Urgensi Dan Keutamaan Mencintai Rasulullah: Nama: Beni Setyawan Kelas: Xi Tptup 1 Absen: 14
Urgensi Dan Keutamaan Mencintai Rasulullah: Nama: Beni Setyawan Kelas: Xi Tptup 1 Absen: 14
Urgensi Dan Keutamaan Mencintai Rasulullah: Nama: Beni Setyawan Kelas: Xi Tptup 1 Absen: 14
Kelas : XI TPTUP 1
Absen : 14
َم ْن َيْهِد ُهللا َفَال، َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا،ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه
َأْش َهُد َأَّن َال ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه.ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه
َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َنِبِّيَنا َو َر ُسْو ِلَنا ُمَح َّمٍد َص َّلى ا ُهلل َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن
ِإَلى َيْو ِم الِّدْي
َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ْم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج اًال َك ِثيرًا َو ِنَس اًء
َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َتَتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَألْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َر ِقيبًا
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن
ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا، َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا
َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا
َأَّم ا َبْعُد
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Di antara karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita kaum Muslimin adalah Allah telah mengutus kepada kita penutup
para Nabi dan Rasul, Muhammad ﷺ. Pada hari kiamat kelak seluruh Nabi akan mengikutinya dan dikumpulkan di
bawah panjinya.
Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺbersabda,
وما ِم ن نبي يومئذ آدم فَم ن ِس واه إال، وبيدي لواء الحمد وال فخر،أنا سِّيد َو َلِد آدم يوم القيامة وال فخر
تحت لوائي
”Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat. Dan Aku bukan hendak membanggakan diri. Di tangankulah panji Al-
Hamd dan aku bukan hendak membanggakan diri. Dan tidak seorang Nabi pun pada hari itu baik Adam maupun selain
dirinya kecuali berada di bawah panjiku.”
[Hadits riwayat Ahmad 2/3 no. 11.000, At-Tirmidzi 5/308 no. 3148, dan dia berkata, ”Hasan Shahih.” Dan Ibnu Majah
2/1440 no. 4308]
Surga tidak akan dibuka kecuali untuk orang-orang yang melewati jalannya dan mengikuti petunjuknya. Nabi ﷺ
bersabda,
ِبَك ُأِم ْر ُت أاَّل َأْفَتَح َأِلَح ٍد َقْبَلَك: َفَيُقْو ُل، ُمَحَّم ٌد: َم ْن َأْنَت ؟ َفَأُقْو ُل: َفَيُقْو ُل ْالَخاِز ُن،آِتي َباَب ْالَج َّنِة َفَأْسَتْفِتُح
“Aku mendatangi pintu surga lalu aku meminta agar pintu tersebut dibuka. Maka Penjaga pintu surga bertanya, ”Siapakah
kamu?” Aku menjawab, ”Muhammad.”Lantas dia berkata, ”Karena dirimu aku diperintahkan agar aku tidak membuka
pintu ini untuk seorang pun sebelum dirimu.”
[Hadits riwayat Muslim 1/188, no. 197]
Ketinggian kedudukan Rasulullah ﷺsampai sejauh itu. Bila melihat keagungan diri beliau yang digambarkan langsung
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Quran, maka kita bisa memakluminya. Allah Ta’ala berfirman,
Dalam akidah Islam, mencintai Rasulullah ﷺadalah persoalan yang sangat fundamental dan urgen.
Banyak dalil yang menunjukkan betapa pentingnya kecintaan seorang Muslim kepada Nabi ﷺbagi kebaikan kualitas
imannya. Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari 1/14 no. 15 dan Muslim 1/67 no. 44 dari sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺbersabda,
َو الَّناِس َأْج َم ِع ْيَن،َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى َأُك ْو َن َأَح َّب ِإَلْيِه ِم ْن َو َلِدِه َو َو اِلِدِه
”Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku menjadi orang yang lebih dia cintai daripada anaknya dan orang
tuanya dan seluruh manusia.”
Dengan demikian, mukmin sejati adalah orang yang menjadikan Rasulullah ﷺsebagai orang yang paling dia cintai
melebihi cintanya kepada anaknya, orang tuanya dan seluruh umat manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, ”Di antara hak Nabi ﷺadalah dia lebih dicintai oleh orang
mukmin melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anaknya dan seluruh makhluk.
ُقْل ِإْن َك اَن آَباُؤ ُك ْم َو َأْبَناُؤ ُك ْم َو ِإْخ َو اُنُك ْم َو َأْز َو اُج ُك ْم َو َع ِش يَر ُتُك ْم َو َأْم َو اٌل اْقَتَر ْفُتُم وَها َو ِتَج اَر ٌة َتْخ َش ْو َن َك َس اَدَها
َو َم َس اِكُن َتْر َض ْو َنَها َأَح َّب ِإَلْيُك ْم ِم َن ِهَّللا َو َر ُسوِلِه َوِج َهاٍد ِفي َس ِبيِلِه َفَتَر َّبُصوا َح َّتٰى َيْأِتَي ُهَّللا ِبَأْم ِر ِهۗ َو ُهَّللا اَل
َيْهِد ي اْلَقْو َم اْلَفاِس ِقيَن
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” [At-Taubah: 24] [lihat: Taqrib Ash-Sharim al-Maslul 1/259; Dr.
Shalah Shawi]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, ”Ayat yang agung ini merupakan dalil paling besar atas
wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya ﷺdan wajibnya mendahulukan kecintaan kepadanya daripada kecintaan
kepada segala sesuatu.
Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan ancaman yang keras dan kemurkaan yang besar kepada orang yang lebih
mencintai perkara-perkara yang disebutkan dalam ayat tersebut daripada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan Allah.
Tanda dari hal itu adalah jika dia dihadapkan pada dua perkara:
Yang pertama, perkara itu dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dan dalam dirinya tidak ada keinginan terhadap perkara
tersebut.
Yang kedua, dirinya menyukai perkara tersebut dan sangat menginginkannya akan tetapi perkara tersebut mengakibatkan
sirnanya apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya atau bisa menguranginya.
Maka, jika dia lebih mengutamakan apa yang lebih disukai oleh dirinya daripada apa yang dicintai oleh Allah, berarti dia
adalah orang yang zhalim yang meninggalkan apa yang diwajibkan atas dirinya.” [Tafsir as-Sa’di 1/332]
Bahkan seorang Mukmin tidak akan memiliki iman yang sempurna sampai dia lebih mencintai Nabi ﷺdaripada dirinya
sendiri.
Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Wahai Rasulullah! Anda benar-benar orang yang paling saya cintai daripada
segala sesuatu kecuali diri saya sendiri.
Maka Rasulullah ﷺbersabda, ”Tidak demikian. Demi Allah yang Jiwaku ada di tangan-Nya! Sampai aku lebih kamu
cintai daripada dirimu sendiri.” Lalu Umar berkata, ”Sungguh sekarang Anda lebih saya cintai daripada diri saya sendiri.”
Kemudian Rasulullah ﷺbersabda, ”Sekarang (sudah benar) wahai Umar.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 6/2445 no. 6257]
Sesungguhnya kecintaan kepada Rasulullah ﷺitu ada faktor-faktor yang menjadi sebab dan pendorongnya. Faktor-
faktor dan sebab-sebab itulah yang membuat kita sangat berkeinginan untuk mencintai beliau ﷺdengan kecintaan
yang sangat kuat.
Pengagungan terhadap kecintaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menicntai Nabi ﷺitu mengikuti kecintaan
kepada Allah ‘Azza wa jalla
Sesungguhnya Nabi ﷺadalah pemimpin seluruh anak keturunan Adam dan penutup para Nabi.
Sesungguhnya Nabi ﷺadalah orang yang menyampaikan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sesungguhnya Nabi ﷺadalah orang yang sangat penuh kasih sayang kepada umatnya dalam segala hal yang dia
syariatkan.
Sesungguhnya Nabi ﷺadalah orang yang sangat peduli kepada umatnya dan sabar dalam berdakwah kepada Allah
‘Azza wa Jalla.
Sesungguhnya Nabi ﷺmemiliki keistimewaan berupa akhlak yang tinggi nan agung.
Sesungguhnya mencintai Nabi ﷺitu berpahala sangat besar di dunia dan akhirat.
Demikian tadi sejumlah faktor dan sebab mengapa seorang muslim harus mencintai Nabi ﷺdengan kecintaan yang
tulus, dan kuat.
Rasa cinta semacam ini pasti memiliki tanda yang bisa dilihat secara zhahir. Sebab rasa suka atau cinta kepada sesuatu atau
seseorang itu akan memunculkan sikap dan perilaku tertentu yang menggambarkan perasaan suka tersebut terhadapnya.
Lantas apa sajakah tanda-tanda kecintaan seorang muslim kepada Nabi Muhammad ?ﷺDi antara indikasi terkuat
seorang Muslim mencintai Nabi ﷺadalah sebagai berikut:
Lebih mengutamakan kecintaan kepada Rasulullah ﷺdibandingkan kecintaannya kepada yang lain.
Sangat perhatian untuk membaca sejarah hidup Nabi ﷺyang harum semerbak serta berjalan di atas petunjuknya.
Banyak mengingatnya dengan lisan dan hati serta memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi ﷺ.
Mencintai orang-orang yang shalih dan para para penyeru kepada sunnah Nabi ﷺ, serta orang-orang yang
mengamalkan sunnah Nabi ﷺterutama para sahabat.
Merasa rindu untuk melihat Nabi ﷺdan bersahabat dengannya. Sebagaimana sabda beliau ’ﷺ
يوُّد أحُدهم لو رآني بأهله وماله،ِم ن أشِّد ُأَّم تي لي ُح ًّبا ناٌس يُك ونون بعدي
”Umatku yang paling kuat rasa cintanya kepadaku adalah orang-orang yang hidup setelahku. Salah seorang dari mereka
sangat berkeinginan andaikan mereka melihatku walau dengan tebusan berupa keluarganya dan hartanya.” [Hadits riwayat
Muslim 4/2178 no. 2832]
ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم َو َتَقَّبَل, َو َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم, َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم
اْلَغ ُفْو ُر ِإَّنُه ُهَو، َأُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا َو اْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه. ِتَالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم