Proposal Skripsi Bab I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DIBAWAH UMUR

DI DESA SENGANAN KECAMATAN PENEBEL

KABUPATEN TABANAN

OLEH:

I PUTU AGUS ALIT DIVA PRANATA

NPM : 1904742010043

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pernikahan melalui pernikahan adalah salah satu sisi kehidupan yang

dilalui setiap orang. Maka kedewasaan pasangan suami istri sangat penting untuk

berhasil membangun bahtera rumah tangga. Pernikahan merupakan salah satu

peristiwa terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah

satu tujuan utama perkawinan menurut hukum Hindu adalah untuk memperoleh

keturunan (anak) yang dapat menyelamatkan jiwa orang tuanya dari penderitaan

di Neraka (Gede Puja, 1975:71).1

Untuk motivasi pemuda Pernikahan dini, mungkin datang tentang diri

Anda dan orang-orang lain Salah satu faktor awal dari luar itu adalah dukungan

keluarga, dukungan keluarga membutuhkan anak remaja dengan orang tuanya

adalah persahabatan, penampilan, hobi dan keinginan. Remaja membutuhkan

kehadiran orang tua dengar, diskusikan dan memahami perasaan anak muda.

muda dengan dukungan rendah memiliki kecenderungan termotivasi untuk

menikah dini karena merasa diabaikan. Sebagai pria dan wanita Lupakan misinya,

itu saja memiliki celah Pria dan wanita menerima penyebab yang berbeda dapat

menimbulkan masalah kesalahpahaman perselisihan dll stres pernikahan,

menyetujui dan Percayai pasangan hidup adalah hal utama dilakukan dalam

keluarga.2

Perkawinan anak di bawah umur adalah perkawinan antara seorang pria

1.
Agus Mahfudin, 2016, Pernikahan dini dan Pengaruhnya terhadap Keluarga di Kabupaten
Sumenep Jawa Timur, Skripsi, Universitas Pesantren Tinggi Darul, hlm 40.
2.
Eka Rini Setiawati, 2017, Early marriage influence to the harmony of the couplein, Jurnal
FISIP, Volume 4, Nomor 1, hlm 4.
dengan seorang wanita yang belum cukup umur untuk kawin, dimana telah

ditetapkan umur yang sah untuk kawin. Menurut Pasal 7 (1) Undang-Undang

Usia Perkawinan 16 Tahun 2019, perkawinan diperbolehkan hanya ketika suami

istri telah mencapai usia 19 (sembilan belas) tahun. Batasan usia pernikahan

yang harus dipatuhi selama pernikahan sangatlah penting. Karena usia

pernikahan yang terlalu muda bisa berdampak pada pengelolaan rumah tangga.

Usia minimum untuk menikah diperlukan karena pernikahan adalah peristiwa

hukum yang mengubah status, hak, dan kewajiban seseorang. Perubahan

tersebut antara lain perubahan hak dan kewajiban anak menjadi suami atau istri.

Itulah sebabnya pernikahan membutuhkan persiapan yang benar-benar matang,

baik secara biologis maupun psikologis. Termasuk bekal keuangan untuk

kehidupan di rumah.3

Adanya pembatasan usia bertujuan supaya mampu memikul

tanggungjawab sebagai suami istri serta keturunannnya. Secara umum orang

yang sehat mental dan sudah dewasa adalah orang yang usianya lebih dari anak-

anak atau bisa dikatakan matang secara kejiwaan dan pemikiran. Kedewasaan

dan kematangan pada manusia identik engan usia seseorang.4

Menurut Hilman Hadikusuma (1990: 53) “dalam hukum umum umumnya

tidak mengatur batasan usia untuk menikah, Ini berarti bahwa hukum adat

mengizinkan pernikahan pada usia berapa pun dewasa". Menurut hukum umum,

kedewasaan seseorang diukur tanda-tanda fisik yaitu saat wanita mengalami

3.
Muhammad Fahrezi, 2020, Pengaruh Perkawinan Dibawah Umur Terhadap Tingkat
Perceraian, Jurnal Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Volume 7 Nomor 1, hlm.
80-89.

4
Sumriyah Mishbahul Munir, 2022, Pengaruh Perkawinan Di Bawah Umur Terhadap
Kehamonisan Rumah Tangga Di Bangkalan-Jawa Timur dalam Prespektif hukumPositif
Indonesia, Jurnal Ilmiah Hukum; ISSN: 2580-0019, Volume 8 Nomor 1, hlm.46
haid (menstruasi), payudara karakteristik berarti sudah dewasa, sedangkan pada

jantan ukurannya terlihat Perubahan suara, perubahan fisik, sperma dikeluarkan

atau sedang memiliki nafsu seksual. Sifat alam adalah bahwa dua orang dengan

jenis kelamin yang berbeda, laki-laki dan a Wanita, ada ketertarikan timbal balik

satu sama lain untuk hidup bersama. Antara laki-laki dan perempuan yang secara

sadar berhubungan masuk ke dalam hubungan perkawinan yang baik dalam

kaitannya dengan kehendak mereka sendiri atau menurut kehendak orang

tuanya atau keluarganya. Perkawinan adalah lembaga yang mulia untuk

menyatukan dua jenis kelamin yang berbeda koneksi keluarga Pernikahan tidak

hanya dilihat sebagai sebuah string untuk menyalurkan kebutuhan biologis (tiket

untuk hubungan hukum), tetapi juga harus menjadi instrumen realitas kesalehan.

Karena itu, untuk memasuki tingkat pernikahan membutuhkan persiapan yang

matang, yaitu kematangan fisik dan mental.5

Bahkan saat ini pernikahan usia dini tidak hanya terjadi dipedesaan tetapi

diperkotaan pun banyak terjadi pernkahan dini. Pernikahan usia muda bukan

menjadi suatu hal yang baru diperbincangkan, hal ini juga terjadi di Desa

Senganan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Padahal banyak resiko yang

harus dihadapi bagi mereka yang melakukannya. Tentu pernikahan dini ini

membawa dampak negatif kepada pasangan yang melakukan pernikahan

dinibaik dari segi kesehatan, psikologis dan ekonomi.

Menurut ilmu psikologi, usia pernikahan yang baik adalah ketika

pasangan telah mencapai usia dewasa, atau berusia diatas 21 tahun, karena jika

5
Beteq Sardi, 2016, Faktor-Faktor Pendorong Pernikahan Dini dan Dampak Di Desa Mahak
Baru KecamatanSungai Boh Kabupaten Malinau, Jurnal sosiatri-Sosiologi, ISSN: 194-2076,
Volume 4,Nomor 3, hlm 195
pasangan masih berusia remaja, maka hal tersebut akan berdampak pada

psikologis pasangan dan anak mereka nantinya. Terdapat dua katagori remaja

dalam psikologis, yaitu 13-16 tahun, da masa remaja akhir yaitu 17-21 tahun.6

Penentuan batas umur untuk melangsungkan perkawinan sangatlah

penting, yaitu untuk menciptakan keluarga dan keharmonisan dalam rumah

tangga. Pembatasan usia dimaksudkan agar rumah tangga yang dibentuk dapat

mencapai tujuan perkawinan, yakni mencapai kebahagiaan, sesungguhnya bukan

hanya sekedar kebahagiaan bagi suami istri, tetapi juga kebahagiaan bagi kedua

orang tua beserta keluarga yang lainnya.

Keharmonisan rumah tangga adalah harapan setiap pasangan suami istri.

Keluarga yang harmonis dapat diidentikkan dengan keluarga yang rukun,

bahagia, penuh kasih sayang dan jarang terjadi konflik. Keluarga bahagia

terwujud ketika suami istri mengamalkan ajaran agama, menunaikan tugas dan

tanggung jawab, saling menghormati, saling menghormati, saling menyayangi,

bekerja sama dan menjaga komunikasi. Pentingnya menjaga keharmonisan ini

mempengaruhi perkembangan dan pemikiran anak dalam keluarga. Oleh karena

itu, menjaga keutuhan keharmonisan cinta antara suami istri dapat hukumnya

sebagai kewajiban. Keutuhan perkawinan terpelihara dengan kerukunan cinta

antara suami istri, selain itu cara menjaga keharmonisan cinta dalam rumah

tangga adalah dengan memahami hak dan kewajiban suami istri, cinta suci

suami istri, keluarga yang harmonis dan bahagia tercapai.7

Mengenai wawancara awal dengan keluarga Bapak Y dan Ibu K, orang

6
Lina Dia Maudina, 2019, Dampak Pernikahan Dini Bagi Perempuan, Jurnal Harkat: Media
Komunikasi Gender, ISSN :1412-2324, volume 15,Nomor 2, hlm91-95
7
I Made Juniarta, 2013, Dampak perkawinan Dibawah Umur Ditinjau Dari Hukum Adat
Bali Di Desa Kamasan Kecamatan Kelungkung, Skripsi, Universitas Pendidikan Ganesha, hlm
7-8.
tua dari keluarga pasangan yang tinggal serumah di Desa Senganan, Kecamatan

Penebel, Kabupaten Tabanan, yang dilakukan oleh peneliti untuk judul penelitian

ini. Perkawinan anak-anak yang lebih tua di bawah umur dalam keluarga Bapak Y

dan Ibu K tidak berdampak positif bagi keharmonisan rumah tangga, karena

mereka dianggap tidak cukup siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga dan

kehidupan keluarga. Pertengkaran Keluarga Bapak Y dan Ibu K sering terjadi

karena hal-hal kecil, seperti perbedaan pendapat, dan faktor finansial juga

menjadi salah satu alasan yang berulang kali menimbulkan pertengkaran di

keluarga Bapak Y dan Ibu K.8

Berdasarkan wawancara penelitian, peneliti mengatakan, dampak dari

keharmonisan rumah tangga, seperti keuangan keluarga yang lemah, pernikahan

di bawah umur, yang mempengaruhi ketidaksiapan mental dalam pemenuhan

tugas spiritual, dengan perkembangan zaman dan zaman modern, tidak semua

pasangan suami istri mampu menciptakan keharmonisan keluarga. Menciptakan

rumah tangga yang harmonis bukanlah tugas yang mudah dan cepat. Dinamika

emosi, hati, pikiran, pergaulan dan interaksi yang terjadi dalam rumah tangga

hari demi hari, bulan dan tahun, tidak selalu mengalir harmonis dalam langkah

keluarga mereka.

Di sisi lain utnuk mewujudkan suatu pernikahan yang sejahtera yaitu

keluarga yang tentra dan bahagia maka pasangan suami istri perlu memegang

peranan utama dalam mewujudkan keluarga sejahtera diantaranya

meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana membina kehidupan keluarga

sesuai dengan tuntutan agama dan ketentuan hidup bermasyarakat sehingga

8 Wawancara dengan Kepala Desa Senganan, 28 Desember 2022, Pukul 14.00 WITA
suami istri mampu menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga yang penuh

dengan ketentraman dan kebahagiaan.9

Namun realita yang terjadi pada masyarakat pernikahan di bawah umur

ini mempengaruhi keharmonisan dalam pernikahan, dimana karena keinginan

untuk menikah belum tercapai kematangan psikologis atau bisa dikatakan belum

cukup umur untuk menyebabkan ketidakstabilan di rumah dan menyebabkan

tidak keseriusan menyempurnakan pernikahan. Itu menunjukkan fenomena ini

pasangan yang menikah di bawah umur masih labil untuk dihadapi masalah Ada

banyak perceraian dari mereka yang untuk melakukan perkawinan anak di

bawah umur, di mana perkawinan mereka masih sangat muda untuk menikah.

Pernikahan dibawah umur sudah lama terjadi di Indonesia. Pernikahan

dibawah umur disebabkan oleh beberapa faktor, namun hal tersebut merupakan

masalah yang perlu diperhatikan, maka kegagalan dalam pernikahan bisa

berakibat negatif tidak hanya pada suami istri yang bersangkutan tetapi juga

terhadap anak-anak dan demikian pula masyarakat. Pasangan yang menikah di

bawah umur dapat dicirikan sebagai pasangan yang kurang matang secara sosial

ekonomi.10 Pada umumnya pasangan suami istri di bawah umur belum memiliki

pekerjaan tetap, sehingga sulit mencari pekerjaan yang dapat memenuhi

kebutuhan rumah tangga sehingga menimbulkan disharmoni. Pertengkaran di

rumah disebabkan oleh situasi keuangan yang rendah dan ego yang tidak stabil

9
Imas Hasanah, 2020, Dampak Perkawinan Dibawah Umur Terhadap Keharmonisan
Rumah Tangga Dalam Perspektif Hukum Islam, Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan,
hlm 102.
10
Slamet Papalia, 2020, Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Keharmonisan Keluarga
Pasangan Suami Dan Istri DiDusun Labuang Timur Kabupaten Seram Bagian Barat,
Skripsi, Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri
Ambon, hlm 30.
yang menguasai mereka. Kondisi ekonomi yang rendah karena kurangnya

pekerjaan tetap. Sedangkan belum stabilnya ego disebabkan karena mereka

masih tergolong muda, ego mereka masih tinggi dan memicu berbagai konflik.11

Berdasarkan latar belakang sebagaimana uraian diatas peneliti ingin

membahas dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pernikahan Dibawah

Umur dan Pengaruh Keharmonisan dalam Rumah Tangga di Desa

Senganan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini

masalah-masalah pokok yang akan menjadi kajian adalah :

1. Bagaimana akibat hukum pernikahan dibawah umur terhadap keharmonisan

keluarga di Desa Senganan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan?

2. Faktor-Faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dibawah

umur di Desa Senganan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah sangat diperlukan untuk dapat memberikan

batasan atau mempersempit permasalahan dalam kegiatan penelitian serta

bertujuan untuk memberikan fokus terhadap variabel mana saja yang akan di

amati. Untuk menghindari keluarnya pembahasan penelitian ini dari pokok-pokok

permasalahan yang telah diuraikan diatas serta agar penelitian bersifat sistematis

maka penulis menetapkan ruang lingkup dan batasan mengenai materi yang

11
H.Ahsanul Halik, 2017, Pernikahan Dibawah Umur, Jurnal Kasus Terhadap Praktik Pernikahan
Di Kota Mataram, Schemata, Volume 6, Nomor 2. hlm 190.
akan di bahas pada Bagaimana Pengaruh pernikahan dibawah umur terhadap

rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan

dibawah umur terhadap keharmonisan rumah tangga.

1.4. Tujuan Penelitian

Dalam tahap akhir dari proses belajar di Perguruan Tinggi diperlukan

adanya karya tulis yang bersifat ilmiah dalam bidang studi yang ditekuni sebagai

wujud nyata dari hasil belajar yang dijalani selama perkuliahan untuk

mewujudkan suatu karya tulis ilmiah tidak akan lepas dari suatu kegiatan ilmiah

yang nantinya akan menghasilkan suatu karya yang dapat

dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan ruang lingkup masalah diatas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi Khususnya pada

bidang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa.

b. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum.

c. Sebagai syarat menyelesaikan jenjang Pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas

Hukum Universitas Mahasaraswati.

1.4.2. Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka dapat

ditetapkan beberapa tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui Bagaimana akibat hukum pernikahan dibawah umur

terhadap keharmonisan rumah tangga di Desa Adat Senganan Kecamatan

Penebel Kabupaten Tabanan.


b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

Pernikahan dibawah umur di Desa Adat Senganan Kecamatan Penebel

Kabupaten Tabanan.

1.5. Metode Penelitian

Metode memegang peranan penting dalam mencapai tujuan, termasuk

metode dalam penelitian. Metode penelitian yang relevan adalah metode

penelitian yang melibatkan pencarian, pencatatan, pemformatan, analisis dan

pembuatan laporan berdasarkan fakta atau gejala ilmiah.

Metode penelitian adalah cara, usaha, atau jalan untuk menentukan

kebenaran melalui teknik atau prosedur tertentu. Ada gagasan lain bahwa

metode penelitian adalah istilah yang digunakan dalam penelitian dan evaluasi

dan juga teknik yang umum bagi sains dalam beberapa cara untuk melakukan

suatu prosedur. Penelitian adalah kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk

menetapkan, mengembangkan atau memverifikasi kebenaran suatu sistem

informasi, yang dilakukan secara metodis dan sistematis dengan menggunakan

metode yang bersifat ilmiah dan mengikuti pedoman atau kaidah penulisan untuk

tujuan ilmiah. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan penulis dalam

penyusunan karya skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

empiris. Penelitian empiris merupakan penelitian yang sumber data utamanya

adalah data lapangan seperti wawancara dan observasi. Penelitian empiris

menganalisis hukum yang terlihat dalam kehidupan masyarakat sebagai perilaku

sosial terstruktur yang selalu berinteraksi dan berhubungan dengan aspek sosial.
1.5.2. Jenis Pendekatan

Dalam Penelitian ini jenis Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan

Sosiologi Hukum. Pendekatan Sosiologi Hukum merupakan pendekatan yang

menganalisis tentang bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem

norma itu bekerja di dalam masyarakat. Disamping itu, dikenal juga pendekatan

sosiologi tentang hukum. Pendekatan ini dikontruksikan sebagai suatu perilaku

masyarakat yang ajek,terlembagakan serta mendapatkan legitimasi secara sosial.

1.5.3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini mempergunakan data yang berkaitan

dengan rumusan masalah. Adapun data yang digunakan antara lain:

1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer (data lapangan), adalah data yang didapat dari hasil

penelitian yang langsung dilakukan dimasyarakat. Data-data yang didapatkan

secara langsung melalui teknik wawancara dengan beberapa informan dan

responsen sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini akan dilakukan

wawancara dengan informan yaitu Kepala Desa di Desa Senganan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah dokumen atau bahan hokum yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hokum primer seperti buku-buku, artikel,

jurnal, hasil penelitian, makalah dan lain sebagainya yang relevan dengan

permasalahan yang akan dibahas, antara lain adalah :

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU

Perkawinan) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang


Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3. Awig-awig Desa Senganan Tabanan.

4. Internet

3. Sumber Data Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hokum tersier sebagai bahan yang

memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer atau bahan

hukum sekunder.

1.5.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Studi Dokumen adalah kegiatan mengumpulkan da memeriksa

dokumen-dokumen mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, agenda dan

lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti, serta untuk mendapatkan

sekunder,digunakan Teknik studi dokumen atau studi kepustakaan yaitu dengan

membaca, menelaah dan mengklarifikasi data-data diri peraturan perundang-

undangan serta literatur.

2. Teknik Wawancara (interview) adalah komunikasi antara dua orang

atau lebih yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan

tujuan-tujuan tertentu. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait

dengan penelitian ini, yaitu akibat hukum perkawinan dini di Desa Senganan.

Wawancara ini dilakukan dengan pertanyaan terbuka, yaitu penelitian melakukan

wawancara terarah dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman,

meskipun tidak menutup kemungkinan adanya masukan baru yang diperlukan


dalam wawancara tersebut. Sehingga wawancara tersebut tidak menyimpang

dari yang telah direncanakan.

3. Teknik Observasi/Pengamatan adalah metode pengumpulan data

dengan cara pengamatan langsung dengan cara pengambilan data

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan

tersebut secara sistematik gejala-gejala yang ada. Observasi langsung dalam hal

ini adalah pengamatan langsung di Desa Senganan.

4. Teknik Penyebaran Kuesioner adalah sebuah teknik menghimpun data

dari sejumlah orang atau responden melalui seperangkat pertanyaan untuk

dijawab. Dengan memberikan daftar pertanyaan tersebut, jawaban-jawaban

yang diperoleh kemudian dikumpulkan sebagai data. Nantinya, data diolah dan

disimpulkan menjadi hasil penelitian.

1.5.5. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, maka data-data tersebut

akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan teknik pengolahan data secara

deskriptif kualitatif. Dimana penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

tujuannya menggambarkan suatu fenomena atau kenyataan sosial. Sedangkan

teknik pengolahan secara kualititif yaitu memilih data dengan yang berkualitas

untuk dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Jadi tehnik pengolahan

data secara deskriptif kualititif adalah data yang yang bersifat naturalistik dimana

data tersebut merupakan fakta dan kenyataan sosial dengan memilih data yang

berkualitas secara akurat dan sistematis.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah meilhat dan mengetahui pembahasan yang ada


pada skripsi ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang

merupakan kerangka dan pedoman penulisan skripsi. Penulis membagi

sistematika penulisan skripsi ini menjadi 5(lima) bab yang berhubungan erat

antara satu sama lain, dengan perincian sistematika penilisan sebagai berikut:

1.6.1. BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I diuraikan gambaran umum mengenai pokok permasalahan

yang diteliti sehingga menemukan apa saja permasalahan yang nyata dan

hubungan permasalahan satu dengan permasalahan lainnya. Pada BAB I ini

secara umum menyajikan lata belakang masalah, rumusan masalah, ruang

lingkup masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

1.6.2. BAB II KAJIAN TEORITIS

Untuk mengkaji permasalahan hukum pada pembahasan rumusan

masalah yang diteliti, tentunya tidak akan terlepas dari adanya norma-norma

serta teori-teori hukum yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat

tanpa meninggalkan asas-asas hukum yang digunangan untuk membahas

permasalahan yang diteliti dalam penulisan skripsi ini. Penggunaan norma hukum,

teori hukum, konsep hukum dan asas hukum bertujuan untuk mewujudkan

kebenaran dari pembahasan permasalahan yang bersifat konsensus yang dapat

ditemukan dengan upaya penelusuran. Hal ini digunangan sebagai landasan atau

dasar yang digunakan untuk membahas permasalahan hukum sebagaimana

ditentukan dari rumusan masalah.

1.6.3 BAB III AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DI DESA

SENGANAN KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Pada BAB III ini membahas permasalahan yang pertama yaitu mengenai
Bagaimana Akibat Hukum Pernikahan dibawah Umur Di Desa Senganan

Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

1.6.4. BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

PERNIKAHAN DIBAWAH UMUR DI DESA SENGANAN KECAMATAN

PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Pada BAB IV membahas permasalahan yang kedua mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dibawah umur di Desa

Senganan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.

1.6.5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada BAB V yang merupakan bab akhir dalam penyusunan penulisan

skripsi ini, berisi rangkuman secara rinci dan singkat mengenai pembahasan yang

dibahas pada bab-bab sebelumnya dengan memberikan saran terkait

pembahasan dari permasalahan yang diteliti tersebut.

Anda mungkin juga menyukai