Sejarah Peradaban Islam Mei Lina Rahmawati

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH DAN PERADABAN DINASTI ABBASIYAH

PERIODE PERTAMA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Bapak Dr. H. Iman Fadhilah, S.H.I, M.Si.

Disusun Oleh :

Mei Lina Rahmawati (23106021005)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas rahmat ALLAH SWT, berkat
rahmat serta karunianya, sehingga makalah dengan judul “Sejarah dan Peradaban
Dinasti Abbasiyah Periode Pertama” dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Dr. H. Iman
Fadhilah, S.H.I, M.Si., Pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
Sejarah Peradaban Dinasti Abbasiyah Periode Pertama.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Iman
Fadhilah, S.H.I, M.Si., selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Demak, 13Juni 2024

Penulis

Mei Lina Rahmawati

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1. Latar Belakang Makalah..................................................................................
2. Rumusan Masalah............................................................................................
3. Tujuan Makalah................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
I. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah ......................................................
II. Khalifah-khalifah Dinasti Abbasiyah.........................................................
III. Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah.............................................................
IV. Kemajuan Dalam Bidang Pendidikan .......................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Makalah


Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah
satu bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi.Bani Abbasiyah
merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa
kejayaan yang gemilang.Pada masa ini banyak kesuksesan yang diperoleh
Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu
pengetahuan. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan
semangat bagi generasi ummat Islam bahwa peradaban ummat Islam itu
pernah memperoleh masa keemasan yang melampaui kesuksesan
negaranegara Eropa. Dengan kita mengetahui bahwa dahulu peradaban
ummat Islam itu diakui oleh seluruh dunia, maka akan memotifasi
sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai sejarah peradaban
ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa
keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah ?
b. Bagaimana Khalifah Dinasti Abbasiyah ?
c. Bagaimana Masa kejayaan Dinasti Abbasiyah ?
d. Bagaimana pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah ?
3. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui Sejarah Dinasti Abbasiyah dan masa kejayaan
yang ada didalamnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah


Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan
Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri
dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi
Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah
Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di
Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal
3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung
dari tahun 750-12 SM.
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.
Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala
pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan
pasukan Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah) yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria,
berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu
bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
Pada masa inilah masa kejayaan Islam yang mengalami puncak
keemasan pada masa itu berbagai kemajuan dalam segala bidang
mengalami peningkatan seperti bidang pendidikan, ekonomi, politik dan
sistem pemerintahannya.
Landasan garis Abbasiyah dimulai dengan runtuhnya tradisi
Umayyah yang mendorong runtuhnya garis Umayyah di Damaskus.
Dengan segala bentrokan yang ada di dalam tubuh kaum Bani Umayyah,
membuat kaum Abbasiyah tampil sebagai pengganti wibawa kaum
Muslimin. Konfrontasi pemberontakan otoritas Abbasiyah terhadap Bani
Umayyah mendapat kepekaan yang sangat besar dari masyarakat, terutama
dari kalangan Syi’ah. Dorongan tersebut datang karena adanya jaminan
untuk mendirikan kembali ekuitas seperti yang dilakukan oleh
Khulafaurrasyidin
Daulah Abbasiyah dibangun, benar-benar atas dasar
penyalahgunaan pemegang kendali daulah Umayyah seperti pelanggaran,
tandan, suku, klan dan sahabat, serta penganiayaan terhadap Syiah,
Hasyimiyah dan pengucilan terhadap Muslim Ajam. Pada saat itu ada
perkembangan bawah tanah untuk membantahnya. Di sisi lain, penting
bagi Umayyah, bahwa dia adalah orang pertama yang menahan penjara
bagi mereka yang terbukti bersalah setelah dijatuhi hukuman dalam
persidangan itu. Saat itu, ijtihad dilaksanakan seluas-luasnya tanpa terikat

5
oleh satu orang pun, memang dalam “al-Qadha fi al-Islām” disebutkan
bahwa qadhi memilih kasus-kasus tanpa muatan positif atau ijma “ulama
pendahulu, baik di dalam kerangka melihat atau dalam bingkai
ijtihad.Namun jika dia mengalami kesusahan, maka dia meminta bantuan
dari ahli hukum Mesir dan dari antara mereka banyak yang dibimbing oleh
khalifah dan wali dalam hal ini memutuskan lihat.
B. Khalifah-khalifah Dinasti Abbasiyah
Dalam perkembangannya Daulah Abbasiyah dibagi menjadi lima
periode yakni, Periode Pertama (750 M. - 847 M.), yang para
khalifah Abbasiyah berkuasa penuh. Periode Kedua (847 M. – 945 M.)
disebut periode pengaruh Turki. Periode Ketiga (945 M. – 1055 M.) pada
masa ini daulah Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Periode
Keempat (1055 M.-l194 M.) dalam periode ini ditandai dengan
kekuasaan Bani Saljuk atas Daulah Abbasiyah. Periode Kelima (1194
M.-1258 M.) periode ini khalifah Abbasiyah tidak lagi berada di bawah
kekuasaan dinasti tertentu, mereka merdeka berkuasa akan tetapi hanya di
Baghdad dan sekitarnya.
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai
masa keemasannya. Secara politis, para khalifah adalah tokoh
yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama
sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat
tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah
periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam
bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Sebenarnya zaman keemasan Bani Abbas telah dimulai sejak
pemerintahan Khalifah Abu Ja’far al-Mansur serta pada masa Khalifah al-
Mahdi (775-785 M.), akan tetapi popularitas Daulah Abbasiyah mencapai
puncaknya pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M.) dan
putranya al-Ma’mun (813-833 M.).
Kekayaan banyak dimanfaatkan Harun al-Rashid untuk keperluan
sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter dan farmasi didirikan.
Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter.
Disamping itu, pemandian- pemandian umum juga dibangun.
Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya.
Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai
negara terkuat dan tak tertandingi. Khalifah-khalifah Bani Abbas secara
terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan
mendatangkan naskah- naskah kuno dari berbagai pusat peradaban

6
sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di
Dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu
pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini.
Perkembangan pesat peradaban juga didukung oleh kemajuan ekonomi
imperium yang menjadi penghubung Dunia Timur dan Barat. Stabilitas
politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga
menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam.
C. Masa Kejayaan Peradaban Bani Abbasiyah
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai
masa keemasan, secara politis para khalifah memang orang-orang yang
kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik sekaligus Agama. Disisi lain
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan Filsafat dan ilmu
pengetahan dalam Islam. Peradaban dan kebudayyan Islam berkembang
dan tumbuh mencapai kejayaan pada masa Bani Abbasiyah.Hal tersebut
dikarenakan pada masa ini Abbasiyah lebih menekankan pada
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan
wilayah.Disinilah letak perbedaan pokok dinasti Abbasiyah dengan dinasti
Umayyah.
Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa khalifah
Harun Al- Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833
M).Ketika Al-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan makmur,
kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga
pemberontakan dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara sampai ke
India.
Lembaga pendidikan pada masa Bani Abbasiyah mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, hal ini sangat ditentukan
oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang
sudah berlaku sejak Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa pengetahuan,
selain itu juga ada dua hal yang tidak terlepas dari kemajuan ilmu
pengetahuan yaitu :
a. Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain yang
telah lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Pada masa Bani Abbas, bangsa-bangsa non-Arab banyak yang masuk
Islam.Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna.Bangsa-
bagssa itu memberi saham tertentu bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dalam Islam.Pengaruh Persia sangat kuat dalam bidang ilmu
pengetahuan.Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam
perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra.Pengaruh India terlihat dari bidang
kedokteran, ilmu matematika, dan astronomi.Sedangkan pengaruh Yunani

