Laporan PKPA Apotek Al-Azhar Batua Raya (Kelompok 4 Kelas B)
Laporan PKPA Apotek Al-Azhar Batua Raya (Kelompok 4 Kelas B)
Laporan PKPA Apotek Al-Azhar Batua Raya (Kelompok 4 Kelas B)
DI APOTEK AL AZHAR
MAKASSAR
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
HELEN RENALDY (D1A123140)
RISKA FAJRINA SHARI (D1A123141)
DEOLINDO MILANO TITARIUW (D1A123142)
1
2
3
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya yang berlimpah Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek
Al-Azhar Cabang Batua Raya pada tanggal 22 Januari – 04 Maret 2024 ini dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
merupakan salah satu persyaratan untuk meraih gelar Apoteker di Fakultas
Farmasi Universitas Megarezky Makassar. Terlaksananya Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara
moral, spiritual dan material dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini,
disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH., MH., MKn. Selaku Pembina YPI Megarezky
Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Megarezky
Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. Anwar Ramli, S.E., M.Si. Selaku Ketua Rektorat Universitas
Megarezky Makassar.
4. Bapak Dr. apt Jangga, S.Si., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Megarezky Makassar sekaligus sebagai pembimbing kami.
5. Ibu apt. Neilma Auliah, S.Si., M.Si. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Apoteker, Staf dan Dosen Pengajar Program Pendidikan Profesi Apoteker
Universitas Megarezky Makassar yang telah mendidik dan memberikan arahan
dan bimbingan selama masa praktek kerja profesi apoteker (PKPA).
6. Bapak apt. Mansyur M, S.Farm selaku preseptor di Apotek Al- Azhar Cabang
Batua Raya.
7. Teman-teman seperjuangan Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Megarezky Makassar yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
iii
8. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan
dan dukungan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran
yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Penulis
memohon maaf kepada semua pihak apabila selama menyelesaikan PKPA di
Apotek Al-Azhar Cabang Batua Raya, telah melakukan kesalahan baik tutur
kata maupun tingkah laku yang kurang sopan. Semoga laporan PKPA ini dapat
membantu dan memberikan sumbangan yang berarti bagi banyak pihak dalam
memperoleh manfaat, pengetahuan dan informasi bagi generasi yang akan
datang dalam melakukan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.
Makassar, 15 April 2024
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................iv
BAB I. Pendahuluan...............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................2
C. Sasaran.............................................................................................4
D. Manfaat...........................................................................................4
BAB II. Tinjauan Pustaka.......................................................................................5
A. Pengertian Apotek...........................................................................5
B. Tugas dan Fungsi Apotek................................................................6
C. Pendirian Apotek.............................................................................6
1. Tatacara Pendirian Apotek.........................................................6
2. Persyaratan Apotek....................................................................9
3. Persyaratan Apoteker................................................................10
4. Studi Kelayakan Apotek...........................................................12
D. Pengelolaan Sumber Daya Apotek................................................15
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.........................................15
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana...........................................18
3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi..............................................20
4. Pengelolaan Administrasi.........................................................23
E. Pelayanan Apotek..........................................................................24
1. Pelayanan OTC.........................................................................24
2. Pelayanan OWA.......................................................................27
3. Pelayanan Obat Keras...............................................................29
4. Pelayanan Narkotika.................................................................29
5. Pelayanan Psikotropika............................................................31
v
6. Pelayanan Informasi Obat........................................................32
7. Konseling..................................................................................33
F. Perpajakan Apotek.........................................................................36
BAB III. Kegiatan PKPA dan Pembahasan..........................................................40
A. Profil Apotek Al Azhar..................................................................40
1. Sejarah Apotek Al Azhar..........................................................40
2. Visi dan Misi.............................................................................41
3. Struktur Organisasi....................................................................41
4. Perpajakan Apotek Al Azhar.....................................................43
B. Kegiatan PKPA...............................................................................45
1. Pengkajian Resep dan Peracikan...............................................45
2. Penyerahan Obat dan Konseling...............................................46
3. Pelayanan OWA, OTC, Alat Kesehatan dan Obat Herbal........48
4. Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat
(MESO), Pelayanan Informasi Obat (PIO)...................................51
5. Perencanaan, Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan,
Pemusnahan...................................................................................55
C. Pembahasan Kegiatan PKPA.........................................................60
Bab IV. Penutup....................................................................................................80
A. Kesimpulan.....................................................................................80
B. Saran...............................................................................................81
Daftar Pustaka.......................................................................................................82
Lampiran...............................................................................................................84
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Peran
interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi Obat dan konseling
1
2
sebagai pengelola Obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup
B. Tujuan
1. Umum
apotek.
kefarmasian di apotek.
kefarmasian di apotek.
e) Pengelolaan obat.
C. Sasaran
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
disini meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis
yang dimaksud adalah Obat, bahan Obat, Obat tradisional, dan kosmetika.
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Sedangkan bahan medis habis pakai
adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single
kefarmasian yang optimal, dalam usaha, penggunaan obat yang rasional dan
C. Pendirian Apotek
Apotek (SIA). Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan
administratif meliputi :
5) Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
6) Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Profesi.
penundaan diterima.
Kabupaten/Kota.
9
2. Persyaratan Apotek
berikut :
a. Lokasi
b. Bangunan
yang sejenis.
1. Penerimaan Resep
4. Konseling
6. Arsip
2. Instalasi listrik
d. Ketenagakerjaan
tenaga administrasi.
pada ayat (1) dan ayat (2) wajib memiliki surat izin praktik sesuai
3. Persyaratan Apoteker
kepentingan pasien.
2) Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka
yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas
data-data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek, mulai
Apotek di lokasi yang telah ditentukan tersebut sudah layak atau belum
perencanaan dan studi untuk melihat kelayakan calon Apotek dari segi
a) Aspek lokasi
faktor lainnya seperti jarak dengan apotek lain dan jumlah apotek yang
b) Analisis pasar
sosial atau ekonomi dan perilaku penduduk untuk berobat, serta tingkat
c) Aspek modal
dan lembaga non bank atau leasing (dana pensiun) (Umar, 2015).
d) Aspek keuangan
Keterangan :
Jika belum diketahui laba bersih maka dicari dahulu laba bersih
Laba bersih = Omset – Seluruh Beban ( Termasuk HPP)
BEP = FC
P – VC
Keterangan
FC (Fixed Cost) = Total biaya tetap
P (Price per unit) = Biaya variabel satuan
VC ( Variabel cost) = Biaya variabel
e) Aspek bisnis
f) Aspek manajerial
a. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
berlaku.
a. Pemberi layanan
b. Pengambil keputusan
c. Komunikator
d. Pemimpin
e. Pengelola
Professional Development/CPD)
g. Peneliti
tempat penerimaan Resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
terbatas)
secara terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan.
ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur
2012).
2012).
d) Ruang konseling
f) Ruang arsip
1) Perencanaan
2) Pengadaan
21
KemenKes RI 2019).
3) Penerimaan
4) Penyimpanan
kadaluwarsa.
Kesehatan kabupaten/kota.
Kepala BPOM.
6) Pengendalian
lainnya.
4. Pengelolaan Administrasi
a. Administrasi Umum
b. Administrasi pelayanan
E. Pelayanan Apotek
pasien yang memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan
Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Adapun contoh
obat bebas yaitu paracetamol, ibuprofen, antasida, diatabs, vicks 44, OBH,
dan multivitamin.
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli tanpa resep dokter, dan disertai
dengan tanda peringatan serta terbatas jumlah yang dapat diberikan untuk
suatu resep ataupun non resep. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi warna hitam.
26
sampai dengan P. No. 6, dan penandaan pada etiket atau brosur terdapat
nama obat yang bersangkutan, daftar bahan khasiat serta jumlah yang
dengan dasar hitam dan tulisan berwarna putih. Peringatan ini digunakan
Contoh :
Iodine)
(Miconazole nitrat)
(Hydrocortisone)
tertentu.
dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
5. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi
2. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau
brosur.
dokter
sama.
VII/1990 tentang Obat Wajib Apotek, obat wajib apotek (OWA) yaitu
obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotek
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
oleh pasien.
Obat wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Apoteker kepada pasien di Apotik tanpa resep dokter. Obat wajib apotik
dalam pemberian nanti harus dicatat terkat data pasien dan penyakit yang
VII/1999 tentang Obat Wajib Apotek, obat wajib apotek (OWA) yaitu obat
keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di Apotek tanpa
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
pasien.
Hoofd van het Departement van Gesondheid (UU No. 419 Tahun 1949)
4. Pelayanan Narkotika
a. Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) UU No. 9 tahun 1976 tentang
b. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani
sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep
aslinya.
c. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah
35 tahun 2009) :
dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
5. Pelayanan Psikotropika
pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
masyarakan (penyuluhan)
Informasi Obat :
a. Topik Pertanyaan
d. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium)
e. Uraian pertanyaan
f. fJawaban pertanyaan
g. Referensi
7. Konseling
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
- Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?
penggunaan Obat
dalam konseling.
sekurang- kurangnya memiliki satu set meja dan kursi konseling, lemari
buku, buku- buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku
berikut :
tentang pengobatan.
2. Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor klien (pasien).
obat (apotik).
3. Literatur pendukung.
F. Perpajakan Apotek
atas pertambahan nilai yang ada. Dalam metode ini, PPN dihitung dari
dikenakan pada saat pembelian obat dari PBF sebesar 11%. Setiap
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam
PPh pasal 23 mengatur pajak bagi apotek yang berbentuk badan bisnis.
jasa tertentu. Tarif pajak penghasilan yang bersifat final besarnya 0,5 %
PPh pasal 25 adalah pembayaran pajak yang berupa cicilan tiap bulan
pajak yang dilakukan oleh wajib pajak sendiri dari pajak keuntungan
pasal 25 ini dibayarkan dalam bentuk SPT Masa dan SSP setiap bulan
(Satibi, 2016).
Apabila jumlah pajak terutang lebih kecil daripada jumlah kredit pajak
Apabila jumlah pajak terutang untuk 1 tahun pajak lebih besar dari
40
jumlah kredit maka harus dilunasi sesuai dengan PPh pasal 29 (Satibi,
2016).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak atas tanah dan bangunan
apotek, besarnya pajak ditentukan oleh luas tanah dan bangunan apotek
(Satibi, 2016).
apotek.
b. Pajak reklame
iklan apotek < 25% dari reklame pabrik, Apotek tidak dibebani
Jl. Batua Raya No. 20 C, Kec. Panakukang, Kota Makassar dan terletak di
lokasi strategis mudah diakses karena berada di pinggir jalan raya, cukup
ramai dan banyak dilalui oleh kendaraan pribadi maupun umum. Sehingga
apotek.
awal Toko Obat Al-Azhar, kemudian pada bulan agustus tahun 2007
memiliki satu orang karyawan yang memiliki tugas sebagai asisten dan
juga kasir, hingga saat ini memiliki 3 orang tenaga teknis kefarmasian, 1
orang kasir, 1 orang apoteker penanggung jawab dan 1 orang tenaga teknis
pertama yang terletak di Jl. Ir. Sutami, Makassar, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Selatan.
41
43
kepada masyarakat.
c. Kasir : 1 Orang
apotek.
44
resep).
pasien.
Shift pagi, dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 WITA Shift siang,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam
negeri.
di email PSA.
langsung.
