JM Platax,+3.+patty +platax+10-2+p+251-260
JM Platax,+3.+patty +platax+10-2+p+251-260
JM Platax,+3.+patty +platax+10-2+p+251-260
Abstract
Mangrove is one of the objects that can be identified by remote sensing technology using
satellite imagery. Analysis of the distribution and density of mangrove vegetation using Landsat
8 imagery was carried out in Bolaang Mongondow Timur, North Sulawesi in September 2020.
This study aims to map the distribution of mangroves and determine the correlation between
NDVI values, canopy cover, and mangrove density. The data analysis used Landsat 8 images
with ENVI 5.3 and ArcGIS 10.1 software. Maximum likelihood classification is used to separate
mangrove and non-mangrove features. The calculation of mangrove vegetation density using
the NDVI algorithm and single-channel classification using the density slice method to divide
mangrove density based on the range of pixel values of the NDVI image. Next, to test the
accuracy of the classification results using an error matrix (confusion matrix) and the NDVI
vegetation index correlation test compared with canopy cover and density data. The
classification resulted in four different land cover classes with an overall accuracy of 97.70% and
a kappa coefficient of 0.9688. The mangrove vegetation distribution from the classification
results is 524.75 ha. The NDVI correlation with the percentage of canopy cover is very
significant with a correlation coefficient (r) = 0.9516, while the NDVI correlation with density
resulted in moderate correlation (r = 0.5315).
Keywords: density; mangrove; Landsat 8; NDVI
Abstrak
Mangrove merupakan salah satu objek yang dapat diidentifikasi menggunakan teknologi
penginderaan jauh yakni memanfaatkan citra satelit. Analisis sebaran dan kerapatan vegetasi
mangrove menggunakan citra Landsat 8 telah dilakukan di Bolaang Mongondow Timur,
Sulawesi Utara pada bulan September 2020. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran
mangrove dan mengetahui hubungan korelasi antara nilai NDVI dengan tutupan kanopi dan
kerapatan mangrove. Pengolahan data citra Landsat 8 dengan perangkat lunak ENVI 5.3 dan
ArcGIS 10.1. Klasifikasi maximum likelihood digunakan untuk memisahkan fitur mangrove dan
non mangrove. Perhitungan kerapatan vegetasi mangrove dengan algoritma NDVI dan
klasifikasi saluran tunggal menggunakan metode density slice untuk membagi kerapatan
mangrove berdasarkan rentang nilai piksel citra NDVI. Uji akurasi hasil klasifikasi menggunakan
matriks kesalahan (confussion matriks) dan uji korelasi indeks vegetasi NDVI dengan data
tutupan kanopi dan kerapatan. Hasil klasifikasi mendapatkan empat kelas tutupan lahan yang
berbeda dengan overall akurasi sebesar 97,70 % dengan kappa coefisien sebesar 0,9688. Luas
sebaran vegetasi mangrove dari hasil klasifikasi adalah 524,75 ha. Korelasi NDVI dengan
persentase tutupan kanopi termasuk korelasi sangat kuat dengan koefisien korelasi r = 0,9516
sedangkan korelasi NDVI dengan kerapatan termasuk korelasi sedang (r = 0,5315).
Kata kunci: kerapatan; mangrove; Landsat 8; NDVI
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
251
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
252
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
253
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
Gambar 2. Delineasi mangrove yang ditampilkan menggunakan citra komposit RGB564 (a); citra 7
band yang hanya menggambarkan fitur mangrove/darat (b); dan citra hasil klasifikasi maximum
likelihood (c).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
254
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
Gambar 3. Nilai akurasi produser dan user setiap kelas tutupan lahan.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
255
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
tinggi. Kerapatan tajuk sangat lebat 82,15 berdasarkan hasil klasifikasi citra adalah
%, lebat 17,15 dan kurang lebat hanya 524,75 ha (Tabel 1).
0,70 %. Luas sebaran mangrove
Gambar 4. Citra komunitas mangrove 7 band komposit RGB564 yang menggambarkan berbagai
kondisi (a); citra NDVI (b); dan citra hasil klasifikasi NDVI (c).
Secara kuantitatif, mangrove di Mongondow Selatan (Damanik dan
Bolaang Mongondow Timur didominasi Djamaluddin, 2012), hal ini mungkin
oleh jenis Sonneratia caseolaris, disebabkan kondisi lingkungan yang
Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, sama. Kondisi lingkungan dapat
Rhizophora mucronata, Avicennia mempengaruhi frekuensi kehadiran jenis
officinalis, Avicennia lanata, Bruguiera mangrove serta memberikan ruang untuk
gymnnorhiza, Ceriops tagal, Exoecarica hidup dan berkembang. Akbar et al., 2016
agallocha, Xylocarpus granatum, mengatakan bahwa kondisi lingkungan
Dolichandrone spathacea, Nypa fruticans juga turut memberikan andil terhadap
dan Ficus benjamina yang memiliki kehadiran jenis mangrove seperti halnya
substrat yang cenderung lumpur dan pasir subsrat, pasang surut, gelombang, pola
berlumpur. Tipe substrat pasir berlumpur arus dan morfologi pantai. Selain itu tipe
dan lingkungan yang terlindung mampu topografi daerah pantai dapat
memberikan ruang untuk pertumbuhan mempengaruhi komposisi jenis, distribusi
mangrove (Nurdiansah dan Dharmawan, jenis dan luas hutan mangrove (Kusmana
2018). Jenis–jenis mangrove di wilayah ini et al., 2003).
mirip dengan yang ditemukan di Bolaang
Tabel 2. Kriteria baku kerusakan mangrove (KepMen LH. 201, Tahun 2004).
Kriteria Tutupan (%) Kerapatan (pohon/ha)
Padat ≥ 75 ≥ 1500
Baik
Sedang ≥ 50 - < 75 ≥ 1000 - < 1500
Rusak Jarang < 50 < 1000
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
256
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
Gambar 5. Peta hasil klasifikasi tutupan lahan (a) dan peta sebaran kerapatan vegetasi mangrove (b).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
257
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
mangrove yang tinggi dikarenakan kondisi bertanda positif searah yang berarti
habitat sesuai, kemampuan untuk semakin tinggi tutupan kanopi maka nilai
pertumbuhannya serta adaptasi yang NDVI juga semakin tinggi, Hasil ini sejalan
baik. Tingginya nilai kerapatan dengan Hendrawan et al., 2018 yang
mengindikasikan bahwa tingkat menganalisis hubungan antara NDVI dan
regenerasi mangrove baik dan dapat tutupan kanopi di Pulau Sebatik,
bertahan pada kondisi tempat dimana Kalimantan Utara mendapatkan
mangrove tersebut tumbuh (Akbar et al., hubungan positif dan berkorelasi kuat (r =
2016). 0,82) yang artinya nilai NDVI dipengaruhi
oleh tutupan kanopi. Koefisien
Hubungan korelasi NDVI dengan
determinasi (R²) menandakan adanya
tutupan kanopi dan kerapatan
keterikatan antara NDVI dan tutupan
mangrove.
kanopi sebesar 0,9055. Kuatnya
Hubungan antara nilai NDVI dengan
hubungan korelasi nilai NDVI dan
persentase tutupan kanopi dan kerapatan
persentase tutupan kanopi disebabkan
mangrove menggunakan uji korelasi
citra satelit merekam data pantulan
(Gambar 7). Hasil korelasi antara NDVI
elektromagnetik tutupan objek di
dan persentase tutupan kanopi dengan
permukaan bumi. Alatorre et al. (2011)
koefisien korelasi (r) sebesar 0,9516.
mengungkapkan bahwa NDVI mangrove
Apabila ditinjau dari tingkat hubungan
berkorelasi dengan tutupan kanopi,
korelasi (Tabel 3), maka korelasi NDVI
biomassa dan indeks luas daun (LAI).
dengan persentase tutupan kanopi
termasuk korelasi sangat kuat. Korelasi
Gambar 7. Korelasi NDVI dengan tutupan kanopi (a); kerapatan mangrove (b).
Hasil korelasi antara NDVI dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,2875.
kerapatan mangrove dengan koefisien Sehingga dapat dikatakan bahwa NDVI
korelasi (r) sebesar 0,5315 termasuk tidak sesuai untuk mengukur kerapatan
korelasi sedang berdasarkan tingkat mangrove di wilayah ini. Sebagaimana
hubungan korelasi (Sugiyono, 2008). dikatakan Mayuftia dalam Hendrawan et
Kurangnya keterikatan antara NDVI dan al., 2018 bahwa NDVI dapat digunakan
kerapatan mangrove ditandai dengan untuk mengukur persentase tutupan
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
258
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
kanopi mangrove tetapi tidak dapat Congalton, R.G., and K. Green. 2009.
digunakan untuk mengukur kerapatan Thematic and positional accuracy
pohon mangrove. assessment of digital remotely
sensed data. Assessing The
KESIMPULAN
Accuracy of Remotely Sensed Data:
Analisis sebaran dan kerapatan Principles and Practices. New York
vegetasi mangrove menggunakan Citra (US). 179p.
Landsat 8 dapat memberikan informasi Damanik, R., Djamaluddin, R. 2012. Atlas
secara spasial mengenai kondisi Mangrove Teluk Tomini. Program
mangrove. Luas sebaran mangrove hasil SUSCLAM. Sustainable Coastal
klasifikasi adalah 524,75 ha. Akurasi Livelihoods and Management
klasifikasi tutupan lahan diperoleh overall Program. Canadian International
akurasi sebesar 97,70 % dengan kappa Development Agency. IUCN. Lestari
coefisien sebesar 0,9688. Komunitas Inc. Canada Sustainable
mangrove di wilayah Bolaang Mongondow Development.
Timur masih dalam kondisi baik,
Departemen Kehutanan. 2005. Pedoman
berdasarkan persentase tutupan kanopi
inventarisasi dan identifikasi lahan
dan kerapatan pohon termasuk kategori
kritis mangrove. Direktorat Jenderal
sedang hingga padat. Indeks vegetasi
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
NDVI pada komunitas mangrove adalah
Sosial, Jakarta.
0,499-0,842 menunjukan bahwa tingkat
kerapatan tajuk lebat. Hubungan korelasi Dharmawan, I.W.E., dan Pramudji. 2014.
antara NDVI dan persentase tutupan Panduan monitoring status
kanopi sangat kuat (r = 0,9516), sehingga ekosistem mangrove. COREMAP-
NDVI dapat digunakan untuk mengukur CTI LIPI, Jakarta. 35 hlm.
persentase tutupan kanopi di wilayah ini. Faizal, A., dan M.A. Amran. 2005. Model
transformasi indeks vegetasi yang
DAFTAR PUSTAKA efektif untuk prediksi kerapatan
mangrove Rhizophora macronata.
Akbar N., Baksir A., Tahir I., dan D. Arafat.
IN: PIT MAPIN XIV ITS. Prosiding:
2016. Struktur komunitas mangrove
14-15 September 2005. Surabaya:
di Pulau Mare, Kota Tidore
Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh
Kepulauan, Maluku Utara,
(MAPIN):34-40.
Indonesia. Depik, 5(3): 133-142.
Green, E., Mumby P., Edwards A., dan C.
Alatorre, L.C., Sanchez-Andres R.,
Clark. 2000. Remote Sensing
Cirujano S., Beguería S., and S.
