Pengaruh Khotbah Dalam Ibadah Minggu Terhadap Kede

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No.

2 Desember 2020

PENGARUH KHOTBAH DALAM IBADAH MINGGU


TERHADAP KEDEWASAAN IMAN JEMAAT
DI GKSI MERAUKE

Jansakti Sadu Saly1, Hasahatan Hutahaean2


1 2
Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Merauke , Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara
[email protected]

Abstract: This study aims to determine the effect of sermons in Sunday worship on the
maturity of the congregation's faith in the Gereja Kristen Indonesia Setia (GKSI) Merauke.
The method used is quantitative. The hypothesis is that there is a positive and significant
influence between the sermon in Sunday worship on faith maturity. The population is the
GKSI Merauke congregation, amounting to 292 people with a sample of 30 people. The
instrument used was a closed questionnaire. Validity is tested using the product-moment
correlation formula. Data were analyzed using the correlation technique (rxy), tested for
the significant relationship with the formula (t) and the test of determination (r2), and
simple regression. The successful test was tested by F, then to find out the effect
regression equation was carried out with the formula Y = a + bX. The results showed the
effect or r2 = 51% and significant influence or F count = 28.65 where it is known that F
table = 4.17 and obtained the meaning of the simple regression equation Y = 7.25 +
0.87X. This study concludes that the sermon on Sunday worship positively and
significantly affects the congregation's faith maturity.

Keywords: congregation, faith maturity, Sunday sermon, GKSI

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh khotbah dalam ibadah
Minggu terhadap kedewasaan iman jemaat di Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI)
Merauke. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Hipotesisnya adalah terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara khotbah dalam ibadah Minggu terhadap
kedewasaan iman. Populasi adalah jemaat GKSI Merauke yang berjumlah 292 orang
dengan sampel 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup. Kesahihan
diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Data dianalisis dengan
menggunakan tehnik korelasi (rxy), diuji signifikan hubungan dengan rumus (t) dan uji
2
determinasi (r ) serta regresi sederhana. Uji keberhasilan diuji dengan F, kemudian untuk
mengetahui persamaan regresi pengaruh dilakukan dengan rumus Y = a+ bX. Hasil
2
penelitian menunjukkan pengaruh atau r = 51% dan signifikan pengaruh atau F hitung =
28,65 di mana diketahui F tabel = 4,17 dan memperoleh keberartian persamaan regresi
sederhana Y = 7,25 + 0,87X. Penelitian ini menyimpulkan bahwa khotbah dalam ibadah
Minggu berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap kedewasaan iman jemaat.

Kata kunci: jemaat, kedewasaan iman, khotbah Minggu, GKSI

Pelayanan Firman telah dimulai sejak masa Perjanjian Lama (PL)

hingga pada saat ini. Pada zaman PL, para nabi diutus Allah untuk

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 225


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

menyampaikan pesan-pesan kepada bangsa pilihan-Nya. Penyampaian

pesan tersebut merupakan sebuah pemberitaan Firman Allah (khotbah).

Para nabi ini menyatakan kehendak, maksud, dan rencana Allah bagi

umat-Nya untuk mendidik dan mengarahkan mereka kepada-Nya.

Dalam gereja pada umumnya, khotbah merupakan klimaks

dari suatu kegiatan ibadah. Khotbah dianggap sebagai unsur yang

paling penting dalam peribadatan jemaat karena dari khotbahlah

jemaat mendapatkan pengertian tentang Firman Tuhan. (Conner &

Malmin, 2004). Karena itu ibadah jemaat dianggap gagal jika

diselenggarakan tanpa khotbah. Khotbah diharapkan mampu

menggugah, menyentuh, dan membawa jemaat beriman kepada

Kristus. (Scharf, 2013).

Khotbah disampaikan dalam hampir setiap kegiatan ibadah

di gereja baik ibadah Minggu, ibadah keluarga, ibadah kebangunan

rohani, dll. Khotbah juga disampaikan melalui media televisi, radio,

dan media lainnya. (Pasande & Tari, 2019).

Khotbah diyakini sangat berpengaruh terhadap kedewasaan iman

jemaat. Seperti dikatakan Kheng, dengan khotbah pengetahuan jemaat

akan Firman Tuhan semakin bertambah dan iman mereka akan

bertumbuh semakin dewasa. (Djung, 2014). Santoso, dalam

penelitiannya, membuktikan bahwa pertumbuhan rohani jemaat naik

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 226


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

signifikan dengan adanya khotbah yang baik dari gembala di gereja.

(Santoso, 2020).

Anderson juga menguatkan hal tersebut. Ia mengidentifikasi bahwa

khotbah memang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kedewasaan iman jemaat. Khotbah di gereja adalah salah satu sarana

untuk memperlengkapi orang-orang yang datang agar menjalani hidup

yang benar dalam Tuhan. (Anderson, 2016).

Iman sendiri adalah penerimaan terhadap suatu kebenaran

kesaksian atau keterangan orang lain tentang suatu hal meskipun

belum melihatnya sendiri. Dalam bahasa Ibrani “iman ” disebut

dengan “aman” yang menunjukkan hubungan antara manusia

dengan Tuhan. Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan manusia

kepada Tuhan. Dalam bahasa Yunani iman disebut “pitis.” Kata ini

mempunyai bentuk pengertian aktif dan pasif yaitu kesetiaan dan

kepercayaan. Kesetiaan adalah keteguhan atau kepatuhan dan

kepercayaan adalah anggapan bahwa memang benar dan dipatuhi.

Dalam Ibrani 11:1 disebutkan bahwa iman adalah dasar dari

sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari sesuatu yang tidak kita

lihat. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan iman adalah proses

yang masih berlangsung mengarah kepada keadaan atas tahap

yang lebih tinggi. Efesus 4:13 menggambarkan keadaan itu dengan

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 227


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

kata kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai

dengan kepenuhan Kristus (Darius & Panggarra, 2013).

Kedewasaan iman adalah kesempurnaan dan keutuhan di

dalam Kristus. Orang Kristen yang telah dewasa secara iman

berarti yang telah sempurna dan tidak bercacat dalam Kristus. Hal

ini juga dapat kita artikan sebagai orang yang telah mengenal

Kristus dengan sepenuh hati, melalui ciptaan-Nya, melalui kasih-

Nya, atau pengorbanan-Nya (Hutahaean, 2013).

Dalam kaitan dengan khotbah, Robinson melihat bahwa

realita sekarang ini banyak pengkhotbah yang tidak berhasil

mendewasakan iman jemaat. Khotbah mereka kurang diterima oleh

jemaat. (Robinson dalam Arthurs, 2012). Khotbah sudah banyak

disampaikan namun belum terlalu nampak realisasinya d alam

kehidupan sehari-hari. Padahal dalam Roma 10:17 disebutkan bahwa

iman muncul dari pendengaran akan Firman Allah, di dalamnya juga

“memiliki nilai kekekalan” (Band. Banne, 2020).

Jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) se-Merauke di

Papua tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang uraikan di atas.

Dilihat dari keaktifan jemaat mengikuti ibadah bisa dikatakan

banyak jemaat yang rajin beribadah. Berarti mereka selalu

mendengarkan khotbah. Namun jika diamati dalam kehidupan

jemaat sehari-hari di Merauke masih belum menunjukkan

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 228


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

sebagaimana layaknya sebagai seorang Kristen yang telah

bertumbuh dan dewasa dalam iman. Wawancara dengan majelis

GKSI Immanuel di Tanah Merah memperkuat dugaan ini. Penelitian

lainnya dari Wenggi dan Sutikto juga memberi gambaran yang serupa

tentang situasi pelayanan di Papua, dari wawancara yang dilakukan

terhadap gembala gereja di Papua. Perpecahan mudah terjadi dalam

jemaat. Begitu juga adanya kecemburuan satu sama lain, serta malas

beribadah. (Wenggi & Sutikto, 2020).

Pertanyaannya, apakah khotbah-khotbah yang disampaikan

selama ini belum berpengaruh terhadap kedewasaan iman jemaat

di gereja ini? Inilah yang ingin dijawab melalui penelitian ini,

sejaumana pengaruh khotbah dalam ibadah terhadap kedewasaan

iman di GKSI se-Merauke. Namun mengingat banyaknya kegiatan

ibadah di gereja, maka ibadah yang akan menjadi obyek penelitian

adalah ibadah Minggu. Ibadah yang dilakukan pada hari Minggu ini

merupakan ibadah raya di mana semua anggota jemaat hadir.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Hipotesa yang dibangun adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan

Khotbah dalam Ibadah Minggu terhadap kedewasaan Iman Jemaat di

GKSI se-Merauke di Papua. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 229


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

warga jemaat di GKSI se-Merauke di Papua (Jemaat Firdaus 98 jiwa

dewasa dan Immanuel Tanah Merah 184 jiwa dewasa) yang berjumlah 48

KK (total 292 Jiwa). Sehubungan dengan itu Arikunto menyatakan bahwa

apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi dan selanjutnya jika

jumlahnya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10-15% atau

20- 25% atau lebih". (Arikunto, 2012).

Mengingat banyaknya jumlah populasi dan kaitannya dengan

keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka peneliti

mengambil sampel yang dianggap representatif untuk mewakili populasi

penelitian, yaitu sebanyak 15 % dari seluruh jemaat dalam hal ini adalah

15% x 200 orang adalah 30 orang.

Tabel 1. Sampel Penelitian

Jumlah Jumlah
No. Jemaat
Sampel 15 % Responden
1. Kaum Ibu 50 x 15% 8
2. Kaum Bapak 44 x 15% 6
3. Pemuda 50 x 15% 8
4. Pemudi 55 x 15% 8

Jumlah 30 orang

Pengambilan sampel dilakukan secara random atau acak, dalam

penelitian ini penulis menyebarkan angket dengan cara mendatangi

jemaat ke rumah masing-masing.


Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 230
VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini penulis

menggunakan angket tertutup yang terdiri dari 30 pertanyaan dengan

perincian 15 pertanyaan untuk variabel X dan 15 pertanyaan untuk

variabel Y. Adapun alasan untuk mempergunakan angket tertutup adalah

sesuai dengan pendapat Sugiyono yang menyatakan melalui angket

tertutup akan memudahkan responden dalam mengisi jawaban,

memerlukan waktu yang singkat, memusatkan perhatian responden pada

pokok persoalan, relatif obyektif dan mudah ditabulasi (Sugiyono, 2018).

Tabel 2. Kisi-Kisi Angket


No Variabel Indikator No. Item Jlh
1. Khotbah 1. Penjelasan inti khotbah jelas 1,2,3 3
dalam 2. Ilustrasi yang diberikan dalam 4,5,6 3
Ibadah khotbah tepat.
Minggu 3. Aplikasi atau relevansi yang 7,8,9,10,11 5
(X) diberikan mengena dengan
jemaat.
4. Gaya bahasa yang dipakai
menarik, tidak monoton. 12,13,14,15 4
2 Kedewasaan 1. Hubungan dengan Allah 16,17,18,19,20 5
Iman (Y) 2. Hubungan dengan diri sendiri 21,22, 23,24 4
3. Hubungan dalam pelayanan. 25,26 2
4. Hubungan dengan keluarga. 27,28,29 3
5. Hubungan dengan sesama 30,31,32,33,34, 35 6

Jumlah 35

Rumus analisa data yang dipakai adalah;

 xy
 x   y 
2 2

rxy =
di mana:
rxy = Koefisien korelasi x dan y
x = Jumlah skor rata-rata x

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 231


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

y = Jumlah skor rata-rata y

Dasar yang digunakan dalam mengolah data adalah jika

koefisien r hitung lebih besar (>) atau sama dengan rtabel Product Moment

pada taraf 95% maka terdapat korelasi antara variabel x dan y.

Sebaliknya jika r hitung lebih kecil (<) dari rtabel maka tidak terdapat

korelasi antara variabel x dan y. Sebelumnya adakan dipaparkan distribusi

data tentang khotbah dalam ibadah minggu dan kedewasaan iman

jemaat. Kemudian data-data itu akan diuji kesahihannya dalam validitas

data dengan uji reliabilitas terhadap indeks korelasi hitung.

HASIL

Setelah angket disebar, kemudian diperoleh hasilnya seperti dalam

paparan tabel berikut.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Khotbah


Dalam Ibadah Minggu (X)

Nomor Item
No
A B C D Jumlah Jumlah Rata-
Resp
F Sc F Sc F Sc F Sc Item Score rata
1 23 92 2 6 4 8 1 1 30 107 3.57
2 11 44 5 15 13 26 1 1 30 86 2.87
3 25 100 3 9 2 4 0 0 30 113 3.77
4 5 20 2 6 19 38 4 4 30 68 2.27
5 14 56 4 12 9 18 3 3 30 89 2.97
6 15 60 4 12 11 22 0 0 30 94 3.13
7 9 36 4 12 15 30 2 2 30 80 2.67
8 9 36 5 15 7 14 9 9 30 74 2.47
9 10 40 9 27 10 20 1 1 30 88 2.93
10 4 16 7 21 15 30 4 4 30 71 2.37
11 20 80 5 15 4 8 1 1 30 104 3.47
12 18 72 8 24 4 8 0 0 30 104 3.47
13 9 36 8 24 9 18 4 4 30 82 2.73

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 232


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

14 21 84 5 15 4 8 0 0 30 107 3.57
15 16 64 9 27 4 8 1 1 30 100 3.33
Jumlah 1367 45.57
Jumlah Rata-rata 3.04

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden


Tentang Kedewasaan Iman Jemaat (Y)

Nomor Item
No Jumlah Jumlah Rata-rata
A B C D
Resp Item Score
F Sc F Sc F Sc F Sc
16 11 44 7 21 12 24 0 0 30 89 2.97
17 20 80 5 15 5 10 0 0 30 105 3.50
18 15 60 7 21 4 8 4 0 30 89 2.97
19 12 48 10 30 8 16 0 0 30 94 3.13
20 7 28 10 30 12 24 1 1 30 83 2.77
21 12 48 5 15 2 4 11 11 30 78 2.60
22 15 60 8 24 7 14 0 0 30 98 3.27
23 14 56 9 27 7 14 0 0 30 97 3.23
24 15 60 9 27 5 10 1 1 30 98 3.27
25 2 8 2 6 12 24 14 14 30 52 1.73
26 18 72 5 15 7 14 0 0 30 101 3.37
27 18 72 8 24 4 8 0 0 30 104 3.47
28 22 88 3 9 3 6 2 2 30 105 3.50
29 20 80 1 3 9 18 0 0 30 101 3.37
30 23 92 6 18 1 2 0 0 30 112 3.73
Jumlah 1406 46.87
Jumlah Rata-rata 3.12

Dari distribusi frekuensi data di atas, validitas yakni kesahihannya akan

ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 5. Validitas Perbandingan r hitung dengan r table

No Item r hitung r tabel Keterangan


1 0.938 0,765 Valid
2 0.902 0.765 Valid
3 0.981 0,765 Valid
4 0.998 0.765 Valid
5 0.993 0,765 Valid
6 0.987 0.765 Valid
7 0.969 0,765 Valid

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 233


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

8 0.981 0.765 Valid


9 0.948 0,765 Valid
10 0.971 0.765 Valid
11 0.956 0,765 Valid
12 0.939 0.765 Valid
13 0.872 0,765 Valid
14 0.966 0.765 Valid
15 0.994 0,765 Valid
16 0,969 0,632 Valid
17 0,955 0,632 Valid
18 0,995 0,632 Valid
19 0,942 0,632 Valid
20 0,942 0,632 Valid
21 0,953 0,632 Valid
22 0,969 0,632 Valid
23 0,995 0,632 Valid
24 0,950 0,632 Valid
25 0,961 0,632 Valid
26 0,970 0,632 Valid
27 0,958 0,632 Valid
28 0,954 0,632 Valid
29 0,957 0,632 Valid
30 0,951 0,632 Valid
31 0,986 0,632 Valid
32 0,951 0,632 Valid
33 0,945 0,632 Valid
34 0,962 0,632 Valid
35 0,947 0,632 Valid

Berdasarkan data yang terdapat dapada tabel di atas, ternyata ke 35 item

yang terdapat dalam angket menunjukkan kesahian yang tinggi. Dengan

demikian angket dipergunakan untuk mengumpulkan data.

Selanjutnya harga r 11 yang diperoleh yaitu untuk variable (X)

0,797 dan untuk variable (Y) 0,726 dikonsultasikan dengan indeks korelasi

hitung dengan implementasi sederhana yang dibuat Arikunto (Arikunto,

2012) yaitu: 0,800 – 1,000 = Sangat Tinggi, 0,600 – 0,799 = Tinggi, 0,400

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 234


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

- 0,599 = Cukup, 0,200 – 0,399 = Rendah, dan 0,000 – 0,199 = Sangat

Rendah

Dengan mengonsultasikan ke dalam indeks korelasi sederhana

yang dibuat oleh Arikunto (Arikunto, 2012) ternyata harga r 11 = variable

(X) 0,797 dan untuk variable (Y) 0,726 terdapat pada korelasi tinggi yaitu

pada 0,600 – 0,799. Dengan demikian angket pengaruh Khotbah Dalam

Ibadah Minggu dan Pengaruhnya Terhadap Kedewasaan Iman Jemaat di

GKSI Merauke adalah reliable untuk digunakan.

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui

hubungan fungsional antara variabel X dan Variabel Y yaitu dengan

menggunakan rumus Ŷ = a+bX. Dengan demikian maka harga Ŷ =

a + bX. Adalah Ŷ = 7,25 + 0,87X. artinya adanya hubungan

fungsional antara kedua variabel.

Dengan demikian hipotesis yang mengatakan Khotbah dalam

ibadah minggu mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Kedewasaan Iman di GKSI se-Merauke di Papua Tahun 2019 dapat

diterima kebenarannya. Nilai yang didapat tersebut lalu dimasukkan ke

dalam tabel berikut untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan khotbah dalam ibadah Minggu terhadap kedewasaan

iman jemaat GKSI se-Merauke.

Tabel 6. Daftar Hasil Perhitungan Analisis Untuk Regresi Linier


Sederhana

Sumber Variasi dk Jk KT F
Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 235
VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

Total 30 66828 66828 -


Regresi (a) 1 66270 66270
Regresi (b/a) 1 281,88 281,88 28,65
Residu 28 275,67 9,84
Tuna cocok 11 499,2 7,647 0,654
Kekeliruan 17 360,68 11,676

Dari tabel perhitungan diatas diperoleh F hitung sebesar 28,65 dan

dikonsultasikan degan F tabel 0,05 = 4,17, ternyata F hitung > F tabel

(28,65 > 4,17).

Hasil anava tersebut menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara khotbah dalam ibadah Minggu terhadap

kedewasaan iman jemaat di GKSI se-Merauke di Papua Tahun 2019 pada

taraf = 0,05. Untuk menguji hipotesa digunakan ketentuan sebagai

berikut: ada pengaruh yang positif dan signifikan apabila Ha = Fh > Ft;

0,05 artinya dapat diterima Ho – Fh<ft; 0,05 artinya ditolak.

Dari penghitungan uji F, maka diperoleh F hitung 28,56 > F tabel

4,17 artinya bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

Khotbah dalam ibadah minggu terhadap Kedewasaan Iman Jemaat di

GKSI se-Merauke di Papua, sehingga hipotesa nihil (Ho) ditolak dan

hipotesis yang berbunyi ada pengaruh khotbah dalam ibadah minggu

terhadap kedewasaan Iman jemaat di GKSI se-Merauke di Papua Tahun

2019” dapat diterima kebenarannya, karena telah terbukti secara empiris

pada = 0,05.

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 236


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

PEMBAHASAN

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini seperti diuraikan di atas

menjelaskan bahwa khotbah-khotbah yang disampaikan dalam ibadah

Minggu belum berpengaruh secara signifikan bagi kedewasaan iman

jemaat di GKSI Merauke. Hal ini didukung dengan fakta bahwa masih

banyak anggota jemaat yang hidup dalam kedagingan seolah-olah

mereka tidak mempunyai tujuan hidup dan tidak punya

pengharapan. Ada jemaat yang hanya bersandar kepada

pengertiannya sendiri dan mengandalkan kemampuan sendiri. Artinya

khotbah-khotbah yang sudah banyak disampaikan kepada mereka belum

mampu mendorong mereka berubah dan bertumbuh dalam kedewasaan

iman.

Asrilita mengemukakan bahwa khotbah memiliki tiga unsur utama

yaitu pengkhotbah, pesan, dan pendengar. (Asrilita, 2019). Ketiga unsur

ini merupakan satu kesatuan jika dilihat dari posisi gereja sebagai

penanggungjawab penyampaikan khotbah. Pengkhotbah yang baik akan

menghasilkan pesan yang baik yang bisa membawa dampak positif bagi

kedewasaan iman jemaat. Begitu juga sebaliknya.

Salong dan Ronda dalam penelitian mereka menemukan

bahwa jemaat berharap khotbah itu,

dapat menyentuh kebutuhan hidupnya, menyentuh hatinya, agar


setiap jemaat mendapatkan pemulihan, bersedia meninggalkan
kehidupan yang lama dan menjalani kehidupan yang baru,

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 237


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

kehidupan yang dekat dengan Tuhan, dan kehidupan yang dapat


menjadi saksi, kesaksian bagi orang lain. Agar melalui hidupnya itu,
orang lain dapat mengenal dan menerima Yesus sebagai Tuhan
dan juruselamatnya secara pribadi. (Salong & Ronda, 2012, hal.
198).

Dengan mendengar pendeta berkhotbah jemaat mempunyai orientasi

yang baru dalam kaitan memberi penguatan terhadap identitas

kekristenannya ke arah yang lebih bertanggung jawab serta menimbulkan

kontemplasi personal yang lebih intens. (Rey, 2016).

Sebab itu pengkhotbah yang baik haruslah mengenal dirinya

sendiri dengan baik, mengenal lingkungan di sekitar terutama kehidupan

pendengar khotbahnya, dan merupakan panutan bagi orang-orang di

sekitarnya. (Asrilita, 2019). Ia memiliki hubungan baik dengan pendengar

khotbahnya. Hutahaean mengatakan, selalu ada kesempatan tegur sapa

satu dengan yang lain untuk pertumbuhan iman bersama. (Hutahaean,

2014). Pengkhotbah tidak bisa hanya mengandalkan interaksi dengan

jemaat dari atas mimbar namun harus didukung performa di luar

mimbar.

Selain itu, seorang pengkhotbah harus memiliki kerohanian atau

spritualitas yang baik. Hengki Wijaya mengatakan bahwa seorang

pengkhotbah harus memiliki waktu dan jadwal berduaan dengan Tuhan

dan firman-Nya. Pengkhotbah perlu mengetahui isi hati Tuhan bagi

jemaat-Nya.(Wijaya, 2018). Artinya, pengkhotbah harus memiliki relasi

yang sangat intens dan personal dengan Tuhan. Apa yang disampaikan

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 238


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

melalui khotbah kepada jemaat haruslah benar-benar berasal dari Tuhan.

Seperti dikatakan Santoso, agar apa yang disampaikannya merupakan

konsep, tujuan, pemikiran yang sepenuhnya dari Allah. (Santoso, 2020).

Seorang pengkhotbah dituntut untuk profesional dalam

berkhotbah. Salah satunya adalah ia harus memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik (Hulst, 2018), termasuk menggunakan

media yang tepat. (Salong & Ronda, 2012). Dengan demikian

diharapkan para pendengar tertarik untuk mendengar dan

melakukannya.

Pengkhotbah adalah seorang hamba Allah yang dipilih-Nya

untuk tugas khusus ini. Apa yang disampaikannya harus

bersumber dari Firman Allah yaitu seperti yang tertulis dalam

Alkitab. Dengan tegas Mantiri menyatakan bahwa suatu khotbah dibuat

hanya berdasarkan Alkitab yang sudah diwahyukan Allah. Alkitab perlu

dipahami melalui proses penafsiran-penafsiran, sebaiknya bukanlah

suatu usaha menduga-duga apa yang ditulis dalam Alkitab. Seorang

penafsir menggunakan prinsip dan metode penafsiran yang dapat

dipertanggung jawabkan. Dalam proses penafsiran seorang

pengkhotbah perlu mengandalkan pertolongan Allah (Mantiri, 2019),

sehingga berkhotbah, bukan hanya melibatkan teknik komunikasi. Yang

lebih penting isi khotbah merupakan penyampaian ajaran Alkitab yang

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 239


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

diimani pengkhotbah. Dengan demikian kehendak Tuhan yang

disampaikan jelas kepada para pendengar.

Di atas semuanya itu, tentu adalah peran Roh Kudus. Roh

Kuduslah yang mengubah kata-kata manusia menjadi sabda Tuhan

dalam telinga dan hati pendengar. Kata-kata dalam khotbah bukanlah

Wahyu khusus yang setara dengan Alkitab. Dalam pandangan

evangelikal, kesatuan pemberitaan firman di ibadah, pelayanan sakramen

harus dikaitkan dengan kehadiran Roh Kudus (Smith, 2019). Hal ini perlu

terus dikaitkan agar gereja tidak kehilangan daya dorong spiritualitasnya.

Terkait dengan hasil penelitian di GKSI Merauke ini, maka

tampaknya, secara teoretis, permasalahan kurangnya pengaruh khotbah

dalam ibadah terhadap kedewasaan iman jemaat ada di seputar

pengkhotbah. Masalah tersebut bisa karena masalah kehidupan spiritual

dan keteladanan di hadapan jemaat. Bisa juga karena kurangnya

kemampuan memahami kondisi kehidupan jemaat sehingga memberikan

jawaban melalui khotbah. Selebihnya, bisa karena kurangnya kemampuan

menyampaikan khotbah yang komunikatif sehingga mampu menyentuh

hati jemaat dan memotivasi mereka untuk berubah.

Namun demikian, tentu saja hal tersebut perlu dibuktikan

melalui penelitian lanjutan. Penelitian ini terbatas untuk membuktikan

adakah pengaruh khotbah Minggu terhadap kedewasaan iman jemaat.

Khotbah seharusnya berpengaruh terhadap kedewasaan iman jemaat.

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 240


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

Namun jika masih banyak anggota jemaat yang belum dewasa imannya,

maka berarti khotbah yang disampaikan belum banyak berhasil

memotivasi atau mendorong jemaat untuk bertumbuh imannya menuju

kedewasaan.

Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk variabel yang lebih luas

dan penelusuran fakta di lapangan atau literatur yang lebih mendalam.

Peneliti terbatas akan waktu dalam menjangkau jemaat GKSI Digoel, yang

jauh dari kedudukan di Merauke. Keterbatasan dari sisi mengumpulkan

angket agar menjadi perhatian bagi peneliti lanjutan lainnya.

KESIMPULAN

Khotbah dalam ibadah-ibadah di gereja mestinya berpengaruh

positif bagi pertumbuhan kedewasaan iman jemaat. Apabila iman jemaat

pada umumnya belum menunjukkan kedewasaan maka tentu ada hal

penting yang perlu dibenahi dalam penyampaikan khotbah di gereja,

khususnya dalam ibadah Minggu. Pengkhotbah merupakan unsur penting

dalam khotbah. Kehidupan pribadinya, spiritualitasnya, relasinya dengan

pendengar, kemampuannya berkomunikasi, dan hal lain yang terkait

dengan itu, perlu untuk terus dikembangkan.

Bagaimanapun kedewasaan iman jemaat merupakan impian

banyak gembala sidang atau pendeta jemaat di manapun melayani.

Sebaliknya jemaat merindukan kedewasaan iman dari tuntunan Hamba

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 241


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

Tuhan, salah satunya mendengar berita Firman TUHAN di ibadah Minggu.

Kedewasaan iman meliputi banyak aspek dalam kehidupan, dua di

antaranya adalah mempersiapkan diri mendengar Firman dan siap

berubah atas dasar Firman yang didengar. Jemaat ingin kedewasaan

iman ini juga berdampak bagi kehidupan sehari hari dalam berpikir,

bertindak dan berperilaku di mana saja.

