4628 5680 1 SM
4628 5680 1 SM
4628 5680 1 SM
Ketut Yarsama
Negara Indonesia sekarang ini mengalami tua kepada anaknya memiliki peranan yang
degradasi moral. Fenomena tersebut bukan sangat fundamental dalam mendidik dan
hanya terjadi pada anak remaja, tetapi juga membentuk karakter anak. Pendidikan karak-
pada para pejabat negara. Di lingkungan ter yang baik tidak hanya sekadar diberikan
sekolah siswa sering terlambat datang, suka di bangku sekolah, melainkan juga harus
membolos, suka membuat keributan, melang- diberikan pada pendidikan informal,bahkan
gar rambu-rambu lalu lintas di jalan, dan pada masa prenatal. Masa pranata awal
perilaku menyimpang yang lain. Di kalangan merupakan masa awal dan utama dalam
pejabat negara kasus korupsi merupakan pembentukan karakter anak. Di samping itu,
masalah yang sangat kronis. masyarakat diharapkan agar mau dan mampu
Salah satu arternatif yang bisa mengapresiasi karya sastra. Karya sastra
mengatasi masalah tersebut adalah merevi- apapun jenisnya memiliki nilai-nilai pendi-
talisasi kebiasaan mendongeng bagi orang dikan karakter yang sangat penting dan
tua. Rajasa (2013) menyatakan bahwa kebia- mendesak untuk diapresiasi.
saan mendongeng yang dilakukan oleh orang
67
68 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75
Sastra adalah suatu bentuk hasil peker- tukan kepribadian dan karakter manusia
jaan seni kreatif yang objeknya memakai (Yarsama, 2013a).
bahasa sebagai mediumnya. Sastra sebagai Karya sastra berupa drama mempunyai
karya kreatif mengandung emosi, imajinasi, nilai-nilai pendidikan karakter yang sangat
dan budi pekerti atau moral (Yarsama, 2011). penting untuk dipahami, dihayati, dan
Eksistensi sastra di tengah peradaban manu- diamalkan secara konkret dalam kehidupan
sia sebagai realitas sosial dapat memberi sehari-hari. Artinya, nilai-nilai pendidikan
kepuasan estetik dan inteletual masyarakat karakter yang terkandung dalam drama tidak
peminat sastra. Karya sastra membicarakan hanya sekadar dipahami, tetapi juga yang
manusia dengan segala kompleksitas perso- jauh lebih penting adalah penghayatan dan
alan hidupnya. Karena itu, karya sastra dan pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter
manusia memiliki hubungan yang di dalam- dalam kehidupan di masyarakat.
nya tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran, Naskah drama yang berjudul “Sumpah
pengetahuan, imajinasi, dan spekulasi Ramaparasu” sangat sarat dengan nilai-nilai
mengenai manusia itu sendiri. pendidikan karakter. Naskah drama ini
Eksistensi karya sastra di tengah- sangat mudah diapresiasi oleh pembaca
tengah masyarakat adalah hasil imajinasi karena bahasa yang dipakai oleh pengarang
pengarang serta merefleksinya terhadap sangat komunikatif. Pembaca lebih mudah
gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh memahami makna yang terkandung dalam
karena itu, kehadiran karya sastra merupakan naskah drama tersebut. Nilai-nilai pendidik-
bagian dari kehidupan masyarakat. Penga- an karakter apa saja yang terkandung dalam
rang sebagai objek individu mencoba naskah drama “Sumpah Ramaparasu” dan
menghasilkan pandangan dunianya (world bagaimana hubungan nilai-nilai pendidikan
vision) kepada subjek kolektifnya. Signifi- tersebut dalam kehidupan sehari-hari di
kansi yang dielaborasikan oleh subjek masyarakat. Untuk memecahkan masalah
individual terhadap relaitas sosial di sekitar- tersebut dipandang perlu dilakukan pene-
nya menunjukkan bahwa karya sastra berakar litian.
pada kultur dan masyarakat tertentu (Esten, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1987). pendidikan karakter dapat dikembangkan
Kehadiran karya sastra di tengah- melalui pemilihan model pembelajaran sains,
tengah masyarakat perlu diapresiasi dengan pemilihan model asesmen, dan pemilihan
baik. Aminuddin (2002) menyatakan bahwa materi ajar. Kajian sejenis dilakukan oleh
apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli Yarsama (2011) dengan judul “Pembelajaran
karya sastra secara sungguh-sungguh sehing- Sastra dalam Pembentukan Karakter Anak.”
ga menumbuhkan pengertian, penghargaan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembe-
kepekaan, kritis, dan kepekaan perasaan yang lajaran karya sastra (puisi, cerpen, novel,
baik terhadap karya sastra. Dengan demikian, drama, dan dongeng) mempunyai peranan
kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik yang sangat mendasar dalam membina dan
apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa membentuk budi pekerti anak. Pembelajaran
akrab dengan teks sastra yang diapresiasi- sastra diajarkan secara harmonis antara teori
kannya, menumbuhkan sikap sungguh- dan praktek.
sungguh, dan melakukan kegiatan apresiasi Teori yang digunakan untuk membedah
itu sebagai bagian dari hidupnya dan sebagai masalah ini adalah teori semiotik. Halliday
suatu kebutuhan yang mampu memuaskan dan Hassan (1992) mengemukakan bahwa
rohaniahnya. semiotik adalah kajian umum tentang sistem
Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya tanda. Dengan kata lain, semiotik sebagai
adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. suatu kajian tentang makna.
Melalui karya sastra, manusia akan mempe- Manusia di dalam kehidupannya tidak
roleh “gizi bathin” sehingga sisi-sisi gelap bisa dilepaskan dengan tanda-tanda. Tanda-
dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerah- tanda itu ada yang sederhana dan ada juga
kan lewat kristalisasi nilai yang terkandung yang kompleks. Hal ini sejalan dengan
dalam karya sastra. Karya sastra memiliki pendapat Barthes (dalam Kurniawan, 2001:
peranan yang sangat strategis dalam pemben- 81), yaitu “The World is full of signs, but
these signs do not all have the fine simplicity
Yarsama, Analisis Hermeneutik Nilai-nilai Pendidikan.… 69
of the letters of the military uniforms: they Tahapan analisis data pada penelitian
are infinitely more complex.” Penelitian ini ini mengacu pada analisis Straus dan Corbin
mempunyai tujuan utama menemukan nilai- (dalam Suarta, 2009: 74). Ia membagi
nilai pendidikan karakter yang terkandung tahapan analisis data menjadi tiga tahap,
dalam naskah drama pawayangan “Sumpah yaitu pengodean terbuka (open coding),
Ramaparasu”. pengodean aksial (axial coding), dan pengo-
dean selektif (selective coding). Hasil anali-
METODE sis data disajikan dengan metode informal.
Metode informal adalah cara menyajikan
Penelitian ini menggunakan pendekatan hasil analisis data dengan menggunakan
dalam studi sastra yang mencoba memahami kata-kata, atau rangkaian kalimat sebagai
dan menginterpretasikan fenomena teks dan sarana (Sudaryanto, 1993).
menginterpretasikan fenomena teks sastra.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin HASIL DAN PEMBAHASAN
(2006) yakni apabila data berupa realitas
sosial, maka digunakan penelitian kualitatif. Analisis hermeneutik naskah drama
Sumber data penelitian ini adalah ”Sumpah Ramaparasu” menghasilkan nilai-
naskah drama pewayangan dengan judul nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut
Sumpah Ramaparasu. Naskah drama ini adalah kesetiaan, kejujuran, religius, kehati-
dikutip dari buku Wayang 3: Kumpulan hatian, ketulusan, rasa haru, keteguhan hati,
Naskah Drama Pewayangan yang dikarang dan demokrasi.
oleh Anom Ranuara. Dengan demikian, jenis Nilai demokrasi ditemukan dalam
data penelitian ini termasuk data kualitatif. naskah drama “Sumpah Ramaparasu”. Hal
Ada empat kriteria pemeriksaan keabsahan ini dibuktikan oleh perilaku tokoh Jamadagni
data dalam penelitian kualitatif, yaitu derajat ketika mengambil keputusan untuk memberi-
kepercayaan (credibility), keteralihan (trans- kan hukuman terhadap istrinya yang bernama
ferability), ketergantungan (dependenabili- Dewi Renuka. Dewi Renuka telah tertangkap
ty), dan kepastian (comformability) (Guba, basah berselingkuh dengan putra seorang
1985). Untuk memeriksa keabsahan data raja, bernama Citrarata. Jamadagni sudah
penelitian dilakukan secara triangulasi. tentu sangat marah terhadap perilaku
Data dikumpulkan dengan metode istrinya. Jamadagni memanggil keempat
pencatatan dokumen/kepustakaan dan wa- putranya untuk bermusyawarah dalam
wancara. Suharsimi (1993: 188) menyatakan mengatasi masalah tersebut. Hal ini tampak
bahwa metode dokumentasi adalah metode dalam kutipan di bawah ini.
yang digunakan untuk mencari dan mengum-
pulkan data mengenai hal-hal atau variabel. 04. Putra-putra: Om Swastiastu
Wawancara dilakukan dengan penga- 05. Jamadagni : Om Swastiastu, mari
rang, Anom Ranuara, praktisi seni (Ida duduk di sini
Bagus Purwa Sila), dan cendikiawan (I Made
Titib). Tujuan wawancara ini adalah Kini, keempat putra Jamadagni telah
menemukan apa yang tersembunyi pada duduk bersila berhadap-hadapan. Ramparasu
pikiran pengarang sehingga suatu fenomena berkata kepada ayahnya.
sosial dapat diapresiasi (Nasution, 2003).
Analisis data menggunakan metode 06. Ramaparasu: Ayah, kami sudah
deskriptif analitik dan hermeneutik. Metode berkumpul. Masalah
deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan apa yang hendak
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan ayah sampaikan?
analisis. Hermeneutik berarti menyusun dan 07. Jamadagni : Sebelum ayah
merakit unsur-unsur yang ada dengan cara menyampaikan
yang baru, merumuskan hubungan baru masalah ini, Ayah
antarunsur-unsur lama, dan mengadakan berharap kamu semua
proyeksi melewati apa yang ada (Nasution, tetap tegar… tetap
1988). memiliki kekuatan.
(Ranuara, 2008: 61-62)
70 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 1, April 2014, hlm.67-75
dalam Dogeng Siap Selem dan I Bawang hal sebagai berikut. Nilai-nilai pendidikan
Teken I Kesuna. Nilai pendidikan karakter karakter yang ditemukan pada naskah drama
yang ditemukan adalah nilai religius, etika, pewayangan “Sumpah Ramaparasu” Ranuara
sosial, rasa haru, dan disiplin. Berdasarkan adalah nilai demokratis, kejujuran, kesetiaan,
hasil wawancara dengan pengarang, praktisi religius, kehati-hatian, ketulusan, rasa haru,
seni, dan cendekiawan diperoleh informasi dan keteguhan hati. Nilai-nilai pendidikan
bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang karakter pada naskah drama pewayangan
ditemukan dalam naskah drama Pewayangan “Sumpah Ramaparasu” bersifat aktual dan
karya Anom Ranuara adalah nilai kontekstual. Artinya, nilai pendidikan
demokratis, disiplin, jujur, rasa haru, karakter masih menjadi wacana yang
kesetiaan, keteguhan hati, dan ikhlas. menarik untuk dikaji dan didiskusikan.
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, Berdasarkan simpulan di atas, saran-
apabila dikaitkan dengan keempat hasil saran yang perlu disampaikan adalah nilai-
penelitian di atas ternyata nilai-nilai nilai pendidikan karakter bukan hanya
pendidikan karakter yang terkandung dalam sekadar dipahami, tetapi yang jauh lebih
naskah drama “Sumpah Ramaparasu” dapat penting adalah penghayatan dan pengamalan
dijadikan sebagai salah satu alternatif yang kongkret dalam kehidupan sehari-hari
pembelajaran sastra di SMA. Naskah drama di masyarakat. Pengetahuan, perasaan, dan
ini sangat penting dipahami oleh masyarakat perilaku atau perbuatan yang baik seharusnya
untuk meningkatkan karakter kita. dilaksanakan secara harmoni. Dengan
keharmonisan, ketiga aspek tersebut dapat
SIMPULAN diyakini oleh masyarakat, bangsa, dan negara
kita untuk hidup damai dan sejahtera.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-
DAFTAR RUJUKAN