Perbup No 192 TH 2023 TTG Add Ta 2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BUPATI GARUT

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI GARUT


NOMOR 192 TAHUN 2023

TENTANG
TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 96 ayat (4) dan ayat (5) serta Pasal 99 ayat (2) Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan
Usaha Milik Desa, maka perlu adanya pengaturan mengenai
tata cara pengalokasian dan penyaluran alokasi dana desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Tata Cara Pengalokasian dan Penyaluran Alokasi Dana Desa
Tahun Anggaran 2024;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6736);
2

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6736);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Repulik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6856);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6623);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1037);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
3

12. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2016


tentang Urusan Pemerintahan Konkuren Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2016 Nomor 6);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2016 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 10 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2021 Nomor 10);
14. Peraturan Bupati Garut Nomor 27 Tahun 2016 tentang
Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut Tahun 2016
Nomor 27) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Bupati Garut Nomor 228 Tahun 2022 tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Bupati Garut Nomor 27
Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Garut (Berita Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2022 Nomor 228);
15. Peraturan Bupati Garut Nomor 221 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2021 Nomor 221);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN


DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN
2024.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Daerah adalah Daerah
Kabupaten Garut.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Garut.
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat
BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Garut.
5. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang selanjutnya disingkat DPMD
adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Garut.
4

7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan


di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
8. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa.
11. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas
dan kewajiban menyelenggarakan rumah tangga desanya.
12. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa dan
unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
13. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD atau yang
disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
14. Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut PNS adalah Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur
Sipil Negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
15. Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan pemberdayaan
masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan, dan fasilitasi Desa
oleh tenaga pendamping profesional, yang terdiri dari pendamping Desa,
pendamping teknis, tenaga ahli pemberdayaan masyarakat dan/atau sebutan
lainnya.
16. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
17. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
18. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat
RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu
6 (enam) tahun.
20. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disebut RKPDesa, adalah
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) Tahun.
21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APBDesa
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa.
5

22. Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan
yang diterima Kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
23. Kelompok Transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten.
24. Sekretaris Desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa dan pelaksana verifikasi keuangan Desa.
25. Bendahara adalah unsur staf sekretariat desa yang membidangi urusan
administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan Desa.
26. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa
yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar
seluruh pengeluaran Desa pada bank yang ditetapkan.
27. Penerimaan Desa adalah uang yang berasal dari seluruh pendapatan Desa yang
masuk ke APBDesa melalui Rekening Kas Desa.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
29. Dokumen Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DPA adalah
dokumen yang memuat rincian setiap kegiatan, anggaran yang disediakan, dan
rencana penarikan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDesa.
30. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yang selanjutnya disebut SilPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama 1 (satu) periode
anggaran.
31. Tunjangan adalah pembayaran yang diperoleh dari APBDesa sehubungan
pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan kedudukan yang ditujukan untuk
meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja serta kesejahteraan pegawai.
32. Insentif adalah bantuan kelembagaan ang digunakan untuk operasional Rukun
Tetangga dan Rukun Warga serta kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
33. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang selanjutnya disingkat BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.

BAB II
ASAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA

Pasal 2
ADD dikelola berdasarkan asas:
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. partisipatif serta dilakukan dengan tertib; dan
d. disiplin anggaran.
6

BAB III
PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan ADD dalam APBD setiap tahun anggaran.
(2) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh persen)
dari dana perimbangan yang diterima Daerah dalam APBD setelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus.
(3) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggarkan pada belanja bantuan
keuangan yang dianggarkan pada belanja BPKAD sebagai SKPKD.
(4) ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) besarannya bersifat dinamis dan/atau
dapat berubah sesuai dengan Dana Perimbangan yang diterima Daerah.

Bagian Kedua
Perhitungan Alokasi Dana Desa

Pasal 4
(1) Perhitungan ADD Tahun Anggaran 2024 didasarkan pada penjumlahan dari
besaran:
a. penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. tunjangan Penjabat Kepala Desa;
c. tunjangan BPD;
d. operasional Pemerintah Desa dan BPD;
e. insentif RT/RW; dan
f. anggaran untuk bidang pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat.
(2) Rincian dan besaran ADD untuk masing-masing Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Dalam hal realisasi penerimaan Daerah tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan pengeluran Daerah, Pemerintah Daerah dapat menyesuaikan besaran
ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Ketiga
Penggunaan Alokasi Dana Desa

Paragraf 1
Umum

Pasal 5
(1) ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dipergunakan untuk:
a. penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. tunjangan Penjabat Kepala Desa;
c. tunjangan BPD;
7

d. biaya operasional Pemerintah Desa, BPD dan RT/RW;


e. pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat.
(2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa dan tunjangan BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c diberikan setiap awal
bulan mulai Bulan Januari sampai dengan Bulan Desember paling lambat
minggu kedua bulan berjalan.
(3) Biaya operasional Pemerintah Desa, BPD dan RT/RW, serta pelaksanaan
pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana
Ayat (1) huruf d dan huruf e, diberikan setiap Triwulan mulai Bulan Januari
sampai dengan Bulan Desember tahun berjalan kecuali insentif posyandu
diberikan setiap awal bulan mulai Bulan Januari sampai dengan Bulan
Desember paling lambat minggu kedua bulan berjalan.

Paragraf 2
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa

Pasal 6
(1) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a merupakan penerimaan atau penghasilan yang diberikan
kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada:
a. Kepala Desa paling sedikit setara 120% (seratus dua puluh persen) dari gaji
pokok PNS golongan ruang II/a;
b. Sekretaris Desa paling sedikit setara 110% (seratus sepuluh persen) dari gaji
pokok PNS golongan ruang Il/a; dan
c. perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling setara 100% (seratus persen)
dari gaji pokok PNS golongan ruang II/a per bulan.
(3) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan setiap bulan, dengan
besaran sebagai berikut:
a. Kepala Desa sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
b. Sekretaris Desa sebesar Rp2.224.420,00 (dua juta dua ratus dua puluh
empat ribu empat ratus dua puluh rupiah);
c. Kepala Urusan sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta dua puluh dua ribu dua
ratus rupiah);
d. Kepala Seksi sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta dua puluh dua ribu dua
ratus rupiah); dan
e. unsur kewilayahan atau Kepala Dusun sebesar Rp2.022.200,00 (dua juta
dua puluh dua ribu dua ratus rupiah).

Pasal 7
(1) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala Desa dan
Perangkat Desa mendapatkan tunjangan hari raya idul fitri;
(2) Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar
penghasilan tetap 1 (satu) bulan.
8

(3) Tunjangan hari raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
lambat 7 hari sebelum hari raya.

Pasal 8
(1) Seluruh penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dikenakan pajak penghasilan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Selain pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan
Perangkat Desa dikenakan iuran jaminan Kesehatan dan ketenagakerjaan,
dengan ketentuan
a. iuran jaminan kesehatan sebesar 5% (lima persen) per bulan, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. sebesar 4% (empat persen) dibayarkan oleh Pemerintah Daerah selaku
pemberi kerja; dan
2. sebesar 1% (satu persen) dibayarkan oleh masing-masing peserta
jaminan kesehatan.
b. iuran jaminan ketenagakerjaan sebesar 0,54% (nol koma lima persen)
dibayarkan oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa selaku pemberi kerja.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Kepala Desa
atau Perangkat Desa yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan
mandiri, pensiunan PNS, atau pensiunan Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian
Republik Indonesia.
(4) Pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disalurkan secara langsung oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Bidang
Pemerintahan Desa DPMD dan/atau melalui pemindahbukuan oleh BUD yang
ditunjuk kepada BPJS Kesehatan.
(5) Pemindahbukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai bukti
pembayaran dan disampaikan kepada peserta BPJS Kesehatan melalui
Bendahara Desa.
(6) Pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 5 setiap bulannya.

Paragraf 3
Tunjangan Penjabat Kepala Desa dari PNS

Pasal 9
(1) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Penjabat Kepala Desa tidak berhak
menerima penghasilan tetap dari APBDesa.
(2) Penghasilan tetap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima dari
instansi induknya.
(3) Penghasilan tetap PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah gaji pokok
dan Tambahan Penghasilan Pegawai sebagai PNS.
(4) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Penjabat Kepala Desa hanya berhak
mendapatkan tunjangan sebesar 20% (dua puluh persen) dari penghasilan tetap
Kepala Desa.
9

Paragraf 4
Tunjangan BPD

Pasal 10
(1) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c
merupakan penerimaan atau penghasilan yang diberikan kepada BPD dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setiap bulan sebesar
Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) per bulan.
(3) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada
anggota BPD yang telah ditetapkan secara sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Tunjangan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan
pemotongan pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5
Biaya Operasional Pemerintah Desa, BPD dan RT/RW

Pasal 11
(1) Biaya operasional Pemerintah Desa dan BPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf d merupakan bantuan uang untuk operasional Pemerintah Desa
dan BPD dalam kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa serta biaya
operasional lembaga RT dan RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas
pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketenteraman dan
ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat.
(2) Alokasi anggaran biaya operasional Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebesar Rp13.000.000,00 (tiga belas juta rupiah).
(3) Alokasi anggaran biaya operasional BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar Rp6.200.000,00 (enam juta dua ratus ribu rupiah).
(4) Alokasi anggaran biaya operasional RT dan RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan setiap bulan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. biaya operasional RT sebesar Rp160.000,00 (seratus enam puluh ribu
rupiah); dan
b. biaya operasional RW sebesar Rp260.000,00 (dua ratus enam puluh ribu
rupiah).
(5) Belanja operasional Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dialokasikan untuk:
a. belanja barang/jasa; dan
b. belanja modal.
(6) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a digunakan
untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang/jasa yang nilai manfaatnya
kurang dari 12 (dua belas) bulan, antara lain:
a. alat tulis kantor;
b. benda pos;
c. bahan/material;
d. pemeliharaan;
e. cetak/penggandaan;
f. sewa kantor Desa;
10

g. sewa perlengkapan dan peralatan kantor;


h. makanan dan minuman rapat;
i. pakaian dinas dan atributnya;
j. perjalanan dinas;
k. upah kerja;
l. honorarium narasumber/ahli; dan
m. pemasangan jaringan internet, telepon, PDAM dan listrik.
(7) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, digunakan untuk
pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang
nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan.
(8) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikenakan pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(9) Alokasi belanja operasional Pemerintah Desa, BPD dan RT/RW termasuk
kedalam belanja bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa dalam APBDesa.

Paragraf 6
Pelaksanaan Pembangunan, Kemasyarakatan
dan Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 12
(1) Pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e diarahkan antara lain untuk:
a. penunjang kegiatan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu); dan
b. penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa.
(2) Alokasi anggaran penunjang kegiatan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebesar Rp80.000,00 (delapan
puluh ribu rupiah) per orang setiap bulan.
(3) Alokasi anggaran penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan sebesar Rp7.766.118,00
(tujuh juta tujuh ratus enam puluh enam ribu seratus delapan belas rupiah) per
Desa dalam 1 (satu) tahun.
(4) Alokasi anggaran bagi penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), antara lain untuk kegiatan:
a. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
b. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa;
c. Desa Siaga;
d. Karang Taruna;
e. Majelis Ulama Indonesia;
f. Perlindungan Masyarakat;
g. Pos Pelayanan Terpadu; dan
h. lembaga kemasyarakatan Desa lainnya.
(5) Besaran alokasi anggaran penunjang kegiatan lembaga kemasyarakatan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(6) penunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Ayat (3) dikenakan
pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
11

(7) Seluruh kegiatan pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan


pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus tertuang
dalam RPJM Desa, RKPDes dan APBDes.

BAB IV
PENYALURAN ALOKASI DANA DESA

Bagian Kesatu
Mekanisme Penyaluran

Pasal 13
(1) Mekanisme penyaluran ADD dilakukan melalui dana transfer Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Desa.
(2) Pemerintah Desa membuka rekening giro pada bank yang ditunjuk berdasarkan
Keputusan Kepala Desa.
(3) Penyaluran ADD dilaksanakan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas
Umum Daerah ke Rekening Kas Desa.

Pasal 14
(1) Penyaluran ADD dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. penyaluran Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa, tunjangan
BPD, insentif RT dan RW serta Insentif Kader Posyandu diusulkan setiap
bulan pada tahun berjalan paling lambat minggu kedua bulan sebelumnya;
dan
b. penyaluran biaya operasional Pemerintah Desa, Operasional BPD,
pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat diusulkan setiap triwulan tahun berjalan dengan rincian sebagai
berikut:
1. sebesar 25% (dua puluh lima persen) pertama disalurkan pada
triwulan I;
2. sebesar 25% (dua puluh lima persen) kedua disalurkan pada
triwulan II;
3. sebesar 25% (dua puluh lima persen) ketiga disalurkan pada
triwulan III; dan
4. sebesar 25% (dua puluh lima persen) keempat disalurkan pada
triwulan IV.
(2) Penyaluran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam
Rencana Arus Kas (RAK) pada DPA.
(3) Penyaluran ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk perhitungan
penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Bagian Kedua
Persyaratan Penyaluran Alokasi Dana Desa

Pasal 15
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat;
12

b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. rekapitulasi data Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa dan Perangkat
Desa, anggota BPD serta data Lembaga Kemasyarakatan Desa yang
memenuhi persyaratan, dengan dilampirkan salinan keputusan
pengangkatan Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa, Perangkat Desa dan
BPD;
d. salinan dokumen Peraturan Desa tentang RPJMDes, RKPDes dan APBDes;
e. salinan DPA Desa;
f. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
g. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
h. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
i. Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama Pemerintah Desa;
j. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
k. laporan penggunaan ADD triwulan IV tahun sebelumnya.
(2) Bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, Penjabat Kepala Desa serta anggota BPD
yang mengalami pergantian, agar dilampirkan keputusan pengangkatan oleh
pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan I.

Pasal 16
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap kedua sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan I;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan I.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan II.
13

Pasal 17
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap ketiga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan II;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan II.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan III.

Pasal 18
(1) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyaluran tahap keempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. surat pengantar dari Camat yang memuat Pernyataan tentang penyelesaian
pertanggunjawaban realisasi penggunaan anggaran triwulan III;
b. surat permohonan pencairan dari Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
kepada Bupati melalui Kepala DPMD;
c. salinan DPA Desa;
d. Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bendahara Desa;
e. foto copy rekening giro atas nama Pemerintah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa;
f. foto copy Kartu Tanda Penduduk Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa
dan Bendahara Desa;
g. surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari Kepala Desa atau
Penjabat Kepala Desa; dan
h. laporan realisasi penggunaan triwulan III.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan paling lambat
1 (satu) bulan sebelumnya, untuk penyaluran pada triwulan IV.

Pasal 19
(1) Mekanisme pencairan ADD dilakukan oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa.
(2) Persyaratan pencairan ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. surat permohonan dari Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat;
b. Surat Permohonan Pembayaran (SPP);
c. Persyaratan permohonan penyaluran masing-masing triwulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18; dan
14

d. surat rekomendasi dari Camat yang ditujukan kepada pimpinan bank yang
ditunjuk.

Pasal 20
Dalam hal pemberian rekomendasi untuk realisasi pencairan dari rekening kas Desa
oleh Camat, disesuaikan dengan jumlah kumulatif pengajuan Surat Permohonan
Pembayaran dari masing-masing kegiatan sesuai dengan kebutuhannya yang telah
diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan disetujui oleh Kepala Desa.

Pasal 21
Format laporan realisasi penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16, Pasal 17 dan Pasal 18 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 22
Pemerintah Daerah dan Camat melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
ADD sesuai kewenangannya.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2024.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.

Ditetapkan di Garut
pada tanggal 13 - 12 - 2023
BUPATI GARUT,

ttd

RUDY GUNAWAN

Diundangkan di Garut
pada tanggal 13 - 12 - 2023
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,

ttd

NURDIN YANA
BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023 NOMOR 192
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR 192 TAHUN 2023
TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN
PENYALURAN ALOKASI DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2024

FORMAT LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA

LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA


TAHAP ............ TAHUN ANGGARAN .......
PEMERINTAH DESA .............KECAMATAN................
PAGU DESA ..........

NO DAN TANGGAL JUMLAH


BUKTI PENYALURAN JUMLAH PENERIMAAN PENGELUARAN VOLUME DAN
KODE REK URAIAN (DEBET) Rp. SALDO Rp. KETERANGAN
(SP2D) (KREDIT) Rp.
1 2 3 4 5 6 7
4 PENDAPATAN

4.2 Pendapatan Transfer

4.2.1 Alokasi Dana Desa

Tahap .......

5. BELANJA BANTUAN KE DESA

1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1.1 Sub Bidang........................

1.1.01 Kegiatan .........................

1.1.02 Dst .................

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

2.1 Sub Bidang

2.1.01 Kegiatan

2.1.02 Dst .......................

3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

3.1 Sub Bidang.....................


2

1 2 3 4 5 6 7
3.1.01 Kegiatan ....................

3.01.02 Dst ..............

4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

4.1 Sub Bidang ..............

4.1.01 Kegiatan ..................

4.01.02 Dst .................

5 Bidang Penanggulangan Bencana,Keadaan Darurat dan


Mendesak Desa

5.1 Sub Bidang

5.1.00 Kegiatan

5.2 Sub Bidang

5.2.00 Kegiatan

5.3 Sub Bidang

5.3.00 Kegiatan

Jumlah Rp.

Disetujui Oleh
Bendahara Desa ................, Kepala Desa ............,

(...............................) (.............................)

BUPATI GARUT,

ttd

RUDY GUNAWAN

Anda mungkin juga menyukai