4628 5680 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS HERMENEUTIK NILAI-NILAI PENDIDIKAN

KARAKTER DALAM NASKAH DRAMA PEWAYANGAN


“SUMPAH RAMAPARASU”

Ketut Yarsama

IKIP PGRI, Jl. Sergi Tonja Denpasar


e-mail: [email protected]

Abstract: Hermeneutik Analysis of the values of Character Education in the Puppet


Plays Manuscript Entitles “Sumpah Ramaparasu”. The study had been conducted for the
purposes of finding out the values of character education found in the manuscript of puppet
plays called “Sumpah Ramaparasu.” The data were collected by using document recording
and interview which were then analyzed hermeneutically and interpreted. The results
indicated that the values of character education contained in the puppet plays called
“Sumpah Ramaparasu” consisted of democracy, honesty, circumspection, sel f-discipline,
helping sincerely, cooperation, perseverance, emotion, and tolerance. The values remained
actual and contextual.

Keywords: values of character education, puppet plays, hermeneutic

Abstrak: Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Drama


Pewayangan “Sumpah Ramaparasu”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama
menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama pewayangan
“Sumpah Ramaparasu.” Data dikumpulkan dengan metode pencatatan dokumen dan
wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara hermeneutik dan diberi makna. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam
naskah drama “Sumpah Ramaparasu”adalah demokratis, kejujuran, kehati-hatian, disiplin
diri, membantu dengan tulus, bekerjasama, keteguhan hati, rasa haru, dan toleransi. Nilai-
nilai tersebut masih bersifat aktual dan kontekstual.

Kata-kata Kunci: nilai pendidikan karakter, drama pewayangan, hermeneutik

Negara Indonesia sekarang ini mengalami tua kepada anaknya memiliki peranan yang
degradasi moral. Fenomena tersebut bukan sangat fundamental dalam mendidik dan
hanya terjadi pada anak remaja, tetapi juga membentuk karakter anak. Pendidikan karak-
pada para pejabat negara. Di lingkungan ter yang baik tidak hanya sekadar diberikan
sekolah siswa sering terlambat datang, suka di bangku sekolah, melainkan juga harus
membolos, suka membuat keributan, melang- diberikan pada pendidikan informal,bahkan
gar rambu-rambu lalu lintas di jalan, dan pada masa prenatal. Masa pranata awal
perilaku menyimpang yang lain. Di kalangan merupakan masa awal dan utama dalam
pejabat negara kasus korupsi merupakan pembentukan karakter anak. Di samping itu,
masalah yang sangat kronis. masyarakat diharapkan agar mau dan mampu
Salah satu arternatif yang bisa mengapresiasi karya sastra. Karya sastra
mengatasi masalah tersebut adalah merevi- apapun jenisnya memiliki nilai-nilai pendi-
talisasi kebiasaan mendongeng bagi orang dikan karakter yang sangat penting dan
tua. Rajasa (2013) menyatakan bahwa kebia- mendesak untuk diapresiasi.
saan mendongeng yang dilakukan oleh orang

67
68 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75

Sastra adalah suatu bentuk hasil peker- tukan kepribadian dan karakter manusia
jaan seni kreatif yang objeknya memakai (Yarsama, 2013a).
bahasa sebagai mediumnya. Sastra sebagai Karya sastra berupa drama mempunyai
karya kreatif mengandung emosi, imajinasi, nilai-nilai pendidikan karakter yang sangat
dan budi pekerti atau moral (Yarsama, 2011). penting untuk dipahami, dihayati, dan
Eksistensi sastra di tengah peradaban manu- diamalkan secara konkret dalam kehidupan
sia sebagai realitas sosial dapat memberi sehari-hari. Artinya, nilai-nilai pendidikan
kepuasan estetik dan inteletual masyarakat karakter yang terkandung dalam drama tidak
peminat sastra. Karya sastra membicarakan hanya sekadar dipahami, tetapi juga yang
manusia dengan segala kompleksitas perso- jauh lebih penting adalah penghayatan dan
alan hidupnya. Karena itu, karya sastra dan pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter
manusia memiliki hubungan yang di dalam- dalam kehidupan di masyarakat.
nya tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran, Naskah drama yang berjudul “Sumpah
pengetahuan, imajinasi, dan spekulasi Ramaparasu” sangat sarat dengan nilai-nilai
mengenai manusia itu sendiri. pendidikan karakter. Naskah drama ini
Eksistensi karya sastra di tengah- sangat mudah diapresiasi oleh pembaca
tengah masyarakat adalah hasil imajinasi karena bahasa yang dipakai oleh pengarang
pengarang serta merefleksinya terhadap sangat komunikatif. Pembaca lebih mudah
gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh memahami makna yang terkandung dalam
karena itu, kehadiran karya sastra merupakan naskah drama tersebut. Nilai-nilai pendidik-
bagian dari kehidupan masyarakat. Penga- an karakter apa saja yang terkandung dalam
rang sebagai objek individu mencoba naskah drama “Sumpah Ramaparasu” dan
menghasilkan pandangan dunianya (world bagaimana hubungan nilai-nilai pendidikan
vision) kepada subjek kolektifnya. Signifi- tersebut dalam kehidupan sehari-hari di
kansi yang dielaborasikan oleh subjek masyarakat. Untuk memecahkan masalah
individual terhadap relaitas sosial di sekitar- tersebut dipandang perlu dilakukan pene-
nya menunjukkan bahwa karya sastra berakar litian.
pada kultur dan masyarakat tertentu (Esten, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1987). pendidikan karakter dapat dikembangkan
Kehadiran karya sastra di tengah- melalui pemilihan model pembelajaran sains,
tengah masyarakat perlu diapresiasi dengan pemilihan model asesmen, dan pemilihan
baik. Aminuddin (2002) menyatakan bahwa materi ajar. Kajian sejenis dilakukan oleh
apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli Yarsama (2011) dengan judul “Pembelajaran
karya sastra secara sungguh-sungguh sehing- Sastra dalam Pembentukan Karakter Anak.”
ga menumbuhkan pengertian, penghargaan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembe-
kepekaan, kritis, dan kepekaan perasaan yang lajaran karya sastra (puisi, cerpen, novel,
baik terhadap karya sastra. Dengan demikian, drama, dan dongeng) mempunyai peranan
kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik yang sangat mendasar dalam membina dan
apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa membentuk budi pekerti anak. Pembelajaran
akrab dengan teks sastra yang diapresiasi- sastra diajarkan secara harmonis antara teori
kannya, menumbuhkan sikap sungguh- dan praktek.
sungguh, dan melakukan kegiatan apresiasi Teori yang digunakan untuk membedah
itu sebagai bagian dari hidupnya dan sebagai masalah ini adalah teori semiotik. Halliday
suatu kebutuhan yang mampu memuaskan dan Hassan (1992) mengemukakan bahwa
rohaniahnya. semiotik adalah kajian umum tentang sistem
Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya tanda. Dengan kata lain, semiotik sebagai
adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. suatu kajian tentang makna.
Melalui karya sastra, manusia akan mempe- Manusia di dalam kehidupannya tidak
roleh “gizi bathin” sehingga sisi-sisi gelap bisa dilepaskan dengan tanda-tanda. Tanda-
dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerah- tanda itu ada yang sederhana dan ada juga
kan lewat kristalisasi nilai yang terkandung yang kompleks. Hal ini sejalan dengan
dalam karya sastra. Karya sastra memiliki pendapat Barthes (dalam Kurniawan, 2001:
peranan yang sangat strategis dalam pemben- 81), yaitu “The World is full of signs, but
these signs do not all have the fine simplicity
Yarsama, Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan.… 69

