B10 Pengalaman Keselamatan
B10 Pengalaman Keselamatan
B10 Pengalaman Keselamatan
BAB 10
PENGALAMAN KESELAMATAN
Kasih dan kemurahan Tuhan yang tiada taranya membuat Kristus, yang tidak
mengenal dosa, menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dapat dibenarkan
di hadapan Allah. Berkat bimbingan Roh Kudus kita pun merasakan keperluan kita,
mengaku bahwa kita penuh dengan dosa, bertobat dari pelanggaran-pelanggaran kita,
dan melatih iman dalam Kristus Yesus sebagai Tuhan kita, sebagai pengganti dan
teladan. Iman ini yang mendatangkan keselamatan melalui kuasa Ilahi dari Sabda
merupakan karunia anugerah Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diangkat sebagai
putra putri Allah, dan dilepaskan dari perhambaan dosa. Melalui Roh kita dilahirkan
kembali serta dikuduskan; Roh membarui pikiran kita, menuliskan hukum kasih Allah
di dalam hati kita, dan kepada kita diberikan kuasa untuk menghidupkan suatu
kehidupan yang kudus. Kalau kita tinggal di dalam Dia maka kita akan menjadi orang
yang turut mengambil bagian dalam tabiat Ilahi dan memperoleh jaminan keselamatan
sekarang dan juga penghakiman itu. (Kej. 3:15; Yes. 45:22;53; Yer. 31:31-34;
Yeh.33:11;36:25-27. Hab. 2:4; Mrk.9:23,24; Yoh.3:3-8,16; 16:8; Rm. 3:21-26;5:6-10;8;1-
4,14-17;10:17;12:2; 2 Kor. 5:17-21, Gal. 1:4; 3:13,14,26; 4:4-7; Ef.2:4-10; Kol. 1:13,14;
Tit.3:3-7; Ibr.8:7-12;1 Pet. 1:23;2;21, 22; 2 Pet. 1:3.4; Why.13:8).
PENGALAMAN KESELAMATAN DAN MASA LALU
Pertobatan. Ketika hari Pentakosta, Roh Kudus memang menginsafkan orang-orang
terhadap kebutuhan mereka pada Juruselamat, dan mereka bertanya apa yang mereka harus
lakukan, Petrus menjawab, “ Bertobatlah!”. Pertobatan adalah terjemahan dari kata ibrani
nachum, “menyesal,” “ bertobat,” kata yunani yang setara, metanoeo, berarti menghasilkan
perubahan radikal dalam sikap terhadap Tuhan dan dosa.
Di dalam Kristus orang yang berdosa yang bertobat tidak hanya diampuni tetapi dibebaskan-
dinyatakan benar! Dia tidak pantas dan tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti. Orang
mengalami satu perasaan takut untuk menghadap, dalam kesalehan dan ketidasuciannya
sendiri, di hadapan Allah yang menyelidiki hati manusia. Dia memandang kasih Allah,
keindahan dan kegembiraan kesucian, dia ingin disucikan dan dipulihkan.
Dalam kasih dan belas kasih-Nya yang tak terbatas, Allah menjadikan Kristus, “yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan
oleh Allah”.
PENGALAMAN KESELAMATAN DAN MASA KINI
Melalui darah Kristus yang menyucikan, membenarkan serta memurnikan dan
menguduskan, orang percaya adalah ”ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17). Ajakan untuk Penyucian Hidup Keselamatan
mencakup menghidupkan satu kehidupan yang disucikan berdasarkan apa yang telah
digenapkan oleh Kristus di Golgota. Paulus mengajak umat percaya untuk menghidupkan
Nama : Gallantry Wewengkang
Fakultas : Filsafat (Tingkat 2 Semester 3)
Tugas : Teologi Sistematis
suatu kehidupan yang berserah oleh perbuatan etis yang suci dan bermoral (1 Tes. 4:7).
Untuk menyanggup kan mereka mempunyai pengalaman penyucian, maka Tuhan
memberikan kepada umat percaya “Roh kekudusan” (Rm. 1:4). “Menurut kekayaan
kemuliaan-Nya,” Paulus selanjutnya berkata, Tuhan akan “menguatkan dan meneguhkan
kamu oleh Roh-Nya, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam batinmu” (Ef. 3:16, 17).
Sebagai ciptaan baru, orang-orang yang beriman mempunyai tanggung jawab yang baru.
“Sebab lama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi
hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan,” kata Paulus,
“ demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan” (Rm. 6:19). Maka mereka pun hidup
“oleh Roh” (Gal. 5:25). “batiniah” itu dibaharui dari hari ke hari (2 Kor. 4:16; Rm. 12:2).
Seperti halnya perempuan tua yang diceritakan dalam kisah Gembala Hermas, gereja
bertambah muda di dalam—setiap orang Kristen yang benar benar berserah diubah dari
kemuliaan kepada kemuliaan, pada hari kedatangan Kristus yang kedua kali, perubahan untuk
menjadi serupa dengan gambar Allah disempurnakan. Orang-orang percaya yang dipenuhi
Roh itu “tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Rm. 8:4). Mereka diubah karena
“keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (Rm.
8:6). Dengan tinggalnya Roh Allah di dalam diri mereka, maka mereka “tidak hidup dalam
daging, melainkan dalam Roh” (Rm. 8:9).