7
terlihat dari terjemahan-terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama
Filsafat.
b. Gerakan penerjemahan berlangsung selama tiga fase. Fase pertama, pada
masa khalifah AlMansyur hingga Hasrun Al-Rasyid.Pada fase ini yang
banyak diterjemah adalah buku-buku dibidang ilmu Astronomi dan
Mantiq.Fase kedua terjadi pada masa khalifah Al-Makmun hingga tahun
300 H. Buku-buku yang banyak diterjemah adalah bidang filsafat, dan
kedokteran.Dan pada fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H,
terutama setelah adanya pembuatan kertas.Selanjutnya bidang-biadang
ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
Di zaman khalifah Harun al- Rasyid (786-809 H) adalah zaman
yang gemilang bagi Islam. Zaman ini kota baghdad mencapai puncak
kemegahannya yang belum pernah dicapai sebelumnya, Harun sangat cinta
pada sastrawan, ulama, Filosof yang datang dari segala penjuru ke
Baghdad. Salah satu pendukung utama tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan
tersebut adalah didirikannya pabrik kertas di Baghdad.Orang Islam pada
awalnya membawa kertas dari Tiongkok, usaha pembuatan kertas erat
kaitannya dengan perkembangan Universitas Islam.
Pabrik kertas ini memicu pesatnya penyalinan dan pembuatan
naskah-naskah, dimasa itu seluruh buku ditulis tangan.Ilmu cetak muncul
pada tahun 1450 M ditemukan oleh gubernur di Jerman. Dikota-kota besar
islam muncul toko-toko buku yang sekaligus juga berfungsi sebagai sarana
pendidikan dan pengajaran non-formal.
Popularitas Bani Abbasiyah ini juga ditandai dengan kekayaan
yang dimanfaatkan oleh khalifah Al-Rasyid untuk keperluan sosial seperti
Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan faramasi didirikan, dan pada
masannya telah ada sekitar 800 orang dokter, selain itu
pemandianpemandian umum didirikan. Kesejahteraan sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada
pada zaman keemasannya. Pada zaman inilah negara Islam menempatkan
dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.
Adapun ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Bani
Abbasiayah adalah sebagai berikut : Ilmu Kedokteran
Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah,
ini terbukti dengan adannya sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan
Harran.. Dinasti Abbasiyah telah banyak melahirkan dokter terkenal
diantaranya sebagai berikut
 Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal segai dokter yang ahli
dibidang mata dan penerjema buku-buku dari bahasa asing ke
bahasa Arab.

8
 Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai dokter yang ahli dibidang
penyakit cacar dan campak.Ia adalah kepala dokter rumah sakit di
Baghdad. Buku karangannya dbidang ilmu kedokteran adalah Al-
Ahwi.
 Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya yang terkenal adalah Al-
Qanun Fi At-Tibb dan dijadikan sebagai buku pedoman bagi
Universitas di Eropa dan negara-negara Islam.
 Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal sebagai dokter perintis dibidang
penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar. Dll.
D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada fase pertama Bani Abbasiyah terkenal dengan masa
kejayaan yang mana pada masa ini para khalifah yang memerintah
juga memiliki sikap yang tegas, adil, dan memiliki jabatan yang kuat.
Pada fase ini Bani Abbasiyah mengalami perkembangan yang pesat
dan menjadi pusat pengetahuan dengan menerjemahkan buku-buku
Yunani dan Persia kedalam bahasa Arab. Upaya menerjemahkan
bahasa asing kedalam bahasa Arab mengalami masa keemasan pada
saat pemerintahan Bani Abbasiyah. Dimana para ilmuwan melakukan
penelusuran kedaerah-daerah Byzantium untuk mencari naskah-naskah
Yunani dalam berbagai ilmu terutama ilmu filsafat dan kedokteran.
Penerjemahan ini dipelopori oleh Al Mansyur yang telah melakukan
penerjemahan pada bidang astrologi, kimia, dan kedokteran.
Empat fase pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan pergantian
kekuasaan yang silih berganti namun dalam ilmu pengetahuan selalu
mengalami perkembangan yang di dukung oleh sikap pemerintah yang
memberikan dukungan pada gerakan intelektual sehingga muncul para
ahli atau ilmuwan dari berbagai bidang. Proses perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tidak terjadi secara instan.
Perkembangan ilmu pengetahuan ini terjadi melalui tahapan-tahapan
yang dilakukan. Adapun tahapan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan adalah sebagai berikut:
1. Pendirian perpustakaan dan pusat pusat ilmu pengetahuan
Dalam pendirian perpustakaan ini dilakukan oleh Khalifah Harun Ar-
Rasyid yang mendirikan Baitul Hikmah. Baitul Hikmah merupakan
perpustakaan terbesar dengan koleksi kurang lebih 100.000 buku.
2. Kegiatan menyusun buku ilmiah
Terdapat tiga tahap menyusun buku ilmiah yaitu:

9
a. Tahap pertama, mencatat ide atau percakapan dalam sebuah
lembaran kertas.
b. Tahap kedua, pembukuan ide-ide atau hadits-hadits
Rasulullah dalam satu buku.
c. Tahap ketiga, penyusunan sesuai bab per bab.
3. Menerjemahkan buku-buku bahasa asing
Penerjemahan buku-buku bahasa asing kedalam bahasa Arab
dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama menerjemahkan karya-
karya dalam bidang astronomi. Tahap kedua menerjemahkan karya-
karya dalam bidang filsafat dan kedokteran. Tahap ketiga yaitu
penerjemahan karya-karya dalam bidang yang luas.
Hal-hal diatas menjadikan berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan
pada masa Bani Abbasiyah. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
ditunjang oleh penerjemahan bukubuku, berdirinya perpustakaan dan
diskusi ilmiah sehingga berkembang pula ilmu-ilmu seperti:
1. Ilmu Aqli
Ilmu Aqli adalah ilmu yang didasarkan pada sebuah pemikiran
manusia dan dikemukakan oleh para ahli atau ilmuwan yang sesuai
dalam bidangnya. Penerjemahan buku-buku dilakukan dengan
menerjemahkan karya-karya dari Aristoteles, Plato, Galen dan
ilmuwan Yunani lainnya sehingga para ahli dari kalangan muslim
melakukan pengembangan penelitian dan melakukan uji coba dan
terbentuklah ilmu aqli seperti dibawah ini:
a. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran pada masa Rasulullah sudah nampak
berkembang dengan adanya seorang dokter yang terkenal
yaitu Al-Harits bin Al-Kananah. Namun ilmu kedokteran
pada masa Rasulullah tidak begitu mengalami
perkembangan yang pesat. Ilmu kedokteran mulai
berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah yang
mendapatkan pengaruh dari perguruan tinggi yang berada
di Persia dan Yunani Timur. Perguruan tinggi yang berada
di Persia adalah Judhisafur dengan melakukan
penerjemahan buku-buku kedokteran berbahasa Persia,
Yunani dan India kedalam bahasa Arab. Penerjemah buku-
buku kedokteran berbahasa Persia ke bahasa Arab adalah
Al-Muqaffa dan penerjemah yang baling terkenal adalah
Hunain bin Ishak.

10
Dengan adanya penerjemahan buku-buku kedokteran
kedalam bahasa Arab sehingga lahirlah tokoh-tokoh besar
dalam bidang kedokteran islam. Tokoh-tokoh tersebut
meliputi Ali bin Rabba Al-Thabari, Al-Razi dengan
penemuan cacar dan campak, dan Ibn Sina dengan buku
terkenalnya yang berjudul Al Qanun Fi Al Thibbi.
b. Ilmu Matematika
Ilmu matematika mengalami perkembangan pada masa
Dinasti Abbasiyah pada kepemimpinan Al-Mansyur.
Perkembangan ilmu matematika terjadi karena adanya
perencanaan pembangunan kota Baghdad yang didasarkan
pada perhitungan matematis yang dilakukan oleh kumpulan
matematikawan. Pada hal ini muncul penemuan dan
penggunaan angka 0 (nol) yang di sebut sifir. Tokoh
matematikawan yang terkenal adalah Muhammad bin Musa
Al-Khawarizmi yang memperkenalkan angka-angka hitung
dan aljabar.
c. Ilmu Geografi
Dalam perkembangan ilmu geografi pada masa Dinasti
Abbasiyah diterapkan dengan melakukan kegiatan
perdagangan antar wilayah dan benua. Tokoh ilmu geografi
yang terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu:
1) Abul Hasan Al-Mashudi yang merupakan seorang
penjelajah dan telah melakukan perjalanan ke
Persia, India, Sri Lanka dan Tiongkok.
2) Ibnu Khurdazabah yang merupakan seorang ahli
geografi tertua dari persia. Ahmed El Yakubi yang
merupakan seorang penjelajah dan pernah
melakukan perjalanan ke Armenia, Iran, India,
Mesir, dan Maghribi.
3) Abu Muhammad Al-Hasan Al-Hamdani
d. Ilmu astronomi
Pada masa Dinasti Abbasiyah berkembang ilmu astronomi
yang mengkaji dari ilmuwan-ilmuwan dari berbagai negara
seperti Yunani, Persia, India, dan Khaldan. Ahli dalam
bidang ilmu astronomi meliputi :
1) Abu Mansyur Al- Falaki
2) Jabir Al-Batani
3) Raihan Al-Bairun
e. Ilmu sejarah

11
Pada masa Abbasiyah pada bidang ilmu sejarah Ibn
Muqaffa menerjemahkan sebuah Kitab Khuday Nameh
(Kitab Al Muluk) yang berbahasa Pahlevi ke dalam bahasa
Arab. Kemudian kitab ini diberi nama Siyar Muluk Al Ajm
yang menjadi buku sejarah orang Arab.
f. Ilmu sastra
Tokoh-tokoh ilmu sastra pada masa Bani Abbasiyah
meliputi Abu Nuwas dan An-Nasyai
g. Ilmu farmasi
Tokoh-tokoh ahli farmasi pada masa Dinasti Abbasiyah
adalah Ibnu Baithar dengan karya terkenalnya tentang obat-
obatan dan mengkaji mengenai makanan yang bergizi.
h. Ilmu filsafat
Ilmu filsafat merupakan bidang ilmu pengetahuan
mengenai kebenaran yang nyata yang dapat diterima oleh
akal manusia dan menjadi dasar dari ilmu-imu
pengetahuan. Kaum muslimin baru mengenal filsafat
setelah mendapatkan terjemahan dari buku-buku berbahasa
Yunani, Persia dan India. Para ahli filsafat meliputi:
1) Al Kindi
2) Al-Farabi
3) Ibnu Sina
4) Al-Ghazali
2. Ilmu naqli
Ilmu naqli merupakan ilmu yag bersumber dari Al Quran dan
hadits. Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah terdapat
perkembangan dalam ilmu naqli seperti:

a. Ilmu Fiqih
Ilmu fiqih adalah bidang ilmu pengetahuan yang membahas
mengenai hukum dan syariat islam yang mengatur
mengenai kehidupan umat muslim. Yang melahirkan
tokohtokoh besar seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal
b. Ilmu Tafsir

