Faktor Perubahan Sosial Dan Perspektif Pernikahan Pada Generasi Z Terhadap Penurunan Tren Pernikahan Di Jawa Tengah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL DAN PERSPEKTIF PERNIKAHAN

PADA GENERASI Z TERHADAP PENURUNAN TREN PERNIKAHAN


DI JAWA TENGAH

Oleh :
Anissa Nur Aini
E3121023

PROGRAM STUDI DEMOGRAFI DAN PENCATATAN SIIPIL


FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2024
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman mulai terjadi sedikit
perubahan nilai- nilai yang ada dalam masyarakat, tekanan sosial dan
budaya, pola pikir serta gaya hidup. Semakin luasnya kesempatan dan
akses sekolah dan pekerjaan serta kebutuhan mobilitas sosial yang
meningkat ditambah dengan maraknya penggunaan teknologi ICT
membawa generasi muda pada potensial partner dalam marriage market
yang lebih beragam dan kompleks (Nilan 2008; Smith-Heffner 2005,
2019; Utomo et al 2016; Kusumaningtyas dan Hakim 2019).
Dahulu pernikahan dianggap menjadi hal penting dan sebagai suatu
kebutuhan dalam perkembangan menuju tahap lebih dewasa dengan
mejalin komitmen dan membangun hubungan yang lebih intim serta
dalam rangka melanjutkan keturunan. Namun, di Indonesia sendiri
dalam beberapa dekade kebelakang minat untuk menikah menurun
drastis yang artinya pandangan mengenai pernikahan mulai berubah.
Salah satu fenomena yang terjadi pada generasi ini adalah menunda
pernikahan ataupun bahkan pilihan untuk tidak menikah. Hal tersebut
khususnya dialami oleh generasi Z atau generasi pascamilenial yang
lahir dalam rentang 1997 hingga 2012.
Sebelumnya sudah banyak pembahasan mengenai faktor yang
menyebabkan penurunan minat untuk menikah dan bagaimana
pandangan generasi muda mengenai pernikahan. Namun, masih
terdapat beberapa celah keterbatasan dari penelitian yang ditunjukka nn
oleh penelitian terdahulu.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Langgersari Elsari Novianti,
Fredrick Dermawan Purba, Afra Hafny Noer, dan Lenny Kendhawati
(2018) masih terdapat keterbatasan dalam hal generalisasi hasil
penelitian,karena penelitian tersebut masih menggunakan kuota
sampling dan belum memvariasikan latar belakang sosio-demogra fis
responden.
Keterbatasan pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayatina
Hayati dan Muhammad Eka Prasetia (2023) adalah pada fokus
penelitian yang masih pada perempuan saja dan tidak menjadikan
kalangan laki-laki sebagai populasi penelitian sehingga hasi penelitia n
tidak dapat digeneralisasikan. Sama halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rani Dwi Putri, Prasakti Ramadhana Fahadi, Amelia
Pandu Kusumanintyas, Ariane Utomo, dan Oki Rahadianto Sutopo
(2020) juga hanya menggunakan sudut pandang perempuan dalam
membayangkan dan memaknai secara subyektif tentang pernikahan, dan
menjelaskan faktor-faktor struktural dan kultural yanng
mellatarbelakanginya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Herliana Riska dan Nur
Khasanah (2023) masih belum terdapat penelitian lebih lanjut untuk
memahami secara mendalam faktor-faktor yang memengar uhi
keputusan generasi Z dalam menunda pernikahan.
Hasil olah data Sensus Penduduk 2020, Provinsi Jawa Tengah
didominasi oleh generasi Z dengan rentang usia 12-27 tahun sebanyak
26,5% dan generasi milenial dengan rentang usia 28-43 tahun sejumlah
25,8%, keduanya masih masuk dalam kriteria usia produktif di
Indonesia.

(Sumber: BPS Hasil Sensus Penduduk, 2020)


Diagram 1.1 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah 2020
Di Jawa Tengah Melalui laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2023 menggambarkan penurunan yang signifikan dalam minat
untuk menikah yang terjadi di Jawa Tengah.
Diagram 1.2 Tren Pernikahan
Provinsi Jawa Tengah 2018-2022

Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka


perkawinan di kalangan generasi muda disebabkan oleh berberapa
faktor salah satunya adalah perubahan perspektif mengenai pernikahan.
Baik pria maupun wanita memiliki kedudukan yang sejajar untuk dalam
berbagai hal yang ingin dicapai. pendidikan, karier, dan kesuksesan,
menjadikan generasi muda tidak hanya membangun rumah tangga.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indira Setia Ningtias (2022)
tentang faktor yang mempengaruhi penurunan angka pernikahan di
Indonesia menyimpulkan bahwa selain perubahan mindset dan faktor
lain yang mempengaruhi. Kondisi "nikah siri" yang semakin
berkembang di Indonesia juga berdampak pada jumlah pernikahan
karena pernikahan yang terjadi tidak dicatat. Padahal pencatatan
perkawinan diperlukan sebagai bukti legalitas hubungan kekeluargaa n
dalam pernikahan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 juga
menggambarkan tren perceraian yang terjadi di Jawa Tengah pada
tahun 2018 hingga 2022.
Diagram 1.3 Tren Perceraian
Provinsi Jawa Tengah 2018-2022

Dari data tersebut terliahat peningkatan perceraian di tahun 2021


hingga 2022. Problem sosial seperti banyaknya angka perceraian,
secara langsung maupun tidak langsung juga telah menjadi
pertimbangan generasi muda dalam mengambil keputusan untuk
menikah.
Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dan langgeng. Perkawinan bukan
hanya dianggap sebagai suatu kebutuhan bagi individu, tetapi juga
dipandang sebagai tindakan yang suci dan alami dalam rangka
melanjutkan keturunan. (Suryani 2022). Dalam perkembanganya di
Indonesia banyak hal termasuk perubahan sosial di masyarakat telah
mendorong pergeseran makna dan tradisi dalam proses menuju
pernikahan dari generasi ke generasi. Kemajuan teknologi dan
informasi, peningkatan tren perempuan berpendidikan tinggi dan
persaingan kerja yang setara bagi pria dan wanita di saat lapangan
pekerjaan semakin sempit membuat gaya hidup dan mindset generasi
muda berubah. Perempuan pada masa sekarang banyak berfokus pada
pendidikan sehingga dapat berpengaruh pada pandangan tentang
pernikahan dan pria yang belum siap karena belum merasa mapan untuk
dapat membangun suatu rumah tangga yang layak.
Melihat uraian penjelasan peneliti bermaksud untuk mencari tau apa
hal yang dapat melatarbelakangi pilihan generasi Z di Jawa Tengah
untuk memutuskan menunda pernikahan dan bagaimana lingkunga n
sosial mempengaruhi pandangan generasi Z tentang pernikahan. Oleh
karena itu, peneliti mengambil judul “Faktor Perubahan sosial dan
Perspektif Pernikahan pada Generasi Z terhadap Penurunan Tren
Pernikahan di Jawa Tengah”.

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka
rumusan makalah disusun sebagai berikut :
1. Apa saja yang faktor yang dapat mempengaruhi putusan
generasi Z untuk menunda pernikahan?
2. Apa yang mempengaruhi generasi Z merasa siap untuk
menikah?
3. Bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi pandangan
generasi Z mengenai pernikahan

III. Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian permaslahan yang telah dijelaskan diatas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Menjabarkan faktor apa saja yang dapat mempengar uhi
keputusan generasi Z untuk memilih menunda pernikahan.
2. Mendeskripsikan apa yang mempengaruhi generasi Z
merasa siap untuk membangun rumah tangga.
3. Mendeskripsikan bagaimana pengaruh lingkungan sosial
terhadap pandangan generasi Z tentang pernikahan