B. Kegiatan PKPA
penulisan resep yang buruk dan penulisan resep yang tidak tepat. Dampak
dari kesalahan tersebut sangat beragam, mulai yang tidak memberi resiko
47
a) Penyerahan Obat
berikut :
b) Konseling
waktu untuk diberi konseling atau tidak, lalu diberi three prime
question (apa yang disampaikan dokter mengenai obat anda, apa yang
nama, dosis, aturan pakai, efek samping, hal-hal yang perlu dihindari,
yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep. OWA
Wajib Apotek pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan harus
apoteker, hanya item obat tertentu dan ada ketentuan tertentu yang
harus diikuti apoteker. Ketentuan ini adalah untuk menjamin dari sisi
(benefit, efficacy).
ketentuan :
50
b) Pelayanan OTC
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter.
Obat bebas dikenal juga dengan sebutan obat OTC (Over The
Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. Ini
merupakan tanda obat yang paling "aman". Obat bebas yaitu obat yang
ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
disposable 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, dan 20ml, Popok Bersalin, Popok
Bayi, dot bayi dan puting dot, Tensione Elektrik, Nesco Multicheck,
Stetoskop onemed, storage bag asi, handscoon, pompa Asi, Infus set
dengan harga yang sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan obat-
obat generik.
efek yang mungkin bisa lebih lambat jika dibandingkan dengan obat
sintetsis.
terkait obat antara lain adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian
obat tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu
73, 2016).
lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, pasien yang menerima obat lebih
fungsi ginjal atau hati, pasien yang menerima obat dengan indeks
terapi sempit serta pasien yang menerima obat yang sering diketahui
bertambah sakit maka terapi dikatakan gagal (bisa saja pasien tidak
yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
dan solusi dalam mengatasi gejala yang akan timbul nantinya. Hal ini
55
pasien baru, pasien lansi, pasien yang ingin tau informasi obatnya dan
dalam kulkas. Untuk sediaan tetes mata dan salep mata Beyound Use
Pengendalian
a) Perencanaan
b) Pengadaan
hanya barang yang terjual saja, biasanya barang konsinyasi ini seperti
c) Penerimaan
faktur dan barang ang datang (indikasi order pada surat pesanan).
Adapun pengecekan faktur yang harus dilakukan pada saat barang tiba
alamatnya
4. Tanggal faktur
mencakup sub total dan PPN yang harus dibayar oleh apotek.
58
d) Penyimpanan
injeksi, sediaan cair, obat tetes oral, mata, hidung, telinga dan inhaler),
sebagainya).
keluarnya, jadi yang sudah lama terdisplay harus dijual lebih dahulu
daripada barang yag baru masuk (FIFO) dan setiap obat yang
dan mengurangi stok expired date (FEFO). Pada saat mendisplay brang
59
e) Pemusnahan
f) Pengendalian
pada saat akan dilakukan pengoreran di pagi hari atau kroscek ulang
2. Stok opname
PENUTUP
A. Kesimpulan
apotek tersebut.
61
62
kefarmasian di apotek.
stok barang di komputer dan stok fisik. Hal tersebut dapat disebabkan
kerana stok yang baru belum terentri di komputer dapat disebabkan oleh
tanggung jawab.
B. Saran
pelayanan di apotek.
resep dokter.
DAFTAR PUSTAKA
63
64
Gambar 4.
Penerimaan di Apotek Al Azhar
Gambar 5.
Tempat Peyimpanan Sirup
66
67
68
Gambar 6.
Tempat Peyimpanan Obat Paten Tablet
Gambar 7.
Contoh Surat Pesanan di Apotek Al Azhar
69
70
Gambar 8.
Contoh Faktur dari PBF PT.BINAYA JAYA untuk Apotek Al Azhar
Gambar 9.
Contoh Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu di Apotek Al Azhar
71
Gambar 10.
Contoh Surat Pesanan Prekursor di Apotek Al Azhar
Gambar 11.
Etiket
72
73
Gambar 12.
Copy Resep
Gambar 13.
Foto penginputan faktur
74
Gambar 14.
Penarikan Di Apotek Al Azhar