Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian: Analisis Komprehensif dan Implikasinya
pada Industri Furnitur Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (UU Industri) berperan fundamental dalam membangun ekosistem industri yang kokoh di Indonesia, termasuk industri furnitur. Berikut merupakan analisis komprehensif UU Industri beserta implikasinya terhadap industri furnitur:
Poin Penting dalam UU Industri:
1. Kebijakan Industri Nasional:
o Menetapkan kebijakan industri nasional yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, dengan fokus pada peningkatan daya saing industri dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. o Contoh: Kebijakan pengembangan industri furnitur berkelanjutan yang menekankan pemanfaatan kayu legal dan praktik ramah lingkungan. 2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Industri: o Mengatur kewenangan Presiden dan Menteri dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang industri. o Contoh: Presiden berwenang menetapkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN),sedangkan Menteri bertanggung jawab untuk pembinaan dan pengembangan industri, termasuk industri furnitur. 3. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN): o Menyusun dan menetapkan RIPIN yang memuat arah, strategi, dan program pembangunan industri nasional. o Contoh: RIPIN dapat memuat target peningkatan daya saing industri furnitur, peningkatan ekspor furnitur,dan penciptaan lapangan kerja di sektor furnitur. 4. Pembinaan dan Pengembangan Industri: o Melakukan pembinaan dan pengembangan industri untuk meningkatkan daya saing dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. o Contoh: Pembinaan industri furnitur melalui pelatihan sumber daya manusia, pemberian bantuan teknis,dan fasilitasi akses pasar. 5. Perizinan Usaha Industri: o Mengatur perizinan usaha industri yang terintegrasi dengan sistem perizinan berusaha lainnya. o Contoh: Penyederhanaan proses perizinan usaha industri furnitur untuk mendorong investasi dan pertumbuhan industri. 6. Fasilitas dan Infrastruktur Industri: o Menyediakan fasilitas dan infrastruktur industri yang memadai untuk mendukung pertumbuhan industri. o Contoh: Pembangunan kawasan industri khusus untuk industri furnitur yang dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, seperti jalan, air, dan listrik. 7. Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri: o Meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia industri. o Contoh: Program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan pekerja di industri furnitur,seperti desain furnitur, manufaktur furnitur, dan kontrol kualitas. 8. Penelitian dan Pengembangan Industri: o Mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan industri untuk menghasilkan produk dan teknologi industri yang inovatif. o Contoh: Penelitian dan pengembangan desain furnitur yang ergonomis dan ramah lingkungan, serta pengembangan teknologi manufaktur furnitur yang efisien dan berkelanjutan. 9. Promosi Industri: o Melakukan promosi industri untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi ke sektor industri. o Contoh: Pameran furnitur internasional untuk mempromosikan produk furnitur Indonesia ke pasar global. 10. Pengawasan Industri:
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan industri untuk memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. • Contoh: Pengawasan terhadap penerapan SNI untuk produk furnitur dan pencegahan praktik-praktik ilegal di industri furnitur.
Implikasi UU Industri terhadap Industri Furnitur:
• Peningkatan Daya Saing: UU Industri diharapkan dapat meningkatkan daya saing
industri furnitur Indonesia melalui berbagai upaya pembinaan, pengembangan, dan penyediaan infrastruktur. o Contoh: Penerapan RIPIN yang fokus pada pengembangan industri furnitur yang berkelanjutan dan inovatif dapat meningkatkan daya saing produk furnitur Indonesia di pasar global. • Standarisasi Produk: SNI untuk produk furnitur perlu diperkuat dan diterapkan secara konsisten untuk memastikan kualitas dan keamanan produk. o Contoh: Penegakan SNI untuk produk furnitur seperti SNI 2877:2016 - Meja dan Kursi Sekolah dan SNI 7839:2013 - Meja dan Kursi Kerja dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk furnitur Indonesia. • Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual: Desain furnitur yang inovatif perlu dilindungi dengan hak cipta atau paten untuk mencegah penjiplakan. o Contoh: Pendaftaran desain furnitur inovatif sebagai hak cipta atau paten dapat melindungi hak cipta desainer dan mendorong pengembangan desain furnitur yang lebih kreatif dan inovatif. • Perdagangan Internasional: Kebijakan perdagangan internasional yang transparan dan kompetitif dapat mendorong ekspor produk furnitur Indonesia
[DOE-09-243026-MARIA YUNITA TIANR BR PANJAITAN-UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU] Menteri Perdagangan Budi Santoso Beberkan Strategi Selamatkan Industri Dalam Negeri