Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Pria Dan Wanita Dewasa Madya Di Desa Serai Wangi Kecamatan Talang Muandau
Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Pria Dan Wanita Dewasa Madya Di Desa Serai Wangi Kecamatan Talang Muandau
Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Pria Dan Wanita Dewasa Madya Di Desa Serai Wangi Kecamatan Talang Muandau
SKRIPSI
YUNI YULIA
178110172
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2021
HALAMAN PERSEMBAHAN
iii
MOTTO
- YUNI YULIA -
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita
dewasa madya di Desa Serai Wangi Kecamatan Talang Muandau”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu upaya untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
sarjana strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini
tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan ribuan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Syafrinaldi, SH., MCL, selaku rektor Universitas Islam
Riau.
2. Bapak Yanwar Arief, M.Psi., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau dan selaku Dosen Penasehat Akademik.
3. Bapak Dr. Fikri, S.Psi., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau.
4. Ibu Lisfarika Napitupulu, M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan II Fakultas
Psikologi Universitas Islam Riau.
5. Ibu Yulia Herawati, S.Psi, M.A selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau.
6. Ibu Juliarni Siregar, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Islam Riau.
7. Bapak Didik Widiantoro, M.Psi., Psikolog selaku Wakil Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau dan sekaligus Pembimbing skripsi
yang selalu sabar dan memotivasi penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
v
8. Bapak/ibu dosen dan Staff Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau dimana
penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu. Penulis sangat mengucapkan
ribuan terima kasih atas upaya bapak dan ibu dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat selama proses perkulihaan di Fakultas Psikologi Universitas Islam
Riau.
9. Terima kasih kepada kedua orang tua (Rusdi dan Nurlela) yang selalu
mencintai, memberikan kasih sayang serta selalu memberikan dukungan penuh
dalam proses penyelesaian skripsi ini, serta anggota keluarga lainnya yaitu
abang dan kakak (Nurdiyanto dan Isma Suci Hardiyanti), abang kedua dan
kakak (Adi Prayetno dan Yuliani), adik tercinta (Alia Sari) yang selalu
memberikan dukungan penuh secara fisik dan psikis dalam mendapatkan gelar
sarjana.
10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan Dian Indriani, Ella Indrito
Pohan, Ikri Malwalini, Ingga Rahmayani, Mirna Karmisa, Nurhalimah, Nur
Rismiasih, Rapiani Syafitri, Sri Junila Sari, Sri Mulyani Indrawati yang telah
memberikan semangat, membantu dalam segala hal dan memberikan
dukungan penuh dalam proses penyelesaian skripsi ini.
11. Terima kasih kepada Evy Perawati, Ayu Kharisma dan Muhammad Ricko
Frandika yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh baik secara
fisik maupun psikis serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
12. Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu di Desa Serai Wangi terimakasih telah
bersedia menjadi subjek penelitian dan memudahkan proses penyelesaian
skripsi ini.
13. Kepada semua pihak terkait, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan, motivasi dan segala hal yang telah
memudahkan penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini sehingga sampai
pada titik mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Psikologi
Universitas Islam Riau. Penulis berharap semoga skripsi ini sangat bermanfaat
bagi orang banyak.
vi
Semoga ALLAH SWT memberi pahala dan kebaikan yang berlipat-lipat
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini
jauh dari kata kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun dari segala pihak upaya untuk menyempurnakan
skripsi ini.
Pekanbaru, 2021
Yuni Yulia
vii
DAFTAR ISI
2.4 Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Pria dan Wanita Dewasa Madya ... 18
ix
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 23
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Empty Nest Syndrome Sebelum Try Out 24
Tabel 4.1 Blue Print Skala Empty Nest Syndrome Setelah Try Out 31
Nest Syndrome 35
Nest Syndrome 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Skala Empty Nest Syndrome pada Pria
dan Wanita 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PERBEDAAN EMPTY NEST SYNDROME PADA PRIA DAN WANITA
DEWASA MADYA DI DESA SERAI WANGI KECAMATAN TALANG
MUANDAU
YUNI YULIA
178110172
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
ABSTRAK
Orang tua yang memasuki usia dewasa madya (40 – 60 tahun) akan mengalami
berbagai krisis yang disebabkan oleh perubahan fisik yang menurun, menopouse,
perceraian, kepergian anak dari rumah karena menikah, bekerja atau bersekolah
jauh dari rumah. Pada masa ini, orang tua akan merasakan kesedihan, kekosongan
dan kesepian karena anak sudah tumbuh dewasa, hidup mandiri dan tidak tinggal
dirumah lagi, hal tersebut biasa dikenal dengan sindrom sarang kosong atau empty
nest syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya di desa serai wangi
kecamatan talang muandau. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis
komparatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 83 orang ayah dan ibu yang
berdomisili di desa serai wangi yang berusia 40 – 60 tahun dan memiliki anak
yang sudah tidak tinggal dirumah karena menikah, bekerja atau bersekolah jauh
dari rumah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non Prabobality
Sampling dengan teknik Purposive Sampling . Metode pengumpulan data
menggunakan skala empty nest syndrome yang dibuat berdasarkan konsep teori
dari (Mbaeze and Ukwandu, 2011) dengan jumlah aitem sebanyak 27 aitem,
dengan nilai reliabilitas ɑ = 0,898. Analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis independent sample t-test dengan niali t = -3,576 dan
sig sebesar 0,001 (p<0.005). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan empty
nest syndrome yang signifikan pada pria dan wanita dewasa madya di desa serai
wangi kecamatan talang muandau. Empty nest syndrome pada wanita lebih tinggi
dari pada pria dimana mean empty nest syndrome wanita sebesar 74,45 sedangkan
mean pada pria sebesar 61,20.
Kata kunci : Empty nest syndrome, pria dan wanita, dewasa madya.
xiii
DIFFERENCES OF EMPTY NEST SYNDROME IN MEN AND WOMEN IN
ADULTS IN SERAI WANGI VILLAGE, TALANG MUANDAU DISTRICT
YUNI YULIA
178110172
FACULTY OF PSYCHOLOGY
ABSTRACT
Parents who enter middle adulthood (40-60 years) will experience various crises
caused by declining physical changes, menopause, divorce, the departure of
children from home due to marriage, work or school away from home. At this
time, parents will feel sadness, emptiness and loneliness because the child has
grown up, lives independently and does not live at home anymore, this is
commonly known as empty nest syndrome. This study aims to determine the
differences in empty nest syndrome in middle-aged men and women in the Serai
Wangi Village, Talang Muandau District. This research is a comparative
quantitative research. The sample in this study amounted to 83 fathers and
mothers who live in the village of Serai Fragrant aged 40-60 years and have
children who no longer live at home because they are married, work or go to
school far from home. The sampling technique used is Non Prebobality Sampling
with Purposive Sampling technique. The data collection method used an empty
nest syndrome scale based on the theoretical concept of (Mbaeze and Ukwandu,
2011) with a total of 27 items, with a reliability value of = 0.898. Statistical
analysis used in this study was independent sample t-test with a value of t = -
3.576 and a sig of 0.001 (p<0.005). This shows that there is a significant
difference in empty nest syndrome in middle-aged men and women in the Serai
Wangi Village, Talang Muandau District. Empty nest syndrome in women is
higher than in men where the mean empty nest syndrome for women is 74.45
while the mean for men is 61.20.
xiv
االختالفات في متالزمة العش الفارغ لدى الرجال والنساء متوسط البلوغ في
قرية سيراي وانجي بمقاطعة تواالنج موانداو
يوني يوليا
٧١۸٧٧١٧١١
الملخص
xv
BAB I
PENDAHULUAN
sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam sebuah rumah yang biasanya
dukungan baik dalam emosi atau pun materi, dan pemenuhan tugas-tugas
lainnya.
umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ayah memiliki peran sebagai
pemimpin dan kepala rumah tangga, yang bertanggung jawab dalam mencari
nafkah dan melindungi keluarga nya. Ibu memiliki peran sebagai ibu rumah
tangga yang merawat dan mengurus rumah. Peran anak dalam keluarga yaitu
belajar, membantu orang tua, dan patuh terhadap orang tua (Lestari, 2012).
