Tugas Ilmu Keberlanjutan
Tugas Ilmu Keberlanjutan
Tugas Ilmu Keberlanjutan
1
Dengan mempelajari ilmu filsafat maka seseorang akan terbantu dalam upayanya memilih
atau menentukan filsafat hidup yang cocok baginya
Bagi Socrates (469-399 SM) filsafat ialah kajian mengenai alam semesta ini secara
teori untuk mengenal diri sendiri. Sedangkan menurut Plato (427-347 SM) dan Aristoteles
(384-322 SM) filsafat adalah kajian mengenai hal-hal yang bersifat asasi dan abadi untuk
menghamonikan kepercayaan mistik atau agama dengan menggunakan akal pikiran. Menurut
Al-Kindi (790-873 M) filsafat merupakan ilmu yang mulia dan terbaik, yang tidak wajar
ditinggalkan oleh setiap orang yang berpikir, karena ilmu ini membahas hal-hal yang
berguna, dan juga membahas cara-cara menjauhi hal-hal yang merugikan. Al-Farabi, (870-
950), menegaskan bahwa filsafat adalah ilmu mengenai yang ada, yang tidak bertentangan
dengan agama, bahkan sama-sama bertujuan mencari kebenaran. Al-Ghazali (1059-1111)
pada mulanya adalah juga ahli filsafat, tetapi kemudian ia lebih memusatkan perhatian
kepada tasawuf. Al Ghazali dalam bukunya “Tahafut alFalasifa” mengecam para filosof yang
dipandang pemikiran mereka telah melampau batas ajaran Islam dengan menyebut mereka
kafir zindiq. Ibnu Rusyd (1126-1198) yang memandang filsafat sebagai jalan menuju Yang
Maha Pencipta, menentang pendirian Al-Ghazali yang menyerang filsafat, dan berpendapat
bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama, malah menjelaskan dan memantapkan hal-
hal berkenaan dengan agama. Hal itu ditulis dalam bukunya “Thahafut al- Thahafut”. 6
Filsafat memiliki pengertian ialah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti
kata dan konsep7.Sebagaimana dikemukakan oleh James K. Feibleman sebagai mana dalam
Kaelan, filsafat dipandang sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional tentang segala sesuatu
tertentu dalam kaitannya dengan hidup manusia8.Dengan demikian filsafat dapat diartikan
sebagai kegiatan berpikir dengan mengedepankan pemikiran secara rasional, radikal,
universal, konseptual, sistematis, dan bebas.
B. Cara Memandang Filsafat
Inti filsafat adalah usaha manusia dengan pikiran, pengetahuan, maupun nilai atau cita
rasa kemanusiaannya untuk mencari serta mendapatkan dasar-dasar pertanggunjawaban
pikiran tentang realitas yang sesungguhnya. Baginya, realitas (penampakan fisik, pandangan,
teori keilmuan, norma adat, tradisi, ideologi, ajaran) atau keyakinan apa pun, harus dipahami
secara luas (ekstensif), utuh (eksistensial), mendalam (intensif), dan hakiki (essensial).
Ruang Lingkup Penelitian Filsafat Ilmu dalam perkembangan konstan terus menerus,
6
Prof. Darwis A. Soelaiman, Ph.D, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Perspektif Barat dan Islam, Bandar
Publishing,Aceh,2019,hal.2.
7
Munir Mustansyir Rizal dan Misnal, Filsafat Ilmu ,Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2013,hal. 3
8
Kaelan, Filsafat Pancasila; Pandangan Hidup Bangsa Indonesia ,Yogyakarta,Paradigma, 2002,hal. 7.
2
tidak terlepas dari interaksi hubungan antara filsafat dan ilmu menjadi semakin intens.
Bidang kajian filsafat penelitian ilmiah juga berkembang dan terlihat di kalangan para ahli
perbedaan dalam menentukan ruang lingkup penelitian filsafat ilmu, meskipun itu adalah
bidang studi utamanya biasanya sama. Perbedaannya lebih terlihat dalam detail topik kajian.
Ruang lingkup filsafat ilmu menurut A.Susanto (2011:56), terbagi atas beberapa bagian
diantaranya :
1) Peter Angeles merumuskan filsafat ilmu terbagi ke dalam 4 hal, yaitu :
• Telaah berbagai konsep, pra anggapan dan metode ilmu, berikut analisis, perluasan,
dan 15 Rusdiana H. A. Filsafat Ilmu. ( Bandung : 2018.) 10-11 penyusunan untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
• Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu.
• Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.
• Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan
dengan penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas hubungan logika dan
matematika dengan realitas.
2) Cornelius Benyamin merumuskan filsafat ilmu kedalam 3 hal, yaitu:
• Telaah mengenai metode ilmu, telaah ini banyak menyangkut logika dan teori
pengetahuan dan teori umum tentang tanda.
• Penjelasan mengenai konsep dasar.
• Pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-landasan empiris, rasional atau pragmatis
yang menjamin tumpuannya.
3) Edward Madden, merumuskan filsafat ilmu kedalam 3 bidang yaitu : probabilitas,
induksi, dan hipotesis.
4) Ernes Nagel memberikan rumusan ruang lingkup filsafat ilmu kedalam 3 bidang
kajian, yaitu:
• Pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu.
• Pembentukan konsep ilmiah.9
• Pembuktian keabsahan kesimpulan sifat ilmiah
Mencermati pendapat para ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup filsafat
ilmu mencakup dua topic utama, yaitu kajian tentang sifat—sifat pengetahuan ilmiah
(epistemologii) dan kajian tentang cara encari pengetahuan ilmiah (metodologi), sehingga ~
406 ~ filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu filsafat ilmu umum
yang meliputi kesatuan, kajian tentang kesatuan dan semua ilmu,dan kajian filsafat ilmu
9
Rusdiana H. A. Filsafat Ilmu. Bandung ,2018,hal.10-11
3
khusus lainnya. Ilmu yang berhubungan dengan kategori dan metode yang digunakan dalam
ilmu-ilmu tertentu, seperti kelompok ilmu alam, kelompok ilmu social, kelompok teknik, dll
C. Perbedaan Prinsip Filsafat Barat dan Filsafat Timur
Secara umum filsafat terbagi menjadi dua garis besar, yaitu filsafat barat dan timur. Filsafat
Barat dan Filsafat Timur tentunya sangat berbeda sifatnya karena berkembang di daerah yang
berbeda dengan budaya dan peradaban yang berbeda pula. Banyaknya ilmuwan dari Barat
yang selalu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan dunia membuat filsafat Timur
kurang mendapat perhatian. Filsafat timur memang terkenal dengan sifatnya yang religius,
mistik-magis sehingga tidak bisa diterima secara rasional. Filsafat timur merupakan produk
pemikiran filosofis yang muncul darimasyarakat Asia terutama China, India, Jepang dan lain-
lain. Masing-masing dari negara tersebut memiliki pemikiran yang berbeda-beda,sehingga
pemikirannya lebih bersifat pluralisme. Salah satunya yaitu Filsafat China yang terbagi
menjadi dua pemahaman. Filsafat Konfuismedan Taoisme. Kemudian India ada pemahaman
filsafat Hindu dan Budha10
Perbedaan mendasar antara Filsafat Barat dan Timur terletak pada metode atau cara
untuk sampai pada realitas kebenaran. Dalam tradisi filsafat Barat, metode yang digunakan
adalah penalaran murni. Dimulai dari mengamati benda-benda fisik, dengan mempelajari dan
meneliti, kemudian merenungkan memahami hubungan sebab akibat, hingga selanjutnya
menemukan hakikat kebenaran. Seperti yang dilakukan oleh Aristoteles bahwa alam semesta
diciptakan oleh sang pencipta, sebagai penyebab pertama (causa prima) yang dilengkapi
dengan seperangkat sistem keteraturan dan keteraturan. Alam semesta adalah dunia ideal,
keseluruhan organik yang saling berhubungan, sistem ide (bentuk) yang abadi dan permanen.
Filsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang
rasional sebagai pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal
budi, sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal budi dan intuisi, serta
intelegensi dan perasaan. Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi bijaksana dan menghayati
kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai dengan moralitas
Perbedaan dalam sudut pandang filosopis itu memunculkan cara pandang berbeda
dalam memandang alam ini, dunia barat mengambil jarak dengan alam, sehingga menjadi
eksploitatif, dengan IPTEK, lebih bersifat teknologis dalam membantu kelemahan
pancaindranya, dan renungan terdalam dalam berbagai persoalan hidup menjadikan
munculnya aliran filsafat barat yang juga berpengaruh ke dunia timur setelah terjadi kontak
peradaban dengan dunia timur. Sedangkan dunia Timur memandang dirinya menyatu dengan
10
Akhmadi, Asmoro, Filsafat Umum ,Cet V,Jakarta, Raja Grafindo Persada,2003,hal.56.
4
alam (bagian dari alam), sehingga menjadikan dunia timur seperti lebih bersifat mitologis
dalam menjelaskan hakikat hunungan manusia dengan alam. manusia, dan penciptanya.
Pandangan yang berbeda itu menjadikan ciri-ciri keilmuan dan penemuan hakikat hidup
berbeda-beda. Dharsana yang muncul atau filsafat yang muncul lebih banyak terkait dengan
persoalan keberadaan kausa prima (brahman), atmat, dosa, surga, neraka, pengabdian, kerja
dalam hidup dan sebagainya.
Filsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang
rasional sebagai pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal
budi, sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal budi dan intuisi, serta
intelegensi dan perasaan. Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi bijaksana dan menghayati
kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai dengan moralitas.
5
sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu
bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai perbedaan. Dalam
kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Pengetahuan merupakan akuisisi
terendah yang diperoleh dari rangkaian pengalaman tanpa melalui kegiatan penelitian yang
lebih intensif. Suaidi membagi pengetahuan menjadi tiga macam yaitu pengetahuan biasa,
pengetahuan ilmu dan pengetahuan agama.
Jadi, filsafat adalah sesuatu yang berharga dan bermanfaat dalam perkembangan umat
manusia, terlebih dalam dunia pengetahuan dan ilmu. Karena filsafat merupkan suatu prinsip
atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan modal berfikir secara
radikal. Dalam pengembangan, pengujian atau pembuatan ilmu pun filsafat punya wadah
khusus yang tugas dan fungsinya di bidang tersebut, yaitu filsafat ilmu. Dihadapkan pada
nilai guna dan manfaatnya, maka di dalam buku ini diuraikan tentang pandangan terhadap
filsafat ilmu yang layak untuk terus dikaji dan dipahami setiap orang, termasuk diantaranya
para akademisi dan ilmuwan di bidangnya. Karena tidak menutup kemungkinan dengan
filsafat ilmu ini ilmu baru akan tercipta dan tercipta dari ilmu sebelumnya 11
E. Filosofi bangsa Indonesia dan Filosofi Hindu
Filsafat sebagai induk dari pengetahuan akan selalu memulai untuk menemukan sesuatu
yang baru, sehingga dimana ilmu berhenti disanalah filsafat memulai. Namun dalam praktek
kehidupan filsafat selalu menuntun manusia untuk selalu berbuat yang baik dan benar, dan
menempatkan nilai-nilai dasar yang universal sebagai landasan dalam berpikir. Obyek filsafat
adalah ada dan mungkin ada, sedangkan obyek ilmu adalah ada, yang dapat diuji secara
teoritis dan dibuktikan secara empiris.
Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (citacita bersama)
seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Jika ditilik dari soal tempat, Filsafat Pancasila
merupakan bagian dari Filsafat Timur dan juga bagian dari Filsafat Bara
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta filsafat hidup bangsa Indonesia, pada
hakekatnya merupakan suatu nilai dasar yang bersifat fundamental, sistematis, dan holistik.
Sila per sila yang tersusun adalah satu kesatuan yang bulat, utuh, dan hirarkis, sehingga dapat
diartikan sebagai suatu sistem filsafat. Didasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam
setiap sila bahwa Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara mengandung arti dalam setiap
11
https://memoindonesia.com/artikel/filsafat-ilmu-dan-pengetahuan/
6
aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan yang berdasarkan kepada
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Mengenai kajian filosofi hukum agama Hindu ada dimiliki sumbernya oleh umat Hindu
yang ada di berbagai kajian. Mengenai kajian filosofi sumber hukum Hindu sangat penting
untuk dijadikan tuntunan dan bahan pembinaan bagi umat Hindu, termasuk bagi umat Hindu
di Indonesia. Agama Hindu Bali, sekarang disbut Hindu Darma, terdiri dari tiga bahagian
yaitu Tatwa (filasat), Susial (moralitas) dan upacara (syariat) , dalam hal ini saya hanya akan
membahas bahagian Tatwanya .
Penafsiran yang berbeda-beda akan membentuk agama baru yang berbeda pula,
akibatnya terjadilah kekacauan yang disebut zama Kaliyuga. Pada zaman ini banyak orang –
0rang pintar bermoral rendah, korbannya adalah orang - orang bodoh yang jujur, .
Itulah perkembangan fisik dan science makhluk hidup, berikut saya akan bahas
perkembangan spiritnya. Makhluk pertama adalah makhluk cahaya, karena dia keluar dari
zat/azat, membentuk wujud baru dengan kemampuan hampir sama dengan asalnya. Makhluk
awal ini disebut Trimurti, yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa. Tiga serangkai inilah yang
membuat program evolusi kehidupan. Brahma menyusun prgram produksi, Wisnu menyusun
program manitenace, dan Siwa menyusun pogram daur ulang, dengan demikian program
berjalan sehat / tidak ada residu/limbah yang tersisa, misalnya makhluk- makhluk yang
sudah habis perannya didaur ulang menjadi lebu tanah. Brahma kembali memanffatkan tanah
menjadi tumbuh –tumbuhan untuk makanan makhluk – makhluk nya.
Sang Yang Widhi adalah Sang Yang Tuggal yaitu Tri murti, makhluk pertama yang
keluar dari zat/azat. Karena adanya penafsiran - penafsiran yang berbeda-beda maka
terbentulah tiga sekte, yaitu aliran Siwa yang menganggap Siwa sebagai Yang Widhi, Aliran
Wisnu (hare-krisna) yang mengagap Wisnu sevagai Tuhan, kemuidan ada juga yang
mengangap Brahma sebagai Tuhan.
Ada ajaran yang menguraikan tentang ketuturan dan pekerjaan para dewa yang
mengawasi program kehidupan seperti betara-yama, betara Guru, betara bayu, betara agni dll.
mempunyai bawahan para dewa-dewa lainnya sebagai pelaksana lapangan. Leluhur orang
Hindu-Bali, mempunyai kontrak masal dengan para dewa-dewa, dimana umat harus
melaksanakan upacara sesuai tradisi, dan para dewa berkewajiban menjaga ketentraman hati
dan kehidupan umat. Banyak yang mencoba melanggar, akibatnya fatal seperti kandasnya
kapal di pantai Sanur 12
12
https://www.kompasiana.com/madeteling/54ff131da33311514350f87f/filosofis-hindu-secara-umum
7
F. Contoh Bahwa Filsafat Timur/Hindu/BaliLebih Dekat Dengan Tujuan Ilmu
Keberlanjutan Dibandingkan Dengan Filsafat Barat.
Filsafat Timur tidak bisa dikatakan memiliki sebuah tradisi pengetahuan yang
disistematisasikan, terlebih dalam sebuah sistem akademik yang baku. Setiap jurusan filsafat,
misalnya, bisa saja punya mata kuliah filsafat Timur, tetapi kemungkinan berbeda satu sama
lain perihal apa yang menjadi titik berat pembahasan. Filsafat Timur bisa saja membahas
pemikiran dalam tradisi agama Semit, filsafat Tiongkok, Jepang, India, atau bahkan
Indonesia. Selain itu, “apa”-nya yang dibahas dalam masing-masing filsafat itu juga bisa
beragam. Dalam filsafat Tiongkok, bisa saja yang dibahas lebih pada Taoisme-nya,
Konfusianisme-nya, atau Buddhisme Chan-nya, atau boleh jadi keseluruhannya. N
Daftar Pustaka
8
Kaelan, Filsafat Pancasila; Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia ,Yogyakarta,Paradigma, 2002.
Munir Mustansyir Rizal dan Misnal, Filsafat Ilmu ,Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2013.
Prof. Darwis A. Soelaiman, Ph.D, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Perspektif
Barat dan Islam, Bandar Publishing,Aceh,2019.
Rusdiana H. A. Filsafat Ilmu. Bandung ,2018
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Bumi Aksara, Bandung, 2007.