Karakter Siswa2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Kajian Moral dan Kewarganegaraan.

Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

PERAN GURU PPKn DALAM PEMBINAAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PESERTA DIDIK
DI SMAN 1 GEDANGAN SIDOARJO

Tamara Vaxia Viningsih


14040254061 (PPKn, FISH, UNESA) [email protected]

Listyaningsih
0020027505 (PPKn, FISH, UNESA) [email protected]

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru PPKn dalam membina karakter peduli sosial
peserta didik di SMA Negeri 1 Gedangan. Teori yang digunakan peneliti adalah teori Behaviorisme B.F
Skiner. Dalam pengkondisian operan tersebut terdapat penggunaan penguatan yang nantinya mempengaruhi
konsekuensi perilaku. Untuk menguatkan tindakan atau perilaku dibagi menjadi dua, yaitu ada penguatan
yang bersifat positif dengan cara memberikan penghargan kepada peserta didik. Sedangkan enguatan
negative berupa memberikan hukuman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dengan
trianggulasi sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam pembinaan karakter peduli sosial
pada peserta didik, peran guru yang paling dominan untuk menciptakan karakter peduli sosial di sekolah,
antara lain sebagai motivator, korektor dan pembimbing. Guru sebagai motivator adalah memberikan
pembinaan karakter peduli sosial secara verbal dan nonverbal. Sebagai korektor, guru memberikan
pembinaan karakter peduli sosial dengan menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan
peserta didik. Sebagai pembimbing, guru memberikan pembinaan karakter peduli sosial dengan strategi
keteladanan, pengondisian lingkungan, dan kegiatan rutin untuk membimbing peserta didik supaya memili
karakter peduli sosial pada dirinya.
Kata Kunci: peran, guru PPKn, karakter peduli sosial siswa

Abstract
The purpose of this study is to describe the role of PPKn teachers in fostering the character of social care
students in SMA Negeri 1 Gedangan. This study used the B. F Skinner behaviorist theory. In operant
conditioning there is the used of reinforcement which in turn influences behavioral consequences.
Strengthening behavior is divided into two, namely positive reinforcement by giving appreciation and
negative reinforcement, one of which is by giving punishment to students. This type of research used
descriptive qualitative. Data were collected using observation, interviews, and documentation. The results of
this study indicate that in fostering the character of social care for students, the most dominant role of teachers
to create the character of social care in schools is as a motivator, corrector and supervisor. As a motivator,
the teacher provides verbal and nonverbal social care character development. As a corrector, the teacher
provides social care character development by assessing and improving all student attitudes and behaviors.
As a guiding teacher providing social care character development with exemplary environmental
conditioning strategies and routine activities to guide students to have the character of social care in
themselves
Keywords: role, teacher of PPKn, the character of social care student.

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1


PENDAHULUAN
pasal 1 adalah:
Pendidikan adalah salah satu proses yang diharapkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mampu atau merubah pandangan setiap individu, dari mewujudkan suasana belajar dan proses
pandangan tersebut yang tak berdasar menjadi berdasar. pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Individu terdidik adalah mereka yang bertindak sesuai mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
dengan norma sosial dan nilai-nilai luhur Pancasila.
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
Pendidikan adalah salah satu progam yang sangat penting keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bagi keberlanjutan manusia saat hidup. Tujuan dengan bangsa, dan negara”.
adanya pendidikan adalah dapat memajukan kedaulatan Pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan
negara dan bangsa. Dalam konteks formal, makna kepribadian setiap individu dengan baik, karena pada
pendidikan dituliskan dalam Undang-Undang RI No. 20 hakikatnya progam tersebut meliputi mengajar, belajar dan
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

berlatih. Dalam proses pendidikan dibutuhkan beberapa Adanya sikap peduli sosial yang dimiliki peserta didik,
unsur-unsur agar tujuan tercapai. Unsur-unsur tersebut maka akan berempati kepada sesama teman sekelas dan
meliputi input, proses, dan output. Proses input sasarannya kepada semua warga sekolah. Jika peserta didik
meliputi individu, kelompok, dan masyarakat. Pendidik menanamkan karakter peduli sosial dalam dirinya maka
adalah orang atau pelaku yang mengajarkan nilai-nilai, kejadian seperti kasus bullying di sekolah yang bisa
norma dan pengetahuan kepada individu, kelompok dan menimbulkan korban luka tidak akan terjadi, karena antar
masyarakat. Output merupakan hasil dari adanya proses peserta didik memberi bantuan pada temannya yang
pendidikan tersebut, seperti perilaku dan tindakan. Dari membutuhkan dan saling melindungi. Pada dewasa ini
beberapa unsur pendidikan, maka dapat dikatakan unsur sering kali ditemui penyimpangan perilaku yang tergolong
yang paling penting adalah pendidik. amoral pada peserta didik, sehingga mereka menjadi
Dalam dunia pendidikan, guru atau pendidik yang pribadi yang acuh pada lingkungan sekitarnya. Tidak
bertanggung jawab dan memegang peranan penting dalam adanya rasa ingin membantu sesama karena menganggap
keberhasilannya. Guru mempunyai kewajiban untuk itu bukan urusan pribadinya.
membentuk dan membangun kepribadian siswa/siswi Melihat realita keadaan yang ada, semakin banyaknya
menjadi individu yang berguna bagi agama, nusa, bangsa, kasus kemunduran nilai-nilai moral, meluasnya
dan negara. Karena melalui peran guru diharapkan dapat ketidakadilan, dan minimnya rasa solidaritas yang terjadi
membentuk peserta didik yang memiliki kepribadian dalam dunia pendidikan formal di Indonesia. Pendidikan
terpuji, karakter yang baik, serta memiliki nilai-nilai moral karakter merupakan salah satu bagian yang
dan etika yang santun. Peserta didik memang harus diimplementasikan dalam lembaga pendidikan (sekolah).
mempunyai karakter yang beradab di dalam dirinya, Lingkungan pendidikan formal (sekolah) adalah salah satu
karena pentingnya pendidikan karakter ialah untuk tempat untuk menanamkan pendidikan berdasarkan nilai-
menyiapkan para generasi muda penerus bangsa dalam nilai sesuai dengan Pancasila. Alasan kenapa sekolah
menghadapi persaingan global yang penuh tantangan dan menjadi salah satu tempat pengembang pendidikan
persaingan dalam berbagai lapangan kehidupan. karakter, karena di dalamnya terdapat pembelajaran,
Di era globalisasi ini bangsa Indonesia sekarang bimbingan dan pemberian kekuatan pada keyakinan.
mengalami berbagai krisis, baik krisis ekonomi, krisis Pembinaan karakter oleh guru PPKn (Pendidikan
demokrasi dan krisis moral. Munculnya berbagai krisis ini Pancasila dan Kewarganegaraan) sangat tepat dilakukan
menyebabkan gejolak di dunia pendidikan, karena karena adanya karakter juga dijabarkan dan diajarkan
pendidikan dianggap tidak mampu menjadi alat untuk dalam subject tersebut. Selain itu dalam pelajaran PPKn
memecahkan masalah bangsa sekarang ini. Karena dalam memiliki acuan untuk dapat mengembangkan moralitas
dunia pendidikan sendiri pun juga mengalami banyak setiap peserta didik agar bisa menjadi good citizenship.
permasalahan, permasalahan yang masih menjadi pokok Sehingga dapat dikatakan bahwa pelajaran PPKn
dalam dunia pendidikan ialah adanya dekadensi moral mempunyai kontribusi besar dan penting dalam
peserta didik. Dekadensi moral yang terjadi telah meningkatkan moralitas generasi penerus bangsa atau
merajalela dalam dunia pendidikan sehingga menjadi dapat mencegah terjadinya kenakalan remaja.
potret buram dalam dunia pendidikan. Melihat dinamika Pendidikan karakter dan PPKn merupakan kedua
kehidupan bangsa Indonesia pada saat ini, sangat terasa subject yang saling penting dalam pendidikan karakter.
sekali adanya pergeseran nilai, yaitu melunturnya nilai- Selain itu dalam pelajaran PPKn memiliki acuan untuk
nilai luhur bangsa khususnya nilai kemanusiaan yang dapat mengembangkan moralitas setiap peserta didik agar
seharusnya dijunjung tinggi, namun di kalangan generasi bisa menjadi good citizenship. Sehingga mata pelajaran
muda nilai kemanusiaan semakin sulit ditemukan. Nilai- PPKn mempunyai kontribusi untuk mencegah terjadinya
nilai kemanusiaan seperti kepedulian pada orang lain kenakalan remaja.
sudah terabaikan. Definisi peran dapat diartikan tindakan atau perilaku
Fenomena yang terjadi seperti maraknya kasus yang harus dilakukan seseorang karena tuntutan dan
bullying verbal atau fisik oleh teman sebaya, hingga kewajiban dari suatu profesi yang ia milik di kehidupan
maraknya kasus peserta didik yang tidak memiliki sopan yang nyata. Sehingga peran diartikan sebagai sifat serta
santun kepada para guru. Yakni contoh kasus yang telah tindakan yang diharapkan oleh orang lain kepada sesorang
terjadi maraknya kasus penindasan pada peserta didik yang memiliki kedudukan sesuai dengan aturan yang ada.
(bullying) termuat di dalam berita Peran juga dilatar belakangi oleh keadaan sosial atau status
(https://news.okezone.com/read/2017/12/19/519/1832486 sosial baik internal maupun eksternal yang bersifat stabil.
/siswa-smp-korban-pengeroyokan-teman-sekelas-masih- Peran dapat mengarahkan individu untuk berperilaku yang
trauma ). baik, dikarenakan fungsi peran sendiri sebagai berikut:
memberi arah pada proses sosialisasi, kepercayaan,

827
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

pengetahuan, pewarisan tradisi, nilai-nilai, dan norma- bagi peserta didik. Guru melakukan koreksi kepadapeserta
norma. didik terhadap perilaku bukan hanya dilakukan di sekolah
Menurut Soekanto (2009:234) pengertian peran saja, namun dilakukan di luar sekolah. Alasan kenapa guru
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila juga harus melakukan pengawasan di luar sekolah adalah
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai karena sifat atau perilaku siswa juga tidak bisa terkontrol
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu di luar sekolah.
peranan. Suatu peranan mencakup tiga hal sebagai berikut: Ketiga guru sebagai inspirator. Guru sebagai inspirator
peran merupakan salah satu alat yang dapat mengikatkan adalah memiliki peran atau tugas untuk memberikan ilham
kepada posisi seseorang di dalam masyarakat. Peranan atau beberapa dorongan kepada siswa agar tetap belajar
adalah suatu konsep di mana individu dapat melakukan dengan tekun, namun di peran ini guru melakukannya juga
tindakan atau perilakunya di lingkup sosial (masyarakat) dengan tindakan. Guru mempunyai kewajiban atau
sebagai anggota organisasi (organisator). Peranan keharusan memilik sifat yang pandai memberikan ilham
merupakan perilaku penting bagi struktur sosial yang atau petunjuk kepada anak-anak agar selalu berada di jalan
dilakukan individu. yang benar. Berada di jalan yang benar maksutnya adalah
Peran juga dapat diartikan sebagai serangkaian bahwa setiap sisa harus selalu giat dan semangat belajar.
tindakan individu yang disebabkan oleh suatu jabatan Sikap tersebut dapat tercermin melalui tindakan dan
tertentu. Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi perilaku yang dibuat oleh guru.
bagaimana peran itu harus dijalankan dengan semestinya. Keempat guru sebagai informator. Peran guru sebagai
Sehingga dapat disimpulkan, peran merupakan suatu informatory adalah tugas utama dan kemampuan guru
tindakan atau sikap yang diinginkan oleh beberapa orang yang harus dimiliki. Guru memiliki peran sebagai
atau suatu komunitas terhadap individu yang mempunyai penyampai informasi, baik mengenai pengetahuan,
kedudukan atau posisi tertentu. Peran yang dimainkan oleh kemajuan teknologi dan norma serta nilai yang
individu pada dasarnya tidak memiliki perbedaan, baik berkembang di masyarakat. Keempat guru sebagai
yang dijalankan ataupun diimplementasikan oleh individu organisator. Sebagai Organisator, selain harus memilik
bawah, menengah dan atas tetaplah sama. kemampuan memberi informasi dengan baik, guru juga
Guru adalah pendidik yang memberikan ilmu harus memiliki kemampuan dalam organisator.
pengetahuan dan mengajarkan nilai-nilai kepada peserta Kemampuan tersebut meliputi menyusun kegiatan
didik di sekolah. Konstruksi masyarakat terhadap seorang pembelajaran, peraturan di kelas, dan lainnya. Dengan
guru adalah profesi yang dapat mengajarkan ilmu adanya peran organisator guru dapat menciptakan kegiatan
pengetahuan di suatu tempat tertentu, seperti sekolah, efektif dan efisien dalam pembelajaran.
masjid dan rumah. Guru juga merupakan orang yang Kelima guru sebagai motivator. Peran guru sebagai
memiliki wewenang dan bertanggung jawab terhadap motivator adalah pemberi motivasi atau dorongan kepada
pendidikan peserta didik baik secara individual maupun siswa dan siswi untuk selalu mempunyai jiwa semangat
kelompok di sekolah maupun di luar sekolah sebagai berapi-api dalam belajar. Keenam guru sebagai inisiator.
tenaga pendidik. Dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat
Menurut Roesminingsih dan Lamijan (2015:146-151) menjadi pencetus ide ide. Ketujuh guru sebagai fasilitator.
ada peranan yang dianggap paling dominan dan Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan
diklasifikasikan. Pertama guru sebagai demonstrator. fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar
Melalui perencanaan sebagai demonstrator, lecturer, atau anak didik. Kedelapan guru sebagai pendamping. Peranan
pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan guru yang paling penting dari semua peran yang telah
atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta disebutkan di atas, adalah peran guru sebagai pembimbing.
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan Kesembilan guru sebagai pengelola kelas. Sebagai
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas
hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai dengan baik.
oleh peserta didik. Kesepuluh guru sebagai mediator. Sebagai mediator,
Kedua guru sebagai korektor. Peran guru sebagai guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
korektor, ia harus dapat membedakan atau memilah mana yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai
nilai yang baik dan buruk. Nilai-nilai dan norma adalah bentuk dan jenisanya, baik media nonmaterial maupun
kedua konsep yang benar-benar harus dijalankan di materiil. Kesebelas guru sebagai supervisor. Sebagai
lingkup sosial. Nilai-nilai dan norma yang baik harus supervisor, guru hendaknya dapat membantu,
selalu dipertahankan oleh tenaga pendidik atau guru. memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses
Karena guru merupakan profesi yang memiliki peran yang pengajaran. Kedua belas guru sebagai evaluator. Sebagai
besar dalam menumbuhkan jiwa atau karakter beradab evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang Selain terdapat indikator penentu keberhasilan peduli
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian yang sosial pada diri individu, juga terdapat bentuk
dilakukan kepada individu siswa lebih menarik daripada implementasi karakter peduli sosial di kehidupan sehari-
aspek kepribadian siswa (values). hari. Peduli sosial dapat dilaksanakan di mana saja dan
Karakter yang dimiliki oleh seseorang akan kapan saja, baik di lingkungan tempat tinggal maupun di
diwujudkan pada perilaku yang tampak dalam kehidupan lingkungan sekolah. Dari latar belakang yang dijelaskan
sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. oleh peneliti, maka rumusan masalah yang diambil adalah
Terdapat pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik peran guru PPKn dalam pembinaan karakter peduli sosial
berdasarkan Pusat Kurikulum Pengembangan dan pada peserta didik di SMAN 1 Gedangan.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2009: 9-10) Dalam penelitian ini relevan dengan teori
yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) behaviorisme, dalam membina karakter peduli sosial guru
Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis , (9) melaksanakan perannya sebagai motivator, korektor, dan
Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta pembimbing. Dalam memudahkan proses membina
Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat atau karakter guru menggunakan berbagai cara melalui
Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Peduli Sosial, (16) perannya yaitu dengan memberikan motivasi secara verbal
Gemar Membaca, (17) Peduli Lingkungan, dan (18) dan non verbal, adanya penguatan yang bersifat positif dan
Tanggung Jawab. Namun, focus dalam penelitian ini negatif. Dengan demikian peserta didik akan
adalah karakter peduli sosial dari peserta didik di SMAN membiasakan perilaku yang baik , dapat menghargai
1 Gedangan Sidoarjo. perbedaan yang ada, menghormati guru, melaksanakan
Menurut Muchlas Samani dan Hariyanto peduli sosial kegiatan pembelajaran secara aktif, dal lain sebagainya.
yaitu memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak Karena guru juga menggunakan hukuman sebagai
santun, toleran terhadap perbedaan, tidak menyakiti orang penguatan secara negatif supaya peserta didik yang
lain, mau mendengar orang lain, mau berbagi, tidak melakukan perilaku negatif tidak mengulanginya kembali
merendahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan (Handiyanto,2016).
dari orang lain, mampu bekerja sama, mau trelibat dalam Teori belajar menurut B.F Skinner yaitu Operant
kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk Conditioning merupakan suatu bentuk belajar yang mana
lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan. kehadiran respon berulang-ulang dikendalikan oleh
Menurut Muchlas Samani dan Hariyanto, nilai inti konsekuensinya, dimana individu cenderung mengulang-
peduli sosial dalam pendidikan karakter di Indonesia dapat ulang respon yang diikuti oleh konsekuensi yang
diturunkan menjadi nilai-nilai turunan yaitu : penuh kasih menyenangkan. Adanya hukuman dan hadiah yang
sayang, perhatian, kebijakan, keadaban, komitmen, diberikan akan membuat individu lebih mudah untuk
keharuan, kegotong royongan, kesantunan, rasa hormat, belajar. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam
demokratis, kebijaksanaan, disiplin, empati, kesetaraan, belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan
suka memberi maaf, persahabatan, kesahajaan, hukuman (punihsment). Penguatan (reinforcement) adalah
kedermawanan, kelemah lembutan, pandai berterima konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
kasih, pandai bersyukur, suka membantu, suka perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment)
menghormati, keramah tamahan, kemanusiaan, adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas
kebersamaan, toleransi, dan punya rasa humor. Nilai-nilai terjadinya suatu perilaku (Lickona, 2013).
turunan tersebut dapat dijadikan indikator mengenai
karakter peduli sosial. Individu yang memiliki peduli METODE
sosial akan mampu berhadapan dengan lingkungannya dan Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
menampakkan sifat-sifat positif seperti yang terdapat di dengan desain deskriptif. Penelitian yang diangkat
atas. bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru PPKn dalam
Pendidikan karakter peduli sosial harus selalu pembinaan karakter peduli sosial pada peserta didik di
dikenalkan dan ditanamkan kepada generasi muda, SMAN 1 Gedangan Sidoarjo terletak di Jalan Raya Sedati
terutama pada lembaga pendidkan formal, maka nilai-nilai Km.2, Rt/Rw 1/1, Dsn. Wedi, Ds./Kel Wedi, Kecamatan
peduli sosial harus ada dalam kurikulum pendidikan. Gedangan, Kabupaten Sidoarjo.
Sehingga pada masanya peserta didik akan mampu Fokus dari penelitian adalah peran guru PPKn dalam
mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di lingkungan pembinaan karakter peduli sosial pada peserta didik. Agar
masyarakat. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan peneliti mendapatkan data sesuai dengan yang diharapkan,
Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional dalam maka sumber data yang digunakan adalah primer dan
publikasinya yang berjudul Pedoman Pelaksanaan sekunder. ( Sugiyono:2016) menjelaskan bahwa sumber
data primer merupakan sumber data yang langsung

829
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

memberikan data kepada pengumpul data. Contohnya didik selalu dihubungkan dengan keberhasilan guru PPKn.
peneliti melakukan wawancara kepada guru PPKn. Guru Agar dapat menjawab rumusan masalah yang tersedia,
PPKn merupakan key informan dalam penelitian ini. maka diperlukan perluasan atau analisis dari data yang
Sedangkan sumber data sekunder merupakan sumber yang didapatkan melalui observasi, wawancara mendalam dan
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, dokumentasi di SMA Negeri 1 Gedangan.
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan
sekunder dalam penelitian ini adalah hasil dokumen berupa dokumentasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
foto guru mengajar dan memberikan penguatan kepada Gedangan pada bulan April sampai Mei 2019 diperoleh
para peserta didik di SMAN 1 Gedangan. informasi bahwa masih adanya permasalahan yang terjadi
Dalam penelitian ini digunakan trianggulasi sumber. dalam proses pembelajaran di kelas seperti bullying
Trianggulasi sumber dalam penelitian ini melihat deskripsi kepada peserta didik ABK (Anak Berkebutuhan Khusus),
peran guru PPKn dalam pembinaan karakter peduli sosial serta kurangnya implementasi karakter peduli sosial yang
pada peserta didik di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo dengan dimiliki oleh peserta didik. Sehingga guru PPKn harus
mencari berbagai jawaban dari semua informan. Seperti melaksanakan perannya sebagai seorang pendidik.
dalam penelitian ini untuk dapat mengukur kredibilitas Terdapat beberapa klasifikasi peran guru yang dianggap
informasi informan kunci, peneliti mewawancarai paling dominan yang dapat digunakan sebagai acuan
siswa/siswi. Agar data yang didapatkan oleh peneliti dalam membina karakter peduli sosial pada peserta didik
menyeluruh, maka digunakan teknik pengambilan data di SMA Negeri 1 Gedangan yaitu sebagai motivator,
dengan wawancara mendalam, dokumentasi berupa foto korektor, serta pembimbing. Dalam membina karakter
serta observasi partisipan. peduli sosial oleh guru PPKn ketiga peran itu yang
Infroman yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kepala dianggap sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang
sekolah, Guru PPKn serta guru BK SMAN 1 Gedangan. terjadi di SMA Negeri 1 Gedangan.
Pada bahasan sebelumnya peneliti menyebutkan bahwa
Peran Guru PPKn sebagai Motivator
informan kuncinya adalah guru PPKn, alasannya karena
Peran guru PPKn sebagai motivator paling penting dan
informan yang dipilih adalah mereka pengajar dan
utama dalam proses interaktif pembelajaran di kelas,
siswa/siswi di SMAN 1 Gedangan.
karena kelas merupakan tempat berkumpulnya semua
peserta didik dan guru dalam menimbah ilmu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran dapat dikatakan efektif dan lancar, ketika
Hasil Penelitian
kondisi kelas dapat dikelola dengan baik oleh guru
Peran guru PPKn dalam membina karakter peduli
maupun peserta didik. Sebagai motivator, guru mendorong
sosial pada peserta didik di SMA Negeri 1 Gedangan
peserta didik agar dapat mengimplementasikan karakter
Guru adalah salah satu individu yang dapat mengubah dan
peduli sosial pada diri tiap peserta didik. Karena dalam
menentukan keberhasilan dari setiap peserta didik dalam
berinteraksi edukatif tidak mustahil bila ada di antara
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Karena tugas guru
peserta didik yang melakukan tindakan negatif kepada
sebagai seorang pendidik tidak hanya memahami tentang
peserta didik lainnya, selain itu di SMA Negeri 1
materi yang diajarkan. Akan tetapi, seorang guru harus
Gedangan juga mengakomodasikan peserta didik ABK
memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya
untuk belajar bersama dengan peserta didik reguler.
sebagai panutan bagi para peserta didiknya. Dalam
Dalam membina karakter peduli sosial pada peserta
lingkungan sekolah kinerja atau peranan seorang guru
didik, guru PPKn menggunakan beberapa cara yaitu
adalah mengajar, mengawasi dan mendidik. Sehingga
dengan memberikan motivasi secara verbal maupun non
menjadikannya sebagai orang tua kedua setelah keluarga,
verbal. Pembinaan karakter secara verbal yaitu dengan
seorang guru harus bisa menjadi seseorang yang diteladani
memberikan motivasi, nasehat, cerita, pujian, teguran, dan
oleh peserta didiknya, dan juga menjadi pedoman serta
hukuman. Sedangkan cara non verbal yaitu dengan
contoh oleh peserta didiknya dalam bersikap, berperilaku,
pembiasaan perilaku dan teladan. Pembinaan karakter
dan berdisiplin menurut peraturan yang berlaku di
lingkungan sekolah maupun masyarakat. melalui motivasi secara verbal dan non verbal memiliki
Guru PPKn memiliki peran yang sangat penting dalam tujuan untuk mengurangi pelanggaran atau melencengnya
perilaku siswa di kelas maupun di luar kelas supaya dapat
membina karakter pada peserta didik, karena PPKn
menciptakan keadaan kelas dan sekolah yang nyaman dan
merupakan mata pelajaran yang mempunyai andil dalam
aman. Pada dasarnya setiap guru memang harus
mengembangkan kemampuan, analisis serta watak yang
melakukan motivasi pada peserta didik saat pembelajaran
baik untuk warga negara Indonesia. Guru PPKn juga
berlangsung, tidak hanya tugas untuk guru PPKn saja yang
sebagai faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran
melakukan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.
perilaku yang baik, sehingga baik atau buruknya peserta
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

Dalam pemberian motivasi pada peserta didik tidak dalam menyikapi permasalahannya yaitu dengan
semuanya mereka dapat memahami guru, ada juga peserta menggunakan cara verbal dan non verbal dalam
didik yang menunjukkan sikap acuh pada guru. Fakta memberikan motivasi. Dalam penerapannya guru lebih
tersebut dapat diketahui peneliti, karena sebelumnya menggunakan cara verbal dengan pemberian dorongan
suudah melakukan observasi partisipan pada tanggal 22 (motivasi) daripada hukuman. Guru memberian motivasi
April 2019 di kelas X IPS 2. yang membuat para peserta didik lebih semangat dan kuat
Pada kegiatan observasi diketahui bahwa adanya dengan diberikan nasihat secara halus. Akan tetapi guru
perilaku peserta didik reguler yang masih belum bisa juga memberikan teguran kepada peserta didik yang
menerima keberadaan ABK mengakibatkan permasalahan melakukan pelanggaran tindakan bullying kepada ABK.
terjadi dan membuat suasana di kelas menjadi kurang Ibu Aini tidak segan-segan untuk memperingatkan peserta
kondusif. Dalam observasi terlihat peserta didik ABK didik reguler yang mencoba mengganggu ABK. Ibu Aini
mengalami diskriminasi saat berada di dalam kelas dan di berusaha sebisa mungkin untuk berlaku adil pada siapa
luar kelas juga, peserta didik ABK tidak mendapatkan saja baik peserta didik reguler maupun ABK. Peran guru
pendampingan saat belajar di dalam kelas oleh GPK (Guru PPKn dalam membina karakter peduli sosial melalui peran
Pendamping Kelas) karena masih kurangnya jumlah GPK guru PPKn sebagai motivator dengan cara verbal dan non
sehingga tidak bisa setiap saat mendampingi peserta didik verbal diperkuat dengan pernyataan dari ibu Aini selaku
ABK. Dalam menanganinya ibu Aini selaku guru PPKn guru PPKn.
memberikan nasihat secara halus kepada peserta didik “saya selaku guru PPKn dalam melakukan
reguler dengan kalimat “sayang, ayo temannya juga diajak pembinaan karakter peduli sosial menggunakan cara
belajar bersama, nanti kalau kelompokan juga diajak dan dengan verbal dan non verbal. Dengan adanya peran
guru PPKn sebagai motivator itu menunjukkan
dilibatkan ya”. Dalam menindak lanjuti pelanggaran yang
bahwa sebagai seorang guru sudah seharusnya
dilakukan peserta didik, guru PPKn menggunakan cara memberikan penguatan pada peserta didik yang
halus dengan memberikan penguatan dan motivasi pada melakukan pelanggaran. Karena tidak semuanya
peserta didik, dengan demikian guru akan lebih mudah peserta didik mengerti dan menerima akan
melakukan pembinaan karakter pada peserta didik. keberadaan dari ABK. Masih banyak peserta didik
Pelanggaran tidak hanya terjadi pada kelas yang yang kurang memiliki kesadaran terhadap
terdapat peserta didik ABK, kelas yang hanya terdiri dari keberadaan ABK sehingga terjadi tindakan bullying
dan pengucilan. Dalam memberikan teguran dan
peserta didik reguler juga sering kali terjadi pelanggaran
nasihat saya lakukan dengan cara halus supaya
tindakan tidak memperhatikan guru saat pembelajaran. mereka tidak takut dan terganggu mentalnya. Jika
Hal tersebut dapat terlihat saat observasi pada tanggal 26 peserta didik sudah tidak nyaman belajar dengan
April 2019 di kelas X MIPA 4, guru memberikan teguran saya, maka saya sendiri mbak yang akan kesulitan
atau peringatan. peserta didik masih belum menyimpan untuk memberikan pembinaan karakter pada
HP-nya maka guru akan melakukan hukuman yaitu mereka.” (Wawancara, 22 April 2019).
dengan mengambil HP lalu diberikan kepada wali Dari ungkapan ibu Aini di atas, dapat dilihat bahwa
kelasnya dan memanggil kedua orang tuanya. Dengan perannya selama ini selain menjadi pengajar beliau juga
adanya pemberian penguatan dan hukuman guru tidak berhenti selalu memberikan motivasi kepada siswa
mengharapkan perilaku peserta didik menjadi positif, agar rajin serta saling toleransi terhadap teman ABKnya
sehingga guru akan dengan mudah membina karakter yang ada di sekolah. Pernyataan guru PPKn tersebut juga
peduli sosial dalam diri peserta didik.. Peserta didik dibenarkan oleh ibu Risma selaku Guru Pendamping
menjadi tidak memperhatikan guru dan banyak juga Kelas yaitu :
peserta didik yang tertidur di dalam kelas. Jika perilaku “peserta didik disini memang masih banyak yang
belum bisa menerima keberadaan ABK mbak,
peserta didik sudah dianggap ibu Aini keterlaluan, maka
karena ABK itu jiwanya sensitif dan labil mbak,
bu Aini akan memberikan teguran dan nasihat pada peserta sehingga mereka dalam pergaulan dengan teman
didik. sebayanya agak kesusahan. Mereka mau untuk
Saat peneliti menjalankan observasi di kelas, banyak selalu diperhatikan, akan tetapi anak-anak yang
sekali para siswa yang masih memainkan HPnya. Hal itu bukan ABK kurang memiliki kesadaran akan
karena mereka bosan, sehingga memainkan HPnya. keberadaan ABK. Ya seringkali juga ABK itu
marah-marah kepada temannya, mungkin anak-
Alasan para siswa bosan karena saat itu jam terakhir,
anak yang bukan ABK menjadi takut jika berada
sehingga waktu sudah menunjukkan pulang dan para terlalu dekat dengan ABK. Guru PPKn disini
siswa, sudah mengantuk dan lelah seharian di sekolah. memang yang memiliki tugas untuk mengingatkan
Berdasarkan observasi tersebut diketahui bahwa dalam peserta didik reguler supaya memiliki karakter
membina karakter peduli sosial melalui peran guru PPKn peduli sosial agar dapat menerima keberadaan
sebagai motivator, guru menggunakan cara yang sama ABK, dengan memberikan penguatan biasanya ya

831
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

diajak ngobrol-ngobrol gitu supaya mereka lo mbak. Jadi kalau udah keterlaluan ya bu Aini bisa
mengerti. Saya juga melihat guru PPKn bertindak marah juga mbak, dan langsung ngambil hpnya
dengan tegas kepada peserta didik yang sudah terus dikasihkan ke wali kelas kita.” (Wawancara,
terlalu sering terlihat menggoda ABK, bu Aini 26 April 2019).
langsung memanggil anak tersebut dan memberikan Pernyataan dari informan tersebut menggambarkan
teguran.” (Wawancara, 22 April 2019) bahwa guru PPKn di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo
Guru PPKn dan guru pendamping kelas saling bekerja berperan dalam mendidik peserta didik seperti anaknya
sama dalam mewujudkan sikap sosial peserta didik. Sikap sendiri. Mereka memberikan perhatian lebih dan kasih
sosial tersebut ditumbuhkan melalui pembelajaran di kelas saying agar peserta didik tidak melanggar peraturan dan
dan pembangunan budaya di sekolah. Menurut guru dapat giat belajar di sekolah.
pendamping kelas menjelaskan bahwa guru PPKn sudah Cara lainnya yang digunakan guru PPKn dalam
melakukan upaya terbaik dalam meningkatkan sikap membina karakter peduli sosial yaitu dengan pembiasaan
sosial peserta didik, terutama menumbuhkan sikap sosial perilaku dan keteladanan. Sehingga dari guru PPKn
dengan saling toleransi antar peserta didik ABK. sendiri memberikan contoh perilaku yang terpuji, karena
Pernyataan yang didapatkan peneliti selain dari guru peran guru sebagai motivator di dalamnya terdapat peran
juga diungkapkan oleh peserta didik di SMAN 1 guru yang bisa dijadikan panutan dan teladan, karena jika
Gedangan Sidoarjo. Menurut Zalita Andini yaitu satu di guru hanya bisa memotivasi tanpa memberikan contoh.
antara peserta didik di kelas X IPS 2 mengungkapkan. Maka peserta didik akan kesulitan dalam menanamkan
“bu Aini itu baik dan sabar banget mbak orangnya, karakter peduli sosial pada dirinya. Hal ini diungkapkan
bu Aini selalu memperhatikan anak ABK mbak, tapi
oleh ibu Aini selaku guru PPKn yaitu :
kadang ya bu Aini kalau ada keperluan tidak bisa
masuk kelas, dan kita diberikan tugas secara “...saya juga mempunya cara lain mbak dalam
berkelompok. Kita sering diskusi juga mbak. Jadi membina karakter peserta didik, selain dengan cara
begini sebenarnya mbk semua pendapat, pandangan verbal dan non verbal saya juga memberikan
dan opini dari ABK juga kita dengarkan mbak. Jadi pembiasaan perilaku dan keteladan. Karena jika
belajar itu serasa milik bersama gitu mbk. Tapi, saya hanya bisa memberikan nasihat atau kata
ketika tidak ada bu Aini anak-anak ya membuat lainnya hanya memberikan teori, tanpa adanya
kelompok sendiri dan mengucilkan mereka mbak. praktek maka itu tidak akan maksimal pembinaan
Tapi ya mereka memang susah dipahami, mereka ga karakternya. Anak-anak akan lebih mudah melihat,
mau ikut bergabung dengan kita. Kalau ada guru lalu mencontoh sikap dari gurunya daripada hanya
pendamping mereka baru mau mengerjakan tugas diberikan penguatan secara terus-menerus.”
mbak. Jadi kalau ada pendamping mereka itu mau (Wawancara, 26 April 2019).
bergabung dan teman-teman juga ada yang Dari pemaparan yang disampaikan oleh ibu Aini
mengawasi agar tidak melakukan tindakan selaku guru PPKn di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo dapat
sewenang-wenang. Kadang saya juga menyesali dilihat bahwa selain memberikan nasehat yang baik
kenapa anak-anak kok seperti itu dengan teman- kepada peserta didik, guru juga harus selalu memberikan
teman ABK. Ya alhamdulillahnya bu Aini selaku perilaku dan sikap yang baik kepada peserta didik. Selalu
guru PPKn benar-benar memberikan pengawasan rapi, tidak datang terlambat saat pembelajaran di kelas itu
yang lebih dan sabar menghadapi anak-anak”
merupakan sema contoh yang harus dilakukan setiap hari
(Wawancara, 26 April 2019).
Menurut Zalita Andini, anak-anak akan memiliki sikap agar peserta didik dapat menirunya.
kepedulian sosial tinggi bersama ABK dan teman lainnya Pernyataan senada juga diungkapkan oleh bu Risma
ketika ada seorang guru yang mengawasi. Dan selaku Wali Kelas (Guru Pendamping Kelas), yaitu :
menurutnya guru PPKn selalu memberikan pengawasan “...saya disini selaku sebagai guru pendamping
kelas, saya sendiri juga menumbuhkan kesadaran
dan motivasi lebih kepada para siswa agar tidak
mereka akan pentingnya menanamkan karakter
melakukan hal yang melenceng. peduli sosial pada diri masing-masing. Tapi ya saya
Sama halnya dengan pernyataan yang diungkapkan ga hanya berbicara dan menasehati saja mbak.
oleh Diajeng selaku peserta didik kelas X MIPA 4 sebagai Seluruh guru disini selalu memberikan contoh yang
berikut. baik supaya terjadi pembiasaan perilaku, seperti
“bu Aini itu kalau mengajar enak banget mbak, halnya jika ada teman yang tertimpa musibah, atau
santai, tenang. Jadi anak-anak kadang mengalami duka cita. Maka saya dan teman-teman
menyepelekan mbak, apalagi pelajaran PPKn di guru lainnya mengajak anak-anak untuk
jam-jam kritis mbak jam terakhir ya kadang kita menyisihkan sedikit uang sakunya untuk membantu
ngantuk kalau materinya bosenin, ya kita nyadari temannya yang sedang kesusahan.”
kalau kita nakal mbak kadang kita main hp (Wawancara. 26 April 2019).
sembunyi kadang ya ada yang main hp terang- Pernyataan diatas dibenarkan oleh peserta didik Zalita
terangan. Anak-anak itu kaya ga ngereken guru itu Andini yang merupakan peserta didik X IPS 2.
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

“di sini setiap ada teman yang kehilangan orangtua Peran guru sebagai korektor ialah guru diharapkan mampu
kita ada infaq untuk membantu meringankan beban memilah dan membedakan tindakan, perilaku dan nilai
mereka mbak, tapi kalau teman sakit itu iurannya yang baik serta buruk. Tindakan, perilaku dan nilai yang
masing-masing kelas mbak. Di setiap kelas dibentuk
baik dan buruk inilah yang mesti dimengerti saat
perangkat kelas, dan disana ada anak yang bagian
mengurusi kegiatan sosial namanya sie sosial mbak. berkehidupan di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Kalau sama anak-anak ABK disini ada komunitas Karena dalam diri peserta didik biasanya masih ada yang
peduli inklusi mbak. Jadi ya memang ada anak yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai baik
tergabung di dalam komunitas itu yang memiliki dalam dirinya, sehingga seringkali dijumpai peserta didik
rasa empati yang tinggi pada anak-anak inklusi yang masih menanamkan nilai buruk dalam dirinya,
mbak.” (Wawancara, 26 April 2019). seperti kurangnya kesantunan, rasa hormat, kemanusiaan,
Pernyataan Zalita didukung oleh Diajeng selaku
serta toleransi. Sehingga guru harus mempertahankan
peserta didik X MIPA 4 yang tergabung di dalam
nilai-nilai serta norma yang berlaku di masyarakat sesuai
komunitas peduli inklusi, yaitu :
dengan Pancasila dan menyingkirkan pemahaman serta
“iya mbak, disini memang ada komunitas peduli
perilaku yang timbul dari nilai-nilai buruk yang
inklusi. Jadi tugas kita mendampingi dan
mengawasi teman-teman kita yang ABK sewaktu berkembang di peserta didik. Jika guru mengabaikan,
ada kegiatan sekolah, ataupun saat pembelajaran di berarti guru telah melupakan perannya sebagai korektor.
sekolah. Tapi ya kendala kita, ndak bisa terlalu Sebagai seorang korektor, guru mengevaluasi, menilai
fokus ketika mengawasi mereka. Karena kita kan dan mengkoreksi semua tingkah laku, perbuatan, dan sikap
juga punya kegiatan lain, misalnya ya kalau ada peserta didik. Guru menjadi korektor peserta didik tidak
lomba-lomba ya kita juga harus bantu temen kelas, hanya di sekolah, akan tetapi di luar sekolah guru juga
dan kita juga mendampingi teman-teman yang ABK
itu mbak. Jadi ya ada kekurangannya juga dalam menjadi korektor peserta didik. Karena tidak jarang di luar
komunitas ini, banyak temen yang hanya ikut sekolah peserta didik melakukan penyimpangan moral
gabung awal-awal tapi setelah itu pasif ga ikut dari nilai dan tata norma yang berlaku di masyarakat,
kegiatan, dan bahkan menghilang mbak.” seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kebiasaan,
(Wawancara. 26 April 2019). norma kesopanan, maupun norma hukum.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam Pada kegiatan observasi pada tanggal 29 April 2019 di
membina karakter peduli sosial melalui peran guru PPKn kelas X MIPA 4 melalui observasi partisipan dapat
sebagai motivator sangatlah penting, karena melalui diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran peserta
motivasi dengan verbal dan non verbal akan memudahkan didik terlihat mengabaikan guru ketika pembelajaran
peserta didik untuk menanamkan karakter peduli sosial secara berkelompok. Mereka sibuk dengan gadget-nya
pada dirinya. Guru PPKn cenderung memberikan masing-masing dengan alasan mencari bahan diskusi
penguatan dan pembiasaan perilaku daripada dengan padahal tidak semuanya bekerja dalam kelompok. Hanya
pemberian peringatan, hukuman, maupun teguran. Selain beberapa peserta didik saja yang mengerjakan, sedangkan
itu guru PPKn juga melakukan kerja sama dengan guru yang lainnya bermain sendiri. Ibu Aini dalam mengatasi
lainnya dan juga dengan peserta didik reguler dalam permasalahan biasanya langsung memberikan teguran
mengatasi masalah yang ada. dengan kalimat “hayo, hp nya ditaruh atau saya ambil.”
Dalam penggunaan cara membina karakter peduli Jika peserta didik sudah berulang kali diperingatkan tetapi
sosial pada peserta didik melalui peran guru PPKn sebagai tidak memperdulikan bu Aini maka beliau langsung
motivator, cara yang pertama digunakan yaitu dengan mendatangi peserta didik tersebut lalu mengambil gadget-
memberikan penguatan berupa nasihat, cerita, pujian, nya dan memberikan kepada wali kelasnya.
teguran dan hukuman. Dan cara penyampaiannya dengan Cara guru dalam mengatasi permasalahan tersebut
halus dan tegas. Sehingga peserta didik tidak ada yang diperkuat dengan pernyataan dari ibu Aini selaku guru
merasa tertekan akibat pembinaan karakter yang dilakukan PPKn, yaitu :
oleh guru PPKn. Cara yang kedua yang dipakai adalah “iya mbak, anak-anak itu kalau saya beri tugas
dengan melakukan pembiasaan perilaku dan keteladanan. kelompok pasti memanfaatkan kelengahan saya.
Dengan cara demikian akan memudahkan peserta didik Ketika saya mengoreksi LKS mereka, mereka pun
untuk lebih mudah menanamkan karakter peduli sosial, langsung bermain hp dengan alasan mencari data
alasannya peserta didik akan memplagiasi sifat serta untuk bahan diskusinya. Padahal ya yang ngerjakan
cuma satu orang, yang lainnya sibuk sendiri. Kalau
tindakan guru dan meneladaninya. Sehingga jika guru
sudah keterlaluan ya langsung saya datangi saya
selalu melakukan pembiasaan perilaku yang baik, maka ambil hp-nya mbak. Itu kan sama saja tidak
peserta didiknya pun akan melakukan hal yang sama menghormati guru di dalam kelas. Selain itu juga
karena melihat keseharian perilaku gurunya. kalau tidak ada saya ya anak ABK di kelas juga
Peran Guru PPKn sebagai Korektor selalu mendapatkan godaan dari mereka-mereka.

833
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

Tapi, kalau ada saya anak-anak patuh. Jadi, saya itu manusia susila yang cakap dan dapat diharapkan
tidak berhenti untuk selalu melakukan pengawasan, membangun dirinya serta membangun bangsa dan negara.
memberikan nasehat dan motivasi agar berbuat Peran Guru PPKn sebagai Pembimbing
baik. tidak boleh usil dengan anak ABK lainnya”
Peranan guru yang juga penting lainnya yaitu guru sebagai
(Wawancara, 29 April 2019).
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, bu Aini pembimbing merupakan komponen penting, karena
sering melakukan system diskusi, sehingga hal itu kehadirannya untuk membimbing peserta didik supaya
membuat para siswa mencari kesempatan untuk mampu memahami kehidupan sosial disekitarnya.
melanggar aturan. Namun, bu Aini tidak lengah, beliau Bimbingan dari guru dapat membentuk peserta didik akan
selalu menjadi pengawas untuk mereka yang melanggar menjadi individu yang berkarakter dan mampu
maka akan diberikan sanksi dan dilaporkan ke BK. Dari mempertahankan nilai-nilai serta norma yang berjalan di
hasil wawancara bu aini (selaku guru PPKn) tersebut juga masyarakat berdasarkan Pancasila. Semua itu bisa
dapat dibuktikan kembali oleh pernyataan dari ibu Ambar terlaksana ketika guru menjalankan peran sebagai
selaku guru BK, yaitu : pembimbing. Ketika berbicara peran guru sebagai
“anak jaman sekarang ini mbak, memang sikapnya pembimbing selalu teringat kutipan dari Ki Hajar
sudah ndak sama seperti anak zaman dahulu. Kalau Dewantara yang merupakan bapak pendidikan bangsa.
dulu sewaktu saya sekolah, saya ya takut sekali Beliau selalu mengungkapkan bahwa peran dari seorang
dengan guru. Benar-benar sangat menghormati guru adalah sebagai pemberi contoh atau suri tauladan
guru, dan sikapnya santun sekali ketika berhadapan yang baik, pemberi semangat dalam belajar bersama, dan
dengan guru. Lah kalo anak zaman sekarang selalu memberikan dorongan atau dukungan kepada
meskipun di depannya ada gurunya ya kadang
peserta didik. Ketiga peran tersebut harus dijalankan para
gurunya ga di sapa, ga salim. Apalagi kalo di dalam
kelas, kalau udah jenuh udah capek sama pelajaran, guru saat melaksanakan perannya di sekolah.
ya ga sungkan-sungkan untuk tidur di dalam kelas. Peran guru PPKn sebagai pembimbing diharapkan
Saya sebagai guru BK selalu mendapat aduan dari dapat membantu peserta didik dalam membentuk
para guru. Supaya saya bisa memberikan nasihat kepribadian dan karakter dalam dirinya secara utuh
kepada mereka.” (Wawancara, 29 April 2019). mencakup moral, intelektual, spritual, sosial, kedewasaan
Pernyataan guru PPKn diatas dibenarkan oleh Diajeng serta fisiknya. Selain itu keberhasilan seorang peserta
selaku peserta didik X MIPA 4, yaitu : didik sangat berkaitan erat dengan peran dari seorang guru
“bener banget mbak, bu Aini itu orangnya sabar tapi PPKn, dengan memberikan pembinaan karakter peduli
kalau sudah keterlaluan langsung keluar sikap
tegasnya mbak. Anak-anak ya memang gitu mbak sosial di dalam maupun di luar kelas diharapkan dapat
kalau kelompokan itu yg ngerjain yang cewe-cewe mengontrol setiap tindakan peserta didik supaya tetap
aja biasanya. Yang cowo ngeluarin hp tapi malah sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
main game, tapi nanti kalu bu Aini muter langsung Dalam observasi partisipan pada tanggal 30 April 2019
ditaruh mbak hp-nya, puwinter ngakali mbak heheh. pada saat jam istirahat terdapat peserta didik ABK yang
Tapi ya ada juga yang hp’an sambil tiduran gitu mendapat perlakuan bullying dari teman-temannya akan
mbak, ya itu yang langsung diambil bu Aini hpnya
tetapi para ABK tersebut ada yang tidak menyadari bahwa
mbak.” (Wawancara, 29 April 2019)’
Pernyataan Diajeng juga diperkuat dengan pernyataan mereka menjadi bahan cemoohan temannya, mereka
Fikry selaku peserta didik kelas X MIPA 1, yaitu : mengira temannya mengajak bermain. Ketika bu Aini
“saya kadang juga heran mbak, lihat teman-teman mengetahui hal demikian maka bu Aini langsung
yang berani dengan guru, sikapnya ndak santun memanggil peserta didik yang menggoda teman ABK-nya
kepada guru. Padahal kan guru itu orangtua kita di lalu memberikan nasihat dengan kalimat “sayang, coba
sekolah mbak. Tapi banyak teman-teman yang acuh kalau kamu yang seperti mereka. Lalu kamu menjadi
sama guru mbak. Saya juga seringkali memberi bahan bercandaan. Bagaimana?” mendengar kalimat
teguran sama teman-teman yang mengabaikan guru seperti itu peserta didik yang mengolok ABK langsung
ketika mengajar di dalam kelas. Tapi ya gitu mbak,
pergi meninggalkan ABK tersebut tanpa meminta maaf.
ga semuanya bisa memahami.” (Wawancara, 29
April 2019)’ Hal demikian telah menunjukkan bahwa peserta didik di
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dalam SMA Negeri 1 Gedangan masih ada yang belum
mengatasi permasalahan terkait koreksi pada sikap dan menanamkan karakter peduli sosial pada dirinya.
tingkah laku peserta didik guru harus memberikan teguran Pada kegiatan observasi selanjutnya tanggal 2 Mei
dan bahkan hukuman yang tegas. Karena ketika guru 2019 di kelas X IPS 2 terlihat ibu Aini memberikan
mengabaikan sikap buruk peserta didiknya, maka sama bimbingan dan memenuhi kebutuhan peserta didik ABK.
saja guru telah membiarkan peserta didiknya berada di Di kelas X IPS 2 terdapat 3 ABK dengan kategori slow
jalan yang salah. Karena salah satu tugas guru pada learn (anak kesulitan belajar), borderline (anak gangguan
dasarnya ialah guru bertugas untuk mempersiapkan emosi dan tingkah laku), dan autis. Dalam pembelajaran
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

ibu Aini dengan sabar membimbing mereka untuk karena memang murid tidak bisa terlepas dari
memahami materi PPKn. Ibu Aini mengajarkan dengan bimbingan dan arahan dari guru mbak. Saya juga
penuh ketelatenan dan kesabaran, guru PPKn (Aini) melihat guru-guru disini sudah menjalankan
perannya dengan baik sebagai seorang pembimbing.
seringkali membentuk kelompok belajar yang berjumlah
Tapi ya gitu mbak, tetap ada kendala dalam
empat sampai lima orang ketika melakukan pembelajaran melakukan pembimbingan, kendalanya dari peserta
di kelas untuk membiasakan ABK bergaul dan belajar didik yang masih belum bisa menanamkan karakter
bersama dengan teman-temannya. Ada hal lain yang peduli sosial salah satunya ya seperti menghormati
dilakukan bu Aini untuk menciptakan suasana kelas yang dan mendengarkan nasihat guru itu kan termasuk
tidak membosankan, menggembirakan dengan dalam nilai sosial dalam diri.” (Wawancara, 2 Mei
mengadakan kegiatan presentasi di depan kelas yang dapat 2019).
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa untuk dapat
memotivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
mewujudkan peserta didik memiliki karakter yang baik
Berdasarkan observasi diatas dapat diketahui bahwa
dan berbudi luhur, maka guru harus ikut andil. Bukan
guru PPKn selalu berusaha dalam memberikan bimbingan
hanya tanggung jawab dari guru moral yaitu PPKn, namun
kepada peserta didik utuk memenuhi kebutuhan
itu semua tanggung jawab dari guru yang ada di sekolah.
belajarnya. Dalam mengelola kelas yang terakomodasi
Seperti di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo yang juga semua
antara peserta didik reguler dan ABK ada beberapa hal
gurunya ikut andil dalam mewujudkan dan melahirkan
yang harus diperhatikan oleh guru PPKn. Guru harus
peserta didik yang berkarakter.
mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik ABK dan
Pernyataan dari ibu Risma juga diperkuat oleh
peserta didik reguler, agar tercipta suasana belajar yang
pernyataan Diajeng selaku peserta didik kelas X MIPA 4,
menyenangkan, nyaman, dan tenang. Peran guru sebagai
yaitu :
pembimbing sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
“Iya mbak, anak-anak itu memang angel
pembelajaran yang telah ditetapkan supaya bisa tercapai.
kandanane. Padahal bu Aini ya ga kurang-kurang
Hal ini diperkuat dengan adanya wawancara dari guru ngasih bimbingan, arahan, nasihat. Tapi ya gitu
PPKn ibu Aini, yaitu : masuk telinga kanan keluar telinga kiri mbak. Aku
“dalam membimbing mereka ya memang harus ya kadang mangkel, mereka ya tak marahin mbak
dengan kesabaran dan ketelatenan lebih mbak, kalau susah-susah diatur sama guru. Padahal guru
jangankan untuk ABK untuk anak reguler juga kita kan orang tua kita di sekolah. Ya mereka itu masih
kalau bimbing juga dengan kesabaran. Jadi ya kita kaya ga bisa nerima keadaan kalau mereka sekolah
adil mbak, ga ada perbedaan. Mungkin bersama dengan teman-teman ABK mbak.”
perbedaannya kalau pada anak reguler itu “iya mbak, anak-anak itu memang sulit untuk
kadangkala bisa kita kita minta untuk belajar diperingatkan. Padahal bu Ainin ya selalu memberi
mandiri. Ketika anak reguler belajar mandiri disitu bimbingan, arahan, nasihat. Tapi ya itu mbk tidak
saya melakukan pembimbingan kepada ABK ernah didengar dan langsung dilupakan mbk.
dengan melakukan pengajaran secara privat mbak.” Kadang saya juga beri peringatkan bahwa kita ini
(Wawancara, 2 Mei 2019). adalah orang tuanya di sekolah. Jadi jangan nakal-
Menurut ibu Aini, ketika melaksanakan pembelajaran nakal sama guru, harus dipatuhi semua nasehatnya.
di kelas selalu menerapkan metode yang berbeda. Ya mereka semua seperti tidak bisa menerima
Pemberdaan tersebut dilakukan karena dalam satu kelas keadaan kalau mereka itu sekolah dengan ABK
terdapat dua macam tipikal peserta didik yang tidak (anak berkebutuhan khusus)” (Wawancara, 3 Mei
2019).
disamakan. Ada peserta didik regular dan ABK (anak Menurut Diajeng yang merupakan siswi di SMAN 1
berkebutuhan khusus). Karena menurut ibu Aini sendiri Gedangan Sidoarjo menjelaskan bahwa memang ada
perbedaan ini harus dilakukan agar tujuan pembelajaran beberapa anak yang tidak bisa diatur. Bahkan mereka
bisa tercapai semaksimal mungkin.
selalu membuat onar di sekolah. Berbuat onar yang
Selain menerapkan pembelajaran dengan gaya yang
dimaksudkan adalah seperti mengganggu teman-teman
berbeda di kelas, ibu Aini juga selalu membimbing ketika
ABK, tidak toleransi kepada teman-teman ABK yang ada
ada yang ingin berdiskusi dan menanykan suatu
di sekolah.
pembelajaran yang menurut peserta didik tersebut sulit
Pernyataan Diajeng didukung oleh Zalita selaku
untuk dipahami. Bimbingan juga tidak hanya dilakukan
peserta didik kelas X IPS 2, yaitu :
oleh guru PPKn saja, namun bisa dilakukan oleh guru “anak-anak itu memang ngonten mbak, nggudo
pembimbing lainnya seperti pernyataan dari ibu Aini juga banget. Padahal ya wes alhamdulillah dapet guru
diperkuat dengan pernyataan ibu Risma selaku Guru yang sabar yang baik. Gitu ya masih ga direken.
Pendamping Kelas , yaitu : Terus kalau sama temen-temen ABK ya enten ae
“saya disini selaku guru pendamping kelas juga tingkahnya mbak, digodain diceluk-celuk I digari,
melakukan bimbingan kepada peserta didik mbak, kan mereka itu ada seng sensitif mbak. Jadi ya kalau
di godain anak-anak mereka ya sedih, bahkan ada

835
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

yang sampe minta pindah kelas mbak. Tapi Dalam sekolah inklusif, guru menghadapi kesulitan
alhamdulillah bu Aini langsung cepet menindak dalam melaksanakan proses belajar mengajar karena guru
anak-anak yang udah godain ABK, langsung diberi juga harus mengajar para peserta didik berkebutuhan
teguran yang tegas mbak diadukan ke BK.”
khusus sehingga diperlukan kemampuan tambahan untuk
“Anak-anak memang seperti itu mbak, mereka
selalu mengejek dan membuat onar teman-teman mendukung aktivitas belajar peserta didik reguler dan
ABK. Padahal ya Alhamdulillah mereka sudah inklusif. Dalam mengatasi kesulitan guru mengajar, maka
mendapatkan guru yang baik selalu memberi tiap kelas dibatasi maksimal 3 ABK, dan para ABK belajar
nasehat agar tidak nakal. Teman-teman di sini kalau bersama dengan anak reguler pada jurusan IPS dan
sam ABK selalu meremehkan, selalu mencari bahan Bahasa, dikarenakan jika anak inklusif masuk pada
ejekan dengan teman—teman ABK. Jadi kalau jurusan MIPA maka akan mengalami kesulitan dalam
teman-teman lainnya melihat itu ya kasihan mbak.
menerima pelajaran.
Jadi ya kalau di godain anak-anak mereka ya sedih,
bahkan ada yang sampe minta pindah kelas mbak. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gedangan yang
Tapi alhamdulillah bu Aini langsung cepet ditunjuk sebagai salah satu sekolah pilotting inklusif
menindak anak-anak yang udah godain ABK, sering kali mengalami kesulitan ketika menjalankan tugas,
langsung diberi teguran yang tegas mbak diadukan dikarenakan guru mata pelajaran yang berasal dari guru
ke BK.” (Wawancara, 3 Mei 2019). reguler masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan
Berdasarkan observasi dan pengambilan data yang barunya, yaitu menghadapi ABK di dalam kelas yang
dilakukan dapat diketahui bahwa guru PPKn selalu menjadi satu dengan anak reguler. Namun hal tersebut
berusaha menjalankan perannya dengan baik dalam tidak dijadikan penghalang dalam mengajar oleh para guru
membina karakter peduli sosial pada peserta didik. disana, melainkan mereka berusaha mencari solusi agar
Dengan melalui peran guru PPKn sebagai motivator, permasalahan ini bisa di atasi dengan menggunakan
korektor, dan pembimbing maka diharapkan mampu strategi pembelajaran yang tepat.
mengatasi permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 1 Dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusif
Gedangan. Guru PPKn dalam membina karakter peduli sejak tahun 2011 sudah banyak mendapatkan prestasi baik
sosial lebih menonjolkan peran guru sebagai motivator, di bidang akademis maupun non akademis. Prestasi yang
korektor, dan pembimbing karena untuk memudahkan didapatkan pun dengan melibatkan peserta didik ABK.
peserta didik dalam mengimplementasikan karakter peduli Peran guru PPKn dalam pembinaan karakter peduli sosial
sosial pada dirinya. Dalam proses pembelajaran guru kepada peserta didik reguler dan peserta didik ABK sudah
PPKn berusaha semaksimal mungkin agar peserta didik terlihat sangat baik. Hal tersebut sebagai bukti guru di
dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya, dan menjadikan SMA Negeri 1 Gedangan sudah selayaknya dijadikan
peserta didik nyaman dan senang saat pelajaran PPKn. teladan sehingga dapat menjadi contoh bagi guru di
Dalam pembelajaran PPKn guru membina karakter sekolah lainnya. Selain itu SMA Negeri 1 Gedangan
peduli sosial pada peserta didik melalui yang pertama merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten
pemberian motivasi dengan verbal dan non verbal, koreksi Sidoarjo karena telah banyak mengukir prestasi baik
sikap, serta pembimbingan baik pelajaran maupun bidang akademik maupun non akademik. Sehingga SMA
pembimbingan dalam sikap. Pemberian motivasi melalui Negeri 1 Gedangan menghasilkan lulusan yang cerdas
verbal dengan cara pemberian nasihat, cerita, pujian, sekaligus berkarakter.
teguran, dan hukuman. Sedangkan pemberian motivasi
melalui non verbal dengan pembiasaan perilaku dan Pembahasan
teladan. Selain pemberian motivasi guru juga Dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Gedangan diketahui
melaksanakan perannya sebagai korektor sehingga segala bahwa dalam membina karakter peduli sosial pada peserta
tingkah laku, sikap, dan tindakan peserta didik, guru PPKn didik melalui peran guru PPKn menggunakan beberapa
memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih untuk peran guru yang sangat penting dalam upaya penyelesaian
menilai dan mengawasi. Sehingga jika ada peserta didik masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Gedangan yaitu
yang mencoba mengganggu ABK guru akan memberikan melalui peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai
teguran secara tegas. Peran guru sebagai pembimbing korektor, dan peran guru sebagai pembimbing. Melihat
inilah yang sangat penting karena jika guru hanya kondisi di SMA Negeri 1 Gedangan yang memiliki dua
memotivasi dan mengkoreksi tanpa melakukan karakteristik peserta didik, yaitu reguler dan ABK hal ini
pembimbingan, maka peserta didik akan susah dalam menjadi tantangan bagi guru dalam proses membina
memahami guru. Dengan melalu peran guru diatas karakter peduli sosial pada peserta didik.
diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo merupakan salah
pembinaan karakter peduli sosial pada peserta didik. satu sekolah piloting inklusif atau sekolah yang dijadikan
uji coba untuk mengadakan pendidikan inklusif di
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

Kabupaten Sidoarjo sesuai dengan Peraturan Bupati maupun di luar kelas. Dalam cara atau upaya seorang guru
(Perbup) Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2011, yang memberi motivasi, guru dapat menganalisis faktor-faktor
mengatur tentang Pendidikan Inklusif. Pelaksanaan proses dari peserta didik kenapa dapat mengalami penurunan
pembelajaran mengakomodasikan antara peserta didik semangat belajar dan prestasi di sekolah. Dengan meilhat
reguler dan peserta didik berkebutuhan khusus faktor tersebut guru mampu menjadi motivator baik bagi
Berdasarkan gambaran kondisi tersebut dengan peserta didik.
demikian akan dapat mengungkapkan bagaimana peran Ketika guru melakukan motivasi kepada para peserta
guru PPKn dalam membina karakter peduli sosial pada didik, guru harus sabar untuk mengadapi kondisi peserta
peserta didik. Peran guru yang digunakan dalam membina didik yang mana ada yang malas dan giat belajar. Peranan
karakter peduli sosial ialah peran guru sebagai motivator, guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
korektor, dan pembimbing. Berdasarkan teori edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik
Behaviorisme melalui peran guru PPKn dengan yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut
menggunakan penguatan positif dan penguatan negatif performanse dalam personalisasi dan sosialsasi diri.
diharapkan mampu membina karakter peduli sosial. Peranan guru PPKn SMAN 1 Gedangan Sidoarjo yang
Dengan memiliki karakter yang baik pada peserta didik paling penting dari semua peran yang telah disebutkan
diharapkan mampu mengimplementasikan dengan baik di adalah peran guru sebagai pembimbing. Peran guru
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. sebagai pembimbing merupakan point yang paling
Ada peranan guru PPKn yang dianggap paling penting, karena guru merupakan individu yang
dominan dan diklasifikasikan dalam pembinaan karakter mengarahkan dan mengawasi para peserta didik menjadi
peduli sosial di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo. Seperti yang manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa (manusia
diungkapkan oleh Roesminingsih dan Lamijan bahwa ada dewasa susila yang cakap). Jika tidak ada bimbingan dari
dua belas peranan yang mampu mengubah dan membantu guru, maka peserta didik tidak dapat berkembang dan
karakter individu maupun peserta didik. mengalami pertumbuhan di dirinya sendiri. Selain
Namun, dalam penelitian ini dominasi peranan tersebut mengalami kesulitan dalam berkembang , peserta didik
hanya menonjol tiga bagian. Pertama guru PPKn sebagai juga tidak mandiri. Sehingga dengan adanya peran guru
korektor. Sebagai korektor, guru PPkn di SMAN 1 sebagai pembimbing adalah dapat menciptakan sikap
Gedangan Sidoarjo dapat mengerti dan membedakan nilai, siswa yang tidak ketergantungan terhadap guru (mandiri).
tindakan danperilaku baik dan buruk. Kedua hal tersebut Sebagai pengelola kelas, guru mampu mengelola kelas
yang berbeda harus benar-benar dimengerti ketika berada di dengan baik. Kelas adalah tempat berkumpulnya peserta
lingkup masyarakat. didik dan guru untuk bertukar ilmu dan belajar. Sehingga
Tindakan, perilaku dan nilai yang bai harus dengan adanya konsep di mana guru sebagai pengelola
dipertahankan oleh para guru sedangkan siswa yang kelas, diharapkan bisa menjadi seseorang yang dapat
memiliki moralitas rendah, guru harus bisa meninggalkan mengatur kondisi kelas supaya kondusif. Seperti di SMAN
nilai itu yang dimiliki siswa. Jika guru membiarkan 1 Gedangan Sidoarjo, guru mampu mengelola kelas
moralitas rendah yang dimiliki oleh siswa, maka dapat dengan baik siswa ABK dan siswa regular dapat
disimpulkan ia mengabaikan peranannya sebagai korektor. berdampingan dengan baik dan belajar bersama. Dengan
Namun, guru PPKn di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo adanya bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
melihat, menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah PPKn di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo mampu menjadi
laku, dan perbuatan anak didik. Dengan kesimpulan pengelola kelas yang baik.
tersebut, maka guru PPKn di SMAN 1 Gedangan Sidoarjo Dalam membina karakter peduli sosial kepada peserta
menjalankan peranannya sebagai korektor dengan baik. didik ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru
Guru PPKn SMAN 1 Gedangan Sidoarjo melakukan PPKn ketika pembelajaran. Karena di dalam setiap kelas
koreksi kepada peserta didik terhadap sikap, tindakan dan tidak semuanya terisi dengan peserta didik reguler.
moralitasnya bukan hanya dilakukan di sekolah saja, tapi di Terdapat 4 kelas yang mengakomodasi antara peserta
rumah juga namun harus saling bekerja sama dengan orang didik reguler dan ABK yaitu kelas X IPS 1 dan 2, XI BB,
tua atau wali. Karena seringkali para siswa melakukan dan XII IPS 3. Dalam pembelajaran PPKn di kelas
penyimpangan atau penyelewengan terhadap nilai-nilai inklusif, guru PPKn mengalami permasalahan yaitu tidak
bukan hanya di sekolah tapi juga di lingkup masyarakat adanya pendampingan dari GPK saat kegiatan belajar
(tempat tinggalnya). Penilaian tersebut dilakukan dengan mengajar berlangsung. Karena kurangnya jumlah GPK di
saling komunikasi dengan orang tua di rumah. SMA Negeri 1 Gedangan mengakibatkan saat
Peranan yang kedua, yaitu guru PPKn sebagai pembelajaran PPKn guru PPKn harus mengganda
motivator, guru mampu menciptakan dan mendorong tugasnya sebab hampir tidak pernah mendapatkan
peserta didik agar bergairah dan rajin belajar di kelas pendampingan dari GPK. Hal demikian yang menghambat

837
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

guru dalam proses membina karakter peduli sosial pada yang apabila ditambahkan dalam suatu keadaan akan
peserta didik. Pasalnya pengetahuan guru PPKn hanya memberikan efek lebih kuat terhadap individu dalam
berkaitan dengan pengetahuan umum mengenai mata merespon. Apabila penguatan yang berikan berupa
pelajaran PPKn sehingga tidak begitu paham mengenai penguatan negatif maka rangsangan yang jika dilakukan
pengetahuan tentang perinklusifan. perombakan dari suatu keadaan dapat meningkatkan
Hal yang harus diperhatikan dalam membina karakter terjadinya respon juga.
peduli sosial pada peserta didik ialah guru PPKn harus Dengan demikian jika dikaitkan pada penelitian ini,
dengan cermat melihat kondisi peserta didiknya. Karena maka pemberian penguatan pada peserta didik berupa
setiap peserta memiliki kebutuhan belajar yang berbeda- penguatan secara positif dan negatif. Pemberian penguatan
beda sesuai dengan karakteristiknya. Adanya karakteristik secara positif berupa penguatan secara verbal dan non
yang berbeda-beda menyebabkan guru harus memikirkan verbal kepada eserta didik bisa menjalankan pemberian
cara agar kebutuhan ABK dan peserta didik reguler bisa dorongan, saran atau nasehat, cerita, pujian, pembiasaan
terpenuhi, serta bisa dengan mudah mengimplementasikan perilaku, dan teladan. Selain itu penguatan secara verbal
karakter peduli sosial pada dirinya. Hal ini juga menjadi juga bisa berupa penguatan negatif, yaitu dengan adanya
sorotan guru PPKn ketika melaksanakan perannya sebagai teguran dan hukuman bagi peserta didik yang melakukan
seorang guru PPKn yang mampu melakukan pembinaan tindakan tidak terpuji baik untuk peserta didik reguler
karakter peduli sosial pada peserta didiknya. maupun peserta didik ABK. Pemberian penguatan secara
Hal lain yang membuat guru PPKn mengalami positif dan negatif harus melihat dengan cermat dan tepat
kesulitan dalam membina karakter peduli sosial pada terhadap kondisi dari peserta didik.
peserta didik ialah minimya engertian sikap dari peserta Dalam hal ini guru PPKn memberikan penguatan
didik reguler terhadap ara siswa yang memiliki kebutuhan secara positif supaya peserta didik mampu membentuk
khusus, sehingga terjadi diskriminasi dan pembullyan perilaku yang terpuji dan diharapkan oleh guru. Bagi
terhadap ABK. Dalam melihat permasalahan ini, maka peserta didik reguler harapan guru agar mereka dapat
seharusnya guru PPKn bertindak secara adil dalam menerima keberadaan dan bersosialisasi dengan peserta
memberikan penguatan bahkan teguran kepada peserta didik ABK, menerima perbedaan yang ada di kelas bagi
didiknya. Karena kadangkala tidak hanya peserta didik kelas yang terdapat dua karakteristik peserta didik reguler
reguler saja yang kurang memiliki kesadaran akan dan ABK dan lain sebagainya. Sedangkan penguatan
pentingnya karakter peduli sosial, peserta didik ABK juga secara negatif supaya guru dapat mengurangi bahkan
kurang memiliki kesadaran akan karakter peduli sosial, meniadakan perilaku para peserta didik yang selalu
karena memang ABK memiliki emosional yang labil menyalahgunakan penggunaan handphone dan tidak
sehingga seringkali ABK tidak bisa menghormati guru. memperhatikan guru saat pembelajaran, tidak mau
Bahkan seringkali ABK terlihat marah dengan gurunya. mengikuti kegiatan sosial di sekolah, tidak menunjukkan
Dengan demikian guru bertindak secara adil akan tetapi sikap hormat kepada guru, dan lain sebagainya.
dengan adanya perbedaan, yaitu: jika peserta didik reguler Selain itu pemberian penguatan tidak hanya kepada
maka penguatan yang diberikan secara tegas, akan tetapi peserta didik reguler, akan tetapi pada peserta didik ABK
jika ABK maka penguatan yang diberikan secara pelan juga. Harapan guru bagi peserta didik ABK ialah guru
dan halus. Karena melihat kondisi karakteristik pribadinya memberikan penguatan secara positif untuk
yang berbeda sehingga guru tidak bisa menerapkan hal menghilangkan rasa kurang percaya diri pada ABK, rasa
yang sama juga. Tetapi guru melaksanakannya secara adil tidak mau bersosialisasi dengan peserta didik reguler, serta
supaya tidak ada kecemburuan. menghilangkan perilaku negatif emosi yang labil pada
Berdasarkan dari penjelasan melalui data yang peserta didik ABK. Dengan adanya penguatan secara
didapatkan melalui berupa hasil wawancara yang telah positif tersebut guru ingin memunculkan pribadi peserta
dilakukan baik secara observasi, wawancara, dan didik ABK yang percaya diri, dapat bersosialisai, serta
dokumentasi maka dapat dikaitkan dengan teori yang pribadi yang mandiri.
digunakan yaitu teori Behaviorisme oleh B.F Skinner yang Dalam teori Behaviorisme B.F Skinner pada operant
memiliki pandangan bahwa ketika melaksanakan kegiatan conditioning terdapat hukuman atau punishment. Pada
belajar mengajar dengan melalui pembiasaan perilaku penelitian ini pemberian hukuman dilakukan kepada
(operant conditioning). Respon yang muncul dalam peserta didik yang melakukan tindakan tidak terpuji
operant conditioning terjadi karena adanya suatu seperti peserta didik membully teman-temannya,
penguatan (reinforcement). Terdapat dua penguatan menyalahgunakan gadget di dalam kelas, serta tidur di
(reinforcement) dalam operant conditioning, ialah dalam kelas sehingga tidak memperhatikan guru saat
penguatan secara positif dan negatif. Penguatan secara pembelajaran. Guru dalam memberikan hukuman juga
positif berarti menggunakan rangsangan atau stimulus melihat berdasarkan pelanggaran yang dilakukan peserta
Peran Guru PPKn Dalam Pembinaan Karakter Peduli Sosial

didik. sepertihalnya jika peserta didik menyalahgunakan Peran guru PPKn dalam membina karakter peduli sosial
gadget di dalam kelas, maka pertama kali guru akan pada peserta didik seharusnya lebih ditingkatkan lagi
memberikan teguran atau peringatan. Jika peserta didik khususnya dalam peran sebagai korektor, karena
masih belum menyimpan HP-nya maka guru akan kurangnya pengawasan oleh guru mengakibatkan sering
melakukan hukuman yaitu dengan mengambil HP lalu terjadinya tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh
diberikan kepada wali kelasnya dan memanggil kedua peserta didik reguler kepada peserta didik ABK. Selain itu
orang tuanya. Dengan adanya pemberian penguatan dan seharusnya dalam setiap pembelajaran peserta didik ABK
hukuman guru mengharapkan perilaku peserta didik diberikan pengawasan yang lebih oleh guru pendamping
menjadi positif, sehingga guru akan dengan mudah ABK, supaya mereka bisa belajar bersama dengan peserta
membina karakter peduli sosial dalam diri peserta didik. didik reguler. (2) Untuk Sekolah, Pengawasan dalam
Pada saat penelitian dilakukan terdapat temuan data kegiatan belajar mengajar seharusnya tidak hanya ada di
lain berupa adanya kendala dalam membina karakter dalam kelas saja, akan tetapi di luar kelas juga diperlukan.
peduli sosial. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Karena biasanya pelanggaran yang terjadi sering kali
PPKn di kelas inklusif tidak adanya GPK yang berada di luar kelas, seperti berada di kantin. Sehingga
mendampingi peserta didik ABK sehingga menjadi tugas membuat peserta didik ABK tidak berani keluar kelas,
ganda bagi guru PPKn. Berdasarkan dari adanya observasi karena takut jika terjadi tindakan bullying.
maka peran guru PPKn dalam membina karakter peduli
DAFTAR PUSTAKA
sosial pada siswa dan siswi tidak sepenuhnya dapat
berjalan dengan baik dan lancar, karena adanya Departemen Pendidikan Nasional, 2016. Kamus Besar
permasalahan-permasalahan yang muncul dari peserta Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
didiknya sendiri, sehingga menghambat guru dalam proses
Fauzi, Fadil Yudia, dkk. 2013. “Peran Guru Pendidikan
membina karakter peduli sosial. Dalam pembelajaran
Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya
PPKn tidak semua peserta didik mau menerima pelajaran Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMAN 1
dengan baik, karena memang tergantung pada kondisi Sukatani”. Universitas Negeri Jakarta.
peserta didik masing-masing. http://skripsippkunj.com. Diakses pada 07 Januari
2019.
PENUTUP
Handiyarno, Yanuar Dwi. 2016. “Peningkatan Sikap
Simpulan Peduli Sosial”. Jurnal Pendidikan. Vol 3 (2).
Berdasarkan hasil penelitian, maka peran guru PPKn
dalam membina karakter peduli pada peserta didik di Hergenhahn, B.R. Olson, H. Matthew. 2009. Theories Of
Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana Perdana
SMAN 1 Gedangan Sidoarjo antara lain sebagai
Media Group.
motivator, kolektor dan pembimbing.
Peran guru PPKn sebagai motivator, guru memberikan Lickona, T. 2013. Educating For Character. Jakarta:
Bumi Aksara
pembinaan karakter peduli sosial secara verbal dan non
verbal. Penanaman secara verbal dilakukan dengan Nursalim, Mochammad dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
memberikan motivasi, nasihat, teguran, dan pujian. Surabaya: Unesa University Press.
Sedangkan penanaman secara non verbal dengan melalui Pusat Kurikulum Pengembangan dan Pendidikan Budaya
keteladanan, dan pembiasaan perilaku. & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009.
Peran guru PPKn sebagai korektor, guru memberikan Roesminingsih, Susarno Lajiman Hadi. 2007. Teori dan
pembinaan karakter peduli sosial dengan menilai dan Praktek Pendidikan. Lembaga Pengkajian dan
mengkoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pengembangan Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri
peserta didik. Koreksi yang guru lakukan terhadap sikap Surabaya.
dan sifat anak didik tidak hanya di kelas tetapi juga di luar Roesminingsih. 2015. Teori dan Praktek Pendidikan.
kelas. Surabaya: Bintang Surabaya.\
Peran guru PPKn sebagai pembimbing, guru
Samani dan Hariyanto. 2012. Pendidikan KaraBandung:
memberikan pembinaan karakter peduli sosial dengan PT Remaja Rosdakarya.
strategi keteladanan, pengondisian lingkungan, dan
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan:
kegiatan rutin untuk membimbing peserta didik supaya
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
memili karakter peduli sosial pada dirinya. Bandung: ALFABETA.
Saran Sulistyowati, Endah. 2012. Implementasi Kurikulum
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka berikut saran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT. Citra Aji
yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu: (1) Untuk Guru, Parama.

839
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, 826-840

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2010.
Bandung: Media Purana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi
dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai