Kode Etik Guru
Kode Etik Guru
Kode Etik Guru
Disusun oleh:
Muhammad Aris Nurul Adhan :21.11.0 Hanif Maulana
Malik :21.11.00179
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman
sikap, tingkah laku perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam Penjelasan
Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri
Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat mempunyai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam
pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu
digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di simpulkan, bahwa kode etik merupakan
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam
b. Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa Kode
Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga
PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI, 1973).
Dari pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia
terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral, dan (2) sebagai pedoman
tingkah laku.
c. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD), Pasal 43, dikemukakan sebagai
berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan, dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2)
Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan etika yang mengikat
perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Secara harfiah, “kode etik” berarti sumber etik.Etik berasal dari perkataan ethos, yang
berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna nilai-nilai yang mendasari perilaku
manusia.Term etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya.Etik
juga disepadankan dengan istilah adab, moral, atau pun akhlaq.Etik artinya tata susila
(etika)atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman dalam
berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekolompok
orang atau masyarakat tertentu.Dalam kaitannya dengan Istilah profesi, kode etik merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Menurut Gibson
and Mitchel (1995;449), suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi
yang diterjemahkan dalam standar prilaku anggotanya.Nilai profesional tadi ditandai adanya
sifat altruistis artinya lebih mementingkan kesejahteraan orang lain dan berorientasi pada
pelayanan umum dengan prima.Kode etik dijadikan standar aktivitas anggota profesi, kode
etik itu sekaligus dijadikan pedoman tidak hanya bagi anggota profesi tetapi juga dijadikan
pedoman bagi masyarakat untuk menjaga bias/kesewenangan penggunaan kode etik.
Jadi “kode etik guru” diartikan sebagai aturan tata-susila keguruan.Aturan-aturan tentang
keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha.Maksud
dari kode etik guru disini adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan
(relationship) antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah); guru dengan
sesama guru; guru dengan peserta didik; dan guru dengan lingkungannya.Sebagai sebuah
jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan kode etik khusus untuk mengatur hubungan
hubungan tersebut.
Maksud dari rumusan ini, sesuai dengan roeping-nya, guru harus mengabdikan dirinya secara
ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik jasmani maupun rohani,
baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangunan yang menghayati dan
mengamalkan serta melaksanakan berbagai aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila sila
pada Pancasila. Guru harus membimbing anak didiknya kearah hidup yang selaras, serasi dan
seimbang.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
Berkaitan dengan item ini, maka guru harus mendesain program pengajaran sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan setiap anak didik.Yang lebih penting lagi guru harus
menerapkan kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak
didik.Kurikulum dan program pengajaran untuk tingkat SD harus juga diterapkan di SD,
kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi harus juga diterapkan untuk perguruan tinggi
begitu seterusnya. Bukan asal gampangnya saja, kurikulum untuk program SMP dapat
digunakan di SD, SMA dan bahkan digunakan untuk perguruna tinggi. Hal semacam ini
berarti guru sudah melanggar kejujuran profesional.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah, maksudnya bagaimana guru itu dapat
menciptakan kondisi-kondisi optimal, sehingga anak itu bisa belajar, harus belajar, perlu
dididik dan perlu bimbingan. Usaha menciptakan suasana kehidupan sekolah sebagaimana
dimaksud diatas, akan menyangkut dua hal.
Pertama, yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas secara langsung. Untuk ini
meliputi hal-hal berikut:
1. Pengaturan tata-ruang kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan pengajaran. 2.
Menciptakan iklim atau suasana belajar-mengajar yang lebih serasi dan menyenangkan,
misalnya pembinaan situasi keakraban di dalam kelas. Untuk menciptakan iklim yang
lebih serasi ini antara lain dengan:
a. Adanya keterikatan antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak
didik; b. Menetapkan standar tingkah-laku;
c. Diadakan diskusi-diskusi kelompok;
d. Memberi penghargaan dan pemeliharaan sengat kerja.
Kedua, menciptakan kehidupan sekolah dalam arti luas yakni meliputi sekolah secara
keseluruhan.Dalam hubungan ini dituntut adanya hubungan baik dan interaksi antara guru
dengan guru, guru dengan anak didik, guru dengan pegawai, pegawai deengan anak didik.
Dengan demikian, memang dituntut adanya keterlibatan semua pihak di dalam lembaga
kependidikan, sehingga dapat menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar. Selanjutnya
dalam mengusahakan keberhasilan proses belaja-mengajar itu, guru juga harus membina
hubungan baik dengan orang tua murid. Melalui hal ini diharapkan dapat mengetahui keadaan
anak didiknya dan bagaimana kegiatan belajarnya di rumah.Juga untuk mengetahui beberapa
hal tentang anak didik melalui orang tuanya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
menentukan kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik.Hubungan baik antara guru dengan
orang tua murid merupakan factor yang tidak dapat ditinggalkan, karena keberhasilan belajar
anak didim tidak dapat dipisahkan dengan bagaimana keadaan dan usaha orang tua
murid.Apalagi kalau ada kaitannya dengan tugas dan kewajiban guru sebagai pendidik, dalam
upaya membina kepribadian anak didik, maka andil orang tua sangat menentukan (ingat tri
pusat pendidikan).
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
Sesuai denga tri pusat pendidikan, masyarakat ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan
pendidikan. Oleh karena itu,gru juga harus membina hubungan baik denganmasyarakat, agar
dapat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar. DalamDalam hal ini
mengandung dua dimensi penglihatan, yakni masyarakat disekitar sekolah, bagi guru sangat
penting untuk selalu memelihara hubungan baik, Karena guru akan mendapat masukan,
pengalaman serta memahami berbagai kejadian atau perkembangan masyarakat itu. Hal ini
dapat dimanfaatkan sebagai usaha pengembangan sumber belajar yang lebih mengena demi
kelancaran proses belajar mengajar. Sebagai contoh guru yang sedang menerangkan sesuatu
pelajaran, kemudian untuk memperjelas dapat diberikan ilustrasi dengan beberapa
perkembanganyang terjadi di masyarakat sekitar.Di samping itu jika sekolah mengadakn
berbagai kegiatan, sanagt memerlukan kemudahan dari masyarakat sekitar.
SelanjutnyaSelanjutnya jika dilihat dari masyarakat secara luas, kererikan atau hubungan baik
guru dengan masyarakat luas itu akan mengembangkan pengetahuan guru tentang persepsi
kemasyarakatan yang lebih luas. Misalnya tentang budaya masyarakat dan bagaimana
masyarakat sebagai pemakai lulusan.
Kerja sama dan pembinaan hubungan antar guru di lingkungan tempat kerja, merupakan
usaha yang sangat penting. Sebab dengan pembinaan kerja sama antar guru di suatu
lingkungan kerja akan dapat meningkatkan kelancaran mekanisme kerja, bahkan juga sebagai
langkah-langkah peningkatan mutu profesi guru secara kelompok. Bergayut dengan ini guru
juga perlu membina hubungan dengan sesama guru secara keseluruhan, termasuk guru-guru
di luar lingkungan tempat kerja. Hal ini dapat memberi masukan dan menambah pengalaman
masing-masing guru, karena mungkin perkembangan di suatu daerah berbed dengan
perkembangan daerah yang lain (study komperasi).
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru
professional sebagai sarana pengabdiannya.
Salah satu ciri profesi adalah dimilikinya organisasi professional. Begitu juga guru sebagai
tenaga professional kependidikan, juga memiliki organisasi professional.Di Indonesia wadah
atau organisasi professional itu adalah PGRI, atau juga ISPI.Untuk meningkatkan pelayanan
dan sarana pengabdiannya organisasi itu harus tetap dipelihara, dibina bahkan ditingkatkan
mutu dan kekompakkan. Sebab denga peningkatan mutu organisasi berarti akan mampu
merencanakan dan melaksanakan program yang bermutu dan yang sesuai denga kebutuhan
masyarakat. Karena itu organisasi PGRI dan ISPI harus lebih ditingkatkan dan perlu setiap
kali mengadakan pertemuan antarpara guru di berbagai daerah atau mungkin secaraa
nasional.Dalam pertemuan itu dibicarakan berbagi program yang bermanfaat, terutam
bagaimana upaya meningkatkan mutu organnisasi tersebut.Peningkatan mutu organisasi
professional itu, di samping untuk melindungi kepentingan anggota (para guru) juga sebagai
wadah kegiatan pembinaan dan peningkatan mutu profesionalisme guru.
GuruGuru adalah bagian warga negara dan warga nasyarakat yang merupakan aparat
departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Atau aparat pemerintah di
bidangpendidikan.Pemerintah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pengelola
bidang pendidikan sudah pasti memiliki ketentuan-ketentuan yang merupakan policy, agar
pelaksanaan dapat terarah.
Guru sebagai aparat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pelaksanaan langsung
kurikulum dan proses belajar-mengajar, harus memahami dan melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah mengenai bagaimana menangani persoalan-
persoalan pendidikan. Dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan itu,
diharapkan proses pendidikan berjalan lancer sehingga bisa menopang pelaksanaan
pembangunan bangsa secara integral. TetapiTetapi harus diingat bahwa kebijaksanaan atau
ketentuan-ketentuan pemerintah itu biasanya bersifat umum.Oleh karena itu guru sebagai
pelaksana yang paling operasional harus memahami secara cermat dan kritis serta
mengembangkannya secara rasional dan kreatif yang akhirnya dapat mendukung policy pihak
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Untuk mengarahkan kepada maksud
maksud sebagaiman disebutkan diatas, maka perlu dilakukan hal-hal antara lain sebagai
berikut:
1. Guru harus memahami betul-betul maksud dan arah kebikjasanaan pendidikan
nasional, agar dapat mengambil langkah-langkah secara tepat.
2. Guru harus terus-menerus meningkatkan profesi dan kesadaran guru untuk memenuhi
hakikat keprofesiannya.
3. Dilkuakn penilaian, pengawasan dan sanksi yang objektif dan rasional. 4. Pemimpin
lembaga-lembaga pendidikan harus bersifat terbuka, dalam upaya menerjemahkan setiap
ketentuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 5. Guru yang semata-mata
sebagai kiat dan pelaksana pemerintah di bidang kurikulum dan proses belajar-mengajar,
perlu netral, tidak memihak pada golongan politik apa pun. 6. Dalam melaksanakan
kebijakan pemerintah (Departemen Pendidika dan Kebudayaan),
yang berkenaan dengan pembaruan di bidang pendidikan, perlu diupayakan kerja sama antara
pemrintah dan organisasi professional guru (PGRI) dan juga dengan ISPI. DenganDengan
memahami Sembilan butir kode etik guru seperti diuraikan di atas, diharapka guru mampu
berperan secara aktif dalam upaya memberikan motivasi kepada subjek belajar yang dihadapi
oleh anak didik/subjek belajar berarti akan dapat dipecahkan atas bimbingan guru dan
kemampuan serta kegairahan mereka sendiri.Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar
akan berjalan degan baik, sehingga hasilnya optimal.
Kesimpulan
Kode etik guru diartikan sebagai aturan tata-susila keguruan.Aturan-aturan Tentang keguruan
(yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi Usaha.Maksud dari kode
etik guru di sini adalah norma-norma yang mengatur hubungan Kemanusiaan (relationship)
antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah); guru dengan Sesama guru; guru dengan
peserta didik; dan guru dengan lingkungannya. Terdapat 8 isi kode etik guru yaitu;
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid sebaik-baiknya.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi
guru Professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.