Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
SKRIPSI
Oleh:
Hidayatun Nisa
01031381821075
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
“Akan selalu ada jalan menuju kesuksesan bagi siapapun, selama orang tersebut
mau bekerja keras dan berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada.”
“Orang yang paling pemaaf, dialah yang mau memafkan meski bisa membalas
dendam.”
• Saudara-saudaraku
• Almamater-Ku
v
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan
kasih sayang dan berkah-Nya yang selalu memberikan kekuatan dan kesabaran
Penghitungan Dan Pencairan Pajak Jaminan Hari Tua (JHT) Peserta BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat
mengingat terbatasnya kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Penulis juga akan
bertanggung jawab apabila dalam tulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan sebab suatu yang salah bersumber dari kelalaian penulis, sedangkan
kebenaran dan kesempurnaan dating dari Allah SWT. Namun berkat bimbingan
serta petunjuk yang diberikan dari berabgai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
2. Kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan kepada
penulis dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai dengan penuh motivasi
dan semangat.
vi
4. Bapak Prof.Dr.Mohammad Adam,S.E.,M.E selaku Dekan Fakultas Eknomi
Universitas Sriwijaya.
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar, Staff dan segenap pegawai Program
11. Sahabat seperjuangan Rifqoh dan Shinta yang telah melewati masa-masa sulit
selama perkuliahan.
vii
viii
ix
x
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Hidayatun Nisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 28 Juli 1996
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jln.Gub.H.Bastari Perum TOP Blok A7 No.60
Alamat e-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2014-2017 : Diploma III Akuntansi Universitas Sriwijaya
2011-2014 : SMA Muhammadiyah 1 Palembang
2008-2011 : SMP Muhammadiyah 4 Palembang
2002-2008 : SD Kartika II-2 Palembang
xi
DAFTAR ISI
xii
2.2.1 Pengertian Jaminan Hati Tua ............................................................ 19
2.2.2 Karakteristik Jaminan Hari Tua ......................................................... 19
2.2.3 Kelembagaan ...................................................................................... 20
2.2.4 Mekanisme Penyelenggaraan ............................................................. 20
2.2.5 Iuran Jaminan Hari Tua ...................................................................... 21
2.2.6 Manfaat Jaminan Hari Tua ................................................................. 21
2.3 BPJS Ketenagakerjaan ............................................................................. 22
2.3.1 Macam-Macam Program BPJS Ketenagakerjaan .............................. 23
2.3.2 Pelaksanaan Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan................................ 26
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 30
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 39
xiii
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 71
xiv
Daftar Tabel
xv
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Prosedur Klaim Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan .......... 27
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 39
Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan .......................................................... 45
xvi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 ......................................................................................................... 64
Lampiran 2 ......................................................................................................... 65
Lampiran 3 ......................................................................................................... 66
Lampiran 4 ......................................................................................................... 67
Lampiran 5 ......................................................................................................... 68
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut UU No.40 Tahun 2004, jaminan sosial adalah suatu bentuk perlindungan
““ ” ““
sosial yang bertujuan untuk menjamin agar semua orang dapat memenuhi kebutuhan
” “ ” “ ”
dasarnya untuk kehidupan yang layak. Salah satu program yang dilakukan pemerintah
“ ” “
Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh Badan
jaminan sosial adalah program negara yang bertujuan untuk menjamin terciptanya
“ ”
“ perlindungan sosial dan kesejahteraan bagi semua orang, serta mencapai tujuan sistem
” “ ” “
jaminan sosial nasional , maka perllu dibentuuk suatu baadan administratif yang
” “
disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
2011, BPJS menyelenggarakan Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia ”
1
profiitabilitas, kepesertaaan wajiib, kewenangan danaa, dann hasiil pengelolaaan.
