Pajak - Kelompok 3
Pajak - Kelompok 3
Pajak - Kelompok 3
SPT TAHUNAN
WAJIB PAJAK BADAN
Oleh:
Kelompok 3
SMK N 1 GIANYAR
Tahun Ajaran 2023/2024
Laporan Keuangan Wajib Pajak Badan
ii. Jika peredaran bruto lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 sampai Rp. 50.000.000.000,00
maka penghitungan Pph terutang adalah sebagai berikut,
Pajak Penghasilan = (50% x 25%) x PKP dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas + 25% x PKP dari bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas
Rekonsiliasi Fiskal
Selain formulir umum, di dalam SPT 1771 juga terdapat Lampiran khusus yang terdiri dari:
Lampiran khusus 1A
Yang berisikan tentang daftar penyusutan dan amortisasi fiskal
Lampiran khusus 2A
Yang berisikan tentang perhitungan kompensasi kerugian fiskal
Lampiran khusus 3A
Yang berisikan tentang pernyataan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa
Lampiran khusus 3A-1
berisikan tentang pertanyaan pada pernyataan transaksi dalam hubungan istimewa
Lampiran khusus 3A-2
berisikan tentang pernyataan transaksi dengan pihak yang merupakan penduduk
negara Tax Haven Country
Lampiran khusus 4A
Berisikan tentang daftar fasilitas penanaman modal
Lampiran khusus 5A
berisikan tentang daftar cabang utama perusahaan
Lampiran khusus 6A
berisikan tentang perhitungan PPh Pasal 26 ayat (4)
Lampiran khusus 7A
Berisikan tentang kredit pajak luar negeri
Lampiran khusus 8A-1
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan
perusahaan industri manufaktur
Lampiran khusus 8A-2
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan
perusahaan dagang
Lampiran khusus 8A-3
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan bagi
bank konvensional
Lampiran khusus 8A-4
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan bagi
bank syariah
Lampiran khusus 8A-6
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan
diperuntukan bagi non kualifikasi
Lampiran khusus 8A-7
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen – elemen dari laporan keuangan bagi
dana pensiun
Lampiran khusus 8A-8
Berisikan tentang transkrip kutipan elemen- elemen dari laporan keuangan
perusahaan pembiayaan
B. Menghitung PPh Wajib Pajak Badan Terkait Aturan PP Nomor 46 Tahun 2013
Tahun 2013
Kedua kategori Non Subjek Pajak tersebut baik orang pribadi maupun badan yang
telah dijelaskan wajib menjalankan ketentuan perpajakan sesuai dengan UU KUP
maupun UU PPh.
Ada pengecualian untuk Non Objek Pajak yang tidak dikenakan pajak berdasarkan
PP No. 46 Tahun 2013 meskipun memiliki usaha dengan peredaran bruto dibawah
4,8 miliar.
Non Objek Pajak dalam PP No. 46 Tahun 2013 adalah penghasilan dari jasa terkait
dengan pekerjaaan bebas, di antaranya adalah dokter, advokat atau pengacara,
PPAT, notaris, akuntan, pembawa acara, pemain musik, dan segala ketentuan yang
dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (2) PP No. 46 Tahun 2013.
Sementara orang pribadi yang melakukan jasa terkait dengan pekerjaan bebas
berikut adalah pengecualian pengenaan pajak pada PP No. 46 Tahun 2013.
Sehingga perhitungan tarif pajak penghasilan yang diberlakukan adalah tarif umum.
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan atau
peragawati, pemain drama, dan penari
3. Olahragawan
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah
6. Agen iklan
7. Pengawas atau pengelola proyek
8. Perantara
9. Petugas penjaja barang dagangan
10. Agen asuransi; dan
11. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang (MLM) atau penjualan
langsung (direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya
Jenis-jenis pekerjaan yang telah dipaparkan dapat menggunakan acuan Pasal 14
Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 tentang Norma Perhitungan Penghasilan
Netto (NPPN).
Wajib Pajak Objek Pajak (WPOP) yang melakukan akltivitas usaha atau pekerjaan
bebas dengan peredaran bruto dalam satu tahun dibawah 4,8 miliar dapat
melakukan perhitungan pajak berdasarkan acuan Norma Perhitungan Penghasilan
Netto tersebut.
Untuk Wajib Pajak Objek Pajak (WPOP) yang memiliki peredaran bruto dibawah
4,8 miliar tidak perlu menyelenggarakan pembukuan karena boleh melakukan
perhitungan penghasilan netto dengan norma.
Pembahasan Kasus-Kasus
Studi kasus 1 (Perhitungan pajak penghasilan dengan tarif pph pasal 31 E UU Pph No. 36
Tahun)
PT Usaha Sukses bergerak di bidang mebel. Data pada tahun 2012 menurut pembukaan
adalah sebagai berikut:
Maka pajak penghasilan yang harus dibayar PT Usaha Sukses adalah Rp. 82.468.750
1. Pemegang Saham
a. Beban gaji staf penjualan sebesar Rp 81.400.000 termasuk di dalamnya pembelian isi
ulang ponsel senilai Rp 4.800.000. Pemberian ini hanya sebagai kenikmatan yang
diberikan perusahaan dan tidak ada hubungan dengan promosi ataupun pemasaran
produk. Sementara itu, beban gaji staf administrasi sebesar Rp 7.000.000; diberikan
dalam bentuk natura berupa beras, gula, dan minyak goreng.
b. Total pendapatan sebesar Rp 70.820.000; terdiri dari pendapatan perusahaan atas
Gedung yang disewakan kepada PT. Nusantara Sakti senilai Rp 20.000.000 dan sewa
kenderaan yang disewa PT Karya Mandiri (NPWP 01.345.678.8.001.000) SENILAI
Rp50.820.000,00. PT Karya Mandiri mendirikan nomor bukti pemotongan 09/PPh-
23/05/15 tertanggal 10 Mei 2015.
c. Perusahaan memiliki simpanan di bank Mandiri dalam bentuk deposito sebesar
Rp400.000.000,00. Suku bunga deposito tersebut 10% per tahun. Pendapatan bunga
sebesar Rp8.000.000,00 yang tercantum dalam laporan laba rugi berasal dari
deposito tersebut. Pajak atas bunga deposito 20% (PPh Pasal 4 Ayat 2 atas deposito).
d. Perusahaan melakukan impor barang senilai Rp1.370.000.000,00. Kredit pajak PPh
Pasal 22 atas impor tersebut telah dipungut pihak Bea dan Cukai (NPWP
00.554.886.8.001.000) SEBESAR Rp102.750.000,00 dengan nomor bukti pemotongan
08/PPh-22/08/15 tertanggal 10 Agustus 2015.
e. Beban administrasi lain-lain, didalamnya terdapat sumbangan kepada Masyarakat di
sekitar lingkungan perusahaan sebesar Rp2.000.000,00.
f. Angsuran PPh Pasal 25 per bulan yang dilaporkan adalah Rp9.000.000,00, atau total
angsuran PPh Pasal 25 sepanjang tahun 2015 yang tercantum dalam laporan laba
rugi adalah Rp108.000.000,00.
g. Biaya perjalanan, yang didalamnya terdapat biaya perjalanan keluarga pemegang
saham sebesar Rp20.000.000,00 (beban ditangguhkan).
h. Beban rekreasi karyawan dan keluarga Rp12.000.000,00; merupakan imbalan dalam
bentuk natura menurut aturan perpajakan sehingga beban tersebut tidak dapat
dibebankan dalam laporan keuangan fiskal.
Diminta:
Jawab:
Sumbangan (2.000.000,00)
Penghasilan neto fiskal 1.959.901.600,00