12
Ilmu tafsir adalah ilmu yang menjelaskan tentang makna
dan kandungan yang terdapat pada Al Quran. Pada masa
Dinasti Abbasiyah berkembang ilmu tafsir yang dilakukan
dengan dua cara yaitu :
1) Tafsir bil ma’tsur yaitu penafsiran Al Quran
dengan Hadits Nabi dengan tokoh Ibnu Jarir at
Thabari, Ibnu Athiyah Al- Andalusi, As Suda.
2) Tafsir bir Rayi yaitu penafsiran Al Quran dengan
menggunakan akal dengan tokoh yaitu Abu Bakar
Asma, Abu Muslim Muhammad bin Nashral
Isfahany
c. Ilmu Hadits
Ilmu hadits adala ilmu yang mempelajari hadits-hadits dari
Al Quran. Kemajuan ilmu hadits pada masa Bani
Abbasiyah terjadi pada fase pemerintahan kelima dan
keenam. Pada masa pemerintahan kelima, terjadi
penyehatan, pemurnian, dan penyempurnaan ilmu hadits.
Pada masa pemerintahan keenam, terjadi pemeliharaan,
penelitian, penambahan, dan penghimpunan ilmu hadits.
Berikut merupakan ahli-ahli hadits yang sangat hebat. Ahli
hadits pada masa Dinasti Abbasiyah meliputi:
1) Imam Bukhari yang telah mengumpulkan 7257
hadits
2) Imam Muslim
3) bnu Majah
4) Abu Dawud
5) Imam Nasa’i
6) Imam Baihaqi
d. Ilmu kalam
Ilmu kalam merupakan bidang ilmu yang membahas
mengenai dosa, pahala, surga, dan neraka. Ilmu kalam juga
dapat diartikan sebagai ilmu dasar ajaran islam tentang
ketuhanna dan segala ajaran agama islam. Tokoh-tokoh
ilmu kalam pada masa Dinasti Abbasiyah meliputi:
1) Imam Abu Hasan Al-Asyari
2) Imam Abu Mansyur Al- Maturidi
3) Wasil bin Atha’
4) Abu Huzail Al-Allaf
5) Al- Jubai
e. Ilmu bahasa

13
Ilmu bahasa yang berkembang pada masa Dinasti
Abbasiyah meliputi ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu bayan,
ilmu badi’ dan arudl. Tokoh ilmu bahasa meliputi:
1) Imam Sibawaih
2) Al-Kisa’i
3) Abu Zakaria Al-Farra.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Daulah Abbasiyah dibangun, benar-benar atas dasar
penyalahgunaan pemegang kendali daulah Umayyah seperti
pelanggaran, tandan, suku, klan dan sahabat, serta penganiayaan
terhadap Syiah, Hasyimiyah dan pengucilan terhadap Muslim Ajam.
Pada saat itu ada perkembangan bawah tanah untuk membantahnya. Di
sisi lain, penting bagi Umayyah, bahwa dia adalah orang pertama yang
menahan penjara bagi mereka yang terbukti bersalah setelah dijatuhi
hukuman dalam persidangan itu. Saat itu, ijtihad dilaksanakan seluas-
luasnya tanpa terikat oleh satu orang pun, memang dalam “al-Qadha fi
al-Islām” disebutkan bahwa qadhi memilih kasus-kasus tanpa muatan
positif atau ijma “ulama pendahulu, baik di dalam kerangka melihat
atau dalam bingkai ijtihad.Namun jika dia mengalami kesusahan, maka
dia meminta bantuan dari ahli hukum Mesir dan dari antara mereka
banyak yang dibimbing oleh khalifah dan wali dalam hal ini
memutuskan lihat.
Khalifah Abu Ja’far al-Mansur serta pada masa Khalifah al-
Mahdi (775-785 M.), akan tetapi popularitas Daulah Abbasiyah
mencapai puncaknya pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809
M.) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M.).
Empat fase pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan pergantian
kekuasaan yang silih berganti namun dalam ilmu pengetahuan selalu
mengalami perkembangan yang di dukung oleh sikap pemerintah yang
memberikan dukungan pada gerakan intelektual sehingga muncul para
ahli atau ilmuwan dari berbagai bidang. Proses perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tidak terjadi secara instan.
Perkembangan ilmu pengetahuan ini terjadi melalui tahapan-tahapan
yang dilakukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amalia.A(2022),Sejarah Peradaban Islam Perkembangan Ilmu


Pengetahuan Pada Masa Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah, Jurnal
Rihlah, 10(01), 57-62
Salsabila.R(2021), Sejarah Dinasti Abbasiyah dan Perkembangan
Pendidikan Islam Masa Modern, Jurnal Keislaman dan Ilmu
Pendidikan, 1(1), 100-101
Muid, A. Peradaban Islam Pada Zaman Dinasti Bani Abbasiyah ,
Jurnal Mazilatul Ilmi

16

Anda mungkin juga menyukai