yang harus dilakukan seperti mengasuh dan merawat anak dengan baik,
1
2
dan agama. Hal ini akan terus berjalan hingga anak tumbuh dewasa dan bisa
membangun rumah tangga nya sendiri. Pada saat anak sudah tumbuh dewasa,
kebanyakan orang tua akan mulai memasuki usia dewasa madya atau dewasa
(Hurlock, 2013). Di masa ini, manusia akan melewati berbagai macam krisis
yang biasanya muncul pada masa dewasa tengah atau dewasa madya seperti
kemampuan fisik sehingga tidak bisa banyak melakukan kegiatan dan pada
usia dewasa madya biasanya anak akan tumbuh menjadi dewasa dan ia akan
meninggalkan rumah untuk hidup mandiri, sehingga orang tua akan tinggal
berdua dirumah dan hal tersebut dapat memicu terjadi nya empty nest
kehidupan yang akan dialami manusia, dimana anak yang dewasa akan lebih
peralihan dari remaja akhir dimana pada usia tersebut individu berada pada
orang lain. Sebagai pribadi yang dewasa anak akan menjalankan kehidupan
yang baru yang lebih menantang, sehingga anak akan cenderung mencari
karena menikah atau karena kuliah dan bersekolah jauh dari rumah. Para
anak. Keadaan ini biasanya dikenal dengan empty nest atau sarang kosong.
sarang burung yang kosong karena sudah ditinggalkan oleh anak-anak nya
baya yaitu 40-60 tahun. Hal tersebut dikarenakan pada usia ini kebanyakan
rumah. Sehingga banyak hal negatif yang terjadi ketika ibu maupun ayah
yang mengalami fase ini tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai
Menurut Hurlock (2013) empty nest atau masa sepi adalah masa ketika
anak-anak sudah tidak tinggal bersama orang tua nya lagi. Empty nest
hidup bersama dengan keluarga, orang tua harus menyesuaikan diri untuk
hidup berdua sebagai pasangan suami istri. Sedangkan Menurut Mbaeze dan
Ukwandu (2011) empty nest syndrome adalah suatu gangguan psikologis dan
patologis yang terjadi ketika anak-anak telah beranjak dan tumbuh dewasa
Sejatinya, pada masa dewasa tengah atau dewasa madya ayah dan ibu
memiliki banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk menekuni kembali
hobi nya yang sempat tertunda karena sibuk mengurus anak dan keluarga,
hidup dengan tenang (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Beberapa orang tua
orang tua sudah tidak dibutuhkan lagi, merasakan kesepian karena tidak ada
lagi anak-anak yang tinggal dirumah, dan merasa sudah tidak ada yang akan
pernikahan nya tersebut. Ayah dan ibu juga merasakan kesedihan yang
terkadang tidak dikenali, karena kepergian anak untuk belajar atau menikah
Desa serai wangi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
RW dan 13 RT. Sarana pendidikan yang ada di desa tersebut hanya sampai
5
tinggi belum tersedia, oleh sebab itu banyak anak-anak yang bersekolah
sekolah ditiap jenjang nya, dari TK, SD, SMP, SMA, sehingga anak-anak dari
desa serai wangi tidak memiliki pilihan lain untuk melanjutkan pendidikan di
luar desa, biasanya mulai dari jenjang SMA anak-anak akan mulai keluar dari
Desa tersebut memiliki akses yang cukup jauh dari kota, sehingga
dalam urusan pekerjaan juga masih terbatas. Pada umumnya setelah tamat
dari sekolah baik SMP maupun SMA, anak-anak di desa Serai Wangi akan
mencari pekerjaan diluar desa. Karena banyak nya anak-anak yang mencari
orang tua biasanya hanya tinggal berdua, dengan anak bungsu nya atau
dengan anak nya yang masih kecil. Pada masa ini, orang tua akan cenderung
merasakan kesepian karena anak nya sudah tidak tinggal dirumah lagi dan
orang responden, 5 orang pria dan 5 orang wanita dewasa madya yang
karena kegiatan nya yang sedikit, tetapi anak tetap memberikan perhatian
kepada orang tua nya dan responden juga merasa bahagia melihat anak nya
6
kesepian tetapi tidak merasa bingung dan bosan karena kegiatan mereka
cenderung banyak, perhatian anak juga tetap ada dan responden merasa
merupakan pasangan ayah dan ibu yang berdomisili di Desa Serai Wangi
yang memiliki dua orang anak yang sudah menikah dan tidak tinggal dirumah
dan satu orang anak yang sedang berkuliah di luar kota dan hanya tinggal
bertiga dengan anak bungsu nya. Dari wawancara yang telah dilakukan bisa
berusia 50 tahun dan merupakan ibu rumah tangga, subjek diduga mengalami
subjek merasa kan kesepian ketika anak-anak nya sudah tidak tinggal
kesibukan dan waktu istirahat nya yang hanya sedikit. Tetapi subjek tidak
merasa bosan dan melakukan banyak kegiatan dan kesibukan agar teralihkan
Subjek juga merasa bahagia dan bangga melihat anak nya yang sudah
Subjek merasa lebih jarang marah dan kesal karena penyebab ia marah yaitu
hendak tidur ketika mengingat anak nya yang sudah berumah tangga dan
belajar jauh dari rumah. Subjek merasa anak nya harus sering memberi kabar
dan berkomunikasi dengan nya agar ia tidak merasa khawatir dan merasa
diperhatikan.
Empty nest syndrome biasanya lebih sering dialami oleh wanita karena
peran nya sebagai ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktunya
waktu bersama anak nya, sehingga banyak moment atau kenangan yang
Subjek kedua merupakan seorang ayah yang berusia 55 tahun, dari hasil
anak nya sudah dewasa dan sebagai orang tua harus siap membantu ketika
merasakan kesepian karena anak nya sudah tidak tinggal dirumah lagi. Subjek
tetap merasa peran dan tanggung jawab nya masih berlaku sebagai seorang
ayah walaupun anak nya sudah berkeluarga dan tidak tinggal dirumah.
Subjek tidak merasa sedih lantas ia merasa bangga karena anak nya
subjek ketika bekerja atau melakukan kegiatan dibantu oleh anak nya dan
Dalam penelitian (Singh dan Dubey, 2017) laki-laki paruh baya yang
yang lebih rendah daripada perempuan paruh baya yang memiliki kecerdasan
madya dan melewati empty nest syndrome, dukungan dari pasangan sangat
hubungan yang positif dengan orang lain sebagai cara untuk beradaptasi
ketika mengalami empty nest syndrome. Mengisi waktu luang mereka dengan
merasa kosong atau kesepian pada saat anak-anak telah meninggalkan rumah
sebagian waktu hidupnya dengan mengurus anak dan rumah, sehingga ketika
anak-anak sudah beranjak dan pergi dari rumah mereka akan mengalami
kesepian dan kekosongan. Maka dari itu pada usia tersebut dianjurkan untuk
kecemasan yang cukup tinggi. Seperti pada penelitian Utami dan Puspitadewi
(2014) dimana didapatkan hasil bahwa ibu rumah tangga memiliki tingkat
stress yang lebih tinggi daripada ibu yang bekerja, dan ibu yang tingkat empty
nest syndrome nya tinggi lebih cenderung memiliki stres yang tinggi
Empty nest syndrome yang dialami oleh ibu biasanya lebih dominan
sudah tidak tinggal bersama nya dirumah, sedangkan ayah masih sibuk
bekerja dan tidak setiap saat berada dirumah sehingga ibu merasa kesepian.
Adanya perubahan emosi akibat menopouse pada ibu, perubahan fisik yang
10
menurun juga mengakibatkan ibu tidak bisa melakukan aktivitas yang cukup
mengalami empty nest. Didapatkan hasil bahwa reaksi setiap orang tua
perasaan nya jauh lebih buruk daripada yang dialami oleh para ayah.
Kebanyakan ibu sadar bahwa mereka merasa sedih dan memiliki perasaan
negatif sedangkan para ayah tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya juga
merindukan anak-anaknya.
empty nest syndrome yang dialami oleh lelaki dan wanita itu berbeda dan
wanita cenderung berbeda penyesuaian nya pada saat mengalami empty nest
11
normal, pria juga memiliki kegiatan yang lebih banyak daripada wanita.
sering bingung dan bosan karena perubahan fisik yang menurun sehingga
meneliti “Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Lelaki dan Wanita Dewasa
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan empty
adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan empty nest syndrome pada
bagi anak maupun orang tua mengenai empty nest syndrome, sehingga
ketika orang tua nya mengaami hal tersebut anak dapat menyikapinya
orang tua, begitu juga dengan orang tua agar dapat mempersiapkan
segala hal ketika dewasa madya nanti dan ketika anak nya sudah tidak
syndrome.
BAB II
KAJIAN TEORI
mulai beranjak dewasa dan hidup mandiri, mereka mulai sibuk dengan
karena anak-anak dan mungkin juga pasangan meninggal atau menikah lagi.
Empty nest syndrome merupakan salah satu masalah yang sering muncul
dalam kehidupan orang tua ketika anak-anak nya sudah beranjak dewasa dan
tidak tinggal dirumah nya, orang tua terkadang merasa kan kesedihan bahkan
hingga depresi akibat penyesuaian yang harus dilakukan nya tersebut. Empty
nest syndrome biasanya lebih sering dialami oleh wanita karena peran nya
sebagai ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktunya dengan anak
(Suardiman, 2011).
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kehidupan pada
13
14
madya mengalami stres dan depresi. Hal itu dapat terjadi dikarenakan orang
tua mempunyai penyesuaian baru karena anak tidak berada dirumah dan
Menurut Jahja (2011) empty nest syndrome diartikan sebagai masa dimana
anak-anak tidak lagi tinggal bersama dengan orang tuanya. Empty nest
syndrome atau disebut juga masa sepi pada usia dewasa madya lebih bersifat
traumatis bagi wanita daripada pria, hal tersebut dapat terjadi karena wanita
sangat banyak sepanjang hari. Empty nest syndrome tidak terjadi pada
beberapa orang misalnya pada pria dan wanita yang menunda kehamilan,
lebih mapan dalam karir dan juga pada wanita yang menikah lebih lama dari
usia rata-rata nya atau pada individu yang selalu bersama dengan keluarga
besarnya.
tersebut orang tua akan berada dalam perasaan kosong atau empty nest. Pada
gangguan patologis yang dapat terjadi pada orang tua ketika anak-anak nya
sudah tumbuh dewasa dan tidak tinggal dirumah dengan orang tua nya. Empty
nest syndrome ini dapat terjadi pada kedua orang tua terlebih pada seorang
ibu karena mereka yang membimbing dan mengurusi mereka dari kecil
hingga dewasa.
merupakan respon yang timbul dari orang tua ketika anak-anaknya pergi dan
sudah tidak tinggal dirumah untuk mencari kehidupan yang baru yang lebih
mandiri. Empty nest syndrome biasanya digunakan sebagai istilah klinis untuk
Menurut Hurlock (2013) empty nest atau masa sepi adalah masa ketika
anak-anak sudah tidak tinggal bersama orang tua nya lagi. Empty nest
hidup bersama dengan keluarga, orang tua harus menyesuaikan diri untuk
hidup berdua sebagai pasangan suami istri. Empty nest syndrome merupakan
tahap transisi yang terjadi pada orang tua yang mengiringi kepergian anak
dialami orang tua baik oleh sang ibu maupun sang ayah saat anak-anak nya
tidak tinggal dirumah lagi untuk beberapa alasan seperti, bekerja, menikah,
1. Perasaan kehilangan.
Perasaan tersebut muncul ketika orang tua merasa sudah tidak bisa
menjalankan peran nya sebagai orang tua, seperti peran dalam menjaga
dan mengurus anaknya karena sudah tidak tinggal dirumah bersama lagi.
Perasaan kehilangan seperti itu biasanya dialami oleh orang tua yang
2. Mengalami kesedihan.
nest syndrome, hal tersebut dapat terjadi karena adanya beberapa aspek
sebagainya.
3. Kekosongan
berkurang nya kegiatan atau rutinitas yang bisa dilakukan orang tua
17
dirumah, anak yang sudah dewasa sudah mandiri, hidup terpisah baik
kesedihan yang terjadi pada orang tua baik pria maupun wanita akibat
ditinggalkan oleh anak nya yang sudah beranjak dewasa dan meninggalkan
rumah.
1989).
orang tua merasa bahwa peran nya sudah tidak dibutuhkan lagi karena anak
nya sudah bisa menjalani hidup dengan sendiri nya atau sudah mandiri, orang
tua juga merasa kosong akibat dahulunya ia menjalani kehidupan yang erat
2.4 Perbedaan Empty Nest Syndrome Pada Pria dan Wanita Dewasa Madya
Masa empty nest atau masa sepi lebih bersifat traumatik bagi ibu
dibandingkan bagi ayah. Hal tersebut karena ibu lebih banyak menghabiskan
terbiasa menghabiskan waktu luang nya dengan kegiatan lain. Ketika anak-
anak sudah beranjak dewasa dan tidak tinggal dirumah lagi maka ibu akan
nya dalam mengurus anak sudah tidak bisa dijalankan lagi dan ibu juga tidak
memiliki kegiatan lain nya yang bisa dilakukan. Sedangkan ayah lebih
2013).
Empty nest syndrome terjadi terutama pada perempuan yang menjadi ibu
rumah tangga sepenuhnya atau masa hidup nya selama ini hanya dihabiskan
untuk mengurus rumah dan membesarkan anak. Sehingga ketika anak pergi
dan tidak tinggal dirumah mereka akan merasa kan empty nest syndrome.
Bagi beberapa ibu empty nest syndrome memberikan rasa lega karena mereka
pencapaian yang sudah dilakukan oleh ia dan anak-anak nyaa yang sudah
hasil bahwa terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam merespon masa
19
transisi atau masa empty nest syndrome tersebut. Wanita memiliki peluang
lebih besar mengalami empty nest syndrome karena mereka memiliki peran
dan mengurus anak, sedangkan pria lebih banyak bekerja diluar rumah
(Newman, 2008).
Berdasarkan uraian teori dan penelitian yang telah dijabarkan diatas maka
METODOLOGI PENELITIAN
membandingkan ada tidak nya perbedaan dan bagaimana keberadaan variabel dari
dua kelompok data atau lebih (Siregar, 2017). Penelitian ini dibuat dengan metode
melihat apakah ada perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa
madya.
Menurut Sugiyono (2011) variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau
nilai dari seseorang, objek atau pun kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dikaji dan ditarik kesimpulan nya.
konsep yang memiliki variasi lebih dari satu nilai. Adapun variabel-variabel
1. Pria
2. Wanita
20
21
kekosongan dan kesepian karena anak-anak nya sudah dewasa dan tidak
dari (Mbaeze dan Ukwandu, 2011). Semakin tinggi skor skala maka
semakin berat juga empty nest syndrome yang dialami seseorang dan
begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala maka semakin ringan
populasi pria dan wanita dewasa madya yang mmeiliki anak yang tidak
yang dimiliki oleh populasi. Jika populasi berjumlah banyak dan besar
sampel juga merupakan sumber data yang paling penting dalam sebuah
Sugiyono, 2017) bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria dan
muandau.
yaitu skala empty nest syndrome untuk mengetahui adanya perbedaan empty
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala empty nest syndrome yang
merupakan jenis skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
jawaban yang harus dipilih oleh partisipan atau responden, beberapa alternatif
jawaban nya yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai
Pada skala ini terdiri dari pernyataan sikap favorabel dan unfavorabel.
Skala ini dibuat berdasarkan konsep teori dari Mbaeze and Ukwandu
(2011) yang terdiri dari 3 aspek yaitu (1) kehilangan, (2) kesedihan, (3)
Tabel 3.1
Blue Print Skala Empty Nest Syndrome Sebelum Try Out
Aitem Total
Aspek Indikator
Favorabel Unfavorabel
Kehilangan peran,
merasa
kehilangan anak
1,3,6,7,15,1
dan suasana 17
Kehilangan 7,22,29,34, 4,20,35,36,45
lingkungan yang
37,46,50
dahulu,
mencemaskan
keadaan anak
Merasa sedih,
kurang 5,11,14,19,
2,8,9,24,26,3 15
Kesedihan bersemangat dan 33,38,39,43
0
jarang ,44
berkomunikasi
Rutinitas
berkurang, 16,18, 10, 12,13,
Kekosongan merenung dan 21,23,27,28 25,31,32,40,4 18
perasaan ,41,48,49 2,47
terasingkan
25
Jumlah 30 20 50
3.5.1 Validitas
cermat dan teliti bertujuan agar dapat terhindar dari berbagai kesalahan,
baik kesalahan berupa hasil yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu
rendah.
alat ukur dalam mengukur isi atau konsep yang hendak di ukur (Siregar,
psikologi. Validitas isi ini mengukur sejauh mana aitem-aitem yang ada
26
3.5.2 Reliabilitas
kali atau lebih dengan gejala yang sama dan menggunakan alat ukur
mulai dari 0,0 sampai dengan 1,00 dan jika nilai reliabilitas semakin
mendekati angka 1,00 maka reliabilitas skala atau alat ukut tersebut
penelitian ini.
27
lebih besar dari 0.05 maka tidak ada perbedaan varian setiap kelompok
(Siregar, 2017).
peneliti sebelumnya yaitu pria dan wanita yang berusia dewasa madya
penelitian dilaksanakan.
penelitian. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala empty nest
yaitu: uji bahasa skala, uji validitas isi skala, uji coba skala (try out),
28
29
aitem yang gugur dari total 50 aitem karena memiliki nilai daya
2,4,8,9,10,12,13,14,17,20,22,25,26,29,31,35,36,39,40,42,45,48.
Tabel 4.1
Blue Print Skala Empty Nest Syndrome Setelah Try Out
mencemaskan
keadaan anak
dengan jumlah sampel 83 orang, 41 orang pria dan 42 orang wanita yang
cara door to door atau dengan cara mendatangi satu persatu ke rumah subjek.
perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya di
dibawah ini:
Tabel 4.2
Deskripsi Data Penelitian
nilai mean (rata-rata) untuk Empty Nest syndrome pria 61,20, dengan
33
nilai standar deviasi 16,205, nilai X maks sebesar 113 dan nilai X min
nilai X maks sebesar 108 dan nilai X min sebesar 38. Data hipotetik
nilai standar deviasi sebesar 18, sedangkan nilai X maks sebesar 135
Tabel 4.3
Rumus Kategorisasi
Rumus Kategorisasi
Keterangan :
M : Mean Hipotetik
SD : Standar Deviasi
34
dalam penelitian ini terbagi atas 5 bagian yaitu, sangat tinggi, tinggi,
Tabel 4.4
Rentang Nilai Kategorisasi Skor Partisipan Pria Empty Nest Syndrome
Jumlah 41 100 %
berada pada kategori sangat rendah yaitu sebesar 43,9 %, hal ini
empty nest syndrome yang sangat rendah. Sementara itu rentang nilai
dan kategorisasi skor pada responden wanita dapat dilihat pada tabel 4.5
dibawah ini :
35
Tabel 4.5
Rentang Nilai Kategorisasi Skor Partisipan Wanita Empty Nest
Syndrome
Jumlah 42 100 %
mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini,
0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal, namun jika nilai p
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Skala Empty Nest Syndrome pada Pria dan
Wanita
variabel empty nest syndrome baik pada responden pria maupun wanita
berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Uji Homogenitas Empty Nest Syndrome
0,478 81 0,491
lebih besar daripada 0,05 maka data empty nest syndrome bersifat
empty nest syndrome antara pria dan wanita dewasa madya, dengan kata
perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya.
syndrome pada pria dan wanita dewasa madya di desa Serai Wangi
Ho : Tidak ada perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita
dewasa madya.
Ha : Ada perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa
madya.
Tabel 4.8
Hasil Uji Independent Sample T-test
Levene’s test
t-test
Sig. (2-
F Sig. T Df
tailed)
Empty Equal
Nest variances ,478 ,491 -3,576 81 ,001
Syndrome assumed
Equal
variances
-3,579 80,765 ,001
not
assumed
Tabel 4.9
Group Statistic
Std.
Std.
Jenis_Kelamin N Mean Error
Empty Nest Deviation
Mean
Syndrome
Pria 41 61,20 16,205 2,531
Wanita 42 74,45 17,527 2,704
39
perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya
hipotesis atau Ha pada penelitian ini diterima yaitu ada perbedaan yang
signifikan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya.
Dilihat dari mean (nilai rata-rata) empty nest syndrome pada pria
memiliki nilai sebesar 61,20 dan empty nest syndrome pada wanita
perbedaan empty nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya di
4.4.4. Pembahasan
0,001 (p<0,05) yang artinya p lebih kecil dari 0,05, maka dapat ditarik
nest syndrome pada pria dan wanita dewasa madya ditolak, jadi Ha
pada penelitian ini diterima yaitu ada perbedaan empty nest syndrome
syndrome pada pria memiliki nilai sebesar 61,20 dan empty nest
muandau dan wanita mengalami empty nest syndrome yang lebih tinggi
tuanya. Empty nest syndrome atau disebut juga masa sepi pada usia
dewasa madya lebih bersifat traumatis bagi wanita daripada pria, hal
sepanjang hari.
terhadap anak nya dan mengalami empty nest syndrome, sementara itu
peran seorang ayah dalam mencari nafkah juga banyak menyita waktu
syndrome.
Ibu lebih terbuka terhadap perasaan nya, ibu juga lebih mungkin
dibandingkan para ayah. Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang
empty nest syndrome bisa terjadi baik kepada pria maupun wanita,
mengalami empty nest syndrome lebih tenang dan tidak memiliki emosi
yang begitu rumit, mereka menerima dengan lega bahwa anak mereka
Ada banyak hal lain yang mempengaruhi tinggi rendah nya empty
oleh Singh and Dubey (2017) didapatkan hasil bahwa pria dewasa
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata
purposive sampling, populasi yang masih terbatas pada satu desa saja
yaitu di Desa Serai Wangi, dan sampel penelitian yang masih kurang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa adanya perbedaan empty nest syndrome pada pria dan
wanita dewasa madya di Desa Serai Wangi. Hasil analisis nilai t sebesar
0,001 (p<0,05) yang artinya Ha diterima, jadi ada perbedaan empty nest
syndrome pada pria dan wanita dewasa madya di Desa Serai Wangi.
5.2 Saran
Sebagai orang tua tentunya sudah mengetahui bahwa akan ada masa
Orang tua hendaknya lebih lapang dada menerima hal tersebut, dan
2. Bagi anak
Berilah perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada mereka walaupun
43
44
sudah berkeluarga dan jauh dari mereka, luang kan waktu untuk
sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2015. Reliabilitas Dan Validitas. 4th ed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Darmayanthi, Ni Km. Peby, and Made Diah Lestari. 2019. “Proses Penyesuaian
Diri Pada Perempuan Usia Dewasa Madya Yang Berada Pada Fase Sarang
45
46
Persada.
Mbaeze, I. .., and Elochukwu Ukwandu. 2011. “Empty- Nest Syndrome, Gender
Mitchell, Barbara A., and Loren D. Lovegreen. 2009. “The Empty Nest Syndrome
(https://www.psychologytoday.com/us/blog/singletons/200809/empty-nest-
who-is-needier-parent-or-child).
Papalia, Diane E., S. Olds, and Ruth Duskin Feldman. 2009. Human
Singh, Vijaylaxmi, and Babita Dubey. 2017. “A Study of Empty Nest Syndrome
Research 9(4).
47
Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta: Gajha Mada
University Press.
Afabeta.
Penerbit Alfabeta.
Tingkat Stres Ditinjau Dari Empty Nest Syndrome Dan Status Ibu.”