TINJAUAN PUSTAKA
I. Teori yang Digunakan
Penulisan penelitian ini akan dikaitkan dengan beberapa karya
ilmiah terdahulu. Adapun karya ilmiah yang penulis maksud adalah
sebagai berikut:
Tesis yang ditulis oleh Linda Pradiphi Oktarina dari Univers itas
Sebelas Maret dengan judul: Pemaknaan Perkawinan (Studi Kasus
PadaPerempuan Lajang Yang Bekerja Di Kecamatan Bulukerto
Kabupaten Wonogiri). Penelitian ini membahas bahwa perempuan di
Bulukerto sudah mulai bergerak menuju kemajuan dalam peningkata n
kesejahteraan dalam berbagai bidang dan hal ini berdampak pada
pergeseran persepsi mereka terhadap makna perkawinan. Haasil dari
penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam diri perempuan di
Bulukerto, persepsi melajang terjadi karena faktor internal yang dimana
memandang bahwa perkawinan adalah kebebasan mereka sendiri.
Ditemukan pula bahwa perempuan yang melajang ini bekerja secara
optimal, mereka sangat berusaha pada cita-cita dan tujuan yang ingin
dicapai. Kebanyakan dari informan juga dijelaskan bahwa mereka masih
melajang karena masih mencari waktu yang tepat, tidak tergesa-gesa
sehingga keadaan psikologis, mental dan material yang sudah matang,
lalu mereka juga mencari tipe yang ideal dan mereka cenderung akan
membuat perjanjian pranikah pada pasangannya.

METODE PENELITIAN
I. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud memahami fenomena tentang apa yang diaalami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatka n
berbagai metode alamiah (Moleong, 2017)

II. Populasi Sampel


Dalam suatu penelitian, populasi yang dipilih mempunyai hubunga n
yang erat dengan masalah yang diteliti. Dalam Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 telah diatur bahwa minimal usia yang diperbolehkan untuk
menikah adalah 19 tahun. Maka dari itu populasi dalam penelitian ini
adalah generasi Z dengan rentang usia usia 19-27 tahun di Provinsi
Jawa Tengah yang belum menikah.
Sampel merupakan bagian dari elemen-elemen populasi yang
hendak diteliti. Sampel yang akan digunakan sejumlah 10 orang dengan
Adapun ide dasar dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan
menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi, kesimpulan tentang
keseluruhan populasi diharapkan dapat diperoleh, Cooper & Pamela
(2001). Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling di mana setiap sampel atau responden dalam
populasi, memiliki kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk
terpilih.
Metode yang digunakan adalah cluster sampling dan purposive
sampling. Pemilihan cluster sampling karena populasi yang diambil
sangat besar, dan peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangka u
seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target dan
populasi terjangkau.

III. Data
Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
literature lain (Lexy Moleong, 2005:157). Dalam penelitian ini akan
digunakan dua sumber data yakni :
1. Sumber Data primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh
peneliti kepada sumbernya tanpa ada perantara. Peneliti mencari dan
menemukan data kepada narasumber melalui wawancara
semiterstruktur maupun pengamatan langsung di lapangan. Kata-kata
dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber
data yang utama (Lexy Moleong, 2005: 157).
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data tidak langsung yang
mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitia n.
Sumber data ini dapat diperoleh melalui studi kepustakaan dengan
media buku dan media internet untuk mendukung analisis dan
pembahasan.

IV. Pengambilan Data


1. Wawancara semi terstruktur.
Bakar (2019) mengemukakan bahwa wawancara semi terstruktur
menghasilkan informasi yang lebih potensial sehingga mampu
memahami suatu kasus lebih dalam dan mendapatkan penggambara n
dari suatu kasus tersebut. Wawancara semi terstruktur memberika n
kesempatan kepada interviewer untuk terlibat aktif dalam proses
komunikasi tersebut dengan mengembangkan pertanyaan dari jawaban
interviewee.
2. Observasi
Hadari (1991) mengartikan observasi adalah pengamatan atau
pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Observasi sendiri menurut Burhan Bungin (2012) ada dua
tipe, yakni observasi tidak langsung dan observasi partisipan. Observasi
tidak langsung adalah observasi dimana seorang peneliti tidak masuk ke
dalam masyarakat tersebut. Bisa saja ia hanya melihat dengan sepasang
matanya mengenai kegiatan dan benda-benda budaya atau dibantu
dengan alat-alat lain seperti kamera. Sedangkan observasi partisipan
adalah pengamatan langsung dengan melibatkan diri dalam kegiatan
masyarakat yang diteliti. Dalam penelitian ini, observasi yang
digunakan adalah observasi secara langsung maupun tidak langsung.

V. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah.
VI. Metode Penelitian
Pemilihan metode penelitian yang relevan harus disesuaikan dengan
fenomena yang akan diteliti (Creswell, 2015) Berdasarkan pada latar
belakang maka jenis penilitian ini menggunakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
(Sugiyono, 2005)
Alasan pemilihan metode penelitian kualitatif adalah dengan
pertanyaan yang sifatnya deskriptif yang tujuannya untuk memberika n
gambaran tentang suatu masalah, gejala, fakta, peristiwa atau realita
secara luas dan mendalam sehingga diperoleh pemahaman baru (Raco,
2010). Sehingga metode ini dianggap tepat digunakan dalam penelitia n
ini yang bertujuan untuk mengetahui dan mendekripsikan secara
keseluruhan mengenai faktor apa yang dapat mempengaruhi putusan
generasi Z dalam menunda pernikahan, apa saja hal yang dapat
membuat generasi Z merasa siap untuk menikah, dan bagaimana
lingkungan sosial mempengaruhi perspektif generasi Z mengena i
pernikahan.
Populasi yang dipilih adalah generasi Z dengan rentang usia 19
tahun hingga 27 tahun di Provinsi Jawa Tengah yang belum menikah.
Sampel yang digunakan sejumlah 10. Menggunakan metode probability
sampling di mana setiap sampel atau responden dalam populasi,
memiliki kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk terpilih. Metode
yang digunakan adalah cluster sampling. Pemilihan cluster sampling
dianggap tepat karena populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti
memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi.
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yang
diperolah dari wawancara terstruktur secara mendalam dan melalui
observasi. Serta suber data sekunder berasal dari studi kepustakaan dan
media internet.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2020. Jumlah Penduduk menurut Generasi Sensus Penduduk
2020
Badan Pusat Statistik, 2023. Nikah dan Cerai Menurut Provinsi, 2022
Badan Pusat Statistik, 2022. Nikah dan Cerai Menurut Provinsi, 2021
Badan Pusat Statistik, 2021. Nikah dan Cerai Menurut Provinsi, 2020
Badan Pusat Statistik, 2020. Nikah dan Cerai Menurut Provinsi, 2019
Badan Pusat Statistik, 2019. Nikah dan Cerai Menurut Provinsi, 2018
Hayati, S. A., Prasetia, M. E., (2023). Pengaruh Usia Terhadap Kesiapan Menikah
Pada Wanita Remaja. Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan
Psikologi. 6(2). 224-233

Ningtias, I. S., (2022). Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Angka Pernikahan


di Indonesia. Jurnal Registratie. 4(2). 87-98
Novianti, L. E., Purba, F. D., Noer, A. H., & Kendhawati, L. (2018). Pernikahan
dalam Perspektif Masyarakat Bandung. Jurnal Psikogenesis, 6(1), 79-90
Nurviana, A., & Hendriani, W., (2021). Makna Pernikahan pada Generasi Mile nia l
yang Menunda Pernikahan dan Memutuskan untuk Tidak Menikah. Buletin Riset
Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM). Vol 1(2). 1037-1045

Oktarina, L. P., (2013). PEMAKNAAN PERKAWINAN( Studi Kasus Pada


Perempuan Lajang Yang Bekerja Di Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri).
Sosiologi Universitas Negeri Sebelas Maret.

Putri, R. D., Fahadi, P. R., Kusumaningtyas. A. P., Utomo. A., & Sutopo, O.R.,
(2020). Navigating the Future Husband: Perempuan Muda, Negosiasi Pernikahan
dan Perubahan Sosial. Jurnal Studi Pemuda. 9(2). 90-103

Riska, H., & Khasanah, N., (2023). Faktor yang Memengaruhi Fenomena Menunda
Pernikahan Pada Generasi Z. Indonesian Health Issue. 2(1). 48-53

Yashilva, W. (2024, Maret 24). Trend Pernikahan Menurun Selama 6 Tahun


Terakhir, Gen-Z Memilih Marriage-Free News/Nasional. Retrieved from
GoodStats.id: https://goodstats.id/article/tren-pernikahan- menurun-selama- 6-
tahun-terakhir-gen- z-memilih- marriage- free-Ynn8x

Anda mungkin juga menyukai