Tgs Anfister 3
Tgs Anfister 3
Tgs Anfister 3
NIM: 225050107111048
Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
Malang
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah
ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah.
Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak lebih kurang
lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat berolahraga.
Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh. Arteri
membawa darah dari jantung ke pembuluh- pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler,
dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke jantung.
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh. Sistem ini mendeteksi
berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari
infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa
BAB II
ISI
2.1 Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah
ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta
mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah.
Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak lebih
kurang lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat
berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh- pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-
kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke
jantung.
1. sebagai alat transportasi, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen,
glukosa, dan lain-lain, serta membawa bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang
2. sebagai pengatur/regulasi, yang berperan dalam meyampaikan hormone ke organ target,
serta berperan dalam regulasi suhu;
3. sebagai proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan
hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan (lihat respirasi).
2. Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai
dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
2.1.1 Darah
merupakan kendaran atau medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan
antara sel dan lingungan eksternal atau sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam iitu
penting untuk memelihara homeostatis (keseimbangan). Darah berperan dalam
homeostatis berfungsi sebagai medium untuk membawa berbagai bahan ke sel dan dari
sel, menyangga perubahan pH, mengangkut kelebihan panas ke permukaan tubuh , dan
memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluhdarah.adalah
cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,
angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan
yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang
membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium
bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,, kalium dan zat besi, nitrogen,
dll)
4. Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung:-
albumin
bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
berbagai jenis protein
berbagai jenis garam
2.1.2 Pembuluh Darah Fungsi pembuluh darah adalah sebagai alat transpor darah menuju
organ-organ, seperti paru-paru untuk terjadi pertukaran CO2 dengan O2 melalui kapiler;
organ intestinal untuk mengabsorbsi nutrisi dalam bentuk cair; kelenjar endokrin,
dimana hormon berjalan melalui dindingnya dan pembuluh darah akan
mendistribusikan ke sel tujuan; organ sekresi seperti ginjal, intestinal, paru-paru dan
kulit. Tipe pembuluh darah:
1) Arteri
Arteri berfungsi membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke bagian tubuh lain.
Pembuluh arteri berdinding tebal, berotot, dan elastis untuk menahan tingginya tekanan
darah yang dipompa dari jantung. Dinding arteri mempunyai 3 (tiga) lapisan, yang dapat
mengembang dan berkontraksi yaitu tunica adventitia, tunica media dan tunica intima.
Lapisan yang terdiri dari otot polos mempunyai kemampuan kontraksi yang besar sedangkan
lapisan dengan jaringan konektif hanya dapat berkontraksi sedikit.
Berdasarkan besar dan struktur dindingnya, terdapat 3 (tiga) jenis arteri yaitu : arteri
elastik, muskularis dan arteriol.
-Arteri elastik. Merupakan jenis arteri terbesar. Dindingnya terdiri dari serat elastis yg
menghilangkan tekanan dan mengurangi kecepatan aliran darah yang dipompakan oleh
jantung. Termasuk dalam jenis arteri ini adalah arteri yang paling dekat alirannya dengan
jantung yaitu : aorta, arteri pulmonalis, arteri anonima, arteri carotis communis dan
arteri subclavia
-Arteri muskularik. Arteri yang mempunyai ukuran medium. Dindingnya terutama terdiri
dari serat otot polos. Pengaturannya dikontrol oleh sistem saraf otonom. Arteri jenis ini
meliputi percabangan dari aorta, misalnya arteri coronaria, arteri renalis dan lain-lain.
-Arteriol. Arteri yang mempunyai ukuran terkecil. Mempunyai lumen yang relatif sempit
dan dinding otot yang tebal. Tekanannya terutama diatur oleh derajat tonus otot polos pada
dindingnya. Arteriol merupakan cabang akhir dari arteri yang langsung terhubung dengan
jaringan dan akan membentuk kapiler bersama dengan venula.
2) Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Vena
berdinding lebih tipis dan mudah teregang, memungkinkannya mengembang dan membawa
darah berjumlah besar saat tubuh sedang beristirahat. Dinding dalam pada banyak vena
mempunyai lipatan yang berperan sebagai katup searah untuk mencegah darah bergerak ke
arah yang salah. Biasanya berdampingan erat dengan arteri sebagai satu pasang atau lebih
(vena komitans). Vena membawa darah venosa yang bewarna kehitaman karena
mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis yang bewarna lebih terang karena mengandung
O2. Venula. Vena dengan ukuran terkecil, merupakan cabang paling akhir dari vena yang
langsung terhubung dengan jaringan dan akan membentuk kapiler bersama dengan arteriol.
3) Kapiler
Terdiri dari jaringan anastomosis yang disebut selimut kapiler. Tersebar di seluruh tubuh
dan bersentuhan langsung dengan sel jaringan. Menghubungkan arteriol dengan venula.
Pada kapiler terjadi pertukaran bahan terlarut secara difusi melintasi dinding endothel
arteriol ke ruang jaringan, dan dari jaringan ke darah melalui dinding venula. Kapiler tidak
dijumpai pada cornea, epidermis dan cartilago hyalin.
2.1.3. Jantung
Jantung merupakan organ berongga dan berotot yang memompa darah melalui sirkulasi
pulmonal dan sistemik. Jantung menerima darah venosa di dalam atrium kanan dan
menyalurkannya ke ventrikel kanan untuk selanjutnya ke paru-paru untuk proses
oksigenasi. Selanjutnya menerima darah teroksigenasi di atrium kiri dan menyalurkannya
ke ventrikel kiri dan akhirnya memompakan darah ke seluruh tubuh.
Dinding jantung. Dinding jantung dari luar ke dalam terdiri dari lapisan epicardium,
myocardium (otot) dan endocardium. Myocardium pada atrium mempunyai dua lapisan
yaitu lapisan luar dengan arah serabut transversal dan lapisan dalam dengan arah serabut
sirkuler. Myocardium pada ventrikel mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan luar dengan
arah serabut longitudinal, lapisan tengah yang merupakan lapisan paling tebal dengan arah
serabut silindris dan lapisan dalam dengan arah serabut longitudinal. Batas antara
myocardium atrium dan ventrikel disebut sulcus coronarius.
Katup jantung. Jantung mempunyai dua katup yang memisahkan atrium dengan ventrikel
yaitu valvula tricuspidalis pada bagian kanan dan valvula bicuspidalis/ mitralis pada
bagian kiri.
Atrium. Kedua atrium mempunyai auricula cordis yang menjadi bagian luarnya,
didalamnya terdapat musculus pectinati.
Ventrikel. Terdapat otot jantung yaitu musculus papillaris yang terhubung dengan valvula
melalui corda tendinea. Terdapat dua pembuluh arteri besar yang keluar dari ventrikel,
yaitu truncus/ arteri pulmonalis yang keluar dari ventrikel kanan, dan aorta yang keluar
dari ventrikel kiri. Kedua pembuluh tersebut mempunyai katup disebut valvula
semilunaris.
Sirkulasi sistemik tubuh membawa darah beroksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke
semua jaringan tubuh, di mana ia melepas oksigen dan zat-zat gizi melalui dinding
kapiler; dan karbon dioksida serta buangan lain berpindah dari jaringan ke aliran darah,
lalu darah tak beroksigen itu kembali ke atrium kanan jantung melalui vena cava superior
& inferior. Juga termasuk pembuluh getah bening (pembuluh lymphe).
Sirkulasi portal hepatik merupakan bagian dari sirkulasi sistemik yang membawa darah
dari organ pencernaan (intestinal) menuju vena porta untuk selanjutnya masuk ke liver
dan keluar melalui vena hepatica dan masuk ke dalam vena cava inferior.
Aorta yang keluar dari ventrikel kiri jantung akan membentuk arcus aorta (lengkung
aorta), dan akan bercabang tiga yaitu arteri anonima (brachiocephalica), arteri carotis
communis sinistra dan arteri subclavia sinistra.
Sistem kekebalan tubuh sendiri dipelajari dalam studi khusus, yaitu imunologi berasal dari
kata imun yang berarti kekebalan dan logos yang berarti ilmu. Imunologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh. Sistem ini mendeteksi berbagai macam
pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri,
virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka
dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Sistem
pertahanan padamakhluk hidup ada 2 yaitu sistem pertahanan bawaan, innate immunity
maupun system pertahanan spesifik adaptive immunity.
1. Imunitas bawaan (non spesifik) merupakan pertahanan yang telah ada semenjak
lahir. Imunitas ini berfungsi sebagai respon cepat dalam mencegah penyakit.
Imunitas bawaan tidak mengenali mikroba secara spesifik dan melawan semua
mikroba dengan cara yang identik. Selain itu, imunitas bawaan tidak memiliki
komponen memori sehingga tidak dapat mengenali kontak yang dulu pernah
terjadi. Imunitas bawaan terdiri dari komponen lini pertama, yaitu kulit dan
membran mukus dan lini kedua yaitu substansi antimikroba, sel natural killer, dan
fagosit.
2. Imunitas adaptif (spesifik) merupakan imunitas yang melibatkan mekanisme
pengenalan spesifik dari patogen atau antigen ketika berkontak dengan sistem
imun. Tidak seperti imuitas bawaan, imunitas adaptif memiliki respon yang lambat,
tetapi memiliki komponen memori, sehingga dapat langsung mengenali kontak
selanjutnya. Limfosit merupakan komponen dari imunnitas adaptif.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto, E. (2011). Pengenalan penyakit darah pada citra darah menggunakan logika fuzzy.
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia, 5(2), 1-7.
Khasanah, M. N., Harjoko, A., & Candradewi, I. (2016). Klasifikasi Sel Darah Putih
Berdasarkan Ciri Warna dan Bentuk dengan Metode K-Nearest Neighbor (K-NN). IJEIS
(Indonesian J. Electron. Instrum. Syst, 6(2), 151.
Siswanto, I., & Soma, I. G. (2014). Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi Bali. Jurnal Veteriner,
15(1), 64-67.