SPK 2019 - Adm - Jan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

SATUAN KERJA :

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU


SURAT PERINTAH KERJA
(SPK) Nomor dan Tanggal SPK :
420/DISDIK/4.0/GM-INHU/2022/108 tanggal
04 Januari 2022
Nomor dan Tanggal Surat Undangan Pengadaan
PEKERJAAN : PENYEDIA Langsung :
JASA LAINNYA PERORANGAN 1934/PPBJ/UND/DISDIK/GM/XII/2021
tanggal 24 Desember 2021
GURU HUNI PENDIDIKAN Nomor dan Tanggal Berita Acara Hasil Pengadaan
MARGINAL Langsung :
2658/PPBJ/BA-HASIL/DISDIK/GM/XII/2021
tanggal 31 Desember 2021
SUMBER DANA DPA : 1.01.02.1.03.50 APBD Provinsi Riau TA. 2022

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN : Januari s.d Desember 2022

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA JASA LAINNYA ORANG PERORANGAN:


Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang
diperintahkan dalam SPK ini. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini,
Penyedia Jasa Lainnya Perorangan berkewajiban untuk mematuhi Syarat Umum
SPK terlampir.

Kepala Bidang Pembinaan PKPLK Untuk dan atas nama


Selaku Pejabat Pembuat Penyedia Jasa Lainnya
Komitmen

DIAN NOPITA, S.Pd


Drs. H. PAHMIJAN, M. Pd
Pembina Tingkat I
NIP. 19660205 199702 1 002
2

SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan yang tercantum dalam SPK.

2. Hukum Yang berlaku

Keabsahan, interprestasi dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada peraturan


perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 75) Sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);
10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1781;
3

13. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2016
Nomor 4);
14. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021 tanggal 30 Desember 2021 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 (Lembaran
Daerah Provinsi Riau Tahun 2019 Nomor 12);
16. Peraturan Gubernur Riau Nomor 55 Tahun 2010 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Riau Nomor 55 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
17. Peraturan Gubernur Riau Nomor 60 Tahun 2021 tanggal 30 Desember 2021
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2022
(Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2019 Nomor 57);
18. Peraturan Gubernur Riau Nomor 56 Tahun 2020 tentang Standar Biaya di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau;
19. Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor : Kpts. 1463/XII/2020 tanggal 31
Desember 2021 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Pengelola Keuangan
Daerah pada Dinas Pendidikan Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022.
20. Surat Gubernur Riau Nomor : 900/BPKAD/347 Tanggal 10 Februari 2021
Perihal: Pengelolaan Keuangan Daerah
21. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Nomor : Kpts. 32 /2022
Tanggal 04 Januari 2022 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Tahun Anggaran 2022 Dinas Pendidikan Provinsi Riau
22. DPA SKPD No. 1.01.02.1.03.50 Tanggal 03 Januari 2022 Kegiatan
Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan
Pendidikan Khusus.

3. Kedudukan

Penyedia Jasa Lainnya dimaksudkan tidak untuk mengisi formasi Calon PNS
dan/ atau PPPK dan tidak untuk diangkat menjadi Calon PNS dan/atau PPPK.

4. Harga SPK/Upah

a. PPK membayar kepada Penyedia Jasa Lainnya atas pelaksanaan pekerjaan


dalam SPK sebesar Rp. 23,402,400,- (Dua puluh tiga juta empat ratus dua
ribu empat ratus rupiah) setahun, yang dibayarkan setiap bulannya sebesar
Rp. 1,950,200,- (Satu juta sembilan ratus lima puluh ribu dua ratus rupiah)
pembayaran setiap bulannya dibayarkan sesuai dengan Anggaran yang
tersedia di DPA 1.01.02.1.03.50 Kegiatan Penyediaan Jasa Pengembangan
Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Khusus.
b. Pembayaran upah dilakukan secara non tunai melalui transfer kepada:
1) Nama : DIAN NOPITA,S.Pd
2) NIK : 1402034702840002
3) No. Rekening : 820-31-22290
4) NPWP : 64.080.203.9-105.000

5. Jadwal
4

a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau
pada tanggal yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
c. Penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.

6. Uraian Tugas

Penyedia jasa lainnya sebagaimana dimaksud mempunyai tugas, sebagai berikut:


a. Membantu mempersiapkan kelengkapan administrasi secara sistem
kompeterisasi;
b. Membuat program pengajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Melaksanakan kegiatan penilaian;
e. Melakukan hasil analis hasil ulangan;
f. Mengisi daftar nilai;
g. Membuat catatan kemajuan belajar siswa;
h. Meneliti kehadiran siswa.
i. Mengatur kebersihan ruang KBM.
j. Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan dengan penuh
rasa tanggung jawab.

7. Hak dan Kewajiban Pejabat Pembuat Komitmen

a. Hak
1) mendapatkan laporan hasil pelaksanaan dan penilaian prestasi kerja;
2) memotong pembayaran upah bagi Penyedia Jasa Lainnya yang berhalangan
kerja sesuai dengan ketentuan pemotongan upah; dan
3) memutus Perikataan sebelum masa perikatan selesai sesuai dengan
ketentuan pemutusan perikatan.
b. Kewajiban
1) Membayarkan upah kepada Penyedia Jasa Lainnya;
2) Memverifikasi dan memvalidasi data Penyedia Jasa Lainnya; dan
3) Menyimpan seluruh laporan hasil penilaian prestasi kerja.

8. Hak, Kewajiban, Larangan Penyedia Jasa Lainnya

a. Hak
1) upah;
2) mendapatkan perjalanan dinas kedalam/keluar daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
3) mendapatkan cuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Kewajiban
5

1) setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945,


Negara dan Pemerintah;
2) mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau
diri sendiri;
3) menjunjung tinggi kehormatan atau martabat Negara dan Pemerintah;
4) menyimpan rahasia Negara dan rahasia jabatan dengan sebaikbaiknya;
5) memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan baik langsung yang
menyangkut tugas maupun yang berlaku secara umum;
6) melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab;
7) bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan semangat untuk kepentingan
Negara;
8) mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
9) mentaati ketentuan jam kerja yang berlaku di lingkungan SKPD/UKPD;
10) menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
11) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya; dan
12) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.

c. Larangan
1) menyalahgunakan wewenang;
2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewa atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat
berharga milik negara secara tidak sah;
4) menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaannya;
5) suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yan bagi yang dilayani; dan
6) melakukan suatu tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;
7) mengajar atau menjadi guru pada sekolah induk tempat pokjar penyedia
jasa lainnya mengajar.

9. Jam Kerja

a. Penyedia Jasa Lainnya bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditetapkan
maka kelebihan jam kerja dimaksud tidak diperhitungkan sebagai kelebihan
jam kerja dan/ atau lembur.

10. Pakaian Kerja

Penyedia Jasa Lainnya menggunakan pakaian kerja dengan ketentuan sebagai


berikut :
a. Hari Senin sampai dengan Rabu menggunakan pakaian PDH coklat;
b. Hari Kamis menggunakan pakaian batik;
c. Hari Jum’at menggunakan baju melayu; dan
6

d. Hari Sabtu menggunakan baju olahraga.

11. Pemotongan Upah

a. Dalam hal Penyedia Jasa Lainnya yang tidak masuk kerja tanpa keterangan,
maka dikenakan potongan upah sebesar:
1,2 x (jumlah hari tidak masuk) x besaran upah
bulanan Jumlah hari kerja
b. Dalam hal Penyedia Jasa Lainnya cuti karena kecelakaan kerja, maka
dikenakan potongan upah progresif dengan ketentuan sebagai berikut:
1) bulan kesatu: tidak dilakukan pemotongan;
2) bulan kedua: dikenakan potongan sebesar 25% (dua puluh lima persen) x
besaran upah bulanan; dan
3) bulan ketiga: dikenakan potongan sebesar 50% (lima puluh persen) x
besaran upah bulanan.

12. Pemutusan SPK

Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh PPK sebelum masa perikatan yang
tercantum di dalam SPK dan SPMK selesai apabila Penyedia Jasa Lainnya:
a. tidak mentaati ketentuan kewajiban dan larangan bagi Penyedia Jasa
Lainnya;
b. tidak masuk kerja lebih dari 5 (lima) hari kerja tanpa keterangan secara
akumulasi selama 1 (satu) bulan;
c. tidak masuk kerja lebih dari 3 (tiga) bulan bagi Penyedia Jasa Lainnya yang
mengalami kecelakaan kerja;
d. terlambat masuk kerja, pulang cepat dan/ atau meninggalkan tugas/kantor
pada jam kerja yang perhitungannya sama dengan tidak masuk kerja selama
5 (lima) hari kerja tanpa alasan;
e. melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan/ atau barang
milik Negara;
f. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
Negara;
g. meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/ atau
mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya di dalam
maupun di luar lingkungan kerja;
h. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di dalam maupun di luar
lingkungan kerja;
i. menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja
atau atasan di dalam maupun di luar lingkungan kerja;
j. membujuk teman sekerja atau atasan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan;
1. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik negara yang menimbulkan kerugian bagi Negara;
k. membongkar atau membocorkan rahasia negara yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara;
l. melakukan tindak pidana dan berstatus sebagai tersangka;

m. menerima gratifikasi; dan/ atau


7

n. melakukan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme.

13. Tata Cara Pemutusan Perikatan

a. Penyedia Jasa Lainnya yang diduga melakukan pelanggaran dipanggil secara


tertulis untuk dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) yang bersangkutan.
b. Pemanggilan terhadap Penyedia Jasa Lainnya yang diduga melakukan
pelanggaran paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah laporan/aduan
pelanggaran dilakukan.
c. Apabila pada tanggal pemeriksaan Penyedia Jasa Lainnya tidak hadir maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
pemanggilan pertama.
d. Apabila pada pemanggilan kedua yang bersangkutan tidak hadir maka
Penyedia Jasa Lainnya tersebut dapat diputus kontraknya oleh PPK
walaupun masa kontraknya belum selesai berdasarkan bukti-bukti yang ada
tanpa dilakukan pemeriksaan.
e. Hasil pemeriksaan wajib dituangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan dan
dilaporkan secara berjenjang kepada Kepala PD/UPTDmeLalui PPK.
f. PPK dapat menetapkan pemutusan kontrak Penyedia Jasa Lainnya yang
melakukan pelanggaran berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan dan
Rekomendasi dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Penyedia Jasa
Lainnya tersebut.
g. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) memverifikasi dan memeriksa
kebenaran bukti dan/ atau laporan pelanggaran yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa Lainnya sesuai dengan tata cara yang diatur di dalam
peraturan Gubernur yang mengatur mengenai Penyedia Jasa Lainnya Lainnya
Perorangan.

14.Keadaan Kahar (Force Majeure)

a. Yang dimaksud dengan keadaan kahar (force majeure) adalah suatu kejadian
yang terjadi di luar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam surat perjanjian ini
menjadi tidak dapat dipenuhi.
b. Yang termasuk keadaan kahar (force majeure) meliputi bencana alam,
keadaan perang, huru hara, kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
keuangan dan ekonomi yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan.
c. Apabila terjadi keadaan kahar (force majeure) yang mengakibatkan Penyedia
Jasa Lainnya tidak dapat melaksanakan tugasnya maka dibebaskan dari
tugas dan kewajibannya serta tidak dikenakan sanksi.
d. Penyedia Jasa Lainnya wajib memberitahukan keadaan kahar (force majeure)
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan(PPTK)/atasan langsungnya.

15. Penyelesaian Sengketa


8

a. Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa Lainnya berkewajiban untuk


berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan
yang timbul dari dan/ atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya
selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan.
b. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka
perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan, PPK dan Penyedia Jasa
Lainnya sepakat memilih kedudukan hukum/domisili tetap di Pengadilan
Negeri Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai