Laptap Reaktor 2 Fix
Laptap Reaktor 2 Fix
Laptap Reaktor 2 Fix
I. TUJUAN PERCOBAAN
● Pipet ukur 25 ml
● CuSO4
● HCl
● Aquadest
Reaktor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika.
Jenis reaktor sangat beragam, karena itulah pada makalah ini hanya dibahas salah
satu jenis reaktor yaitu reaktor kimia.
Reaktor kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam
ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala
industri. Tidak seperti pada skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran
komersil industri perlu perhitungan yang teliti karena mernyangkut jumlah massa
dan energi yang besar.
Perbedaan antara reaktor kimia dengan reaktor nuklir adalah pada reaktor
kimia, tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya perubahan dari satu
bahan ke bahan lain, sementara pada reaktor nuklir ada perubahan massa yang
berubah menjadi energi yang sangat besar.
Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, jenis-jenis reaktor ini akan dibahas
lebih lanjut pada bab berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis reaktor yang
tepat tujuan pemilihannya serta parameter yang mempengaruhi rancangannya untuk
proses kimia tertentu perlu diketahui.
b) Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta tidak adanya reaksi samping
c) Kapasitas produksi
d) harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
a) Waktu tinggal
b) Volume (V)
c) Temperatur
d) Kekanan (P)
1. Reaktor Tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal pengadukan sempurna, sehingga
komposisi dan Suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat
dipakai untuk proses batch, Semi batch, dan proses alir.
2. Reaktor Pipa
1. Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor,
aliran yang keluar dari reaktor selalu beragam dan bersuhu sama.
2. Reaktor adiabatis
● Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor
dan sekelillingnya.
1. Reaktor Batch
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi
berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran
produk, batch distilation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, farmasi dan
fermentasi. Reaktor jenis ini memiliki ciri tidak terdapat aliran inlet atau
outlet selama operasi, memiliki pengaduk untuk mencampur reaktan, dan
dalam proses harus berurutan ( tidak dapat dilakukan bersamaan) antara
mengisi bahan baku, operasi, pengeluaran produk, cleaning, dan
conditioning untuk mengolah bahan baku berikutnya.
2. Reaktor semi-batch
Reaktor semi-batch umumnya berbentuk tangki berpengaduk, cara
operasinya adalah dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi ke dalam
reaktor, sedangkan zat pereaksi yang lain atau sisanya dimasukkan secara
kontinyu ke dalam reaktor. Ada material yang masuk selama operasi tanpa
dipindahkan, reaktan yang masuk bisa dihentikan, dan produk bisa
dipindahkan selama operasi waktu tertentu. tidak beroperasi secara steady
state. Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan
sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya
dikeluarkan secara kontinyu. contoh lain adalah klorinasi, suatu reaksi cair-
gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi
dengan cairan di tangki yang diam (batch).
3. Reaktor Kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukkan dan keluaran
(inlet/outlet) yang Terdiri dari campuran homogem/heterogen. Reaksi
kontinyu di operasikan pada kondisi steady, dimana arus aliran masuk sama
dengan arus aliran keluar. Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama,
yaitu :
● Kelebihan :
● Kekurangan :
PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal yang
panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun,
Sementara untuk yang dipasang pararel tujuannya sama dengan CSTR, yakni
meningkatkan kapasitas produksi dengan konversi yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa
cair. umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyusunnya,
dan oksidasi menjadi sulfur trioksida.
1. Pembuatan Larutan
NaOH 0,1 M
Gr = M.V.BM
= 0,1 M. 30 L. 40 gr/mol
= 120 gr
CH3COOH 0,1 M
M1 : %. . 1000
Bm
: 1. 1,05. 1000
60
M1 . V1 : M2 .V2
17,5 . V1 : 0,1 M . 30 L
V1 : 0,171 L
BM NaOH : 40 gr/mol
BM CH3COOH : 60 gr/mol
BM CH3COOH : 82 gr/mol
= 2,4 mg/L
= 2,4 × 10-3 g/L
c CH3COONa =
= 2,005 mg/L
c CH3COONa =
= 1,93 mg/L
c CH3COONa =
c CH3COONa =
= 1,89 mg/L
c CH3COON =
Pada praktikum yang telah dilakukan, yaitu CSTR 2 kali ini bertujuan agar
dapat mengoperasikan reaktor CSTR dan dapat menghitung konversi pada
reaktan. Pada praktikum yang kedua ini dilakukan variasi kecepatan pengadukan
yaitu 100 rpm, 200 rpm, dan 300 rpm. Reaktor CSTR ( Continos Stirred Tank
Reactor) atau Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) biasanya berupa tangki
berpengaduk degan asumsi pengadukan sempurna. Konsentrasi tiap komponen
dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor.Adapun
reaktan yang digunakan adalah natrium hidroksida (NaOH) dan asam asetat
(CH3COOH).
Pada praktikum ini dlakukan reaksi antara NaOH dan CH3COOH yang
akan menghasilkan suatu reaksi sebagai berikut :
VIII. KESIMPULAN
7,558
7,556
7,554
7,552 Series1
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)
7,558
7,556
7,554
7,552 Series1
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)
7,558
7,556
7,554
7,552 Series1
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)
2. Grafik pada laju ali 2&6 l/jam
7,558
7,556
7,554
7,552 Series1
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)
7,558
7,556
7,554
Series1
7,552
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)
7,558
7,556
7,554
Series1
7,552
7,55 1; 7,55
7,548
0 0,5 1 1,5 2 2,5
waktu (menit)