Naskah Drama

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

Proses Pengkaryaan Naskah

“The Sea of Trees”

Pada Mata Pelajaran Seni Budaya

Disusun oleh:

Jason Sanjaya
Muhalifah Qodar
Muhammad Thariq Nauval
Syahira Fairuz Medyan
Jantika Mulizatun Nafis Sandira

Guru Pembimbing;

Hilmi Almasyari, S.Sn.

SMA SUKMA BANGSA LHOKSEUMAWE

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan, dan
kasih karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan penulisan naskah drama ini yang berjudul “The Sea of Trees”
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan naskah drama ini, kami tidak luput dari
berbagai kesulitan dan hambatan, namun atas bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak akhirnya penulisan naskah drama ini dapat terselesaikan.

Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua orang yang
membantu serta mendukung terwujudnya naskah drama ini. Teman-teman kami telah
naskah drama ini penuh dengan kegembiraan. Kami berharap, mereka dapat belajar
banyak dari kami, seperti kami telah belajar banyak dari mereka. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah memberi kami masukan
dan tanggapan. Terima kasih khusus kami sampaikan kepada Nanda Qira Ramadhani
atas komentar-komentar yang luas dan bijak.

Secara Khusus, kami mengucapakan terima kasih kepada Hilmi Almasyari


selaku guru pembimbing yang telah sabar, meluangkan waktu, merelakan tenaga dan
pikiran serta turut memberi perhatian dalam memberikan pendampingan selama
proses penulisan naskah drama ini. Segala ketidaksempurnaan dan kekurangan
naskah drama ini, kami sangat mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang
bersifat membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan naskah drama ini.

Akhir kata, kami berharap semoga naskah drama ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan dari
Tuhan Yang Maha Esa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.……………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….... ii

SINOPSIS…………………………………………………………………………… iii

A. PENGERTIAN NASKAH…………………………………………………… 1
B. PROSES PENGKARYAAN NASKAH……………………………………... 1
1. GENRE…………………………………………………………………... 1
2. ALIRAN…………………………………………………………………. 2
3. TEMA……………………………………………………………………. 3
4. PREMIS………………………………………………………………….. 3
C. PROSES PENULISAN NASKAH…………………………………………... 3
1. INTRODUKSI…………………………………………………………… 3
2. KONFLIK………………………………………………………………... 3
3. KOMPLIKASI…………………………………………………………… 3
4. KLIMAKS……………………………………………………………….. 3
5. ANTIKLIMAKS…………………………………………………………. 3

ISI NASKAH………………………………………………………………………… 4

PENUTUP………………………………………………………………………….. 23

PROFIL KELOMPOK……………………………………………………………... 24
SINOPSIS

Naskah drama “The Sea of Trees” mengisahkan seorang detektif bersama


rekannya yang menyelidiki kejadian yang menimpa kekasih dan teman-temannya ddi
sebuah villa terpencil. Ulang tahun harusnya menjadi waktu yang paling indah dalam
hidup setiap orang. Apalagi jika Anda dapat merayakannya bersama orang tersayang.
Meniup lilin dan mendapatkan hadiah, bukan? Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku
untuk Sherly.

Semua berawal ketika, Jena, sahabat Sherly memberikan sebuah hadiah untuk
sahabatnya yang sedang berulang tahun. Sherly mengira itu adalah hadiah terbaik.
Akan tetapi, hadiah tersebut adalah hadiah yang akan membawa pengalaman terburuk
dalam hidupnya.

Setelah Sherly menemukan rahasia kelam di villa tersebut. Sherly harus


berjuang di dalam hutan bersama teman-temannya yang bernama Jeannie dan Fany.
Tidak sampai di situ, Sherly juga harus merasakan rasanya kehilangan teman-
temannya. Ternyata semua hal tersebut dilakukan oleh seseorang. Orang tersebut
memiliki niat jahat kepada Sherly yang didasarkan sebuah alasan yang sepele. alasan
tersebutlah yang telah mengubah hidup Sherlyn dan teman-temannya. Akan tetapi,
dengan adanya detektif yang juga merupakan kekasihnya mendatangkan secercah
harapan. Apakah Sherly dan kekasihnya dapat mengatasi masalah ini?

iii
A. Pengertian Naskah

Secara etimologis, naskah diambil dari bahasa Arab yaitu nuskhatum yang
memiliki arti segala dokumen buatan tangan manusia secara langsung, baik ditulis
maupun diketik. Secara umum, pengertian naskah adalah tulisan yang biasa dikenal
semua orang yang berkecimpung di dunia penulisan. Naskah memiliki fungsi untuk
berbagai hal, seperti sebagai alat pengorganisasian dan struktural, referensi, dan
panduan yang membantu semua orang yang terlibat dalam produksi.

Pengertian naskah itu sendiri adalah sebuah cerita yang diceritakan secara
berurutan dari satu adegan ke adegan lainnya lengkap dengan lokasi, keadaan, dan
seringkalai penokohan. Penulisan naskah harus disusun secara sistematis dalam
konteks stuktur yang dramatis sehingga menjadi acuan dalam kegiatan produksi.

B. Proses Pengkaryaan Naskah


1. Genre
 Tragedi
Jenis genre drama yang pertama adalah tragedi. Tragedi adalah genre
drama yang menceritakan kisah yang menyedihkan. Dalam genre
tragedi, tokoh utama biasanya memiliki kualitas-kualitas yang baik,
namun mengalami nasib yang buruk dan menyebabkan dirinya,
kerabat dan sahabatnya, mengalami konflik. Konflik tersebut bisa
terjadi antara satu tokoh dalam cerita dengan tokoh lainnya. Karakter
utama dalam genre ini biasanya memiliki pengaruh atau peran besar
untuk membongkar segala bentuk misteri, ketidaktahuan, teka-teki,
dan juga berbagai pertanyaan sepanjang jalan cerita. Kami
menggunakkan genre tragedi dikarenakan genre tragedi pada
umumnya memunculkan ketegangan pada pembaca sepanjang tulisan.
Genre ini biasanya menceritakan tentang pembunuhan, penculikan,
ataupun tindakan kriminal lainnya. Jalan ceritanya juga melibatkan

1
pengejaran atau pelarian, bahkan ada karakter yang memunculkan plot
twist yang seru hal itu dikarenakan banyak misteri yang akan
terbongkar perlahan-lahan.
 Komedi
Jenis genre drama yang kedua adalah komedi. Komedi adalah suatu
genre yang pada umumnya bertujuan untuk menghibur dan
menimbulkan tawa. Biasanya, di dalam sebuah naskah drama bergenre
komedi didapatkan dialog yang lucu dan mengandung unsur jenaka
yang menyinggung dan biasanya memiliki akhir cerita yang bahagia.
Hal tersebut juga berlaku bagi para tokoh. Tokoh pada genre ini
memiliki karakter yang lucu, jenaka, dan bijakasana. Tujuan dari genre
komedi ini untuk dapat memberikan hiburan bagi pembaca.

2. Aliran
 Realis
Jenis aliran yang pertama adalah aliran realis. Aliran realis adalah
aliran dalam cerita pendek yang menggambarkan keadaan seperti apa
adanya. Aliran ini berusaha untuk menggambarkan kehidupan sehari-
hari dengan kejujuran yang sempurna dan objektif. Pengarang tidak
melukiskan sesuatu berdasarkan tafsiran, namun semuanya sesuai
dengan objek yang ada, tidak dilebihkan dan tidak dikurangi.
Pengarang yang sering menggunakan aliran realis ini adalah Mochtar
Lubis, ssss
 Surealis
Jenis aliran yang kedua adalah aliran surealis. Aliran surealis adalah
sebuah aliran yang menyajikan kontradiksi antara mimpi dan realita
kemudian menjadikannya nyata ke dalam sebuah gambar yang
menampilkan objek-objek nyata dalam kondisi yang tidak akan

2
mungkin terjadi di dunia nyata. Hal tersebut seperti di dalam mimpi
atau alam bawah sadar kita.
 Absurd
Jenis aliran yang ketiga adalah aliran absurd. Aliran absurd adalah
aliran yang didasarkan pada kepercayaan bahwa usaha manusia untuk
mencari arti dari kehidupan akan berakhir dengan kegagalan dan
bahwa kecenderungan manusia untuk melakukan hal itu sebagai suatu
hal yang absurd. Aliran ini pada biasanya menonjolkan hal-hal yang di
luar akal logika. Pengarang dari aliran ini mempunyai kesan mengada-
ngada bahkan sengaja menyimpang dari konvensi kehidupan dan pola
penulisan.
 Naturalis
Jenis aliran yang keempat adalah aliran naturalis. Aliran naturalis
adalah aliran yang biasanya ingin menggambarkan sesuatu sesuai
dengan kenyataan. Dengan tanda kutip, apabila realisme hanya
mengungkapkan hal yang baik dan tidak menyinggung orang lain,
aliran naturalis justru memandang sesuatu hanya dari sudut buruknya.
Aliran ini berkembang pada tahun 1850-an sebagai wujud dari
perkembangan drama dan teater modern. Salah satu penyebab
mengapa aliran ini terus berkembang adalah ketidakpuasan terhadap
konsep romantis. Maka dari itu, para pengguna aliran ini berusaha
menggambarkan kehidupan yang subjektif.
3. Tema
Unsur yang terpenting dan harus dimiliki dalam sebuah naskah drama
adalah tema. Tema adalah gagasan atau ide utama yang bisa menjalin
keseluruhan dari stuktur pada isi drama. Dengan adanya tema, maka
sebuah drama dapat dikembangkan menjadi lebih luas untuk menentukan
unsur lainnya. Jenis tema ada dua yaitu: tragedi dan komedi.

3
4. Premis
Premis merupakan dasar pemikiran yang digunakan sebagai langkah
awal dalam mewujudkan ide/gagasan cerita dalam satu kalimat. Premis
juga diperlukan untuk memudahkan komunikasi dengan target yang
sesuai, misalnya editor penerbit. Premis juga digunakan untuk menjaga
tulisan tetap fokus di jalurnya. Premis yang kami gunakan dalam naskah
drama ini mengisahkan seorang detektif bersama rekannya yang
menyelidiki kejadian yang menimpa kekasih dan teman-temannya di
sebuah villa terpencil.

C. Proses Penulisan
1. Introduksi
Introduksi adalah bagian yang berisi pengenalan tokoh-tokoh serta
perwatakan, latar, dan gambaran peristiwa yang akan terjadi.
2. Konflik
Konflik adalah bagian yang berisi kemunculan konflik atau persoalan-
persoalan pokok yang melibatkan para tokoh.
3. Komplikasi
Komplikasi/peningkatan konflik, yaitu bagian yang berisi perkembangan
konflik, timbulnya konflik-konflik baru yang semakin banyak dan rumit.
4. Klimaks
Klimaks, yaitu bagian yang berisi puncak ketegangan dari berbagai
konflik yang terjadi dalam drama.
5. Anti-klimaks
Anti-klimaks adalah bagian yang berisi jalan keluar atau penyelesaian
bahkan akhir dari semua konflik yang ada di dalam cerita.

4
The Sea of Trees

Tema: Misteri

Premis: Seorang detektif bersama rekannya menyelidiki suatu kejadian yang


menimpa kekasih dan teman-temannya di sebuah villa terpencil.

Introduksi:

(Sore hari itu Sherly pulang dari kerjanya lebih awal dari biasanya, ia tidak
sabar untuk merayakan hari ulang tahun di rumahnya. Sesampainya dirumah ia
dikejutkan dengan temannya Jena yang sudah mempersiapkan acara ulang tahunnya.
Jena adalah teman yang ia kenal sejak kelas 10 SMA, mereka menghabiskan malam itu
dengan mengobrol dan meminum anggur.)

Jena : Bagaimana suka tidak dengan kejutan dari aku?

Sherly : Suka banget, makasih banyak Jena.

Jena : Oh iya, aku ada kado untuk kamu.

Sherly : Wah, apa itu?

Jena : Aku ada tiket untuk nginap di villa baru di tengah hutan, banyak
orang bilang tempatnya bagus banget, tapi aku tidak bisa pergi
bareng, kita ketemu di sana aja tidak apa-apa yaa? Nanti aku share
lokasinya aja sama kamu.

Sherly : Oh yaudah tidak apa-apa, aku sangat suka hadiahnya terima kasih
banyak Jena.

Jena : Sama-sama, sampai jumpa disana.

(Keesokan paginya, Sherly menelepon pacarnya)

Charles : Hi sayang, kenapa menghubungiku pagi ini?

5
Sherly : Hi juga sayang, aku ingin memberi tahu bahwa aku mendapatkan
tiket villa dari Jena, sayangnya Jena tidak dapat ikut bareng
denganku, bagaimana jika kamu pergi bareng aku?"

Charles : Maaf sayang, sepertinya aku akan menyusul kamu ke villa


tersebut, akhir-akhir ini banyak terjadi kasus pembunuhan.

Sherly : Ooh… baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu sesampainya


disana.

Charles : Baiklah aku akan menutup teleponnya yaa, aku mencintaimu


sayang.

Sherly : Aku juga mencintaimu sayang.

(Tiga hari kemudian, Sherly pergi ke villa tersebut bersama 2 orang


temannya.)

Sherly : Issh aku benci ini, sebenarnya villanya dimana?

Jeannie : Iya juga dimana sih udah tiga jam kita di hutan ini.

Fany : Sabar… sebentar lagi pasti sampai.

(Setelah beberapa jam, Sherly, Jeannie, dan Fany sampai di villa tersebut lalu
mereka turun dari mobilnya.)

Sherly : Akhirnya kita sampai, dilihat-lihat bagus juga villa ini.

Jeannie : Ya, bagus banget, tapi perjalanannya bikin lelah.

Fany : lyn kamu tidak telepon Charles dulu?

Sherly : Ohh iya, hampir lupa kalau begitu, aku telepon Charles dulu.

Charles : WOI!! Deckard, bukti yang kutaruh di meja tadi udah kemana?

6
Charles : Oh udah kuangkat, Halo sayang, udah sampai yaa, maaf yaa aku
mungkin besok malam baru bisa pergi soalnya sibuk banget nih.

Sherly : Ohh tidak apa-apa, coba lihat bagus tidak villanya?

Charles : Wah, bagus banget sayang.

Jeannie : Ciee... Ciee… si paling romantis, bagus banget sayang.

Fany : Kasihanilah kami yang jomblo ini wahai Tuhan.

Charles : Hahaha, semangat yaa, Lyn aku matikan dulu ya sibuk banget nih.

Sherly : Hehe... kalau begitu aku masuk dulu, selamat tinggal sayang.

Charles : Baik sayang, aku matikan terlebih dulu teleponnya.

Sherly : Yok masuk sudah mulai malam nih.

Jennie dan Fany : AYO!

Sherly : Bagus juga villanya untung Jena dapat tiketnya, sekarang kita mau
lakukan apa?

Jeannie : Aku mau mandi dulu.

Fany : Aku masak masakan malam dulu.

Sherly : Oke, kalau begitu aku bantu siapkan makan malam ya.

Fany : Boleh juga.

Sherly : Omong-omong menu makan malamnya apa?

Fany : Aku akan masak steak wagyu yang sudah kubawa kemari.

Sherly : Wow, sepertinya enak walaupun aku tidak tahu apa itu.

Fany : Aku jamin rasanya tidak akan mengecewakan. Baiklah, sekarang


tolong bantu carikan wajan.

7
Sherly : Nah, ini dia.

Fany : Baik, terima kasih.

Jeannie : Emm, aroma apa ini? Harum sekali.

Fany : Baru selesai mandi yaa? Ayok gabung sama kami.

Jeannie : Wuihh, daging steak apa ini, kenapa rasanya enak sekali.

Sherly : Enak banget kan, aku yang masak pasti enak lah.

Fany : Enak aja, kamu bahkan hampir tidak membantu sama sekali.

Jeannie : Hahaha… sudah mari kita makan. Setelah itu, kita istirahat karena
besok kita mau memwetik buah di kebun dekat sini.

Sherly : Wuihh, pasti seru.

Sherly : Oh iya, aku mau bilang besok satu temanku akan datang kemari,
namanya Jena, orangnya seru kalau diajak main, kalian pasti suka.

Jeannie dan Fany: Baiklah.

Konflik:

(Keesokaan paginya, Sherly keluar dari kamarnya.)

Sherly : Eh, ada Fany. Lagi buat sarapan ya?

Fany : Iya, aku udah buat sarapan untuk kalian berdua.

Sherly : Eumm, masakan kamu enak banget, sepertinya kamu cocok jadi
koki.

Fany : Hahaha… jelas dong enak.

Sherly : Oh iya, Jena udah datang belum?

Fany : Belum juga.

8
(Kemudian, Sherly menelepon Jena)

Sherly : Hmm… ini aneh, mungkin dia dalam perjalanan.

Fany : Omong-omong Jeannie kemana ya, katanya mau pergi petik buah
di hutan.

Sherly : Iya juga, Tumben benar dia tidak bangunkan kita.

(Sherly ke kamar Jeannie dan tidak menemukan Jeannie.)

Sherly : Fan, Jeannie tidak ada di kamarnya, mungkin dia udah pergi ke
kebun.

Fany : Oh yaa? Kalau begitu biarkan saja dia di kebun, sebentar lagi pasti
balik.

Sherly : Baiklah.

(Sore harinya)

Sherly : Fan, cari Jeannie yok, ini langitnya udah mulai gelap, dia belum
balik.

Jeannie : Iya juga, aku cari dikebun, kamu disini aja, jaga-jaga misalnya dia
balik.

Sherly : Baiklah.

(Selagi Sherly menunggu, tiba- tiba terdengar musik klasik)

Sherly : Hmm? Darimana suara musik itu?

Sherly : Sepertinya suaranya dari basement, lebih baik aku


memastikannya.

Sherly : Aneh, kenapa sepertinya suara ini berasal dari belakang rak buku?
Lebih aneh lagi mengapa semua buku disini merupakan album foto?

9
Sherly : Mengapa semua album foto ini kosong? Apa ini pintu rahasia? jika
ini seperti di film harusnya ada tuas yang menggerakkan rak ini,
kira-kira dimana yaa?

Sherly : Eh kenapa ada satu album yang di atas itu berwarna merah yaa?

(Sherly memanjat rak buku tersebut dan terjatuh bersama beberapa album)

Sherly : Aduh.... sakit... eh? Ternyata ini tuasnya.

(Rak buku tersebut terbuka dan memunculkan tangga menuju lantai bawah
tanpa lampu sedikitpun.)

Sherly : Okee ini mulai menyeramkan, tapi sepertinya ini mencurigakan.


Aku harus memeriksanya.

Klimaks:

(Sherly menuruni tangga itu pelan-pelan menggunakan senter.)

Sherly : Darah? Aaahh! Kenapa Jena bisa ada di sini?

(Setelah itu, Sherly menyorotkan senternya ke bayangan yang ada di belakang


tubuh Jena.)

Sherly : AAAAHH!!

(Sherly berlari tergesa-gesa menuju mobilnya.)

Sherly : Ayolah, hidup, arghh dasar mobil rongsokan.

(Kemudian, Sherly berusaha menelepon Charles dan Fany.)

Sherly : Aku mohon, angkat teleponnya.

Sherly : Sial.

10
(Sherly merasa saat itu adalah titik terburuknya dikarenakan hawa dingin
menusuk ke tubuh Sherly, sialnya Sherly hanya menggunakan kaus pendek serta celana
pendek, Sherly berlari dengan panik menuju ke hutan. Dia merasa dikejar-kejar oleh
sosok yang tak dikenal. Dia berlarian hingga ia menemukan sebuah pohon yang besar
lalu dia bersembunyi di bawah akar pohon tersebut. Dia berdiam selama beberapa saat
untuk beristirahat sambil berusaha menelepon dan memperhatikan keadaan di sekitar.
Setelah itu, dia menemukan di depannya terdapat sebuah bangunan tua yang
kelihatannnya sudah lama ditinggalkan.)

Sherly : Lebih baik aku masuk ke rumah tua itu daripada di sini.

(Sherly memutuskan untuk masuk. Dibukanya pintu kayu yang sudah lapuk
itu. Sherly berjalan perlahan ke dalam rumah tua itu. Ruangan gelap serta aura
mengerikan membuat bulu kuduk Sherly berdiri. Setelah beberapa saat dia menunggu,
dia mengecek keberadaan pelaku melalui jendela.)

Sherly : Sepertinya diluar sudah aman, aku harus mencari sinyal untuk bisa
menelepon Charles

(Sherly memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut dan membuka pintu
secara perlahan. Sherly menghembuskan nafas dan berjalan perlahan. Akan tetapi,
sosok bayangan tersebut sudah menangkap Sherly dari belakangnya. Sherly terkejut
dan berusaha melepaskan dirinya. Namun, tenaga bayangan tersebut jauh lebih besar.
Pada akhirnya, Sherly pingsan.)

(Di kebun)

Fany : JEANNIE, JEANNIE KAMU DIMANA?

Fany : Huh, ini sudah malam, sebaiknya aku memberitahukan Sherly bahwa
Jeannie tidak ada di sini.

11
(Fany berlari dengan tergesa-gesa. Sesampainya di depan villa, Fany melihat
Charles dan kawannya yang baru saja turun dari mobilnya.)

Fany : Charles? Untung kamu ada disini.

Charles : Halo Fany, perkenalkan ini Deckard, rekan kerjaku, Kenapa kamu
terlihat panik, Fany?

Fany : Jeannie hilang Charles, semalam dia mengatakan ingin pergi ke


kebun. Tapi dia tidak balik hingga sekarang. Tadinya, aku sudah
mencari dia tapi tidak ketemu juga dan sekarang aku ingin mengabari
Sherly bahwa Jeannie tidak ada di kebun.

Charles : Sekarang Sherly ada dimana?

Fany : Harusnya dia sekarang ada di dalam villa.

Charles : Lebih baik kita menemui Sherly dulu. Setelah itu, kita cari Jeannie.

(Charles, Deckard, dan Fany memasuki villa tersebut.)

Charles : Lyn, kamu dimana?

Charles : Sherly? Kamu yakin Sherly ada di sini, Fany?

Fany : Aku yakin menyuruh dia untuk tinggal disini.

(Charles segera mencari Sherly di semua ruangan villa tersebut. Akan tetapi,
dia tidak menemukannya.)

Charles : Baiklah, sepertinya dia tidak ada disini. Bagaimana jika hal ini
dijelaskan terlebih dahulu?

Fany : Jadi begini ceritanya, semalam Jeannie mengatakan dia ingin pergi ke
kebun, tetapi pagi ini aku dan Sherly tidak menemukan Jeannie di villa
ini. Kami pun menyepelekan masalah ini dan mengira Jeannie sudah

12
pergi ke kebun. Kami menunggunya hingga sore, tetapi Jeannie tidak
balik ke villa ini. Karena kami khawatir maka kami pun mencarinya,
aku mengatakan kepada Sherly untuk menunggu di villa untuk jaga-
jaga apabila Jeannie balik. Aku pun memutuskan untuk pergi ke
kebun, sesampainya disana aku memanggilnya namun tidak ada
sahutan, aku juga sudah mengelilingi kebun tersebut, tetapi aku tidak
menemukannya. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk kembali ke
villa ini untuk mengabarkannya ke Sherly, tetapi sebelum itu, aku
melihat kalian sudah tiba di depan villa.

Deckard : Hal ini terasa janggal, mengapa mereka hilang secara tiba-tiba tanpa
memberitahukan alasan apapun, bahkan lebih anehnya lagi Sherly
yang hanya berada di dalam villa bisa hilang dan Jeannie yang hilang
sejak pagi.

Charles : Kamu benar, Deckard ini semua sangat tidak masuk akal, mari kita
berkeliling di sekitar villa, carilah petunjuk sekecil apapun! Aku rasa
ada yang tidak beres dengan semua ini.

(Di Bangunan Tua, Sherly mulai sadar, ia melihat Jeannie disampingnya tidak
sadarkan diri.)

Sherly : JEANNIE, JEANNIE, BANGUN.

Pembunuh : Dia tidak akan bangun.

Sherly : Siapa kamu? Dimana ini? Dan apa maksudmu ia tak akan bangun?

Pembunuh : Kamu tak perlu tahu siapa aku, iya dia tidak akan bangun karena dia
sudah kubunuh.

Sherly : Tidak, mengapa kamu melakukan hal ini?

13
Pembunuh : Kenapa aku melakukan ini? Tidak ada alasan spesifik yang
membuatku melakukan ini hanya saja ini menyenangkan melihatmu
seperti ini.

Sherly : Apa yang kamu inginkan dariku? Aku tak punya apapun yang
berharga.

Pembunuh : Hmm.. hal yang aku inginkan yaa? Aku ingin kamu mati sehingga
aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan

(Kemudian, pembunuh itu membungkam mulut Sherly.)

Pembunuh : Lebih baik kamu disini selagi aku menangkap temanmu satu lagi.

(Pada saat itu juga, Charles menemukan suatu petunjuk yang bisa buat dia
tahu bahwa Sherly pergi ke dalam hutan.)

Charles : Halo, teman-teman. Aku menemukan petunjuk, menurut petunjuk ini


seharusnya dia berlari ke dalam hutan.

Fany : Tunggu apalagi, ayo kita cari dia!

Charles : Tunggu sebentar, Deckard coba cari senter kita harus berhati-hati
hutan ini sangat berbahaya sekali, belum lagi ini sudah malam kita
perlu senter untuk penerangan dan jangan sampai terpisah.

Deckard : Aku akan mencoba mencarinya di dalam mobil, mungkin ada


beberapa senter disana.

Charles : Baik, cepatlah.

(Lima menit kemudian)

Deckard : Ini senternya, Charles kamu yang pimpin jalannya!

Charles : Baiklah, ayo kita berangkat!

14
(Mereka berjalan perlahan, menyusuri hutan yang sangat gelap. Suasana
sangat hening, hanya terdengar suara seperti burung hantu diantara pepohonan. Namun,
tiba-tiba terdengar suara.)

Fany : Eh, Suara apa itu?

Charles : Suara itu terdengar seperti sekawanan serigala.

Fany : Sekarang kita harus gimana dong?

Deckard : Shh, jangan ribut dulu!

(Sekawanan serigala tiba- tiba bergerak mendekati mereka dari arah


belakang.)

Fany : Charles!

Charles : Jangan membuat gerakan yang mendadak!

(Tetapi, Fany ketakutan lalu berlari sehingga membuat dia terpisah dari
Charles dan Deckard.)

(Fany berlari sekuat tenaga meninggalkan Charles dan Deckard


dibelakangnya. Kawanan serigala tersebut berpencar untuk mengejar Fany dan
menyergap Deckard dan Charles. Fany terus berlari tanpa melihat ke belakang. Sembari
berlari ia melihat sebuah gua kecil di dekatnya. Dia masuk dan bersembunyi dari
kawanan serigala tersebut. Beberapa saat kemudian, Fany keluar dari gua tersebut untuk
memastikan bahwa sekawanan serigala tersebut itu sudah tidak ada, setelah memastikan
sekawanan serigala tersebut sudah tidak terlihat di sekitarnya, akhirnya Fany
meninggalkan gua tersebut dan berlari hingga akhirnya dia menemukan sebuah
bangunan tua, tanpa pikir panjang Fany masuk ke dalam bangunan tersebut agar aman
dari serangan sekawanan serigala. Saat dia masuk ke dalam bangunan tersebut, Fany
sangat terkejut ketika ia melihat Sherly dengan keadaan tidak sadarkan diri dan tangan

15
Sherly yang diikat di tiang kayu. Fany pun segera menghampiri Sherly untuk
melepaskan ikatan di tangannya.)

Fany :Sherly bangun-bangun, kenapa kamu bisa berada disini?

(Sherly bangun dan berteriak memperingatkan Fany pembunuh tersebut ada di


belakangnya, tetapi itu sia-sia dikarenakan mulutnya yang terbungkam.)

Sherly :Mmm, mmm.

(Fany dipukul oleh sosok misterius hingga dia terjatuh dan tidak sadarkan
diri.)

(Charles dan Deckard yang ditinggal Fany tadi mulai berlari ke arah lain
secepat mungkin menghindari kawanan serigala tersebut. Setelah beberapa lama mereka
berlari, para serigala itu menghilang dari pandangan mereka.)

Charles : Sepertinya kini sudah aman.

Deckard : Sekarang kita harus mencari Fany, jangan sampai dia hilang juga.

(Mereka menelusuri hutan yang tidak ada ujungnya itu dan terus memanggil
nama Fany.)

Charles : Fany! Fany!

Deckard : Sebentar aku ingat sesuatu, Fany membawa handphonenya bukan?

Charles : Oh iya, ide bagus aku tahu apa maksudmu.

(Deckard menghidupkan handphonenya dan melacak handphone milik Fany.)

Charles : Jaraknya hanya 200 m dari sini, cepat Deckard, aku tidak mau
mereka ada masalah.

Anti-klimaks:

16
(Mereka berlari sekuat tenaga hingga sinyal GPS handphone milik Fany
menuntun mereka ke suatu tempat. Disana terdapat sebuah bangunan tua yang tampak
angker di depan mata.)

Deckard : Hah, apa tidak salah ini?

Charles : Kita masuk saja, hati-hati Deckard, menurutku kita harus mengawasi
keadaan di dalam terlebih dulu.

(Di sisi kanan rumah, ada sebuah jendela tua, kayu jendela tersebut sudah
lapuk. Samar-samar terdengar suara Sherly sedang berbicara dengan omongan yang
tidak jelas. Mereka mengintip ke dalam bangunan itu melalui celah kecil yang berada
pada jendela. Ketiga sahabat, Jeannie, Fany dan Sherly sudah tertunduk lemas di depan
seseorang yang menjadi dalang masalah ini. Orang itu menggunakan topeng hitam.)

Deckard : Jika kita masuk dari sini sudah pasti kita tertangkap duluan, ucap
Deckard sambil berbisik.

Charles : Mari kita cari jalan masuk lain.

(Mereka mulai berjalan ke belakang rumah, mereka mencari sebuah cara agar
bisa masuk ke dalam bangunan tersebut. Untungnya di bagian belakang rumah, ada
sebuah pintu tua. Charles dan Deckard siap mendobrak pintu tersebut. Tiba-tiba
terdengar suara tembakan, membuat dua detektif itu terkejut. Tanpa berpikir panjang,
Charles langsung mendobrak masuk ke dalam bangunan tersebut. Dia melihat Jeannie
dan Fany sudah berlumuran darah tepat di sebelah Sherly yang sudah lemas tak berdaya.
Pembunuh itu terkejut dan langsung mengarahkan pistolnya tepat ke arah kepala
Sherly.)

Pembunuh : Melangkah sekali lagi maka akan kutembak wanita ini!

Charles : Kamu siapa? jangan berani kamu menyentuh dia!

Pembunuh : Hahahaha, jangan terlalu terbawa emosi.

17
Charles : Orang ini sudah gila, jatuhkan pistolmu!

Pembunuh : Kalau aku tidak mau gimana? aku mau bunuh dia aja deh.

(Tiba-tiba Deckard mendobrak pintu depan rumah tersebut. Si pembunuh


terkejut dan langsung berbalik arah. Dengan cepat Charles langsung merebut pistolnya
dan memborgol orang tersebut. Setelah itu, Charles segera melepaskan tali yang
mengikat tangan sang kekasih, Sherly pun langsung terjatuh lemas ke dalam pelukan
Charles.)

Charles : Mukamu pucat sekali, maaf sayang, aku datang terlambat.

(Sherly hanya menatap mata charles dengan dalam. Deckard pun membuka
topeng sang pembunuh. seketika semua orang di dalam ruangan itu terkejut.)

Sherly : Loh Jena? Bukannya kau sudah...

Jena : Apa? Mati? Kamu kira aku akan mati semudah itu? Tidak Sherly.

Sherly : Jadi? Mayat itu siapa?

Jena : Kamu tidak perlu tahu itu.

Charles : Jena? Kamu sudah gila? Apa yang kamu lakukan?

Sherly : Kenapa kamu tega melakukan ini padaku?

(Ucap Sherly dengan pelan sambil menjatuhkan air matanya.)

Deckard : Ada apa denganmu? Kamu kan sahabatnya Sherly.

Jena : Aku begini juga karenamu Sherly!

Deckard : Apa maksudmu Jena? Kamu tega sekali dengan sahabatmu.

Sherly : Apa salahku padamu Jena? Sampai-sampai kamu segininya


denganku dan juga teman- temanku.

18
Jena : Kamu bertanya apa kesalahanmu?

Sherly : Tentu aku bertanya padamu, selama ini kita baik-baik aja, tidak ada
masalah apapun diantara kita.

Jena : Kamu dengar ya sherly, aku seperti ini karena dirimu yang sudah
hidup sukses dan juga karirmu yang bagus itu membuatku sangat iri
padamu bahkan, aku tidak suka kamu berpacaran dengan Charles.

Sherly : Kenapa kamu tidak suka jika aku berpacaran dengan Charles?
Dimana salahnya Jena?

Jena : AKU MENYUKAINYA DAN DIA HANYA UNTUKKU.

Sherly : Kamu sangat tega kepadaku Jena hanya karena hal seperti ini kamu
melakukan hal gila sehingga melukaiku hingga teman-temanku.

Sherly : Dan kenapa kamu melukai teman-temanku juga? Mereka kan tidak
ada salah denganmu

Jena : Aku juga tidak suka kalau kamu berteman dengan mereka, aku ingin
membuatmu kesepian di dunia ini.

Sherly : Aku tidak menyangka kalau sahabatku sendiri seperti ini, kamu
sangat jahat, Jena.

Jena : Terserah kamu mau bilang untuk aku apa Sherly, yang jelas aku
ingin menggantikan posisimu

Charles : Tidak semudah itu kamu menggantikan posisi Sherly.

Deckard : Kamu hanya pantas duduk diam di penjara!

Jena : Hahahaha, kalian kira aku takut?

19
Charles : Kamu sudah hilang akal Jena, aku tidak menyangka kalau kamu bisa
segila ini hanya karena iri pada sahabatmu.

Deckard : Jangan banyak omong Jena, sekarang kamu ikut dengan kami ke
kantor polisi!

Jena : Siap-siap saja kau sherly!

Charles : Kaulah yang siap-siap masuk penjara Jena.

(Setelah itu, Charles membawa Sherly ke villa untuk diobati. kekasihnya itu
tampak lemas tidak berdaya. Sementara itu, Deckard mengurusi mayat Jeannie dan Fany
agar bisa segera dimakamkan. Dia menelepon rumah sakit dan meminta agar ambulance
didatangkan. Dia juga meminta polisi datang untuk menjemput Jena.)

Deckard : Selamat tinggal Jena, inilah hasil dari perbuatan jahatmu itu.

Jena : Ini belum usai, detektif.

(Polisi langsung mengamankan Jena dan membawanya ke penjara. Entah


berapa lama hukuman untuk sang pembunuh itu. Deckard hanya berharap dia dihukum
seadil-adilnya. Sementara itu di villa.)

Charles : Maaf sekali lagi sayang, aku datang terlambat.

Sherly : Tidak apa sayang, untungnya kamu datang di waktu yang tepat.

Sherly : Charles.

Charles : Ya sayang?

Sherly : Apa mungkin akulah yang menjadi dalang semua ini? Aku yang
menyebabkan Jeannie dan Fany mati.

Charles : Tidak sayang, ini bukan salahmu, ini semua salah Jena.

Sherly : Tapi Jena melakukannya karena iri padaku.

20
Charles : Jangan berpikir begitu, Jena saja yang sudah kehilangan akalnya.
Sebaiknya kamu beristirahat dulu, besok kita akan kembali ke rumah.
Kamu juga harus bersiap-siap untuk pemakaman Jeannie dan Fany.

Sherly : Terimakasih, sayang.

(Akhirnya pagi tiba, Sherly sudah siap-siap untuk kembali ke rumah bersama
Charles, sebelum ia pulang ke rumah, tidak lupa Sherly hadir ke pemakaman teman-
temannya, Jeannie dan Fany, dia masih sangat terkejut teman-temannya tiada dengan
keadaan seperti ini.)

(Akhirnya, Sherly dan Charles sampai di pemakaman.)

Charles : Sudahlah sayang, ini bukan kesalahanmu.

Sherly : Tapi aku sangat menyesal mengajak teman-temanku untuk pergi ke


villa itu.

Charles : Tetapi kita tidak tahu akan terjadi seperti ini dan kita semua tidak
menyangka yang melakukan hal segila ini adalah Jena.)

(Sherly masih menangis tersedu-sedu.)

Charles : Sudah sayang, jangan menangis, doakan saja Jeannie dan Fany
tenang disana.

(Di pengadilan, dimana Charles dan Sherly sedang melihat Jena yang akan
diberi hukuman.)

Hakim : Dengan ini saudara Jena akan mendapat hukuman penjara seumur
hidup.

(Suara palu menggema di seluruh ruangan, saat ini Sherly dan Charles sedang
mengikuti sidang Jena. Akhirnya pembunuh itu mendapatkan hukuman setimpal.)

Charles : Sudah siang nih, yuk kita makan sayang.

21
Sherly : Boleh, aku juga udah lapar.

(Charles dan Sherly mengunjungi restoran favoritnya.)

Sherly : Oh iya sayang aku tiba-tiba teringat sesuatu.

Charles : Apa tuh?

Sherly : Paket aku sampai hari ini.

Charles : Haduh kamu ini aku kira kenapa, emang kamu beli apa?

Sherly : Ada deh liat nanti aja ya.

(Sesampainya di rumah, Sherly bergegas mengambil paket dari kotak paket


yang berada depan rumahnya.)

Sherly : Ini paketnya, eh tunggu kok ada satu lagi?

Charles : Kenapa sayang?

Sherly : Perasaan aku cuma pesan satu deh.

Charles : Coba lihat siapa nama penerimanya.

Sherly : Udah benar tapi ini namaku.

Charles : Yaudah bawa aja dulu ke dalam, yuk masuk.

(Mereka pun duduk di teras rumah Sherly.)

Charles : Coba kamu buka paketnya, sayang.

Sherly : Sebentar, eh kok isinya album merah?

(Charles mengambil album berwarna merah itu dari tangan Sherly dan
membukanya.)

Charles : Loh kok isinya foto-foto kita?

22
(Sherly melihat foto itu satu per satu. Isinya adalah foto Sherly dan Charles
mulai dari mereka di rumah, di villa, di mobil, hingga ada satu foto yang membuat
mereka terkejut.)

Sherly : Bukannya foto ini, kita tadi di restoran ya?

Charles : Ini yang fotoin siapa sih? Padahal kemarin kasusnya baru aja selesai.

Sherly : Tidak mungkin ini ulah Jena lagi kan?

(Mereka pun saling bertatapan kemudian mereka mulai bertanya-tanya. Tanpa


mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan.)

23
Penutup
"Jaga temanmu agar tetap dekat and musuhmu lebih dekat lagi." Berdasarkan
kata-kata tersebut, kami terinsipirasi untuk membuat naskah drama ini. Kami
berusaha memberitahukan bahwa tidak semua adalah temanmu, hanya karena mereka
ada di sekitarmu dan berbuat baik kepadamu ingatlah bahwa kamu harus lebih dekat
dengan musuhmu agar kamu lebih waspada terhadap mereka. Musuh adalah mereka
yang menginginkan kehancuranmu dengan memasang senyuman manis di wajahnya.
Kalau kamu tidak bisa membedakan mana teman dan mana yang musuh, maka kamu
sendiri yang bisa terluka.

Kami menyadari bahwa naskah drama ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
proposal ini. Demikian proposal usaha ini kami buat. Kami mengucapkan terima
kasih pada pihak yang sudah membantu proses penyusunan proposal bisnis.

Kami juga berterima kasih pada para pihak yang berkenan membaca proposal ini.
Semoga proposal usaha yang kami ajukan dapat dipertimbangkan, diterima, dan
bermanfaat bagi semua.

24
Profil Kelompok

25

Anda mungkin juga menyukai