Perbup No 192 TH 2023 TTG Add Ta 2024
Perbup No 192 TH 2023 TTG Add Ta 2024
Perbup No 192 TH 2023 TTG Add Ta 2024
TENTANG
TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2024
BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 96 ayat (4) dan ayat (5) serta Pasal 99 ayat (2) Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan
Usaha Milik Desa, maka perlu adanya pengaturan mengenai
tata cara pengalokasian dan penyaluran alokasi dana desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Tata Cara Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa
Tahun Anggaran 2024;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Daerah adalah Daerah
Kabupaten Garut.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Garut.
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat
BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Garut.
5. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang selanjutnya disingkat DPMD
adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Garut.
4
22. Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan
yang diterima Kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
23. Kelompok Transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten.
24. Sekretaris Desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa dan pelaksana verifikasi keuangan Desa.
25. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan
administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan Desa.
26. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa
yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar
seluruh pengeluaran Desa pada bank yang ditetapkan.
27. Penerimaan Desa adalah uang yang berasal dari seluruh pendapatan Desa yang
masuk ke APBDesa melalui Rekening Kas Desa.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
29. Dokumen Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DPA adalah
dokumen yang memuat rincian setiap kegiatan, anggaran yang disediakan, dan
rencana penarikan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDesa.
30. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yang selanjutnya disebut SilPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama 1 (satu) periode
anggaran.
31. Tunjangan adalah pembayaran yang diperoleh dari APBDesa sehubungan
pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kedudukan yang ditujukan untuk
meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja serta kesejahteraan pegawai.
32. Insentif adalah bantuan kelembagaan ang digunakan untuk operasional Rukun
Tetangga dan Rukun Warga serta kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
33. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang selanjutnya disingkat BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
BAB II
ASAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
Pasal 2
ADD dikelola berdasarkan asas:
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. partisipatif serta dilakukan dengan tertib; dan
d. disiplin anggaran.
6
BAB III
PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan ADD dalam APBD setiap tahun anggaran.
(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh persen)
dari dana perimbangan yang diterima Daerah dalam APBD setelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus.
(3) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggarkan pada belanja bantuan
keuangan yang dianggarkan pada belanja BPKAD sebagai SKPKD.
(4) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) besarannya bersifat dinamis dan/atau
dapat berubah sesuai dengan Dana Perimbangan yang diterima Daerah.
Bagian Kedua
Perhitungan Alokasi Dana Desa
Pasal 4
(1) Perhitungan ADD Tahun Anggaran 2024 didasarkan pada penjumlahan dari
besaran:
a. penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. tunjangan Penjabat Kepala Desa;
c. tunjangan BPD;
d. operasional Pemerintah Desa dan BPD;
e. insentif RT/RW; dan
f. anggaran untuk bidang pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat.
(2) Rincian dan besaran ADD untuk masing-masing Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Dalam hal realisasi penerimaan Daerah tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan pengeluran Daerah, Pemerintah Daerah dapat menyesuaikan besaran
ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Ketiga
Penggunaan Alokasi Dana Desa
Paragraf 1
Umum
Pasal 5
(1) ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dipergunakan untuk:
a. penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. tunjangan Penjabat Kepala Desa;
c. tunjangan BPD;
7
Paragraf 2
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Pasal 6
(1) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a merupakan penerimaan atau penghasilan yang diberikan
kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada:
a. Kepala Desa paling sedikit setara 120% (seratus dua puluh persen) dari gaji
pokok PNS golongan ruang II/a;
b. Sekretaris Desa paling sedikit setara 110% (seratus sepuluh persen) dari gaji
pokok PNS golongan ruang Il/a; dan
c. perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling setara 100% (seratus persen)
dari gaji pokok PNS golongan ruang II/a per bulan.
(3) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan setiap bulan, dengan
besaran sebagai berikut:
a. Kepala Desa sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
b. Sekretaris Desa sebesar Rp2.224.420,00 (dua juta dua ratus dua puluh
empat ribu empat ratus dua puluh rupiah);
c. Kepala Urusan sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta dua puluh dua ribu dua
ratus rupiah);
d. Kepala Seksi sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta dua puluh dua ribu dua
ratus rupiah); dan
e. unsur kewilayahan atau Kepala Dusun sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta
dua puluh dua ribu dua ratus rupiah).