of the letters of the military uniforms: they Tahapan analisis data pada penelitian
are infinitely more complex.” Penelitian ini ini mengacu pada analisis Straus dan Corbin
mempunyai tujuan utama menemukan nilai- (dalam Suarta, 2009: 74). Ia membagi
nilai pendidikan karakter yang terkandung tahapan analisis data menjadi tiga tahap,
dalam naskah drama pawayangan “Sumpah yaitu pengodean terbuka (open coding),
Ramaparasu”. pengodean aksial (axial coding), dan pengo-
dean selektif (selective coding). Hasil anali-
METODE sis data disajikan dengan metode informal.
Metode informal adalah cara menyajikan
Penelitian ini menggunakan pendekatan hasil analisis data dengan menggunakan
dalam studi sastra yang mencoba memahami kata-kata, atau rangkaian kalimat sebagai
dan menginterpretasikan fenomena teks dan sarana (Sudaryanto, 1993).
menginterpretasikan fenomena teks sastra.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin HASIL DAN PEMBAHASAN
(2006) yakni apabila data berupa realitas
sosial, maka digunakan penelitian kualitatif. Analisis hermeneutik naskah drama
Sumber data penelitian ini adalah ”Sumpah Ramaparasu” menghasilkan nilai-
naskah drama pewayangan dengan judul nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut
Sumpah Ramaparasu. Naskah drama ini adalah kesetiaan, kejujuran, religius, kehati-
dikutip dari buku Wayang 3: Kumpulan hatian, ketulusan, rasa haru, keteguhan hati,
Naskah Drama Pewayangan yang dikarang dan demokrasi.
oleh Anom Ranuara. Dengan demikian, jenis Nilai demokrasi ditemukan dalam
data penelitian ini termasuk data kualitatif. naskah drama “Sumpah Ramaparasu”. Hal
Ada empat kriteria pemeriksaan keabsahan ini dibuktikan oleh perilaku tokoh Jamadagni
data dalam penelitian kualitatif, yaitu derajat ketika mengambil keputusan untuk memberi-
kepercayaan (credibility), keteralihan (trans- kan hukuman terhadap istrinya yang bernama
ferability), ketergantungan (dependenabili- Dewi Renuka. Dewi Renuka telah tertangkap
ty), dan kepastian (comformability) (Guba, basah berselingkuh dengan putra seorang
1985). Untuk memeriksa keabsahan data raja, bernama Citrarata. Jamadagni sudah
penelitian dilakukan secara triangulasi. tentu sangat marah terhadap perilaku
Data dikumpulkan dengan metode istrinya. Jamadagni memanggil keempat
pencatatan dokumen/kepustakaan dan wa- putranya untuk bermusyawarah dalam
wancara. Suharsimi (1993: 188) menyatakan mengatasi masalah tersebut. Hal ini tampak
bahwa metode dokumentasi adalah metode dalam kutipan di bawah ini.
yang digunakan untuk mencari dan mengum-
pulkan data mengenai hal-hal atau variabel. 04. Putra-putra: Om Swastiastu
Wawancara dilakukan dengan penga- 05. Jamadagni : Om Swastiastu, mari
rang, Anom Ranuara, praktisi seni (Ida duduk di sini
Bagus Purwa Sila), dan cendikiawan (I Made
Titib). Tujuan wawancara ini adalah Kini, keempat putra Jamadagni telah
menemukan apa yang tersembunyi pada duduk bersila berhadap-hadapan. Ramparasu
pikiran pengarang sehingga suatu fenomena berkata kepada ayahnya.
sosial dapat diapresiasi (Nasution, 2003).
Analisis data menggunakan metode 06. Ramaparasu: Ayah, kami sudah
deskriptif analitik dan hermeneutik. Metode berkumpul. Masalah
deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan apa yang hendak
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan ayah sampaikan?
analisis. Hermeneutik berarti menyusun dan 07. Jamadagni : Sebelum ayah
merakit unsur-unsur yang ada dengan cara menyampaikan
yang baru, merumuskan hubungan baru masalah ini, Ayah
antarunsur-unsur lama, dan mengadakan berharap kamu semua
proyeksi melewati apa yang ada (Nasution, tetap tegar… tetap
1988). memiliki kekuatan.
(Ranuara, 2008: 61-62)
70 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75

Nilai kejujuran ditemukan dalam sejenak. Namun,


naskah drama “Sumpah Ramaparasu”. Hal sesaat kemudian dia
ini ditemukan dari perilaku Dewi Renuka lari meninggalkan
yang dengan lugu jujur mengakui suaminya. Sementara
perbuatannya bersalah. Akibat perbuatannya itu, Hehaya semakin
itu, Dewi Renuka dibunuh oleh putranya dekat dengan
sendiri yang bernama Ramaparasu. Hal ini Jamadagni, kemudian
tampak dalam kutipan berikut. menusukkan
pedangnya
47. Ramaparasu: Benarkan Ibu telah (Ranuara, 2008: 77)
melakukan perbuatan
selingkuh dengan Kutipan tersebut menunjukkan bahwa
seorang putra raja kesetiaan Jamadagni kepada istrinya tidak
bernama Citrarata? disangsikan lagi. Ia rela mati untuk menun-
48. Renuka : Oh … jukkan rasa cinta, kasih sayang, dan setia
siapa mengatakan? kepada istrinya.
49. Ramaparasu: Ayah. Secara diam- Nilai religius ditemukan pada naskah
diam Ayah telah drama “Sumpah Ramaparasu.” Hal ini dapat
memergoki Ibu dari dilihat dari sumpah Ramaparasu yang sangat
balik pohon. (….) dendam dengan sikap keji/biadab raja
52. Renuka : Hukuman apa yang Hehayapati yang tega membumuh ayahnya,
harus ibu terima? Jamadagni. Ramaparasu bersumpah akan
53 Ramaparasu: Maaf ibu, membunuh setiap wangsa kesatria. Nilai
Ramaparasu religius dapat dilihat pada kutipan di bawah
mengunus keris, ini.
kemudian
ditancapkannya di 144. Ramaparasu: Hai dewata agung
dada ibunya demi pembelaan atas
(Ranuara, 2008: 67-68) kematian ayahku …
demi kebenaran …
Nilai kesetiaan ditemukan dalam aku bersumpah untuk
naskah drama “Sumpah Ramaparasu.” Hal membunuh semua
ini dibuktikan dari perilaku Jamadagni yang wangsa ksatria yang
tetap cinta dan setia kepada istrinya. Ia rela akan dijumpai.
mati untuk membuktikan kesetiannya kepada (Ranuara, 2008: 78)
istrinya. Jamadagni dibunuh oleh seorang
raja bernama Hehayapati. Hal ini terlihat dari Nilai kehati-hatian juga ditemukan
kutipan berikut. dalam naskah drama “Sumpah Ramaparasu.”
Nilai ini dapat dilihat dari sikap atau perila-
132. Renuka : Tuan tidak akan ku Ramaparasu ketika menjawab pertanyaan
berhasil membawa ayahnya. Jamadagni memberikan hadiah
saya ke puri dalam kepada Ramaparasu ketika menjawab perta-
keadaan hidup. nyaan ayahnya. Jamadagni memberikan hadi-
133. Jamadagni : Dan saya sebagai ah kepada Ramaparasu karena sudah mau
suaminya akan mengikuti perintahnya. Jamadagni berjanji
membelanya mati- akan memenuhi permintaan anaknya.
matian. Ramaparasu disuruh mengajukan lima buah
134. Hehaya : Oya? kalau begitu permintaan. Ramaparasu berpikir dengan
tantanganmu, baik sebelum mengajukan lima permintaan.
baiklah. Aku Sikap kehati-hatian Ramaparasu dapat
terpaksa ditemukan dalam kutipan berikut ini.
mempergunakan
kekerasan. 6.1 Jamadagni: Ajukanlah lima buah
Dewi Renuka ragu permintaan
Yarsama, Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan.… 71

kepadaku, pikirkan Sikap Ramaparasu perlu diteladai. Ia


baik-baik jangan sangat tulus menolong saudara-saudaranya.
sampai kamu Saudara-saudaranya mengucapkan terima
menyesal nanti. kasih dengan tulus iklas juga kepada Rama-
6.2 Ramaparasu: Baik ayah. Pertama, parasu. Dalam kenyataan di masyarakat
hidupkanlah Ibu ternyata sikap Ramaparasu sangat berten-
kembali. Kedua, tangan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam
hapuskan dosa saya suatu keluarga ada seorang kakak membunuh
kepada Ibu karena adiknya atau seorang adik tega membunuh
saya telah kakaknya karena dipicu masalah warisan.
membunuhnya. Hal ini sudah tentu bertentangan dengan
Ketiga, kembalikan hukum.
wujud saudara- Nilai rasa haru ditemukan dalam
saudara saya sebagai naskah drama “Sumpah Ramaparasu”. Nilai
manusia kembali. tersebut dapat dilihat dari perilaku atau sikap
Keempat, beri saya Mahendra, Maruta, dan Gandamana terhadap
umur panjang, dan Ramaparasu. Saudara bertiga dari Ramapara-
kelima, beri saya su sangat kecewa dan sedih dengan Ramapa-
kesaktian tiada rasu yang tega membunuh ibu kandungnya
tanding dan hanya sendiri. Mereka tidak mau ibunya dibunuh
Wisnu yang mampu seperti cacing. Sikap tersebut dapat dilhat
mengalahkan saya. pada kutipan di bawah ini.
(Ranuara, 2008: 69)
89. Maruta : Biadab. Terkutuk
Nilai membantu dengan tulus ditemu- kamu
kan dalam naskah drama “Sumpah Ramapa- 90. Mahendra : Kembalikan kami
rasu.” Nilai ini dapat dilihat dari perilaku sebagai cacing. Ayo
Ramaparasu yang membantu saudara- lakukan kembalikan
saudaranya agar dikembalikan lagi wujudnya kami sebagai cacing.
sebagai manusia. Ketiga saudara Ramaparasu Itu lebih baik
bernama Mahendra, Maruta, dan Gandamana daripada menjadi
dikutuk oleh ayahnya menjadi cacing karena manusia, tapi
mereka tidak mau mengikuti perintahnya. pembunuh
Bantuan dengan tulus iklas yang ditunjukkan 91. Gandamana: Kami tidak
Ramaparasu kepada saudara-saudaranya da- memerlukan jasamu
pat dilihat pada kutipan di bawah ini. guna membebaskan
kami, tapi dengan
77. Ramaparasu: Saudara-saudaraku … jalan membunuh Ibu,
semuanya sudah Ayo, kembalikan
beres. Anggap saja kami sebagai cacing
tidak pernah terjadi (Ranuara, 2008: 72)
aib menimpa keluarga Sikap Maruta, Mahendra, dan
kita
Gandamana perlu diteladani oleh generasi
78. Ketiganya : Maksudmu? muda. Mereka sangat sayang, setia, bakti,
79. Ramaparasu: Beberapa saat yang hormat, dan taat kepada ibunya. Mereka
lalu kamu bertiga sadar bahwa jasa seorang ibu tidak bisa
dikutuk ayah agar dibayar dengan uang. Hal ini sesuai dengan
menjadi cacing
ungkapan “Sorga ada ditelapak kaki ibu.”
80. Ketiganya : Ya. Benar Nilai keteguhan hati ditemukan pula
81. Ramaparasu: Atas permintaanku,
pada naskah drama “Sumpah Ramaparasu”.
kutukan itu ditarik dan Nilai tersebut dapat dilihat dari sikap atau
kamu bertiga menjadi perilaku Dewi Renuka yang sudah bertobat
manusia kembali.
untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya
(Ranuara, 2008: 71)
72 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75

yang salah. Ia pernah berselingkuh dengan masuk akal. Mengapa


putra seorang raja bernama Citrarata. Dengan harus kita
hukuman mati yang pernah ia alami, ia melakukannya?
konsisten untuk setia dan sayang kepada 26. Maruta : Membunuh ibu
suami dan anak-anaknya. Sikap keteguhan sendiri … betapa
hati Dewi Renuka tersebut dapat dilihat pada besar dosanya …
kutipan berikut ini. pastilah akan
menjerumuskan kita
113. Renuka : Kanda … Kanda … ke neraka selama-
Ada lelaki hendak lamanya
memperkosa saya. 27. Gandamana: Sepanjang
Aduh … saya takut, sepengetahuanku,
takut sekali hewan pun tidak tega
114. Jamadagni : Siapa dia? membunuh ibu
115. Renuka : Sepertinya wangsa kandungnya
kesatria 28. Mahendra : Seharusnya, ayah
116. Jamadagni : Di mana dia menghadirkan ibu di
sekarang? tengah-tengah kita.
117. Renuka : Mungkin akan Kalau ibu mengaku
datang. Dia bersalah dan minta
mengikuti saya. Mari maaf … harus
kita pergi kanda. Kita dimaafkan
bersembunyi. (Ranuara, 2008: 64 – 68)
… … (….)
127. Renuka : Mungkin ada wanita Mereka bersepakat bahwa tugas yang
bangsa menjadi istri, diberikan ayahnya tidak masuk akal. Oleh
raja. Tetapi saya karena itu, mereka bekerja sama tidak
tidak melakukan perbuatan yang sangat durhaka.
(Ranuara, 2008: 75-76) Mereka beranggapan bahwa dosa membunuh
ibu adalah perbuatan yang tidak dikehendaki
Renuka sebagai sosok istri yang oleh semua orang. Perilaku ketiga tokoh
memiliki sikap teguh terhadap pendiriannya. tersebut perlu diteladani. Perilaku saling me-
Ia tidak terlena dengan kekayaan dan maafkan perlu ditumbuhkembangkan dalam
pangkat atau jabatan yang dimiliki kehidupan sehari-hari. Sikap mengakui
seseorang. Perilaku Renuka ini sudah tentu bersalah jika melakukan sesuatu yang salah
kontradiksi dengan sikap beberapa wanita dan disertai dengan permohonan maaf adalah
pada zaman sekarang ini. Seorang wanita sikap yang terpuji. Permohon maaf dan
tega bercerai dengan suaminya karena ada pemberian maaf seharusnya dilakukan secara
pihak lelaki lain yang hadir di sisinya. Ia tulus ikhlas. Artinya, kalau kita bersalah,
sangat terpesona dengan kekayaan dan permohonan maaf itu betul-betul ke luar dari
kedudukan lelaki itu, padahal hidupnya lubuk hati yang paling dalam. Pemberi maaf
belum tentu bahagia. yang dilakukan oleh seseorang juga harus
Nilai bekerja sama ditemukan pada dari hati yang suci. Jangan sampai ada dusta
prilaku yang dilakukan oleh tiga tokoh di antara kita.
bersaudara, yaitu Maruta, Mahendra, dan Sikap yang romantis dan kasih sayang
Gandamana. Ketiga tokoh itu bersama- sama perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
menolak perintah ayahnya. Mereka disuruh hari. Setiap orang perlu dikasihsayangi.
ayahnya agar membunuh ibunya. Ketiga Sikap saling menyayangi perlu dipupuk sejak
tokoh itu sangat hormat kepada ibunya. Oleh dini. Sikap kasih sayang dan romantis ini
karena itu, mereka tidak sampai hati ditunjukan oleh seorang tokoh bernama
membunuh ibunya. Hal ini tampak dalam Citrarata. Dengan sikap kasih sayang yang
kutipan berikut ini. dimiliki Citrarata ternyata mampu meluluh-
lantahkan hati Dewi Renuka. Hal ini tampak
25. Mahendra : Ini tugas aneh. Tidak dalam kutipan berikut.
Yarsama, Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan.… 73

Citrarata seorang putra raja meniup kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kita


seruling, dia bernyanyi, harus tetap ingat bahwa Negara kita adalah
melantunkan lirik-lirik romantis. negara hukum. Semua anak bangsa harus
Sesaat kemudian muncul Dewi menjunjung tinggi supremasi hukum. Hukum
Renuka. Citrarata menyongsongnya harus dilaksanakan secara tegas dan berke-
dan kemudian merangkulnya, lalu adilan. Orang yang melanggar hukum harus
menuntunnya menyelinap ke balik ditindak sesuai dengan pelanggaran yang
pohon. (Ranuara, 2008: 66) dilakukan. Hukum jangan menjerat pada
rakyat kecil saja. Siapa saja yang melanggar
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa hukum harus ditindak tegas. Jadikan hukum
Dewi Renuka sudah berbuat salah. Dia tega sebagai panglima di negara tercinta kita ini.
menghianati suaminya. Sebagai seorang istri, Sikap melanggar hukum tampak juga
dia semestinya setia dan sayang kepada pada naskah drama pewayangan “Sumpah
suaminya. Perbuatan Dewi Renuka yang Ramaparasu”. Sikap ini tampak dari perilaku
tidak terpuji itu, akhirnya diketahui oleh seorang raja bernama Hehayapati. Seorang
suaminya. Dewi Renuka tertangkap basah raja seharusnya memberi contoh atau teladan
melakukan perbuatan itu, seperti yang kepada masyarakat. Dengan keteladanan
tampak pada kutipan berikut. yang dimiliki seorang raja dalam segala
aspek kehidupan, masyarakat sudah tentu
12. Maruta : Siapa yang senang, nyaman, damai dalam menjalankan
melaporkannya kewajibannya. Seorang raja diharapkan seba-
kepada ayah? gai pengayom atau pelindung masyarakat.
13. Jamadagni : Ayah sendiri Sikap raja Hehayapati ingin memperistri
melihatnya dari Dewi Renuka yang sudah memiliki suami.
bawah pohon. Kalau Dewi Renuka sudah tobat sehingga ia tidak
sampai dilihat orang lagi mengulangi perbuatannya yang salah
lain … pastilah kita pada masa lalu.
semakin malu. Para Ada sejumlah nilai yang perlu
tetangga akan diajarkan melalui pendidikan karakter, yaitu:
memaki-maki kita. kejujuran (honesty), keterbukaan (fairness),
Bahkan mereka yang toleransi (tolerance), kehati-hatian (prudi-
tidak mampu ence) disiplin diri (selfi discipline), ketulus-
menahan diri an (helpfulness), rasa haru (compassion),
mungkin akan bekerja sama (cooperation), keteguhan hati
menghakimi ibumu (cowrage) dan nilai demokrasi (democratic
(Ranuara, 2008: 62) values) (Lickona, 1991). Nilai-nilai
pendidikan karakter tersebut perlu dibangun
Dari kutipan tersebut terlihat bahwa dan ditumbuhkembangkan sejak dini.
nilai pengendalian diri memegang peranan Karakter berkaitan dengan pengetahuan
penting dalam kehidupan di masyarakat. moral (moral knowing), perasaan moral
Jamadagni disimbolkan sebagai tokoh yang (moral feeling), dan perilaku moral (moral
mampu mengendalikan dirinya dengan baik. action) (Sadia, dkk., 2013). Karakter yang
Dia bisa menahan marah, walaupun dia baik terdiri atas pengetahuan tentang keba-
dengan mata sendiri melihat perilaku istrinya ikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
yang sangat tidak terpuji itu. Kenyataan di berbuat kebaikan. Ketiga hal ini harus
masyarakat ternyata masih ditemui oknum dilakukan secara harmonis (Yarsama, 2012).
masyarakat yang tidak mampu mengendali- Yarsama (2013b) melakukan penelitian
kan diri. Kalau mereka menangkap basah dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Karakter
seorang pencuri atau pencopet maka mereka dalam Naskah Drama Anak-Anak. Nilai-nilai
tidak segan-segan menganiaya, bahkan mem- yang ditemukan adalah nilai sosial, religius,
bunuh pelaku pencuri atau pencopet itu. musyawarah mufakat, disiplin, persatuan,
Sikap main hakim sendiri sudah tentu sikap dan moral.
yang melanggar hukum. Oleh karena itu, Jaya (2013) melakukan penelitian
sikap main hakim sendiri perlu dijauhi dalam dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Karakter
74 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75

dalam Dogeng Siap Selem dan I Bawang hal sebagai berikut. Nilai-nilai pendidikan
Teken I Kesuna. Nilai pendidikan karakter karakter yang ditemukan pada naskah drama
yang ditemukan adalah nilai religius, etika, pewayangan “Sumpah Ramaparasu” Ranuara
sosial, rasa haru, dan disiplin. Berdasarkan adalah nilai demokratis, kejujuran, kesetiaan,
hasil wawancara dengan pengarang, praktisi religius, kehati-hatian, ketulusan, rasa haru,
seni, dan cendekiawan diperoleh informasi dan keteguhan hati. Nilai-nilai pendidikan
bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang karakter pada naskah drama pewayangan
ditemukan dalam naskah drama Pewayangan “Sumpah Ramaparasu” bersifat aktual dan
karya Anom Ranuara adalah nilai kontekstual. Artinya, nilai pendidikan
demokratis, disiplin, jujur, rasa haru, karakter masih menjadi wacana yang
kesetiaan, keteguhan hati, dan ikhlas. menarik untuk dikaji dan didiskusikan.
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, Berdasarkan simpulan di atas, saran-
apabila dikaitkan dengan keempat hasil saran yang perlu disampaikan adalah nilai-
penelitian di atas ternyata nilai-nilai nilai pendidikan karakter bukan hanya
pendidikan karakter yang terkandung dalam sekadar dipahami, tetapi yang jauh lebih
naskah drama “Sumpah Ramaparasu” dapat penting adalah penghayatan dan pengamalan
dijadikan sebagai salah satu alternatif yang kongkret dalam kehidupan sehari-hari
pembelajaran sastra di SMA. Naskah drama di masyarakat. Pengetahuan, perasaan, dan
ini sangat penting dipahami oleh masyarakat perilaku atau perbuatan yang baik seharusnya
untuk meningkatkan karakter kita. dilaksanakan secara harmoni. Dengan
keharmonisan, ketiga aspek tersebut dapat
SIMPULAN diyakini oleh masyarakat, bangsa, dan negara
kita untuk hidup damai dan sejahtera.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-

DAFTAR RUJUKAN

Aminudin, 2002. Pengantar Apresiasi Karya Nasution, S. 2003. Metode Penelitian


Sastra. Bandung: Sinar Baru. Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Transito.
Bungin, B. 2006. Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Ranuara, I. B. A. 2008. Wayang 3: Kumpulan
Persada. Naskah Drama Pewayangan. Denpasar:
Pemerintah Kabupaten Klungkung.
Esten, M. 1987. Kesusastraan. Bandung:
Angkasa. Sadia, 2013. Model Pendidikan Karakter
Teritegrasi Pembelajaran Sain. Jurnal
Guba, E. G. & Tuonna S. Lincoln. 1985.
Pendidikan Indonesia, II.
Naturalistic Inquiry. Beverly Hills:
Sage Publication. Jaya, G. S. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter dalam satua Siap Selem dan I
Halliday & Hassan. 1992. Bahasa, Konteks,
Bawang Teken I Kesuna. Laporan hasil
dan Teks. Terjem. Asrudin Barori Tou
penelitian tidak dipublikasikan.
& M. Ramlan. Yogyakarta: Gajah
Denpasar: IKIP PGRI Bali.
Mada University Press.
Suarta, I M. 2009. Wacana Cerita Payuk
Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes.
Perumpung dan Rare Anggon Drama
Magelang: Yayasan Indonesiatera.
Tari Arja RRI. Disertasi tidak
Lickona, T. 1991. Educating for Character. dipublikasikan. Denpasar: PPS
New York: Banyams Books. Universitas Udayana.
Nasution, S. 1988. Teknologi Pendidikan. Sudaryanto, E. 1993. Metode dan Aneka
Bandung: Jermars. Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara
Yarsama, Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan.… 75

Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana Yarsama, K. 2013a. Apresiasi Cerpen “Suap”


University Press. Karya Putu, Wijaya Berdasarkan
Pendekatan Resepsi oleh Siswa Kelas
Suharsimi A. 1993. Prosedur Penelitian.
X SMA N 8 Denpasar Tahun Pelajaran
Jakarta: Rineka Cipta.
2012/2013. Jurnal Pendidikan
Yarsama, K. 2011. Pembelajaran Sastra Widyadari, 8(14).
dalam Pembentukan Karakter Anak.
Yarsama, K. 2013b. Nilai-Nilai Pendidikan
Jurnal Pendidikan Widyadari, 6(12).
Karakter dalam Naskah Drama Anak-
Yarsama, K. 2012. Wacana Karma Phala Anak Karya Anom Ranuara. Laporan
dalam Naskah Drama Pewayangan hasil penelitian tidak dipublikasikan.
Karya Anom Ranaura. Disertasi tidak Denpasar: IKIP PGRI Bali.
dipublikasikan. Denpasar: PPS
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai