.1 Hasil ......................................................................................................................... 11
V. PENUTUP ....................................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 14
5.2 Saran ....................................................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 15

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang
paling penting secara ekonomi di dunia. Ikan ini dibudidayakan di berbagai negara
karena pertumbuhannya yang cepat, ketahanan terhadap penyakit, dan
kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.
Namun, seperti spesies lain, populasi ikan nila memiliki keragaman genetik alami.
Hal ini berarti terdapat variasi dalam sifat-sifat seperti pertumbuhan, ketahanan
penyakit, kualitas daging, dan toleransi lingkungan di antara individu-individu
dalam populasi.

Seleksi individu merupakan salah satu metode pemuliaan ikan yang memanfaatkan
keragaman genetik ini untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat
yang diinginkan. Dalam seleksi individu, induk-induk yang dipilih berdasarkan
sifat-sifat unggulnya digunakan untuk menghasilkan keturunan. Keturunan ini
diharapkan memiliki sifat-sifat unggul yang sama dengan induknya.

1.2 Tujuan
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan pada ikan nila
2. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan nila
3. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan seleksi individu pada ikan nila
1.3 Rumusan Masalah
1.Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi produksi pembenihan ikan
nila?
2. faktor apa sajakah yang dapat menjadi kendala pada saat melakukan seleksi ikan
nila?
3. faktor apa sajakah yang harus di perhatikan pada saat seleksi individu ikan nila?

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Nila

Khairuman & Khairul (2013) menyatakan bahwa awalnya ikan nila


dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica, tetapi dalam perkembanganya para
pakar perikanan telah memutuskan untuk merubah nama tersebut menjadi
Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp. Nama niloticus menunjukkan tempat
nila berasal, yakni sungai Nil di Benua Afrika.

Klasifikasi ikan nila menurut Khairuman & Khairul (2013) adalah sebagai
berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisce

Subkelas : Acanthopterigii

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis sp

4
2.2 Morfologi Ikan Nila

Susanto (2009) menyatakan bahwa secara umum bentuk tubuh ikan nila
adalah pipih ke samping dan memanjang. Garis vertikal pada badan sebanyak 9- 11
buah, sedangkan garis-garis pada sirip ekor berwarna merah berjumlah 6-12 buah.
Pada sirip punggung terdapat juga garis-garis miring, mata kelihatan menonjol, dan
relatif besar dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan
kekar dibandingkan ikan mujair. Garis lateralis (Gurat sisi di tengah tubuh) terputus
dan dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah.

Ikan nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip
dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor
(caudal fin). Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah
tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung memanjang dari bagian atas
tutup insang hingga bagian atas sirip ekor, dan berwarna hitam. Sirip dada ada
sepasang dan tampak hitam. Sirip perut berukuran kecil, sirip anus dan sirip ekor
ada satu buah, sirip anus berbentuk agak panjang, sedangkan sirip ekor berbentuk
bulat. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Suryani, 2006).

5
2.3 Perbedaan Jantan dan Betina

Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya
dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus
terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran
pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap,
dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan
yang betina biasanya pada bagian perutnya besar (Suyanto, 2003).

Berdasarkan alat kelaminnya, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang
lebih besar daripada ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa tonjolan
agak runcing yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak
di depan anus. Jika diurut, perut ikan Nila jantan akan mengeluarkan cairan bening
(cairan sperma) terutama pada saat musim pemijahan. Sementara itu, ikan Nila
betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak
di depan anus. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan Nila jantan melebar dan
berwarna biru muda. Pada ikan betina, bentuk hidung dan rahang belakang agak
lancip dan berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan Nila jantan
berupa garis putus-putus. Sementara itu, pada ikan Nila betina, garisnya berlanjut
(tidak putus) dan melingkar (Amri dan Khairuman, 2002).

2.4 Habitat Dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila


Ikan Nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,
terkadang ikan Nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan
Nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran
salinitas yang lebar). Ikan Nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk

6
saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan Nila dapat menjadi
masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada
daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan Nila untuk bertahan hidup di
perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21° C (Harrysu, 2012).

Pada perairan alam dan dalam sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi


karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO2
ditentukan antara lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2 di dalam perairan yang
bertambah akan menekan aktivitas pernapasan ikan dan menghambat pengikatan
oksigen oleh hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi stress. Kandungan
CO2 dalam air untuk kegiatan pembesaran Nila sebaiknya kurang dari 15 mg/liter
(Sucipto dan Prihartono, 2005).

Ikan Nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal pada kisaran suhu
14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya yaitu 25-
30°C. Pada suhu 14°C atau pada suhu tinggi 38°C pertumbuhan ikan Nila akan
terganggu. Pada suhu 6° C atau 42° C ikan Nila akan mengalami kematian.
Kandungan oksigen yang baik bagi pertumbuhan ikan Nila minimal 4mg/l,
kandungan karbondioksida kurang dari 5 mg/l dengan derajat keasaman (pH)
berkisar 5-9 (Amri, 2003). Menurut Setyo (2006), Secara umum Nilai pH air pada
budidaya ikan Nila antara 5 sampai 10 tetapi Nilai pH optimum adalah berkisar 6
sampai 9.

2.5 Seleksi
Seleksi adalah suatu proses penentuan individu individu dalam suatu
populasi perkembangbiakan berdasarkan genotype yang berbeda beda. Seleksi
merupakan program breeding yang dilakukan secara individu atau family induk
diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh perubahan rata-rata
fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi berikutnya (Berat, Panjang, Warna).

Seleksi merupakan suatu usaha pemilihan individu dari populasi yang


bertujuan untuk mendapatkan beberapa hal yang baik. Tujuan dari seleksi adalah
untuk mendapatkan induk yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan ciri
morfologi yang dikehendaki dan dapat diturunkan. Produktivitas yang tinggi ini

7
terutama dicirkan oleh sifat cepat tumbuh dan kelangsungan hidup yang tinggi pada
lingkungan budidaya tertentu.

Dalam usaha budidaya ikan secara intensif dibutuhkan benih dan induk
yang khusus. Induk yang bermutu akan menghasilkan benih ikan yang bermutu
juga. Untuk meningkatkam mutu induk yang digunakan harus dilakukan seleksi
terlebih dahulu. Disini seleksi bertujuan sebagai pemurniaan genetik. Oleh karena
itu, dengan melakukan seleksi ikan yang benar maka akan dapat memperbaiki
genetik ikan itu sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. Tujuan dari pemuliaan
ikan tersebut adalah untuk menghasilkan benih yang unggul yang diperoleh dari
hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.

Seleksi dimaksudkan untuk merubah fenotif kuantitatif dari rata-rata


populasi dengan cara mengeksploitasi genetik aditif yang bertanggung jawab
terhadap pewarisan sifat yang menguntungkan dari induk kepada anaknya. Fenotipe
adalah sifat nyata yang dimiliki oleh organisme yang merupakan hasil interaksi
antara genotipe dan lingungannya meng menghasilkan sifat-sifat yang tampak.
Genotipe menentukan karakter sedangkan lingkungan menentukan sampai dimana
tercapainya potensi itu. Fenotipe yang terbentuk tidak bisa melewati kemampuan
atau potensi dari genotipenya. Karakter yang terbentuk diatur oleh banyak macam
gen atau satu gen saja.

2.6 Seleksi Individu


Seleksi individu berdasarkan performa masing-masing individu dan juga
dikenal sebagai seleksi massa. Seleksi individu mudah untuk dilakukan dan untuk
beberapa tahun. metode yang paling umum digunakan pada seleksi di spesies air.
Ada banyak contoh dari besarnya keuntungan genetik yang diperoleh dalam
program pemuliaan berdasarkan seleksi individu. Namun, seleksi individu hanya
mungkin untuk sifat-sifat yang dapat diukur atau dicatat pada hewan hidup, karena
individu hidup secara alami diperlukan sebagai induk untuk generasi berikutnya.
Dalam prakteknya, seleksi individu hanya dilaksanakan dalam skala besar pada
ikan dan spesies kerang untuk sifat morfometrik seperti berat dan panjang tubuh.
Sementara pendekatan ini telah berhasil dalam banyak spesies ikan. Akurasi seleksi
individu sangat tergantung pada heritabilitas dari sifat target. Heritabilitas yang

8
tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar variasi sifat adalah diwariskan dan
bahwa keakuratan seleksi individu tinggi. Untuk ciri-ciri dengan heritabilitas
rendah, respon seleksi akan rendah karena faktor lingkungan menjelaskan sebagian
besar variasi dan menutupi komponen genetik.

9
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2024, bertempatkan di
Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Perikanan (Lab B) kampus Politeknik
Negeri Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
Penggaris
• Cup (gelas plastic)
• Alat tulis
• Handphone
• Laptop (Excel)
• Timbangan
Bahan yang digunakan :
• Benih Ikan Nila Berjumlah 75 dan 47
• Air
3.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Lakukan pengangkatan benih dari keramba pemeliharaan
3. Lalu masukkan benih kedalam baskom
4. Taruh setiap ekor benih kedalam 1 cup
5. Lakukan perhitungan panjang dan bobot setiap ekor benih
6. Masukkan data hasil perhitungan panjang dan bobot ke dalam excel
7. Lalu lakukan seleksi dengan mengambil 30% ikan nila yang unggul dan
berkualitas

10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data Induk:
Kolam 1 Kolam 2

Bobot Panjang Bobot Panjang


32 2 ons 16 cm 31 2 ons 13 cm
13 2 ons 15 cm 34 2 ons 13 cm
33 2 ons 13,5 cm 35 2 ons 14 cm
30 2 ons 13,5 cm 36 2 ons 13 cm

Data Hasil Pemijahan:

Keramba 1 (26)
Bobot: 1,5 ons
Panjang: 20 cm
Bobot setelah memijah: 117 gram
Panjang: 19 cm
Hasil telur: 961 butir

11
Seleksi tahap 2, tanggal 12 Juni 2024 Seleksi tahap 2, tanggal 12 Juni 2024
Keramba 1 Keramba 1

No Ikan Bobot (gram) panjang (cm) No Ikan Bobot (gram) No Ikan panjang (cm)
1 5,13 6,5 54 7,86 54 7,5
2 3,49 5 67 6,62 67 7,5
3 4,36 5,5 62 6,03 9 7
4 4,82 6 9 5,81 36 7
5 3,03 5 35 5,6 62 7
6 3,27 6 7 5,58 66 7
7 5,58 6,5 66 5,14 1 6,5
8 3,15 5 1 5,13 7 6,5
9 5,81 7 4 4,82 27 6,5
10 3,13 5 55 4,43 34 6,5
11 3,81 5,5 3 4,36 45 6,5
12 3,51 5 44 4,13 55 6,5
13 3 5 70 4,13 70 6,5
14 4,03 6 71 4,13 71 6,5
15 3,05 5 45 4,12 4 6
16 3,64 6 41 4,06 6 6
17 2,82 5 14 4,03 14 6
18 3,22 5,5 50 4,02 16 6
19 3,54 6 49 3,96 19 6
20 3,33 6 33 3,89 20 6
21 2,76 5 25 3,84 22 6
22 3,71 6 11 3,81 23 6
23 3,77 6 23 3,77 25 6
24 3,03 5 27 3,75 28 6
25 3,84 6 56 3,73 32 6
26 2,64 5,5 22 3,71 37 6
27 3,75 6,5 16 3,64 39 6
28 3,23 6 72 3,58 42 6
29 3,3 5,5 19 3,54 43 6
30 3,15 5,5 68 3,52 46 6
31 3,08 5 12 3,51 49 6
32 2,41 6 2 3,49 50 6
33 3,89 5 42 3,49 56 6
34 3,18 6,5 61 3,49 61 6
35 5,6 5,5 43 3,43 65 6
36 3,25 7 63 3,43 68 6
37 3,34 6 69 3,42 69 6
38 3,31 5,5 65 3,35 72 6
39 3,12 6 37 3,34 75 6
40 3,15 5,5 20 3,33 3 5,5
41 4,06 5,5 38 3,31 11 5,5
42 3,49 6 29 3,3 18 5,5
43 3,43 6 6 3,27 26 5,5
44 4,13 5,5 36 3,25 29 5,5
45 4,12 6,5 73 3,25 30 5,5
46 3,07 6 28 3,23 35 5,5
47 2,66 5 18 3,22 38 5,5
48 2,66 5 34 3,18 40 5,5
49 3,96 6 8 3,15 41 5,5
50 4,02 6 30 3,15 44 5,5
51 2,92 5,5 40 3,15 51 5,5
52 2,79 5,5 10 3,13 52 5,5
53 2,93 5,5 39 3,12 53 5,5
54 7,86 7,5 74 3,12 57 5,5
55 4,43 6,5 31 3,08 58 5,5
56 3,73 6 46 3,07 60 5,5
57 2,91 5,5 15 3,05 63 5,5
58 2,76 5,5 5 3,03 64 5,5
59 2,46 5 24 3,03 73 5,5
60 3,01 5,5 60 3,01 74 5,5
61 3,49 6 13 3 2 5
62 6,03 7 53 2,93 5 5
63 3,43 5,5 51 2,92 8 5
64 2,8 5,5 57 2,91 10 5
65 3,35 6 17 2,82 12 5
66 5,14 7 64 2,8 13 5
67 6,62 7,5 52 2,79 15 5
68 3,52 6 21 2,76 17 5
69 3,42 6 58 2,76 21 5
70 4,13 6,5 47 2,66 24 5
71 4,13 6,5 48 2,66 31 5
72 3,58 6 26 2,64 33 5
73 3,25 5,5 59 2,46 47 5
74 3,12 5,5 75 2,43 48 5
75 2,43 6 32 2,41 59 5

12
Seleksi tahap 2, tanggal 12 Juni 2024 Seleksi tahap 2, tanggal 12 Juni 2024
Keramba 2 Keramba 2

No Ikan Bobot (gram) panjang (cm) No Ikan Bobot (gram) No Ikan panjang (cm)
1 8 7,5 10 9,3 36 8
2 7,5 7 3 8,9 10 7,9
3 8,9 7,5 36 8,8 1 7,5
4 4,1 6 27 8,4 3 7,5
5 3,9 5,5 32 8,3 26 7,5
6 7,9 7 42 8,3 27 7,5
7 4,7 6 1 8 32 7,5
8 4,1 6 43 8 37 7,5
9 5,7 6,5 6 7,9 19 7,4
10 9,3 7,9 2 7,5 22 7,2
11 7 7 37 7,3 2 7
12 6,4 6,9 11 7 6 7
13 5 6 20 6,8 11 7
14 3,7 6 26 6,7 16 7
15 5,4 6,6 16 6,6 20 7
16 6,6 7 22 6,6 34 7
17 3,7 5,9 44 6,6 42 7
18 6,3 6,5 12 6,4 12 6,9
19 6 7,4 18 6,3 21 6,9
20 6,8 7 23 6,3 23 6,9
21 5 6,9 19 6 29 6,9
22 6,6 7,2 34 6 30 6,9
23 6,3 6,9 9 5,7 15 6,6
24 5,2 6,6 28 5,6 24 6,6
25 5 6,5 30 5,6 9 6,5
26 6,7 7,5 33 5,5 18 6,5
27 8,4 7,5 38 5,5 25 6,5
28 5,6 6,5 15 5,4 28 6,5
29 5,3 6,9 29 5,3 33 6,5
30 5,6 6,9 35 5,3 35 6,5
31 4,1 6 41 5,3 38 6,5
32 8,3 7,5 24 5,2 39 6,5
33 5,5 6,5 45 5,2 40 6,5
34 6 7 13 5 41 6,5
35 5,3 6,5 21 5 44 6,5
36 8,8 8 25 5 45 6,5
37 7,3 7,5 47 5 46 6,5
38 5,5 6,5 39 4,8 47 6,5
39 4,8 6,5 46 4,8 43 6,2
40 4,7 6,5 7 4,7 4 6
41 5,3 6,5 40 4,7 7 6
42 8,3 7 4 4,1 8 6
43 8 6,2 8 4,1 13 6
44 6,6 6,5 31 4,1 14 6
45 5,2 6,5 5 3,9 31 6
46 4,8 6,5 14 3,7 17 5,9
47 5 6,5 17 3,7 5 5,5

13
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Seleksi individu ikan nila merupakan proses penting dalam budidaya untuk
memastikan kualitas dan produktivitas. Melalui seleksi yang ketat, hanya ikan
dengan sifat-sifat unggul yang dipilih untuk pembiakan selanjutnya. Proses seleksi
ini melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, serta analisis genetik
untuk memastikan sifat-sifat unggul dalam generasi berikutnya. Melalui seleksi
individu yang efektif, budidaya ikan nila dapat mencapai hasil yang lebih optimal,
baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

5.2 Saran
Dikarenakan masih banyaknya peluang yang dapat diperoleh melalui variasi fenotip
kuantitatif, maka sebaiknya kedua bidang ini lebih ditanggapi lagi dengan lebih serius
karena memiliki potensi yang sangat besar terlebih dalam bidang perikanan.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai