Topik 4. Aksi Nyata - FPI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan

Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta


Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
Yulia Rahma Tanggong
PPG Prajabatan 2023, Universitas Negeri Makassar
e-mail: [email protected]

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai Pancasila
sebagai entitas dan identitas bangsa serta tantangan menghayati Pancasila dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan
abad ke-21 di ekosistem sekolah. Data dalam penelitian ini adalah kalimat atau paragraf yang
diperoleh melalui hasil studi kepustakaan atau literatur. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profil Pelajar
Pancasila menjadi salah satu kebijakan yang mendukung terwujudnya tujuan pendidikan
nasional dan kelanjutan dari program penguatan karakter.
Kata Kunci: Pancasila, profil pelajar pancasila, pendidikan abad 21.

PENDAHULUAN sopan santun, kejujuran, rasa tanggung


jawab, integritas, disiplin, kerja keras dan
Tantangan Abad 21 saat ini sekaligus solidaritas. Kita berharap sekolah
membuktikan bahwa dunia semakin dan madrasah menjadi laboratorium
terhubung satu sama lain. Sebuah negara karakter dan akhlak selain sebagai kawah
termasuk warga negaranya saling candradimuka-nya calon-calon penerus
terkoneksi dengan negara lainnya. Begitu pemimpin bangsa dan negara Indonesia.
pula tantangan dan kesempatan di Abad 21 Pendidikan karakter sendiri pada
yang semakin tidak mengenal batas-batas dasarnya bertujuan mendorong lahirnya
wilayah negara. Kemajuan teknologi manusia yang baik, yang memiliki
informasi digital semakin mempercepat dan kepribadian menarik, beretika, bersahaja,
mempermudah koneksi individu di suatu jujur, cerdas, peduli dan tangguh. Tumbuh
negara dengan orang lain di negara berbeda. dan berkembangnya karakter yang baik
Setiap negara saling terhubung dan semakin akan mendorong peserta didik tumbuh
tergantung kepada negara lain. Teknologi dengan kapasitas dan komitmen untuk
informasi membuka peluang bagi setiap melakukan berbagai hal yang terbaik dan
orang belajar dari negara, konteks, serta melakukan segalanya dengan benar dan
budaya yang berbeda (Irawati, 2022). memiliki tujuan hidup. Sehingga Individu
Bangsa Indonesia memerlukan yang berkarakter baik dan tangguh adalah
sumber daya manusia dalam jumlah dan seseorang yang berusaha melakukan hal-hal
mutu yang memadai sebagai pendukung yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha
utama dalam pembangunan. Untuk Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa,
memenuhi sumber daya manusia tersebut, negara, serta dunia internasional pada
pendidikan memiliki peran yang sangat umumnya dengan mengoptimalkan potensi
penting. Hal ini sesuai dengan Undang- dirinya dan disertai dengan kesadaran,
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang emosi dan motivasi (Fardiansyah, 2022).
Sistem Pendidikan Nasional. Di era seperti sekarang ini, ancaman
Lembaga pendidikan memegang hilangnya karakter semakin nyata. Nilai-
kunci utama penanaman karakter dan nilai karakter yang luhur tergerus oleh arus
akhlak peserta didik. Diajarkan tata krama, globalisasi, utamanya kesalahan dalam
memahami makna kebebasan sebagai anak agama dan kepercayaannya serta
kandung demokrasi, kebebasan menerapkan pemahaman tersebut
berkehendak tanpa aturan yang baku, iklim dalam kehidupannya sehari-hari.
kebebasan tidak jarang diartikan dengan Ada lima elemen kunci beriman,
kebebasan bertindak. Tawuran antar bertakwa kepada Tuhan YME, dan
pelajar, antar kampung, main hakim sendiri, berakhlak mulia: (a) akhlak
dan sebagaimana berlangsung di berbagai beragama; (b) akhlak pribadi; (c)
tempat, sekaluigus menjauhkan kehidupan akhlak kepada manusia; (d) akhlak
masyarakat yang beradab, berkarakter, dan kepada alam; dan (e) akhlak
berakhlak mulia (Dalyono, 2017). Oleh bernegara.
karena itu, perlunya pendidikan karakter 2) Berkebhinekaan global. Pelajar
mendesak untuk dilaksanakan adalah Indonesia mempertahankan budaya
karena adanya gejala-gejala yang luhur, lokalitas dan identitasnya,
menandakan tergerusnya karakter bangsa. dan tetap berpikiran terbuka dalam
berinteraksi dengan budaya lain,
METODE sehingga menumbuhkan rasa saling
menghargai dan kemungkinan
Metode yang digunakan bersifat terbentuknya dengan budaya luhur
deskriptif kualitatif melalui studi literatur. yang positif dan tidak bertentangan
Metode deskriptif menggambarkan atau dengan budaya luhur bangsa.
melukiskan keadaan objek penelitian pada Elemen dan kunci kebinekaan
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang global meliputi mengenal dan
tampak atau sebagaimana mestinya. menghargai budaya, kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan
1. Tantangan dalam menghayati refleksi dan tanggung jawab
Pancasila sebagai entitas dan identitas terhadap pengalaman kebinekaan.
Bangsa Indonesia dan perwujudan 3) Bergotong Royong. Pelajar
Profil Pelajar Pancasila pada Indonesia memiliki kemampuan
pendidikan yang berpihak pada peserta bergotong-royong, yaitu
didik dalam pendidikan abad ke-21 kemampuan untuk melakukan
Pelajar Pancasila adalah kegiatan secara bersama-sama
perwujudan pelajar Indonesia sebagai dengan suka rela agar kegiatan yang
pelajar sepanjang hayat yang memiliki dikerjakan dapat berjalan lancar,
kompetensi global dan berperilaku mudah dan ringan. Elemen-elemen
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. dari bergotong royong adalah
Adapun ciri utama pelajar Pancasila kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
yakni: beriman, bertaqwa kepada 4) Mandiri. Pelajar Indonesia
Tuhan YME dan berakhlak mulia, merupakan pelajar mandiri, yaitu
berkebhinekaan global, bergotong pelajar yang bertanggung jawab atas
royong, mandiri, bernalar kritis dan proses dan hasil belajarnya. Elemen
kreatif. Keenam ciri tersebut kunci dari mandiri terdiri dari
dijabarkan sebagai berikut: kesadaran akan diri dan situasi yang
1) Beriman, bertaqwa kepada dihadapi serta regulasi diri.
Tuhan YME, dan berakhlak 5) Bernalar kritis. Pelajar yang
mulia. Pelajar Indonesia yang bernalar kritis mampu secara
beriman, bertakwa kepada Tuhan objektif memproses informasi baik
YME, dan berakhlak mulia adalah kualitatif maupun kuantitatif,
pelajar yang berakhlak dalam membangun keterkaitan antara
hubungannya dengan Tuhan Yang berbagai informasi, menganalisis
Maha Esa. Ia memahami ajaran
informasi, mengevaluasi dan Upaya mewujudkan sumber daya
menyimpulkannya. Elemen-elemen manusia yang unggul tidak hanya fokus
dari bernalar kritis adalah mengembangkan aspek kognitif saja.
memperoleh dan memproses Namun harus diiringi dengan
informasi dan gagasan, pengembangan karakter. Oleh karena
menganalisis dan mengevaluasi itu, melalui implementasi Profil Pelajar
penalaran, merefleksi pemikiran Pancasila diharapkan dapat
dan proses berpikir, dan mengambil membangun karakter Bangsa Indonesia
Keputusan. yang unggul dan mampu bersaing
6) Kreatif. Pelajar yang kreatif secara global.
mampu memodifikasi dan Pancasila memiliki nilai-nilai
menghasilkan sesuatu yang orisinal, luhur yang dapat menjadi pedoman
bermakna, bermanfaat, dan bagi kehidupan berbangsa dan
berdampak. Elemen kunci dari bernegara. Penanaman dan penerapan
kreatif terdiri dari menghasilkan nilai-nilai pancasila sangat penting
gagasan yang orisinal serta dalam membentuk kepribadian
menghasilkan karya dan tindakan generasi bangsa yang berkarakter, agar
yang orisinal. generasi mendatang dapat
Pancasila dengan jelas ditetapkan menghormati dan hidup damai dan
sebagai dasar negara,ideologi negara bermoral serta mampu bersaing di
dan pandangan hidup bangsa. Pancasila segala bidang. Diharapkan seluruh
yang merupakan sumber hukumdan lapisan masyarakat mampu
tatanan kehidupan bangsa yang selalu mengamalkan nilai-nilai yang
ditanamkan pada seluruh rakyat terkandung dalam Pancasila, tidak
Indonesia agar dapat dijalankan dan sekedar mengenalnya tetapi
diimplementasikan dalam kehidupan menghayatinya. Lebih lanjut,
yang nyata sesuai yang dicita-citakan. pendidikan karakter harus
2. Bagaimana Pancasila sebagai entitas dilaksanakan sejak dini agar nantinya
dan identitas Bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila tertanam dalam
perwujudan Profil Pelajar Pancasila karakter dan kepribadian setiap
pada pendidikan yang berpihak pada individu dalam masyarakat, sehingga
peserta didik dalam pendidikan abad memungkinkan terciptanya bangsa
ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) Indonesia yang damai.
Menurut Undang-Undang Pancasila memuat nilai-nilai
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem yang perlu dilestarikan dan diwariskan
Pendidikan di Indonesia, tujuan dari generasi ke generasi melalui
pendidikan nasional adalah pendidikan. Melalui implementasi
mengembangkan potensi peserta didik Profil Pelajar Pancasila Kementrian
agar menjadi manusia yang beriman Pendidikan dan Kebudayaan
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang (Kemendikbud) bertujuan untuk
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mempersiapkan generasi bangsa yang
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan cakap dalam menghadapi tantangan era
menjadiw arga negara yang demokratis globalisasi melalui pendidikan
serta bertanggung jawab. Sesuai tujuan karakter. Profil pelajar Pancasila
pendidikan nasional tersebut maka berperan sebagai referensi utama yang
tidak hanya diperlukan manusia yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
cerdas kognitifnya saja, akan tetapi pendidikan termasuk menjadi acuan
manusia yang cerdas budinya bagi para pendidik dalam membangun
(berkarakter) untuk mewujudkan karakter serta kompetensi peserta
sumber daya manusia yang unggul. didik. Enam dimensi Profil Pelajar
Pancasila adalah Beriman, bertakwa DAFTAR PUSTAKA
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulai, Berkebhinekaan Dalyono, B., & Lestariningsih, E. D.
global, Bergotong- royong, Mandiri, (2017). Implementasi penguatan
Bernalar kritis, dan Kreatif. pendidikan karakter di
sekolah. Bangun rekaprima, 3(2), 33-
KESIMPULAN 42.
Fardiansyah, H., Octavianus, S., Abduloh,
Pendidikan karakter di sekolah A. Y., Ahyani, H., Hutagalung, H.,
dilaksanakan lebih banyak melalui proses Sianturi, B. J., ... & Rini, P. P. (2022).
pembelajaran yang hanya menyentuh sisi Manajemen Pendidikan (Tinjaun
kognitifnya saja. Tantangan selanjutnya Pada Pendidikan Formal).
adalah belum optimalnya penciptaan Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., &
lingkungan belajar pada sekolah yang Arifin, B. S. (2022). Profil pelajar
kondusif bagi pertumbuhan karakter anak, Pancasila sebagai upaya mewujudkan
belum optimalnya proses, pembiasaan dan karakter bangsa. Edumaspul: Jurnal
keteladanan dalam pendidikan karakter. Pendidikan, 6(1), 1224-1238.
Selain itu, belum optimalnya dukungan
orang tua dan masyarakat secara
proporsional. Kemajuan teknologi tanpa
adanya literasi digital yang optimal disebut
akan menjadi ancaman bagi karakter
peserta didik.
Sesuai tujuan pendidikan nasional,
maka tidak hanya diperlukan manusia yang
cerdas kognitifnya saja, akan tetapi manusia
yang cerdas budinya (berkarakter) untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang
unggul. Pelajar Indonesia adalah pelajar
yang memiliki 6 dimensi yang terbangun
secara optimal dan seimbang. Keenam
dimensi tersebutyakni: 1) beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan
global, 3) bergotong-royong, 4) mandiri, 5)
bernalar kritis, dan 6) kreatif.
SARAN
Berbagai fenomena atau tantangan
sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan
kita sebagai bangsa. Tumpuan ideal
menyiapkan dan mengantisipasi kondisi
tersebut tentu lebih bertumpu pada peran
lembaga pendidikan. Sebab hanya melalui
proses pendidikan, khususnya pendidikan
karakter segenap persoalan tersebut dapat
diurai dan diantisipasi. Melalui proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila peserta
didik diberikan kesempatan untuk
mengalami pengetahuan sebagai proses
penguatan karakter.

Anda mungkin juga menyukai