Alana
Alana
Alana
"Ini rumahmu sekarang, papa harap kamu suka" Ucap seorang laki - laki yang sudah
lama kutunggu kehadirannya, namun sekarang tidak lagi semakin aku menatap wajahnya
semakin pula aku merasakan ada banyak serpihan - serpihan tajam yang sedang menusuk
hatiku. Menghadirkan rasa perih familiar yang aku rasakan selama 10 tahun ini
"Aku pernah tinggal di rumah yang jauh lebih parah" Jawabku singkat
Ada masanya aku mengharapkan dia datang mengucapkan kata itu, tapi kata itu
sekarang terasa hampa dan tidak ada artinya.
Walau dengan kondisi keuangan terbatas mama selalu memastikan aku nggak kekurangan
apapun. Mengingat tentang mama membuat mataku berkaca-kaca dan aku ingin menangis.
Namun, saat ini aku harus bisa menahan rasa sedihku, aku ingin membuktikan kepada
laki - laki di sampingku bahwa aku juga bisa hidup tanpa dirinya sekalipun mama
udah nggak ada.
"Ayo masuk papa akan memperkenalkan kamu dengan keluarga barumu" Ucap Papa.
Aku berjalan mengikuti langkah papa, langkahku berhenti ketika aku melihat ada tiga
orang perempuan yang sedang terlihat menunggu kehadiranku.
"Selamat datang Alana semoga kamu suka tinggal di sini" Ucap seorang perempuan
berambut pirang dan ia tersenyum ramah kepadaku.
"Alana ini adalah Grace dia adalah istri papa" Ucap Papa sambil merangkul orang
yang ada di sebelahnya.
Aku merasa kaget karena ternyata orang yang memberiku ucapan selamat datang adalah
istri dari Papaku, ia terlihat muda walaupun ada beberapa kerutan yang terlihat
diwajahnya.
Dan Papa berkata lagi "Dia adalah Caely, dia berumur 21 tahun" Sambil menunjuk
wanita yang berada tepat di sebelah kirinya
"Dan dia adalah Casey dia berumur 18 tahun" Tujuk Papa pada wanita di sebelah kiri
Caely.
"Apa maksudmu Casey," Ucap Papa, "Kita sudah membicarakannya bukan ?"
"Aku merasa tidak sudi jika dia tinggal di sini" Ucap casey, lalu ia berjalan
melewati tangga dan pergi ke lantai dua.
Aku hanya diam dalam lamunan dan tak menjawab ucapannya. Kemudian ia berkata lagi
"Ayo ku antar kamu ke kamarmu"
Aku berjalan mengikutinya melewati tangga yang berbentuk setengah lingkaran menuju
ke arah pintu kamar berwarna putih dengan papan nama menempel di pintu itu. Papan
nama itu bertuliskan namaku dan ia mempersilahkanku masuk ke dalam kamar itu, aku
bisa melihat kamar ini begitu luas bahkan kamar ini 3 kali lebih luas dibandingkan
kamarku yang dulu.
"Istirahatlah bila kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa memanggil bunda" Ucap Grace.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian ia keluar dan menutup pintu. Aku
bertekad dalam hati setelah aku berumur 18 tahun ini, aku akan pergi dari rumah ini
dan memulai hidup sendiri.
* 2 minggu berlalu*
Sudah 2 minggu aku tinggal di rumah ini dan sudah 2 hari ini Papa pergi perjalanan
bisnis bersama Grace. Dan dirumah ini aku hanya tinggal bersama Casey dan Cayle.
Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara bising. Aku melihat ke arah
jendela, langit sudah berubah berwarna hitam dan matahari tak memunculkan sinarnya.
Kemudian aku pergi menuju ke lantai satu dan pergi ke arah halaman belakang rumah
karena suara bising itu terdengar dari sana. Aku bisa melihat ada seoarang laki
laki yang sedang bernyanyi dan semua orang sedang bersorak riang mendengar suara
merdu dari laki laki itu.
Aku terhayut dengan suaranya yang begitu merdu. Aku menatap dirinya dan tanpa
kuduga dia juga menatapku. Aku terhanyut dengan tatapan itu, aku bisa melihat di
dalam matanya terdapat kerinduan yang sangat dalam saat ia menatapku. Kemudian aku
memutuskan tatapan itu dan pergi ke dalam kamarku, dan melanjutkan tidurku yang
sempat terganggu.
*Keesokan paginya*
Aku terbangun pukul 07.00 dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri,
kemudian aku pergi ke lantai satu untuk pergi sarapan karena sedari tadi cacing-
cacing yang ada di dalam perutku sudah berteriak ingin di beri makan.
Saat aku menuruni tangga aku bisa melihat dan mendengar Papa sedang bertengkar
dengan casey.
"Papa tuh selalu nggak ngerti sama apa yang aku inginkan" Ucap Casey
"Papa selama ini kurang apa sama kamu?, semua yang kamu inginkan pasti papa akan
penuhi" Ucap Papa
"Aku ingin dia pergi dari rumah ini " Ucap Casey
"Nggak bisa!. Dia juga anak papa, papa memiliki tanggung jawab untuk menjaganya."
Balas Papa
"Lagi pula untuk apa papa membawanya kesini bukankah dia sudah papa buang 10 tahun
lalu?" Ucap Casey. "Kalau dia nggak pergi dari rumah ini biar aku saja yang pergi
dari rumah ini"
Aku merasa sakit hati dengan apa yang diucapkan Casey. Aku memutuskan untuk pergi
ke kamarku dan mengemasi barang-barangku, kemudian aku turun dengan membawa barang
barangku.
"Biarkan aku pergi dari sini, karena nyatanya aku mengganggu keharmonisan keluarga
kalian" Ucapku dengan sesegukan dan pergi meninggalkan rumah itu.
Aku menaiki taksi yang sudah kupesan. Aku bisa melihat dari kaca belakang taksi itu
Papa sedang berlari mengejar taksi yang sedang aku naiki.
Aku memutuskan untuk pergi ke Central park yaitu salah satu taman di kota New York.
Aku duduk di salah satu bangku yang ada di sana dan aku menangis karena aku nggak
tau harus pergi kemana. Lalu aku melihat ada kedai es krim, aku memutuskan
membelinya untuk meredakan rasa sedihku.
Ketika aku sudah membeli es krim dan hendak kembali ketempat dimana aku
meninggalkan barang-barangku tiba tiba ada seseorang yang sedang mendekap hidungku,
dan pengelihatanku semakin buram dan aku terjatuh pingsan.
Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seorang laki-laki berpostur tinggi dan tegap,
berkulit coklat eksotis, berwajah tampan, memilik hidung mancung bak prosotan.
"Sudah bangun Alana" Ucapnya sambil tersenyum misterius. Aku merasa takut dengan
senyuman itu.
"Apakah kau tidak mengenalku. Namaku adalah Alano Demian dan aku adalah teman masa
kecilmu" Ucapnya
"Aku merasa tidak mengenal orang bernama Alano Demian" Ucapku. "Kau membohongiku
ya"
"Aku tidak berbohong aku adalah Ano mu dan kau adalah Ana ku." Ucapnya
*Flashback*
Ada seorang anak laki-laki berumur 7 tahun tersesat disebuah pantai di Kota Bali.
Anak laki-laki itu mencari mamanya kesana kemari tapi ia tak dapat menemukannya. Ia
pun terduduk lemas di bawah pohon kelapa.
Tiba-tiba ada seorang anak perempuan mengahapirinya dan berkata "kamu kenapa?,
apakah kamu membutuhkan bantuan?"
Dan anak laki laki itu pun menjawab "aku tersesat, aku ingin bertemu mamaku"
Mereka pun mencari dimana keberadaan mama dari anak laki-laki itu. Kemudian mereka
merasa lelah dan duduk di salah satu bangku yang ada di pantai itu.Tiba-tiba
terdengar suara seorang wanita yang sedang memanggil nama seseorang.
"Ano.. ano...ano..."
"Mamaaaa...." Ucap anak laki laki itu. Sambil memeluk wanita itu.
"Maaf mama Ano tadi ingin menangkap kucing tapi saat Ano ingin pulang Ano tersesat"
Ucap anak laki laki itu.
"Baiklah lain kali jika ingin pergi bilang dulu" Ucap wanita itu.
"Iya mama"
Wanita itupun menghampirin anak perempuan itu dan berkata "Nama kamu siapa?"
"Sama sama tante" Ucap anak perempuan itu. "Aku pamit dulu ya tante nanti mama
mencariku"
*Flashback off*
Aku pun memeluknya dan menangis, aku sangat merindukannya. Karena setelah aku
membantu mencari mamanya, aku dan Ano sering sekali bermain bersama. Namun tiba-
tiba ia nggak pernah datang ke rumahku lagi.
"Maafkan aku Alana aku harus pindah karena papaku ingin membangun perusahaan baru
di kota ini" Ucap Alano
* 3 bulan berlalu*
Sudah 3 bulan aku tinggal di rumah Ano. Ia selalu bersikap baik kepadaku. Ia selalu
memastikan aku merasa nyaman. Lama-lama aku mulai merasa jatuh cinta kepadanya
tapi, aku nggak berani untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan.
Tiba-tiba dimalam ini Papa datang ke rumah Ano ia berkata ingin berbicara padaku.
Ano sangat menghargai keputusan papa jadi ia mempersilahkan papa untuk mengobrol
denganku secara empat mata.
Aku berfikir keras untuk bisa menjawab pertanyaan Papa. Aku ingin menjawab
pertanyaan itu dengan jujur.
"Papa nggak tau apa yang harus papa lakuin untuk menebus semua kesalahan papa sama
kamu" Ucap Papa. "Papa ingin kita bisa kembali dekat seperti dulu"
Aku terkejut dengan perkataan Papa bahwa ia pergi ke Psikolog. Sejujurnya aku sudah
mulai menerima bahwa papa sudah memiliki keluarga lain. Tapi aku merasa sakit hati
karena dulu Papa meninggalkanku anak kandunganya demi hidup bersama keluarga
barunya.
Setiap hari selama 10 tahun aku menunggunya untuk pulang. Tapi sekeras apapun aku
menunggu, Papa nggak pernah datang. Sampai pada akhirnya mama mengembuskan nafas
terkhirnya. Tiba-tiba Papa datang dan berkata bahwa ia akan membawaku untuk pergi
tinggal bersamanya.
"Sebenarnya aku sudah memafkan Papa" Ucapku lirih. "Tapi aku takut mengganggu
keharmonisan keluarga Papa, apalagi Casey sepertinya tidak menyukaiku"
"Casey hanya belum terbiasa, Papa yakin lambat laun dia pasti bisa menerimamu"
Jawab Papa.
"Jadi apakah kamu mau kembali pulang Alana?" Ucap Papa lagi.
Aku berfikir bahwa aku nggak bisa terus terusan tinggal bersama Alano karena aku
nggak mau ngerepotin dia.
Akupun mengemasi barang barangku dan berpamitan kepada Alano. Raut wajahnya
terlihat sedih saat aku berkata ingin tibggal bersama papa kembali dan ia juga
berjanji akan mengajakku untuk pergi jalan-jalan di kota ini.
Sesampainya di rumah Papa jantungku rasanya berdetak kencang. Papa membuka pintu
rumah dan mempersilahkan aku masuk ke dalam rumah. Sama seperti waktu pertama kali
ada Grace, Caely, dan Casey menungguku.
Tiba-tiba Casey memegang tanganku dan berkata "Maafkan aku Alana, ucapanku sangat
kasar kepadamu"
"Nggak papa Casey aku juga minta maaf karena kehadiranku membuat kalian terganggu"
Ucapku.
"Kita sekarang adalah keluarga Alana kamu jangan berfikir seperti itu" Ucap Caely
sambil memelukku dan tiba tiba Papa, Grace, dan Casey juga ikut memelukku.
Aku merasa beban yang ada di pundakku mulai terangkat. Aku merasa lebih lega
setelah aku memaafkan papa. Dan yang lebih membuatku bahagia lagi adalah Alano
mengungkapkan perasaannya kepadaku tepat di hari ulang tahunku. Aku merasa sangat
bahagia karena cintaku tidak bertepuk sebelah tangan.
Tamat