Makalah Manajemen KLP 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Dosen Pengampu : Arisna Kadir, S.ST.,M.

Keb

TUGAS MAKALAH
ASUHAN YANG DIPIMPIN OLEH BIDAN
(MIDWIFERY LED/L&D CARE)

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
1. AYUWINDIRA MINTA
2. NUR MUAMANAH
3. NURUL MAULIDYA

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI KEBIDANAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Asuhan Yang Dipimpin Oleh Bidan (Midwifery Led/L&D
Care)”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Pelayanan
Kebidanan yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan
penulisan yang akan datang. Akhir kata kami menucapkan terima kasih.

Makassar, April 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................
A. Definisi asuhan yang dipimpin oleh bidan (midwifery Led/L&D care) .......
B. Evidance terkait asuham kebidanan ..............................................................
C. Role model dalam asuhan kebidanan ............................................................
D. Undang-undang tentang peran dan tanggung jawab bidan terhadap bayi .....
.......................................................................................................................
E. Kasus tentang bayi .........................................................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan merupakan profesi dinamis yang sangat responsive terhadap
perubahan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
Dengan mengutamakan keterampilan profesioanal dengan menggunakan praktik
berbasis bukti, dalam bentuk evidence based midwifery agar hasil evaluasi
terhadap penelitian pada pelayanan kebidanan sehingga dapat digunakan dalam
proses preventif dan promotif dan sebagai bagian dari pengambilan keputusan
keluarga sesuai dengan kebutuhan ruang lingkup wanita.
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan
evidence based midwifery baik yang dilaksanakan di Indonesia maupun akan
diadaptasi dari Luar Negeri tersebut sebagai media dalam mengurangi risiko-
risiko yang dialami ibu dan anak sehingga mengurangi angka kematian ibu dan
anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan midwifery led care (l&d)?

2. Apa yang dimaksud Evidance terkait asuhan kebidanan?

3. Apa yang dimaksud role model dalam asuhan kebidanan?

4.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian midwifery led care (l&d)

2. Untuk mengetahui Evidance terkait asuhan kebidanan

3. Untuk mengetahui role model dalam asuhan kebidanan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Midwifery Led/L&D Care


Care dalam bahasa inggris mempunyai arti memelihara, mengawasi,
memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan dunia kebidanan
maka “care” disini sering disebut dengan asuhan.
Bidan merupakan seorang pemimpin profesional yang menyediakan asuhan
berkelanjutan mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan pemberian asuhan
yang diberikan kepada perempuan mulai dari kunjungan awal hingga masa nifas.
Bidan merupakan pemimpin profesional yang bertanggung jawab untuk
menilai kebutuhan perempuan, merencanakan asuhan, merujuk kepada tenaga
profesional lain yang tersedia. Menyediakan konsultasi oleh staf medis lain
(obgin atau nakes lain) pada beberapa kasus asuhan antenatal, intranatal dan
postnatal, kolaborasi atau rujukan.

B. Evidance terkait asuhan kebidanan

a. Pengertian Evidance Based

Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan


menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
klinis. Jadi pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai
asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut
metodologi ilmiah yang sistematis.
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi secara mendalam hambatan implementasi evidence-based
dukungan selama persalinan normal di Praktik Mandiri Bidan (PBM).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
fenomenologi. Partisipan adalah bidan yangmemiliki Praktik Mandiri Bidan
(PMB), seleksi menggunakan teknik purposive sampling dengan convenience
sampling.
Pengumpulan data dengan menggunakan wawacara mendalam dan
observasi.Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil dari
penelitian ini terdapat tiga hambatan implementasi dukungan selama
persalinan normal yaitu hambatan dari keluarga, hambatan dari pasiendan
suami, dan kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang dukungan
selama persalinan. Sulit untuk menerapkan praktik sesuai dengan evidence-
based, terdapat hambatan-hambatan yang terjadi saat penerapannya.
Profesional kesehatan diharapkan meningkatkan pemberian edukasi kepada
pasien dankeluarga tentang dukungan selama persalinan.

b. Tujuan Evidence Based


Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam
praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan.
Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas perawatan tingkat
kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama perawatan bisa lebih pendek
serta biaya perawatan bisa ditekan (Madarshahian dkk., 2019)
Tujuan lainnya Merupakan kerangka kerja praktik klinik yang dilakukan
berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang didapat melalui penelitian, pengalaman
klinik perawat serta pilihan pasien dalam menentukan keputusan klinik dalam
pelayanan kesehatan dimana tujuan dari penerapan evidence based.
c. Manfaat Evidence Based
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara
lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah.
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Prinsip Evidence Based


Prinsip evidence based adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan
medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan
tingkat kemanfaatannya untuk pasien. Bagi farmasi, segala tindakan dalam
rangka pengobatan dan pemilihan jenis obat.
Prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan,
meliputi sebagai berikut:
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial
yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang
lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui
penyuluhan atau konseling, maupun dengan upaya preventif misalnya
pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan,
siapa dan di mana mendapatkan pelayanan kesehatan.
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).
f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan
teknologi dilakukan hanya atas indikasi.Membangun kemitraan dengan
profesi lain untuk memberdayakan perempua.

e. Lingkup Asuhan Kehamilan dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil,


bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh.
Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis
tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
e. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
f. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
g. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
h. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan.
i. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
j. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan
kehamilan.
k. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamill.
f. Peran dan tanggung jawab bidan dalam dalam asuhan kebidanan
Mengingat dan memahami lingkup peran dan tanggungjawab bidan
dalam menjalankan asuhan kebidanan adalah sebagai berikut :
a. Care Provider (pemberi asuhan kebidanan) Seseorang yang mempunyai
kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan
holistic dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin,
nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada
kondisi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik
profesi.
b. Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan ibu
dan anak. Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak dan
pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak
dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan masyarakat
sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
c. Communicator (komunikator) Seseorang yang mempunyai kemampuan
berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat,
sejawat dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu
dan anak.
d. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik
dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan prinsip.

C. Role model dalam asuhan kebidanan


1. Pengertian role model
Seorang role model dalam asuhan kebidanan adalah sosok yang
menggambarkan kesempurnaan dalam praktik klinis dan berperilaku sesuai
dengan prinsip-prinsip etika dan profesionalisme. Mereka tidak hanya
memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang tinggi dalam merawat
ibu hamil, melahirkan, dan merawat bayi baru lahir, tetapi juga menunjukkan
sikap empati, kepedulian, dan penghargaan terhadap setiap individu yang
mereka layani.
Seorang role model dalam asuhan kebidanan juga mampu berkomunikasi
secara efektif dengan pasien dan anggota tim kesehatan lainnya,
memfasilitasi kerja sama tim yang baik, serta menjadi pemimpin yang
menginspirasi. Mereka mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien di
atas segalanya, menjunjung tinggi otonomi pasien, dan mengedepankan
praktik-praktik berbasis bukti dalam memberikan perawatan yang aman dan
berkualitas.
Selain itu, seorang role model dalam asuhan kebidanan juga berperan
sebagai pembelajar seumur hidup, terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka melalui pendidikan dan pengalaman klinis baru. Mereka
bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dengan rekan-rekan
seprofesinya, menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan mendukung
perkembangan profesi kebidanan secara keseluruhan.
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan
suatu objek, sistem, atau konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi.
Model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan
kebidanan), meliputi unsure-unsur yang terdapat dalam paradigm kesehatan
(manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan).
2. Macam-macam model asuhan kebidanan
a. Medical Model
Merupakan fondasi dari praktik-praktik kebidanan yang sudah
meresap di masyarakat. Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan, dan
komplikasi penyakit/tindakan.
b. Model sehat untuk semua (health for all)
Di proklamasikan oleh WHO sejak tahun 1978. Focus dari model ini
adalah pada wanita, keluarga, dan masyarakat. Pelaksanaannya adalah
bidan dikomunitas.
Tema dalam HFA (Health For All) adalah :
 Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan
 Bentuk yankes adalah kesehatan dan pencegahan penyakit
 Partisipasi masyarakat
 Adanya kerjasam antar tim kesehatan
 Berfokus pada yankes primer
c. Model Partisipasi
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya
dengan bidan pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat.
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi :
 Bantuan diri : pasien yang aktif terlibat dalam asuhan
 Tidak medikalisasi dan lebih fleksibel dalam melakukan tugas profesi
bidan
 Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
3. Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal
berikut ini:
 Lakukan intervensi minimal
 Memberikan asuhan sesuai kebutuhan
 Melakukan segala tindakan sesuai dengan standar wewenang dan
kompeten
 Memberikan informant consent
 Memberikan asuhan yang nyaman, aman, logis dan berkualitas
 Menerapkan asuhan sayang ibu
Asuhan saying ibu adalah :
a) Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu
b) Ibu punya otonom dalam setiap pengambilan keputusan
c) Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan ibu
d) Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga

D. Undang-undang tentang peran dan tanggung jawab bidan terhadap bayi


Undang-undang republik Indonesia nomor 4 tahun 2019
Pasal 50 berbunyi “
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf b, bidan berwenang:
a) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah
b) Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak
prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan
rujukan; dan
c) Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
dilanjutkan dengan rujukan.
Pasal 61 berbunyi :
Bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan berkewajiban :
b) memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
kebidanan kepada klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya
c) memperoleh pertsetujuan dari klien atau keluarganya atas tindakan yang akan
diberikan.

E. Kasus DBD Pada Bayi

NASKAH ROLEPLAY
STRATEGIS PROMOSI KESEHATAN POLA 3M
PADA KASUS DBD TERHADAP BAYI

Pembagian Peran :
1. Ayuwindira minta : kepala puskesmas
2. Nur muamanah : advokat 1
3. Nurul maulidya : advokat 2

Di sebuah desa bernama Desa Cibodas sedang marak terjadi wabah


penyakit DBD pada anak-anak balita. Hal ini sudah terjadi dalam waktu 1 bulan
terakhir dan belum terselesaikan. Ada salah satu dari beberapa anak-anak balita
tersebut sampai meninggal dunia sehingga membuat masyarakat setempat dan
salah satunya adalah ibu dari anak yang meninggal tersebut melapor ke ketua
RT&RW setempat akan masalah ini untuk segera ditindaklanjuti supaya bisa
mencegah wabah ini untuk tidak berkelanjutan.
Ketua RT maupun Ketua RW hanya menanggapi cerita itu dengan
memberikan saran kepada Ibu Korban untuk selalu menjaga kesehatan dan
kebersihan agar terhindar dari penyakit DBD. Namun, Ketua RT&RW belum
bisa melakukan apa-apa untuk mengurangi wabah DBD tersebut. Semakin hari,
korban dengan penyakit DBD ini semakin bertambah banyak, lalu Petugas
Kesehatan setempat mengetahui keadaan itu. Kepala Puskesmas langsung
datang untuk meninjau keadaan daerah itu.
Ketika Kepala Puskesmas sudah berada di desa itu, ia bertemu dengan
Ketua RT&RW setempat. Setelah bertemu, ketua RT&RW membicarakan
masalah itu dengan kepala puskesmas, lalu Ketua RT&RW berniat
mempertemukan Kepala Puskesmas dengan Advokator dan Kepala Desa untuk
menangani wabah penyakit DBD ini. Akhirnya, Kepala Puskesmas dengan
Kepala Desa dan Advokator sudah menyepakati akan mengadakan pertemuan
untuk membahas wabah penyakit ini dengan warga di Puskesmas Cibodas.

Ayu : Assalamualaikum Wr.Wb Ibu dan Bapak, Puji dan Syukur saya ucapkan
kepada Allah SWT karena hari ini kita dapat bertemu dan berkumpul di
Ruang Puskesmas Cibodas ini dengan keadaan sehat walafiat. Pertama-
tama marilah kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Masyarakat : (berdoa)
Ayu : Berdoa selesai. Ya baik kita mulai saja, disini saya Ayuwindira minta
sebagai Kepala Puskesmas Cibodas yang akan memimpin acara ini. Dan
disini saya akan memperkenalkan rekan saya yaitu (….) sebagai Kepala
Desa Cibodas, yang akan membantu kita untuk menangani wabah
penyakit DBD ini. Dan disini juga ada kedua rekan saya, Nur Muamanah
dan Nurul maulidya sebagai Advokator. Ya saya persilahkan kepada
Bapak/Ibu untuk meceritakan tentang masalah yang sedang terjadi dan
dirasakan oleh warga Desa Cibodas ini terkait wabah penyakit DBD yang
dialami anak-anak di Desa Cibodas.
Masyarakat : Pertama-tama, hatur nuhun kepada ibu Ayu yang telah
memberikan saya kesempatan. Langsung saja, saya Dewi
sebagai perwakilan dari warga Desa Cibodas ingin
menyampaikan apa yang baru-baru ini menimpa kami. Sebagai
contoh, anak saya sendiri teh yang masihbalita terkena demam
berdarah, sama saya dibawa ke rumah sakit, tapi anak
saya teh tidak tertolong. Terus setelah kejadian itu teh malah
bertambah anak-anak lain yang jadi korban karena
demam berdarah. Saya lihat teh tidak ada upaya apa-
apa dari pemerintahsetempat. Makanya saya dan warga lain ingi
n sekali pemerintah turun tangan, biar gaada lagi tah warga terut
ama balita yang jadi korban lagi.
Ayu : Ya terimakasih Ibu Dewi, yang sudah menceritakan masalah yang dialami
oleh anak Ibu.
Masyarakat : sama-sama ibu
Ayu : Ya selanjutnya kepada Nur Muamanah dan Nurul Maulidya saya
persilahkan menyampaikan pendapat maupun cara untuk menangani
masalah yang sedang dialami warga ini.
Nur M : Berdasarkan masalah kesehatan yang terjadi di Desa Cibodas ini terkait
DBD yang menyerang bayi bahkan anak” maka sebelum saya
menyampaikan cara menangani DBD ini, saya terlebih dahulu akan
memberikan informasi mengenai ciri-ciri DBD pada bayi agar ibu
maupun bapak dapat mengenal dan segera membawa ke rumah sakit
jika sudah melihat anak ibu dengan ciri-ciri DBD.
Jadi ciri-cirinya adalah demam, lebih rewel dan gelisah, muncul bintik
merah, muncul perdarahan atau memar, muntah-muntah, nafas menjadi
cepat. Bagaimana ibu apakah sudah paham dengan ciri-cirinya.
Masyarakat : iyaa, paham bidan
Nur M : baiklah kalau sudah paham, maka saya akan memberikan cara untuk
menangani penyakit DBD ini, Berdasarkan masalah kesehatan yang
terjadi di Desa Cibodas ini kami terdorong untuk membuat suatu
gerakan yang dapat mencegah wabah DBD yaitu dengan gerakan 3M.
Masyarakat : apalagi 3M itu bidan, apakah tidak ada cara lain yang lebih cepat
karena sekarang semakin banyak bayi dan anak” yang terkena
DBD.
Nur M : 3M adalah Menutup, Menguras dan Mendaur ulang ibu
Masyarakat : ribet bidan, memakan banyak waktu kenapa tidak pakai lotion saja
atau anti nyamuk kalau bayi mau tidur.
Nur M : memakai lotion atau anti nyamuk pada bayi itu tidak boleh keseringan
karena kulit bayi sangat sensitive dan bisa membuatnya alergi.
Makanya saya memberikan saran untuk membuat gerakan yaitu 3 M.
Nah sebelum kami menjelaskan gerakan 3M, rencananya besok di Desa
Cibodas akan dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk
dewasa dan juga akan dibagikan abate untuk ditaburkan di bak mandi
dan tempat penampungan air. Diharapkan masyarakat untuk
mempersiapkan segala sesuatu sebelum petugas fogging datang.
Masyarakat : Baik bu, terima kasih. Kami akan mempersiapkan nya
Nur M : Baiklah kita kembali ke pembahasan mengenai gerakan 3M. 3M yang
pertama adalah menutup maksudnya tutuplah segala tempat yang bisa
menampung air, baik di dalam maupun di luar rumah. 3M yang kedua
adalah menguras, Kuraslah tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. Dan
yang 3M yang terakhir adalah Mendaur ulang. Dahulu memang 3M
terakhir itu mengubur namun, mengenai tindakan mengubur barang
bekas, sebenarnya dapat diikuti dengan aksi menggunakan kembali atau
mendaur ulang barang yang sudah tak terpakai. Bagaimana ibu apakah
ibu setuju dengan saran yang saya berikan.
Masyarakat : saya sangat setuju bidan, tapi apa saja tujuan 3M ini
Nurul : Pencegahan DBD dengan 3M plus bertujuan untuk menghindari
gigitan nyamuk dan mencegah nyamuk bersembunyi di rumah. Ikuti
cara-cara sederhana berikut ini untuk mengaplikasikan 3M plus: Pasang
kasa nyamuk di pintu dan jendela, dan gunakan kelambu saat
tidur. Gunakan semprotan antinyamuk, terutama di kolong meja dan
tempat tidur, serta di belakang furnitur. Oleskan losion antinyamuk
pada kulit ketika berdiam di tempat terbuka. Biarkan matahari masuk
semaksimal mungkin. Bersihkan kaca jendela yang buram agar sinar
matahari tidak terhalang. Bersihkan secara rutin semua tirai dan karpet
yang mengumpulkan debu. Ingatlah bahwa nyamuk suka bersembunyi
di barang-barang berdebu. Jika memiliki kebun, tanam tumbuhan-
tumbuhan berbau yang tidak disukai nyamuk, misalnya serai, kemangi,
dan lavender. Kosongkan rumah dan gudang sebisa mungkin dari
barang-barang yang tidak diperlukan untuk menghilangkan tempat-
tempat nyamuk bersembunyi dan agar rumah menjadi lebih
lapang. Jangan biarkan baju dan handuk menggantung terlalu lama.
Handuk dan baju kotor merupakan tempat yang digemari nyamuk
karena nyamuk suka aroma tubuh manusia. Cuci baju kotor dan ganti
handuk secara berkala. Dan kami harap dengan adanya gerakan 3M ini
kejadian ini tidak akan terulang kembali. Semoga ibu (….)
selaku Kepala Desa dapat mengambil keputusan dengan bijaksana.
Ayu : Terimakasih untuk Nur M dan Nurul yang sudah menyampaikan cara
dan solusi untuk menangani wabah penyakit DBD ini. Saya sangat
memberikan apresiasi karena program yang sudah disampaikan sangat
bagus untuk bisa dilakukan dalam pencegahan DBD ini.
Nur &nurul : sama-sama ibu
Ayu : Dan sekarang kita akan mendengarkan bagaimana pendapat dari bu
Indah sebagai Kepala Desa. Saya persilahkan Ibu Indah untuk maju
kedepan.
k. desa : Assalamu’alaikum Wr. Wb, sebelumnya terimakasih kepada semua
masyarakat yang telah hadir pada kesempatan ini. Tak lupa juga saya
berterimakasih kepada Bu Nur M dan Nurul selaku advokator dalam
kesempatan kali ini telah bersedia menyampaikan mengenai cara dan
solusi untuk menangani wabah penyakit di Desa Cibodas ini. Saya
berharap dengan adanya kegiatan advokasi ini kita bisa bersama-sama
ikut mencegah wabah DBD yaitu dengan cara seperti yang tadi sudah
dipaparkan oleh advokator kita dengan gerakan 3 M. Karena seperti kita
tahu mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Jadi sebelum wabah
ini terjadi berkelanjutan alangkah baiknya kita mencegahnya lebih dini
supaya tidak terjadi untuk kedua kalinya. besok juga saya berencana
untuk menghubungi pihak yang akan melakukan fogging, insyaAllah
kalau tidak ada halangan kita bisa melakukan fogging sebagai langkah
awal untuk mencegah wabah DBD ini.
Masyarakat : Alhamdulillah hatur nuhun bu kadesatas keputusannya.
Ayu : Ya Alhamdulillah,Terima kasih juga kepada bu kades, dan rekan rekan
advokator yang telah menyampaikan pendapat maupun cara untuk
sama-sama membantu Desa kami menghadapi wabah penyakit DBD
ini.Mudah-mudahan apa yang sudah di sampaikan tadi bisa terlaksana
dengan baik dan lancar. Sehingga,warga Desa Cibodas ini bisa
terhindar dari penyakit DBD.Lalu,Terima kasih kepada para warga
yang sudah menyempatkan hadir di pertemuan ini dan mau bekerja
sama dengan kita semua.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evidence-based merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi secara mendalam hambatan implementasi evidence-based
dukungan selama persalinan normal di Praktik Mandiri Bidan (PBM).
Seorang role model dalam asuhan kebidanan adalah sosok yang
menggambarkan kesempurnaan dalam praktik klinis dan berperilaku sesuai
dengan prinsip-prinsip etika dan profesionalisme. Mereka tidak hanya memiliki
pengetahuan dan keterampilan teknis yang tinggi dalam merawat ibu hamil,
melahirkan, dan merawat bayi baru lahir, tetapi juga menunjukkan sikap empati,
kepedulian, dan penghargaan terhadap setiap individu yang mereka layani.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan , oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah jauh lebih baik lagi dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita dalam
mengetahui tentang Asuhan Yang Dipimpin Oleh Bidan (Midwifery Led/L&D
Care).
DAFTAR PUSTAKA
Green ML, Ciampi MA and Ellis PJ. 2021. Residents’ Medical information needs in

clinic : are they being met? Americal Journal of Medical : 218-233.

Neill, K. K., & Johnson, J. T. (2020). An advanced pharmacy practice experience in

application of evidence-based policy. American Journal of Pharmaceutical

Education, 76(7), 133.

Paul Glasziou, Chris Del Mar and Janet Salisbury. 2020. Buku Kerja Evidence Based

Practice. Yogyakarta. Buku Seru.

Sue Macdonald, Julia Magill-Cuerden (2019). - Buku: "Mayes' Midwifery: A Textbook

for Midwives"

Vicky Chapman, Cathy Charles (2019). Buku: "The Midwife's Labour and Birth

Handbook"

Anda mungkin juga menyukai