Laprak 5 Fiswan
Laprak 5 Fiswan
Laprak 5 Fiswan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Menentukan Laju Pernafasan,
Melihat Morfologi Insang dan Jantung Ikan Setelah Mati Karena Pencemaran,
dan Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan”. Penyususan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan air Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
Dalam penyusunan laporan ini saya ucapkan terima kasih kepada Asisten
Dosen dan pihak-pihak yang telah membantu dalam kelengkapan penyusunan
laporan ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).......................................... 6
2. Terkontrol....................................................................................... 7
3. Pelet................................................................................................ 7
4. Tubifex............................................................................................ 7
5
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengamatan Ikan Secara Kontrol dan Diberi Pembersih Lantai.... 7
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan tawar yang mudah
dibudidayakan, memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk, mengandung nutrisi yang tinggi dan bernilai ekonomis cukup
tinggi (Darseno, 2010 dalam Ernawati et al., 2021).
Fisiologi hewan air adalah ilmu yang mempelajari segala proses yang
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup baik organisme bersel tunggal maupun
bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi
intercellular, baik energetic maupun metabolic (Windarti et al., 2018).
Ikan yang berada di dalam perairan tercemar oleh limbah, ikan akan banyak
berada dipermukaan air untuk mencari oksigen karena perairan yang tercemar oleh
limbah yang mengandung sedikit kandungan O2 di dalam perairan. Insang ikan
sebagai organ utama respirasi akan mengalami gangguan karena sifat dari limbah
yang menyebabkan iritasi pada insang ikan. Ikan yang sudah mengalami gangguan
akan berwarna lebih pucat daripada ikan yang hidup dilingkungan terkontrol
(Syawalia, 2012).
Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan adalah
suplay oksigen yang memadai. Oksigen diperlukan untuk melepaskan energi,
melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan
untuk melakukan kegiatan tubuh dalam mengalani kehidupan (Windarti et al., 2018).
Oksigen dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu,
kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuan memperoleh oksigen
yang cukup dari lingkungannya. Kurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu
saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki
sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup.
Ikan lele (Clarias gariepinus) dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang
tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-
kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang
pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut
lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut
peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga
memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya.
Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ikan
lele memiliki sistem peredaran darah seperti pada ikan tawar pada umumnya.
Oksigen diperlukan untuk melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula.
Energi yang terlepaskan digunakan untuk kegiatan tubuh di dalam menjalani masa
kehidupannya (Ridwan et al., 2016).
Insang merupakan organ tubuh yang cocok untuk melakukan proses respirasi,
karena mempunyai permukaan yang luas dan dinding yang tipis serta permiable.
4
Insang terletak dibagian kepala ikan dan posisinya melebar dari dinding dorsal ke
arah ventral. Insang dilindungi oleh tutup insang dan operculum (Windarti et al.,
2018).
Jantung juga berperan penting dalam sistem pernafasan ikan karena berfungsi
memompa darah yang merupakan pembawa (carrier) O 2 dari insang ke jaringan tubuh
dan mengambil CO2 dari berbagai organ tubuh serta membuangnya melalui insang
(Windarti et al., 2017).
Proses pernafasan pada ikan tidak selalu berjalan dengan sempurna, hal ini
terjadi karena insang sebagai organ utama salam pernafasan ikan merupakan bagian
tubuh yang rentan atau mudah rusak karena adanya berbagai gangguan pada kualitas
air dan adanya perubahan kadar O2 di dalam perairan. Salah satu penyebab rendahnya
O2 di dalam perairan adalah karena bahan pencemar seperti limbah deterjen,
pestisida, dan lain-lain (Windarti et al., 2017).
5
operculum, detak jantung, warna jantung dan warna insang. Dan catatat hasil
yang diperoleh.
IV. HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1. Hasil
4.1.1. Ikan Lele (Clarias gariepinus)
Semakin
102 - - Sangat - Merah
banyak
pucat gelap
Sangat
103 - - Sangat - Merah
banyak
pucat gelap
4.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat dilihat ikan yang diberi bahan pencemar akan
mempengaruhi sistem kinerja pada ikan tersebut, semakin lama ikan berada dalam
suatu perairan yang tercemar oleh pembersih lantai maka gerakan sirip, bukaan
mulut, bukaan operculum dan detak jantung akan semakin lambat. Hal tersebut
karena efek dari pembersih lantai mengandung sedikit kandungan O2 di dalam
perairan. Insang ikan sebagai organ utama respirasi akan mengalami gangguan karena
dapat menyebabkan iritasi pada insang, warna insang dan warna jantung ikan yang
sudah terkena bahan pencemar akan terlihat memudar/ pucat.
9
5.2. Saran
Pada praktikum mengenai menentukan laju pernafasan, melihat morfologi
insang dan jantung ikan setelah mati karena pencemaran, dan menentukan laju denyut
jantung pada ikan ini menggunakan sampel darah ikan lele (Clarias gariepinus),
sebaiknya praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pembedahan ikan,
karena jika jantungnya terkena gunting bedah, maka tidak bisa diamati
denyut jantungnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Syawalia, 2012. Sifat Limbah Deterjen di Perairan, Diakses tanggal 31 Maret 2017.
(www.bulansyawalia.wordpress.com/2012/09/limbah_deter_.php)
Windarti, et al,. 2017. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
Windarti, et al,. 2018. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
11
LAMPIRAN
12