No. 24 Tahun 2011 BPJS meliputi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS
yang timbul di dunia kerja dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Program ini
pensiun, dan risiko lainnya yanng mengurangi kemampuan tenaaga kerjaa manual
”
peserta serta pemberi kerja untuk pengelolaan daan pengembangan lebih lanjut, serta
“ ” “
memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN. Jumlah iuraan ” “
yaang harus diibayarkan daan tunjangan yaang diiterima seorang anggota bergantung
” “ ” “ ”
pada gaji yang diterima pekerja dari agen tempatnya bekerja. Sedangkan manfaat yang
dapat diperoleh anggota bergantung pada program yang diikuti oleh anggota. Setiap
“ ” “
2
program memiliki manfaat dan perkembangan yang berbeda, sesuai dengan hukum
” “ ”
Jaminan hari tua merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh BPJS
Ketenagakerjaan yang saat ini dinilai paling menguntungkan bagi peserta BPJS
skema JHT adalah manfaat tunai yang dibayarkan kepada peseerta yang telah
“ ”
mencapai usiaa tertentuu, tidaak lagi ingin bekerja, cacat total tetap dan oleh karena
“ ”
itu tidak dapat bekerja atau meninggal dunia dan diberikan untuk jangka waktu tertentu
“ ” “
program yang diyakini memiiliki manfaaat luar biasa daalam menjaga kelangsungan
”
hidup tenaga kerja baik saat ini maupun di hari tuaa. JHT daapat digunakan sebagai
“ ” “
tabungan masa depan untuk menutupi risiiko jiwa yaang mungkin timbul masa depan,
”
termasuk risiiko sosiaal ekonomia. Dalamn kondisii tertenntu, danaa yaang sebaagian
dalam usia kerja. Untuk itu, Pemerintah mengubah PP Nomor 46 Thn 2015 dengaan
” “ ”
PP Nomor 60 Thn 2015, yang menurutnya manfaat JHT dapat diperoleh jika peserta
“ ” “
berhenti bekerja dengan masa tunggu 1 (satu) bulan setelah berakhirnya pekerjaan.
” “ ”
dann tidaak lagii Anda haruus menuunggu keanggotaan miniimal 10 thn (Cantika,
2021).
“ Pencairan jaminan hari tua dapat ditetapkan dan dikenai tarif pajak bagi subjek
pajak. Jika sesuai dengan aturan pemotongann PMK No 16/PKM. 03/2010, tentang
” ”
Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan berupa Pesangon,
3
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua yang dibayarkan
sekaligus. Penghasilan tambahan penerima dana pencaiiran didapatkan dari hasil iuran
” “
yang dibayarkan pemberi kerja dan dapat disebut sebaagai penghasilaan di luar
”
Wajar saja dengan aturan baru ini, jumlah pekerja yang mengajukan dana JHT
akan bertambah. Bahkan, setiap pekerja yang tidak bekerja lagi dapat mencairkan dana
pajak JHT yang dibayarkan setiap bulan. Untuk melaksanakan hak tersebut, BPJS
“ ” “
yang berlaku sejak pendaftaran peserta sampai dengan pengajuan permohonan JHT
dana telah dibayarkan. Sebagai bentuk instansi yang telah memiliki tata kelola yangg
“
baiik, susunan direksii inii tentu menjaadi saalah satuu bahan penetapan sistemm
pencairaan pajak JHT (Dewi, 2021). Tentu saja, proses ini meminimalkan kesalahan
atau pembayaran yang terlewat. Prosedur ini juga harus menjadi acuan yang paling
“ ” “ ”
tepat agar tidak ada lagi perbedaan persepsi masing-masing peserta saat mengajukan
“ ”
Dengan adanya JHT paruh waktu, kesediaan tenaga kerja untuk menanggung “
risiko sosial dan ekonomii tentu meningkat. JHT merupakan salah satu tabungan
”
tenaga kerja masa depan setelah keluar dari instansi tempatnya bekerjaa. Semakiin
“ ”
pajak yang efektif dan efisien kepada para anggotanya (Ichsan, 2020).
“ ”
4
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palembang merupakan kantor cabang dari BPJS
Ketenagakerjaan. Kantor cabang Palembang ini menerima pencairan pajak dari peserta
asuransi, termasuk pembayaran jaminan hari tua. Pelaksanaan pembayaran hak JHT
“ ”
ada, namun tidak dapat dipungkiri masih terdapat beberapa poin yang kurang sesuai
” “ ” “ ”
untuk pelaksanaannya, oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian dengan ketentuan.
“ Manfaat jaminan hari tua tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karena
” “ ” “
jelas bahwa manfaat hari tua melayani kesejahteraan orang tua. Namun, dengan
”
perubahan aturan, setiap pekerja yang tidak lagi bekerja dapat mengajukan atau
membayar jaminan hari tua, berapa pun usianya. Selain dana jaminan hari tua, “
perhitungan saldo jaminan hari tua juga erat kaitannya dengan dana jaminan hari tua,
sehingga perhitungannya tidak kalah menarik bagi penulis, karena dalam hal ini
” “ ” “
menggunakan dana jaminan hari tuanya, penarikan dana pada saat peserta mencapai
“ ”
usia tua daripada penarikan dana pada usia muda (Ichsan, 2020).
Pengguna JHT umumnya tidak memenuhi syarat sebagai wajib pajak karena
sebagian besar dana JHT ditarik oleh orang pribadi yang mengalami cacat, meninggal
dunia, pemutusan hubungan kerja (PHK), pensiun, dan keadaan lainnya. Artinya
keadaan wajib pajak yang menggunakan JHT menunjukkan bahwa beban hidup
pendekatan ekonomi tiga sektor, pendapatan disposabel merupakan faktor kunci yang
dapat mempengaruhi fungsi konsumsi dan fungsi tabungan suatu masyarakat atau
5
rumah tangga. Artinya, jika dikaitkan dengan fenomena konsumen JHT yang tidak
puas dengan aturan perpajakan, maka pengenaan tarif pajak harus ditinjau ulang.
Sehingga peserta pengguna JHT merasa puas dengan program JHT tanpa
mengorbankan fungsi konsumsi dan tabungan. Menurut penelitian Coe (2011), kondisi
mendistribusikan keadilan.
Dalam pemungutan pajak atas pinjaman JHT digunakan dua jenis tarif pajak,
yaitu tarif progresif Pasal 17(1) dan pajak penghasilan final menurut Pasal 21. Menurut
Resmi (2013:15), tarif pajak progresif dalam bentuk persentase tertentu, yang
meningkat dengan bertambahnya basis pajak. Artinya, jika dana yang dikirim oleh JHT
besar, maka jumlah pajak yang dipungut juga akan besar, begitu pula sebaliknya.
Pemberlakuan tarif pajak progresif terjadi ketika anggota menarik saldo JHT mereka
dari pengguna JHT dengan tarif 10% dan 30% dari total uang JHT. Syarat jatah 10%
dan 30% adalah usia kepesertaan JHT minimal 10 tahun dan anggota pengguna JHT
masih aktif. Sementara model tarif pajak progresif mencerminkan prinsip redistribusi
pendapatan, perlu dicatat bahwa tarif ini juga memiliki kelemahan, seperti sistem yang
Kedua, sebagian dikenakan tarif PPh final pada saat pengambilan dana JHT
sesuai Pasal 21. Pajak penghasilan final ialah pajak yang dibebankan pada tarif yang
telah ditetapkan dan dasar pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh pada tahun
berjalan yang telah diterima. atau diperoleh. Tarif pajak final atas penarikan JHT
bervariasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2009. Jika
6
anggota pengguna JHT menarik dana JHT kurang dari 50 juta, dikenakan tarif pajak
final sebesar 0%. Untuk jumlah di atas 50 juta, tarif akhir 5% akan dikenakan.
Ketentuan tarif pajak final hanya berlaku bagi pengguna JHT yang cacat, meninggal
dunia dan potongan harga, serta pensiun yang tidak pernah menerima uang JHT.
Kerugian dari tarif pajak penghasilan final adalah tidak memperhitungkan posisi wajib
Menurut Bankman (1987), penerapan tarif pajak pada JHT harus didasarkan pada
keadilan distribusi, dengan memperhatikan bunga, moralitas dan keekonomian. Hal ini
dapat dicapai dengan melakukan redistribusi pajak secara optimal melalui komitmen
itikad baik terhadap keterlibatan masyarakat untuk sadar dan ikhlas dalam membayar
pajak (Pohan, 2015: 56). Pemerintah perlu menyeimbangkan fungsi Anggaran dan
Regularend agar jumlah yang diperoleh pengguna JHT kembali sesuai dengan komisi
yang dibayarkan. Loronzo (2010) dan Burman (2014) menjelaskan bahwa masyarakat
cenderung menabung lebih banyak daripada bekerja lebih lama dengan berpartisipasi
dalam program kesejahteraan, terutama JHT, ketika ada ketidaksesuaian antara sumber
pemerintah dengan pengguna JHT terkait pengenaan tarif pajak pada saat mencairkan
dana JHT. Fenomena tersebut tertarik untuk diteliti guna mengetahui sebarapa jauh
dampak yang ditimbulkan dari pengenaan tarif pajak atas JHT terhadap kesejahteraan
penggunanya dan juga terkait dengan pelaksanaan pencairannya. Oleh karena itu
7
penulis berjudul “Analisis Penghitungan dan Pencairan Pajak Jaminan Hari Tua (JHT)
1. Bagaimanakah proses perhitungan pajak final dan pajak progresif pada JHT?
2. Berapakah besaran penerimaan pajak bagi negara dari JHT?
3. Apakah yang menjadi kendala dalam proses penarikan pajak dari JHT?
1. Untuk mengetahui proses perhitungan pajak final dan pajak progresif pada
2. Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan pajak bagi negara dari JHT.
3. Untuk mengetahui kendala yang terjadi ketika proses penarikan pajak JHT.
berikut:
8
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini
2. Manfaat Praktis
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini
yakni memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam terkait
dengan penghitungan dan pencairan pajak JHT peserta BPJS
Ketenagakerjaan. Sehingga mampu memberikan efek positif untuk
diimplementasikan di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
untuk pihak-pihak yang terkait di bawah ini.
a. Bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan, sebagai tambahan ilmu dan
9
penghitungan dan pencairan Pajak JHT BPSJ dapat berjalan semakin
baik.
BPJS.
10
DAFTAR PUSTAKA
Annika, F. (2021). Prosedur Penetapan Tarif Pajak Penghasilan atas Pencairan Jaminan
Hari Tua pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan Cabang Padang (Doctoral dissertation, Universitas
Andalas).
Bankman, Joseph and Grifith, Thomas. (1987). Social Welfare and The Rate Structure:
A Newlook At Progressive Taxation. California Law Review. Vol 75.
Bikas, Egidijus., Subaciene, Rasa., Astrauskaite, Leva., Keliouyete, Grete and
Staniuleniene. (2014). Evaluation Of Personal Income Progressive Taxation
And The Size Of Tax – Exampt Amount In Lithuania. Ekonomika. Vol 93, No
3.
Burman, E. Leonard, Coe. B. Norma., Pierce, Kevin and Tian, Liu. (2014). The Effects
Of The Taxation In Social Security Benefits On Older Worker Income And
Claiming Decisions. National Tax Journal. Vol 67, No 2, 459 – 486.
Butar Butar, Risna N. M. (2010). Analisis Pemenuhan Kriteria Asas-Asas Perpajakan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008. Skripsi. Universitas
Indonesia. Jakarta
Cantika, A. H. (2021). Pengenaan Pajak Progresif Pada Pencairan Jaminan Hari Tua
(JHT) di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padang (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).
Coe, B. Norma., Karamcheva, Zhenya., Kopcke, Richard and Munnel, H. Alicia.
(2011). How Does The Personal Income Tax Affect The Progressivity Of Oasi
Benefit. Center For Retirement Researsh At Boston College.
Dewi, A. A. S. L., & Ujianti, N. M. P. (2021). Mekanisme Pencairaan Klaim Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua di
Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Interpretasi Hukum, 2(2), 315-319.
60
Ichsan, R. N. (2020). Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja
Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan. Jurnal Ilmiah METADATA,
2(2), 128-136.
Loronzo, Jorge and Ortiz. (2010). Social Security In OECD. Centro De Investigaci On
Economica.
Pohan, Chiril Anwar. (2014). Pembahasan Komprehensif Perpajakan Indonesia Teori
dan Kasus. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat
Siswandaru, A. (2018). Analisis Tarif Pajak Atas Jaminan Hari Tua Dalam
Mensejahterakan Masyarakat (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Abidin, Ali Zainal, “Analisis Perbandingan Mekanisme Perhitungan Saldo Akhir
Program Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan Periode 2013-2014” Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara, 2015.
Asih Eka Putri. 2014. Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Penerbit PT
Rajagrafindo Persada.
A’yuun, Kurrota, “Sistem Pengelolaaan Dana Jaminan dan Pembayaran Klaim pada
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mojokerto Ditinjau dari Perspektif
Manajemen Keuangan Syariah” Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017.
Ginting, Dengo dan Kolondan. (2016). Impelementasi Program Jaminan Sosial
ketenagakerjaan di Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik Universitas Sam
Ratulangi Vol. 3 nomor 400.
Peraturan Menteri Keuangan No.16/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa, Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua dan Jaminan Hari Tua yang dibayarkan
sekaligus.
Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Hari Tua.
61
Putri, Asih Eka. (2014). Paham transformasi Jaminan Sosial Indonesia. Jakarta :
Friedrich-Ebert- Stiftung.
62