Askep Hivaids KMB Ii
Askep Hivaids KMB Ii
Askep Hivaids KMB Ii
1. RUTH VALENTINA
2. SAFIYAH PASARIBU
3. SAMRI ALHUDA
4. SARAY MEI ASTRI
5. SARAH AMELIA
6. TAZKIATU RAHMI
7. TIARA NURATIKA
8. VARRAZ AFIP LUBIS
9. VIONITA SARI PAKPAHAN
10. WINDIANI MARGARETA
11. YULIA AZZAHRA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan apa yang kami harapkan.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian ........................................................................... 24
B. Analisa data .............................................................................. 27
C. Diagnosa keperawatan ........................................................... 29
D. Intervensi .............................................................................. 30
iii
E. Implementasi .......................................................................... 34
F. Evaluasi .................................................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ........................................................................... 39
B. Diagnosa keperawatan .................................................................. 39
C. Intervensi ................................................................................. 39
D. Implementasi .......................................................................... 39
E. Evaluasi .................................................................................. 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 40
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang defenisi HIV
b. Untuk mengetahui tentang etiologi HIV
c. Untuk mengetahui tentang klasifikasi HIV
d. Untuk mengetahui tentang patofisiologi HIV
e. Untuk mengetahui tentang WOC HIV
f. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis HIV
g. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang HIV
h. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan HIV
i. Untuk mengetahui tentang komplikasi HIV
j. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan HIV
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV ?
2. Apa saja etiologi dari HIV ?
3. Bagaimana klasifikasi HIV ?
4. Bagaimana patofisiologi dari HIV ?
5. Bagaimana WOC HIV ?
6. Apa saja manifestasi klinis HIV ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang HIV ?
2
8. Apa saja penatalaksanaan HIV ?
9. Apa saja komplikasi HIV ?
10. Apa saja asuhan keperawatan HIV
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Etiologi
3. Klasifikasi
5
b. Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang
saluran pernapasan atas yang berulang
c. Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama
lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
d. Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea,
bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
4. Patofsiologi
6
ini disebut window periode, di mana penderita dapat menularkan namun
secara laboratorium hasil tes HIV-nya masih negatif.
Dengan menurunnya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin
lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan
menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
7
5. WOC Menyerang T Limfosit,
sel saraf, makrofag,
Virus HIV Merusak seluler monosit, limfosit B Immunocompromise
HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen
Organ target
Reaksi psikologis
Disfungsi Penyakit
Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis anorektal Infek Gatal, sepsis, Gangguan
biliari
demensia si nyeri penglihatan
dan
pendengaran
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Gangguan sensori
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
jalan napas
hipertermi
8
6. Manisfetasi Klinis
3. Kandidiasis orofaringeal
4. Oral hairy leukoplakia
5. TB paru dalam tahun terakhir
6. Infeksi bacterial yang berat seperti
pneumonia, piomiositis
IV 1. HIV wasting syndrome seperti yang Pada umumnya sangat
didefinisikan oleh CDC lemah , aktivitas
2. Pnemonia Pneumocystis carinii ditempat tidur lebih
3. Toksoplasmosis otak dari 5
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1
bulan
5. Kriptokokosis ekstrapulmonal
9
6. Retinitis virus situmegalo
7. Herpes simpleks mukokutan >1 bulan
8. Leukoensefalopati multifocal progresif
9. Mikosis diseminata seperti
histoplasmosis
10. Kandidiasis di esophagus ,trakea ,
bronkus , dan paru
11. Mikobakterisosis atipikal diseminata
12. Septisemia salmonelosis non tifoid
13. Tuberkulosis diluar paru
14. Limfoma
15. Sarkoma Kaposi
16. Ensefalopati HIV
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
10
b. Diagnostik
8. Penatalaksanaan
a. Medis
11
pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif
asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
3) Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun
dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai
reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a) Didanosine
b) Ribavirin
c) Diedoxycytidine
d) Recombinant CD 4 dapat larut
4) Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti
interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat
menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan
penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi
AIDS.
b. Non Medis
Melakukan konseling yang bertujuan untuk :
12
9. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan
cacat
b. Neurologik
1) Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi social
2) Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial
3) Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
4) Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
c. Gastrointestinal
1) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
2) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
3) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
d. Respirasi
13
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek,
batuk, nyeri, hipoksia, keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri, gatal,rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Nama klien :
Umur :
Diagnosa Medik :
Tanggal Masuk :
Alamat :
Suku :
Agama :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Status pendidikan :
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,
pusing, dan diare
2) Riwayat Penyakit Sekarang
14
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek,
mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
5) Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Desember 2011
ditemukan benjolan pada leher.
c. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
a) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
b) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernafasan.
2) Sirkulasi
a) Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama
pada cedera.
b) Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume
nadi perifer, pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
3) Integritas ego
a) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa
tidak berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan
depresi.
b) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
4) Eliminasi
15
a) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
b) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare
pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal. Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik
urine.
5) Makanan/cairan
a) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
b) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
6) Hygiene
a) Gejala :tidak dapat menyelesaikan AKS
b) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala :pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
b) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia. remor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
8) Nyeri/kenyamanan
16
a) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
b) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri
tekan. Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang,
gerak otot melindungi yang sakit.
9) Pernapasan
a) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
b) Tanda : takipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
10) Keamanan
a. Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat
penyembuhannya. Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering
atau berulang. Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker
tahap lanjut. Demam berulang: suhu rendah, peningkatan suhu
intermitetn/memuncak; berkeringat malam.
b. Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ram, mis. Eczema,
eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/ mola
warna mla,; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. Rectum, luka-luka perianal/abses,.timbulnya nodul-
nodul, pelebaran kelenjar linfe pada dua area tubuh/lebih (leher,
ketiak, paha).menurunnya kekebalan imim, tekanan otot,
perubahan pada gaya berjalan.
11) Seksualitas
a) Gejala : riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan
hubungan seksual deang pasangan yang positif HIV, pasangan
seksual mltipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan seks
anal. Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan
17
seks.penggunaan kondom yang tidak konsisten. Menggunakan pil
pencegah kehamilan.
b) Tanda : kehamilan atau resiko terhadap hamil. Genetalia :
manifestasi kulit(mis. Kutil, herpes)
12) Interaksi social
a) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
b) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang
terdekat.aktivitas yang tak terorganisasi.
13) Penyuluhan/pembelajaran
a) Gejala :kegagalan untuk mengikuti perwatan, melanjutkan
perilaku beresiko tinggi(seksual/penggunaan obat-obatan IV).
Penggunaan/ penyalahgunaan obat-obatan IV, sast ini merokok,
penyalahgunaan alcohol.
b) Pertinbangan rencana pemulangan: memerlukan bantuan
keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan kulit/luka,
peralatan/bahan, transpotasi, belanja makanan dan persiapan ;
perawatan diri, prosedur perawatan teknis,dll.
2. Dianosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan
pola hidup yang beresiko.
18
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat gizi.
e. Diare berhubungan dengan infeksi GI
f. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang
keadaan yang orang dicintai.
19
3. Intervensi dan Rasional
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No
Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi Pasien akan bebas infeksi 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. 1. Untuk pengobatan dini
infeksi oportunistik dan 2. gunakan teknik aseptik pada setiap 2. Mencegah pasien terpapar oleh kuman
berhubungan komplikasinya dengan tindakan invasif. Cuci tangan sebelum patogen yang diperoleh di rumah sakit.
dengan kriteria tak ada tanda-tanda meberikan tindakan. 3. Mencegah bertambahnya infeksi
imunosupresi, infeksi baru, lab tidak ada 3. Anjurkan pasien metoda mencegah
malnutrisi dan pola infeksi oportunis, tanda terpapar terhadap lingkungan yang
hidup yang vital dalam batas normal, patogen.
beresiko. tidak ada luka atau eksudat. 4. Kumpulkan spesimen untuk tes lab 4. Meyakinkan diagnosis akurat dan
sesuai order. pengobatan
5. Atur pemberian antiinfeksi sesuai order 5. Mempertahankan kadar darah yang
terapeutik
2 Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau orang penting 1. Pasien dan keluarga mau dan
infeksi (kontak ditransmisikan, tim lainnya metode mencegah transmisi memerlukan informasikan ini
pasien) kesehatan memperhatikan HIV dan kuman patogen lainnya.
berhubungan universal precautions 2. Gunakan darah dan cairan tubuh 2. Mencegah transimisi infeksi HIV ke
dengan infeksi dengan kriteriaa kontak precaution bial merawat pasien.
20
HIV, adanya pasien dan tim kesehatan Gunakan masker bila perlu. orang lain
infeksi tidak terpapar HIV, tidak
nonopportunisitik terinfeksi patogen lain
yang dapat seperti TBC.
ditransmisikan.
3 Intolerans aktivitas Pasien berpartisipasi dalam 1. Monitor respon fisiologis terhadap 1. Respon bervariasi dari hari ke hari
berhubungan kegiatan, dengan kriteria aktivitas
dengan kelemahan, bebas dyspnea dan 2. Berikan bantuan perawatan yang 2. Mengurangi kebutuhan energy
pertukaran oksigen, takikardi selama aktivitas. pasien sendiri tidak mampu
malnutrisi, 3. Jadwalkan perawatan pasien sehingga 3. Ekstra istirahat perlu jika karena
kelelahan. tidak mengganggu isitirahat. meningkatkan kebutuhan metabolik
4 Perubahan nutrisi Pasien mempunyai intake 1. Monitor kemampuan mengunyah dan 1. Intake menurun dihubungkan dengan
kurang dari kalori dan protein yang menelan. nyeri tenggorokan dan mulut
kebutuhan tubuh adekuat untuk memenuhi 2. Monitor BB, intake dan ouput 2. Menentukan data dasar
berhubungan kebutuhan metaboliknya 3. Atur antiemetik sesuai order 3. Mengurangi muntah
dengan intake yang dengan kriteria mual dan 4. Rencanakan diet dengan pasien dan 4. Meyakinkan bahwa makanan sesuai
kurang, muntah dikontrol, pasien
21
meningkatnya makan TKTP, serum orang penting lainnya. dengan keinginan pasien
kebutuhan albumin dan protein dalam
metabolic, dan batas n ormal, BB
menurunnya mendekati seperti sebelum
absorbsi zat gizi. sakit.
5 Diare berhubungan Pasien merasa nyaman dan 1. Kaji konsistensi dan frekuensi feses 1. Mendeteksi adanya darah dalam feses
dengan infeksi GI mengnontrol diare, dan adanya darah.
komplikasi minimal dengan 2. Auskultasi bunyi usus 2. Hipermotiliti mumnya dengan diare
kriteria perut lunak, tidak 3. Atur agen antimotilitas dan psilium 3. Mengurangi motilitas usus, yang pelan,
tegang, feses lunak dan (Metamucil) sesuai order emperburuk perforasi pada intestinal
warna normal, kram perut 4. Berikan ointment A dan D, vaselin 4. Untuk menghilangkan distensi
hilang, atau zinc oside
6 Tidak efektif Keluarga atau orang 1. Kaji koping keluarga terhadap sakit 1. Memulai suatu hubungan dalam
koping keluarga penting lain pasein dan perawatannya bekerja secara konstruktif dengan
berhubungan mempertahankan suport 2. Biarkan keluarga mengungkapkana keluarga.
dengan cemas sistem dan adaptasi perasaan secara verbal 2. Mereka tak menyadari bahwa mereka
tentang keadaan terhadap perubahan akan 3. Ajarkan kepada keluaraga tentang berbicara secara bebas
yang orang dicintai. kebutuhannya dengan penyakit dan transmisinya. 3. Menghilangkan kecemasan tentang
22
kriteria pasien dan keluarga transmisi melalui kontak sederhana.
berinteraksi dengan cara
yang konstruktif
23
BAB. III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Tn Y
Umur : 38 th
Diagnosa Medik : HIV - AIDS
Tanggal Masuk : 7 November 2014
Alamat : Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
Suku : Batak
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Status perkawinan : Duda
Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis
dari 60 kg menjadi 54 kg
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
d. Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 November 2014
ditemukan benjolan pada leher.
3. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
2) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernafasan.
b. Integritas ego
1) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak
berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan depresi.
2) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
c. Eliminasi
1) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
2) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
25
d. Makanan/cairan
1) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
2) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
e. Hygiene
1) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
f. Neurosensori
1) Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
2) Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya
motorik fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
g. Nyeri/kenyamanan
1) Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit
kepala, nyeri dada pleuritis.
2) Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak
otot melindungi yang sakit.
26
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi social
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
2) Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
4. Hasil Lab
a. Jumlah limfosit CD4 100 yang normal berkisar antara 500 dan 1.600.
b. LISA ( +)
c. Western Blot (+)
27
B. Analisa data
Masalah
No Sumber Data Etiologi
Keperawatan
1 Objektif : Virus HIV Resiko tinggi terhadap
Pasien mengatakan diare kekurangan volume
Pasien mengatakan demam Merusak seluler cairan
Pasien mengatakan capek
Pasien mengatakan mudah Menyerang T Limfosit, sel
lelah saraf, makrofag, monosit,
Pasien mengatakan letih limfosit B
Pasien mengatakan lesu
pasien mengatakan Immunocompromise
berkeringat malam hari
Subjektif : Invasi kuman pathogen
TTV :
TD : 130/80 Organ target
N : 80x/menit
S : 39 C Gastrointestinal
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu Diare
Pasien tampak tidak segar
Pasien mengalami berat badan Cairan berkurang
menurun derastis dari 60 kg
menjadi 54 kg
Pasien tampak sering BAB /
diare
Pasien terlihat perubahan
pada tekanan darah
pasien terlihat pucat
pasien terlihat sianosis
n pasien mengalami diare
pasien mengalami perubahan
jumlah dan warna urin
28
pasien anoreksia
turgor kulit pasien terlihat
buruk
29
pleuritis Organ target
Pasien mengatakan
berkeringat malam hari
Objektif : Infeksi
TTV :
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 39 C
RR : 26x/menit
Pasien teraba benjolan di
daerah leher
Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan sel-T CD4+ = 100
sel/ mm3
Pasien mengalami Takikardia
Pasien mengalami nyeri
panggul
Pasien mengalami nyeri
abdomen
C. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
30
D. Intervensi Dan Evaluasi
31
anoreksia (-)
Turgor kulit baik / lembab Kolaborasi : 1. Mungkin diperlukan untuk mendukung
1. Berikan cairan / elektrolit melalui selang / memperbesar volume sirkulasi,
pemberi makanan / IV terutama jika pemasukan oral tak
adekuat, mual/muntah terus menerus.
2. Bermanfaat dalam memperkirakan
2. Pantau hasil pem. LAB sesuai indikasi, kebutuhan cairan
mis.. : HB/HT 3. Membantu mengurangi demam dan
3. Antipiretik, mis.. : asetaminofen respons hiper metabolism,
menurunkan kehilangan cairan tak
kasat mata.
2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Lesi mulut, tenggorok, dan esophagus
kurang dari selama 3 x 24 jam, diharpkan : 1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, dapat menyebabkan disfagia,
kebutuhan tubuh b.d Pasien tidak mudah lelah merasakan, dan menelan. penurunan kemampuan pasien untuk
intake yang tidak Pasien tidak letih mengolah makanan dan mengurangi
adekuat Pasien tidak lesu keinginan untuk makan.
Nafsu makan bertambah, porsi 2. Timbang berat badan sesuai kebutuhan. 2. Indicator kebutuhan nutrisi /
makan habis Evaluasi berat badan dalam hal adanya pemasukan yang adekuat. Catatan :
Pasien dapat menverna makanan berat badan yang tidak sesuai. Gunakan karena adanya penekanan system
dengan baik serangkaian pengukuran berat badan dan imun, maka beberapa tes darah yang
Berat badan naik dari 54 kg menjadi umumnya digunakan untuk menguji
32
54+ kg antropometrik. status nutrisi menjadi tidak berguna.
pasien tidak terlihat pucat 3. Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin 3. Dapat meningkatkan nafsu makan dan
pasien tidak sianosis perasaan sehat
pasien tidak anoreksia 4. Catat pemasukan kalori 4. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap
suplemen atau alternative metode
Kolaborasi : pemberian makanan
3 Infeksi b.d adanya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Mandiri : 1. Untuk pengobatan dini mencegah
virus HIV-AIDS selama 3 x 24 jam, diharapkan : 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. pasien terpapar oleh kuman patogen
Demam (-) yang diperoleh di rumah sakit.
Pusing (-) 2. Gunakan teknik aseptik pada setiap 2. Mencegah bertambahnya infeksi
rasa terbakar pada kaki hilang tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
meberikan tindakan.
33
nyeri dada pleuritis (-) 3. Berikan lingkungan yang bersih dan
TTV berventilasi baik. Periksa pengunjung / 3. Mencegah bertambahnya infeksi
TD: 120/80 staf terhadap tanda infeksi dan
N: 80x/menit pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
S: 37 C
RR : 20x/menit Kolaborasi :
benjolan di daerah leher (-) 1. Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah,
Lesi (-) urine dan sputum 1. Dilakukan untuk mengidentifikasi
Kejang (-) penyebab demam, diagnose infeksi
Dipsnea (-) organism, atau untuk menentukan
nyeri panggul (-) 2. Berikan antibiotic antijamur / agen metode perawatan yang sesuai
nyeri abdomen (-) antimikroba, missal : trimetroprim 2. Menghambat proses infeksi. Obat-
tremor (-) (bactrim, septra), nistatin (mycostatin), obatan lainnya ditargetkan untuk
ketokonazol, pentamidin atau meningkatkan fungsi imun.
AZT/retrovir Meskipun tidak ada obat yang tepat,
zat seperti AZT ditujukan untuk
menghalangi enzim yang
memungkinkan virus memasuki
material genetis sel T4 sehingga dapat
memperlambat perkembangan
34
penyakit
No Tanda
No Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx Tangan
1 7 November 1 1. Memantau TTV, termasuk CVP bila terpasang. S:
2014 mencatat hipertensi, termasuk perubahan Pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
postural. Pasien mengatakan sudah tidak demam
Hasil : indicator dari volume cairan sirkulasi Pasien mengatakan sudah tidak tidak mudah
normal lelah
O:
2. Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam. Diare (-)
memberikan kompres hangat sesuai indikasi. Demam (-)
mempertahankan pakaian tetap kering. Pasien tidak mudah lelah
mempertahankan kenyamanan suhu lingkungan. Pasien tidak berkeringat malam hari
Hasil : meningkatkan kebutuhan metabolisme TTV :
TD : 120/80
3. Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, dan N : 80x/menit
rasa haus. S : 37 C
35
Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik / RR : 20x/menit
lembab berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi 54.5
kg
4. Memantau pemasukan oral dan memasukka BAB /diare (-)
cairan sedikitnya 2500 ml/hari. pasien tidak terlihat pucat
Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan, sianosis (-)
mengurangi rasa haus, dan melembabkan pasien tidak pingsan
membrane mukosa. umlah dan warna urin normal
anoreksia (-)
5. Memberikan cairan / elektrolit melalui selang Turgor kulit baik / lembab
pemberi makanan / IV A : masalah kekurangan volume cairan tubuh sudah
hasil : memperbesar volume sirkulasi, pasien teratasi
tidak anoreksia P : intervensi dihentikan
36
kehilangan cairan tak kasat mata
37
4. Mencatat pemasukan kalori
Hasil : kebutuhan kalori untuk tubuh terpenuhi
3 9 November 3 1. Memonitor tanda-tanda infeksi baru. S : Pasien mengatakan sudah tidak demam lagi.
2014 Hasil : pasien tidak terpapar oleh infeksi kuman O:
pathogen di RS Demam (-)
2. Menggunakan teknik actrim pada setiap tindakan Pusing (-)
actrim. Cuci tangan sebelum meberikan tindakan. Rasa terbakar pada kaki hilang
Hasil : tidak terjadi infeksi Nyeri dada pleuritis (-)
Pasien sudah tidak berkeringat malam hari
38
kewaspadaan sesuai indikasi N: 80x/menit
Hasil : tidak terjadi penambahan infeksi yg lebih S: 370 C
parah RR : 20x/menit
4. Memeriksa kultur / sensitivitas lesi, darah, urine benjolan di daerah leher (-)
dan sputum Lesi (-)
Hasil : mengurangi demam dan tidak terjadi Kejang (-)
pertumbuhan kuman pathogen penyebab infeksi Dipsnea (-)
nyeri panggul (-)
5. Memberikan antibiotic antijamur / agen nyeri abdomen (-)
antimikroba, missal : trimetroprim (actrim, tremor (-)
septra), nistatin (mycostatin), ketokonazol, A : masalah infeksi sudah teratasi
pentamidin atau AZT/retrovir P : intervensi dihentikan
Hasil : meningkatkan fungsi imun dan tidak
terjadi infeksi
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam penyelesaian kasus, kelompok memecahkan kasus berdasarkan
terori dan askep yang ada di bab II dan bab III. Tingkat kesenjangannya sangat
baik.
B. Diagnosa keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan di kasus sesuai dengan diagnosa teori yang
ada di bab III. Tingkat kesenjangan sangat baik.
C. Intervensi
Intervensi dalam kasus sesuai dengan teori yang ada di bab III. Tingkat
kesenjangannyapun sangat baik. Dalam melakukan intervensi kelompok
menjadikan teori sebagai landasan dalam pemecahan kasus.
D. Implementasi
Implementasi dalam kasus ini sesuai dengan intervensi yang direncanakan.
Hasil yang diharapkan dalam implementasi akan terjawab di evaluasi.
E. Evaluasi
Evaluasi dalam kasus sesuai dengan harapan kelompok pada saat
melakukan intervensi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
41
DAFTAR PUSTAKA
42