Pasal 7
(1) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala Desa dan
Perangkat Desa mendapatkan tunjangan hari raya idul fitri;
(2) Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar
penghasilan tetap 1 (satu) bulan.
8
(3) Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
lambat 7 hari sebelum hari raya.
Pasal 8
(1) Seluruh penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dikenakan pajak penghasilan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Selain pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan
Perangkat Desa dikenakan iuran jaminan Kesehatan dan ketenagakerjaan,
dengan ketentuan
a. iuran jaminan kesehatan sebesar 5% (lima persen) per bulan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. sebesar 4% (empat persen) dibayarkan oleh Pemerintah Daerah selaku
pemberi kerja; dan
2. sebesar 1% (satu persen) dibayarkan oleh masing-masing peserta
jaminan kesehatan.
b. iuran jaminan ketenagakerjaan sebesar 0,54% (nol koma lima persen)
dibayarkan oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa selaku pemberi kerja.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Kepala Desa
atau Perangkat Desa yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan
mandiri, pensiunan PNS, atau pensiunan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
Republik Indonesia.
(4) Pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disalurkan secara langsung oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Bidang
Pemerintahan Desa DPMD dan/atau melalui pemindahbukuan oleh BUD yang
ditunjuk kepada BPJS Kesehatan.
(5) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai bukti
pembayaran dan disampaikan kepada peserta BPJS Kesehatan melalui
Bendahara Desa.
(6) Pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.
Paragraf 3
Tunjangan Penjabat Kepala Desa dari PNS
Pasal 9
(1) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Penjabat Kepala Desa tidak berhak
menerima penghasilan tetap dari APBDesa.
(2) Penghasilan tetap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima dari
instansi induknya.
(3) Penghasilan tetap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah gaji pokok
dan Tambahan Penghasilan Pegawai sebagai PNS.
(4) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Penjabat Kepala Desa hanya berhak
mendapatkan tunjangan sebesar 20% (dua puluh persen) dari penghasilan tetap
Kepala Desa.
9
Paragraf 4
Tunjangan BPD
Pasal 10
(1) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c
merupakan penerimaan atau penghasilan yang diberikan kepada BPD dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setiap bulan sebesar
Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) per bulan.
(3) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada
anggota BPD yang telah ditetapkan secara sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan
pemotongan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 5
Biaya Operasional Pemerintah Desa, BPD dan RT/RW
Pasal 11
(1) Biaya operasional Pemerintah Desa dan BPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf d merupakan bantuan uang untuk operasional Pemerintah Desa
dan BPD dalam kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa serta biaya
operasional lembaga RT dan RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas
pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketenteraman dan
ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat.
(2) Alokasi anggaran biaya operasional Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebesar Rp13.000.000,00 (tiga belas juta rupiah).
(3) Alokasi anggaran biaya operasional BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar Rp6.200.000,00 (enam juta dua ratus ribu rupiah).
(4) Alokasi anggaran biaya operasional RT dan RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan setiap bulan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. biaya operasional RT sebesar Rp160.000,00 (seratus enam puluh ribu
rupiah); dan
b. biaya operasional RW sebesar Rp260.000,00 (dua ratus enam puluh ribu
rupiah).
(5) Belanja operasional Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dialokasikan untuk:
a. belanja barang/jasa; dan
b. belanja modal.
(6) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a digunakan
untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya
kurang dari 12 (dua belas) bulan, antara lain:
a. alat tulis kantor;
b. benda pos;
c. bahan/material;
d. pemeliharaan;
e. cetak/penggandaan;
f. sewa kantor Desa;
10
Paragraf 6
Pelaksanaan Pembangunan, Kemasyarakatan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 12
(1) Pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e diarahkan antara lain untuk:
a. penunjang kegiatan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu); dan
b. penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa.
(2) Alokasi anggaran penunjang kegiatan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebesar Rp80.000,00 (delapan
puluh ribu rupiah) per orang setiap bulan.
(3) Alokasi anggaran penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan sebesar Rp7.766.118,00
(tujuh juta tujuh ratus enam puluh enam ribu seratus delapan belas rupiah) per
Desa dalam 1 (satu) tahun.
(4) Alokasi anggaran bagi penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), antara lain untuk kegiatan:
a. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa;
c. Desa Siaga;
d. Karang Taruna;
e. Majelis Ulama Indonesia;
f. Perlindungan Masyarakat;
g. Pos Pelayanan Terpadu; dan
h. lembaga kemasyarakatan Desa lainnya.
(5) Besaran alokasi anggaran penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(6) penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Ayat (3) dikenakan
pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
BAB IV
PENYALURAN ALOKASI DANA DESA
Bagian Kesatu
Mekanisme Penyaluran
Pasal 13
(1) Mekanisme penyaluran ADD dilakukan melalui dana transfer Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Desa.
(2) Pemerintah Desa membuka rekening giro pada bank yang ditunjuk berdasarkan
Keputusan Kepala Desa.
(3) Penyaluran ADD dilaksanakan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas
Umum Daerah ke Rekening Kas Desa.
Pasal 14
(1) Penyaluran ADD dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. penyaluran Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa, tunjangan
BPD, insentif RT dan RW serta Insentif Kader Posyandu diusulkan setiap
bulan pada tahun berjalan paling lambat minggu kedua bulan sebelumnya;
dan
b. penyaluran biaya operasional Pemerintah Desa, Operasional BPD,
pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat diusulkan setiap triwulan tahun berjalan dengan rincian sebagai
berikut:
1. sebesar 25% (dua puluh lima persen) pertama disalurkan pada
triwulan I;
2. sebesar 25% (dua puluh lima persen) kedua disalurkan pada
triwulan II;
3. sebesar 25% (dua puluh lima persen) ketiga disalurkan pada
triwulan III; dan
4. sebesar 25% (dua puluh lima persen) keempat disalurkan pada
triwulan IV.
(2) Penyaluran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam
Rencana Arus Kas (RAK) pada DPA.
(3) Penyaluran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk perhitungan
penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa.
Bagian Kedua
Persyaratan Penyaluran Alokasi Dana Desa
Pasal 15
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat;
12
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. rekapitulasi data Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa dan Perangkat
Desa, anggota BPD serta data Lembaga Kemasyarakatan Desa yang
memenuhi persyaratan, dengan dilampirkan salinan keputusan
pengangkatan Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa, Perangkat Desa dan
BPD;
d. salinan dokumen Peraturan Desa tentang RPJMDes, RKPDes dan APBDes;
e. salinan DPA Desa;
f. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
g. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
h. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
i. Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama Pemerintah Desa;
j. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
k. laporan penggunaan ADD triwulan IV tahun sebelumnya.
(2) Bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, Penjabat Kepala Desa serta anggota BPD
yang mengalami pergantian, agar dilampirkan keputusan pengangkatan oleh
pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan I.
Pasal 16
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap kedua sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan I;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan I.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan II.
13
Pasal 17
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap ketiga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan II;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan II.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan III.
Pasal 18
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap keempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan III;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan III.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan IV.
Pasal 19
(1) Mekanisme pencairan ADD dilakukan oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa.
(2) Persyaratan pencairan ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. surat permohonan dari Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat;
b. Surat Permohonan Pembayaran (SPP);
c. Persyaratan permohonan penyaluran masing-masing triwulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18; dan
14
d. surat rekomendasi dari Camat yang ditujukan kepada pimpinan bank yang
ditunjuk.
Pasal 20
Dalam hal pemberian rekomendasi untuk realisasi pencairan dari rekening kas Desa
oleh Camat, disesuaikan dengan jumlah kumulatif pengajuan Surat Permohonan
Pembayaran dari masing-masing kegiatan sesuai dengan kebutuhannya yang telah
diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan disetujui oleh Kepala Desa.
Pasal 21
Format laporan realisasi penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
Pemerintah Daerah dan Camat melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
ADD sesuai kewenangannya.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2024.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.
Ditetapkan di Garut
pada tanggal 13 - 12 - 2023
BUPATI GARUT,
ttd
RUDY GUNAWAN
Diundangkan di Garut
pada tanggal 13 - 12 - 2023
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,
ttd
NURDIN YANA
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023 NOMOR 192
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 192 TAHUN 2023
TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN
PENYALURAN ALOKASI DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2024
Tahap .......
2.1.01 Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
3.1.01 Kegiatan ....................
5.1.00 Kegiatan
5.2.00 Kegiatan
5.3.00 Kegiatan
Jumlah Rp.
Disetujui Oleh
Bendahara Desa ................, Kepala Desa ............,
(...............................) (.............................)
BUPATI GARUT,
ttd
RUDY GUNAWAN