Handbook for Tropical Coastal
Sanchez-Carrill. 2011. Identification
Management. A. J. Edwards, editor.
of mangrove areas by remote
The United Nations Educational,
sensing: The ROC curve technique
Scientific and Cultural Organization,
applied to the northwestern Mexico
Paris.
coastal zone using Landsat imagery.
Remote Sensing, 3(8):1568–1583. Hendrawan, Jonson L. Gaol dan Setyo
doi:10.3390/rs3081568. Budi Susilo. 2018. Studi kerapatan
dan perubahan tutupan mangrove
Arhatin, R. E., dan P.I. Wahyuningrum.
menggunakan citra satelit di Pulau
2013. Algoritma indeks vegetasi
Sebatik Kalimantan Utara. Jurnal
mangrove menggunakan citra
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
landsat ETM. Buletin PSP,
10(1):99–109.
21(2):215-227.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Bengen, D.G. 2001. Pedoman teknis
2004. Keputusan Menteri Negara
pengenalan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 201 Tahun
ekosistem mangrove. Pusat Kajian
2004 Tentang Kriteria Baku dan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
Pedoman Penentuan Kerusakan
Institut Pertanian Bogor.
Mangrove. Jakarta.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
259
Patty Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10:(2), July-December 2022
Kirui, KB., Kairo JG., Bosire J., Viergever Nurdiansah, D dan I.W.E. Dharmawan.
KM., Rudra S., Huxham M., and RA. 2018. Komunitas mangrove di
Briers. 2013. Mapping of Mangrove wilayah pesisir Pulau Tidore dan
Forest Land Cover Change along sekitarnya. Oseanologi dan
the Kenya Coastline Using Landsat Limnologi di Indonesia, 3(1): 1-9.
Imagery. Ocean Coast Manage, Prahasta, E. 2008. Remote sensing:
83:19-24. DOI: praktis penginderaan jauh dan
10.1016/j.ocecoaman.2011.12.00. pengolahan citra dijital dengan
Kuenzer, C., Bluemel A., Gebhardt S., perangkat lunak ermapper.
Quoeet TV., and S. Dech. 2011. Informatika. Bandung. 406 hlm.
Remote Sensing of Mangrove Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Ecosystems, A Review. Remote Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sensing, 3:878-928. DOI: Bandung: Alfabeta.
10.3390/rs3050878.
Supardjo, M.N. 2008. Identifikasi vegetasi
Kusmana, C., Wilarso S., Hilwan I., mangrove di Segoro Anakan
Pamoengkas P., Wibowo C., Selatan, Taman Nasional Alas
Tiryana T., Triswanto A., Yunasfi., Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Jurnal Saintek Perikanan, 3(2):9-15.
Mangrove. Fakultas Kehutanan IPB.
Suwargana, N., 2008. Analisa perubahan
Bogor. 177 Hal.
hutan mangrove menggunakan data
Mumby P.J., Skirving W.O., Strong A.E., penginderaan jauh di pantai
Hardy J.T., LeDrew E.F., Hochberg Bahagia, Muara Gembong, Bekasi.
E.J., Sumpf R. P., dan L.T. David. Jurnal Penginderaan Jauh, 5:64-74.
2004. Remote sensing of coral reef
Suyarso. 2019. Teknik Eksplorasi Sumber
and their physical environment.
Daya Pesisir (Terumbu Karang dan
Marine pollution bulletin, 48(3-
Mangrove) Berbasis Geospasial.
4):219-228.
Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Nawangwulan, N.H. 2013. Analisis
Waas, H.J., dan B. Nababan. 2010.
Pengaruh Perubahan Lahan
Pemetaan dan analisis index
terhadap Hasil Produksi Tanaman
vegetasi mangrove di pulau
Pangan di Kabupaten Pati Tahun
Saparua, Maluku Tengah. Jurnal
2001- 2011. Jurnal Geodesi Undip.
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
2(2):127-140.
2(1): 50–58.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax 10.35800/jip.v10i2.40841
260