ASKEP Maternitas
ASKEP Maternitas
ASKEP Maternitas
Disusun oleh:
STIKES BANYUWANGI
T.A 2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN
Tanggal : ...................................
Oleh :
Pembimbing
NIDN. 0725119003
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul asuhan keperawatan dengan ibu gangguan
system reproduksi kista ovarium
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini hingga selesai. Serta tidak lupa kami sampaikan bahwa
makalah penelitian ini jauh dari kata sempurna dan kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang bersifat membangun dan memperbaiki makalah ini.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat praktik
BAB 3 Kasus
BAB 4 Penutup
Daftar Pustaka
Lembar Konsultasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Genitalia external secara kesatuan disebut vulva atau pudensum. Secara anatomis
genitalia external terdiri dari:
1. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi
tulang kemaluan (simfisis pubis)
2. Labia Mayora (bibir besar kemaluan)
Labia mayora merupakan bagian lanjutan dari mons veneris yang berbentuk
lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk perineum.
3. Labia Minora (bibir kecil kemaluan)
Labia minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam labia
mayora. Genitalia Internal (Alat Kelamin Bagian Dalam)
4. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan
saat hubungan seksual.
5. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada
sisi kiri dan kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas dan dibatasi oleh
pertemuan dua labia minora pada bagian belakang bawahnya.
6. Himen (Selaput Darah)
Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina.
Gambar 2.1 Genetalia Eksternal wanita
b. Genitalia Internal (Alat Kelamin Bagian Dalam)
1. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (otot-selaput) yang menghubungkan
rahim dengan dunia luar yang berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai sarana
dalam hubungan seksual dan sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan
lendir saat menstruasi.
2. Uterus (rahim)
Ruang pada rahim (uterus) berbentuk segitiga dengan bagian atas yang lebih
lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin.
3. Tuba Fallopi (oviduk)
Tuba Fallopi (oviduk) adalah organ yang menghubungkan uterus (rahim)
dengan indung telur yang berfungsi sebagai saluran spermatozoa dan ovum.
Menurut (Liyanti, 2021) ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor genetik yaitu
dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut gen
protoonkogen, gangguan hormon yaitu individu yang mengalami kelebihan hormon
ekstrogen dan progesteron akan memicu terjadi penyakit kista, dan juga riwayat
penyakit kanker kolon dimana beresiko menyebabkan terjadinya kista. Faktor ekternal
terdiri dari kurang olahraga, merokok, konsumsi alkohol, mengkonsumsi makanan
yang tinggi lemak dan serat, sosial ekonomi rendah dan sering stress.
a. Usia
Kista ovarium jinak terjadi pada wanita kelompok usia reproduktif. Pada wanita
yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko memiliki
kista ovarium ganas.
b. Status menopause
Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium dapat menjadi tidak
aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita menopause
yang rendah.
c. Faktor genetik
Di dalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yaitu disebut dengan gen
protoonkogen. Protoonkogen dapat bereaksi akibat dari paparan karsinogen
(lingkungan, makanan, kimia), polusi dan paparan radiasi.
d. Pengobatan infertilitas
Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat kesuburan dilakukan dengan
induksi ovulasi dengan gonadotropin (konsumsi obat kesuburan).
Gonadotropin yang terdiri dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) dapat menyebabkan kista berkembang.
e. Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua pada
puncak kadar Human Chorionic Gonadotrpin (HCG).
f. Hipotiroid
Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormone tiroid yang dapat
menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi Thyroid Stimulating Hormone
(TSH) lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH merupakan faktor
yang memfasilitasi perkembangan kista ovarium folikel.
g. Merokok
Kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko untuk pertumbuhan kista
ovarium fungsional. Semakin meningkat resiko kista ovarium dan semakin
menurun Indeks Massa Tubuh (IMT) jika seseorang merokok.
h. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga menderita kanker ovarium, endometrium, payudara, dan
kolon menjadi perhatian khusus. Semakin banyak jumlah keluarga yang
memiliki riwayat kanker tersebut, dan semakin dekat tingkat hubungan
keluarga, maka semakin besar resiko seorang wanita terkena kista ovarium
Meliputi Nama Klien, Usia Klien, jenis Gender Klien, Tempat Tinggal Klien,
Agama Klien, Pendidikan Terkahir Klien, Pekerjaan Klien, Status Perkawinan,,
nomor rekam medis, Tanggal Mulai di rawat di RS dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
kesehatan. Keluhan juga muncul pada kasus Kista Ovarium adalah nyeri perut
pada bagian bawah.
c. Riwayat keluhan/penyakit saat ini
Untuk mengetahui penyakit yang disertai saat ini, apakah keadaan ibu dengan
kista ovarium menderita sakit pinggang dan nyeri pada bagian bawah perut
bagian bawah serta mengetahui adanya penyakit kronis dan keterbatasan fisik.
d. Riwayat kesehatan terdahulu
Meliputi pernah mengalami sakit apa, kecelakaan, sudah di rawat sebelumnya,
imunisasi, alergi.
e. Riwayat menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain menarche, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, keluhan utama yang
dirasakan sat haid.
f. Riwayat kehamilan
Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilam, anak yang hidup, persalinan
aterm, persalinan premature, keguguran, persalinan dengan tindakan, riwayat
pendarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya.
g. Riwayat persalinan
Hal yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah sah atau tidak,
karena bila menikah tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologisnya.
h. Riwayat ginekologi
Dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami penyakit kandungan
seperti infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau sistem reproduksi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pernafasan (B1: Breathing)
Observasi jika ada tanda nafas tersesak, sputum, batuk, sakit dada yang
biasanya terjadi oleh pasien post op salpingoovarektomi yang gampang terkena
infeksi.
b. Kardiovaskuler (B2:Blood)
Kaji apakah ada perfusi jaringan melemah, nadi perifer melemah atau menurun,
takikardi atau bradikardi, anemia,tekanan darah tinggi.
c. Persyarafan (B3: Brain)
Pada wajah biasanya tidak didapatkan adanya perubahan, konjungtiva anemis
karena perdarah pervaginam, Status neurologis tidak mengalami perubahan,
tingkat kesadaran dalam batas normal dimana orientasi (tempat, waktu, orang)
baik.
d. Perkemihan (B4: Bladder)
Observasi jika adanya tanda poliuria, retensi urin, inkontensia urin, rasa nyeri
saat berkemih.
e. Pencernaan (B5: Bowel)
Observasi jika adanya tanda polidipsi, mual dan muntah, diare, susah BAB,
dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
f. Eksterminas (B6: Bone)
Kaji apakah ada Turgor kulit melemah, terdapat cedera atau penghitaman akibat
luka, kelembaban, suhu kulit didaerah jahitan, tekstur kulit.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Retensi urine berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra (D.0050)
c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan mobilitas gastrointestinal
(D.0149)
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
e. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (D.0142)
4. Intervensi Keperawatan
5. Implementasi Keperawatan
6. Evaluasi
Seorang wanita berusia 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan adanya
benjolan di area perut bagian kanan bawah. Benjolan dirasakan sejak sekitar 2 tahun
yang lalu. Benjolan semakin lama semakin besar. Dari hasil pemeriksaan fisik
ditemukan keadaan umum baik, konjungtiva anemis, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 82x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 38,6℃. Pada pemeriksaan abdomen
ditemukan adanya nyeri tekan dan teraba massa di area inguinal dextra dengan ukuran
sekitar 20x15 cm. Hasil pemeriksaan penunjang darah rutin: leukosit 11,5x103 /μL,
eritrosit 4,6 x106 /μL, hemoglobin 13 g/dL, platelet 395 x103 /μL, clotting time 7
menit, bleeding time 3 menit. Hasil pemeriksaan penanda tumor: CEA 0,83 ng/mL, CA
125 10,14 u/mL. Hasil USG ditemukan adanya kista ovarium. Pada kasus ini,
penatalaksanaan dilakukan berdasarkan terapi dari bagian obsetric & gynecology. Pada
pasien dilakukan tindakan operasi laparotomi + kistektomi (Herman et al., 2019)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi cairan,
yang tumbuh di indung telur. Cairan ini biasa berupa air, darah, nanah, atau cairan
coklat kental seperti darah menstruasi. Kista banyak terjadi pada wanita usia subur atau
usia reproduksi. Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk
seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh.
4.2 Saran
Heddy, Jamilah, N., & Zulhijjah, A. (2023). Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Kista Ovarium Pada Wanita Usia Subur Di Poli Bkia Rumah
Sakit Kencana Kota Serang. Jurnal Ilmiah Obsgin, 15(1), 354–363.
Herman, S., Studi, P., Mesin, T., Mesin, J. T., Teknik, F., Sriwijaya, U., Saputra, R.
A., IRLANE MAIA DE OLIVEIRA, Rahmat, A. Y., Syahbanu, I., Rudiyansyah,
R., Sri Aprilia and Nasrul Arahman, Aprilia, S., Rosnelly, C. M., Ramadhani, S.,
Novarina, L., Arahman, N., Aprilia, S., Maimun, T., … Jihannisa, R. (2019).
Sebuah Laporan Kasus Kista Ovarium. Jurusan Teknik Kimia USU, 3(1), 18–23.
Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). Asuhan Keperawatan Post Op Kista Ovarium.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 10–27.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
LEMBAR KONSULTASI