Hasil penelitian di GKSI Merauke ini kiranya memberikan kontribusi

bagi pengembangan pelayanan di gereja ini dan juga bagi gereja-gereja

lain di mana pun juga.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, N. T. (2016). Menjadi Gereja Pembuat Murid. Yayasan Gloria.


Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi). In Rineka Cipta (Revisi). PT. Rineka Cipta.
Arthurs, J. D. (2012). Preaching With Variety: Bagaimana Menciptakan
Ulang Genre Biblika Yang Dinamis. Literatur SAAT.
Asrilita, T. (2019). Studi Homiletika Pengaruh Pengkhotbah Tamu Dalam
Pertumbuhan Iman di JKI Immanuel Kudus. Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
Banne, E. (2020). Menerapkan Makna Ibadah Menurut 1 Timotius bagi
Jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia Hosana, Keerom Barat,
Papua. EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 4(1),
57–70. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v4i1.151
Conner, K. J., & Malmin, K. (2004). Interpreting The Scripture. Gandum
Mas.
Darius, D., & Panggarra, R. (2013). Konsep Manusia Baru Berdasarkan
Perspektif Paulus Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam
Kehidupan Orang Percaya. Jurnal Jaffray, 11(2), 29–58.
https://doi.org/10.25278/jj71.v11i2.80

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 242


VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020

Djung, P. K. H. (2014). Belajar Dari Bapa Gereja Agustinus: Sebuah


Pendekatan Terhadap Khotbah Doktrin Trinitas. VERITAS, 15 (1), 1–
20.
Hulst, M. S. (2018). Pedoman Khotbah Lengkap: Sepuluh Cara Praktis
Untuk Khotbah Yang Lebih Baik. Waskita Publishing.
Hutahaean, H. (2014). Peran Gereja Di Tengah Masyarakat Kota.
Didaskein, 2(1), 7–16.
Hutahaean, H. (2013). Implementasi Keyakinan Telah Diselamatkan. In G.
Ginting, T. P. Tarigan, & H. Hutahaean (Ed.), Soteriologi Biblika (hal.
41–56). Prodi Teologi STTSU.
Mantiri, L. G. (2019). Pentingnya Komunikasi dalam Penafsiran Alkitab.
BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(1), 108–
120. https://doi.org/10.34307/b.v2i1.75
Pasande, P., & Tari, E. (2019). Peran Gereja Dalam Pengembangan
Program Kewirausahaan Di Era Digital. Visio Dei: Jurnal Teologi
Kristen, 1(1), 38–58.
Rey, K. T. (2016). Khotbah Pengajaran Versus Khotbah Kontemporer.
Dunamis, 1(1), 31–54. https://doi.org/10.30648/dun.v1i1.100
Salong, Y., & Ronda, D. (2012). Analisis Peran Teori Komunikasi Untuk
Mencapai Tujuan Khotbah Yang Komunikatif Di Gereja Kibaid Klasis
Makassar. Jurnal Jaffray, 10(1), 174–201.
Santoso, D. S. B. (2020). Peran Khotbah Gembala Sidang dalam
Pertumbuhan Rohani Jemaat. Magnum Opus Jurnal Teologi dan
Kepemimpinan Kristen, 1(2), 88–97.
Scharf, G. (2013). Khotbah Yang Transformatif. Yayasan Komunikasi Bina
Kasih.
Smith, G. T. (2019). Evangelikal, Sakramental dan Pentakostal Sifat dan
Praktik Gereja Seharusnya. Indonesia Cahaya Rahmat Empati.
Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. AlfaBeta.
Wenggi, D., & Sutikto, S. (2020). Prinsip Penggembalaan Menurut 1
Timotius 4:1-16: Kajian Reflektif untuk Penerapan di GPdI Wilayah
Waropen Barat, Papua. EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan
Kristiani, 4(1), 31–43. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v4i1.
Wijaya, H. (2018). Khotbah Untuk Pendidikan Warga Jemaat. Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray.

Jansakti Sadu Saly, Hasahatan Hutahaean 243

Anda mungkin juga menyukai