TKS - OPR-HSE-SOP-0004 Fatigue Management

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE ( SOP )

Judul Dokumen : Fatigue Management


Nomor Dokumen : OP-01.HSE-SOP-0004
Dibuat oleh

Nama : Andreas Hary Cahyono Jabatan : HSE Specialist

Dievaluasi oleh

Nama : Agung Suryanto Jabatan : Kepala Teknik Tambang

Disetujui oleh

Nama : Stefanus Santosa Jabatan : Direktur

Tingkat Kerahasian Dokumen : Tidak terbatas

Pemilik Proses : HSE Section Tanggal Efektif :

Pengendali Dokumen : Quality System Berlaku Untuk :

Revisi Tanggal Keterangan Dibuat Dievaluasi Disetujui

R0 2Maret 2018 Pembuatan Baru

Dokumen ini merupakan milik PT. Trisula Kencana Sakti. Dilarang


menyalin sebagian atau seluruh bagian dokumen ini tanpa
persetujuan tertulis dari PT. Trisula Kencana Sakti. Isi dari dokumen
ini diperuntukan untuk digunakan di lingkungan PT. Trisula Kencana
Sakti.

Sistem Manajemen TKS Page 1 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

1. Latar Belakang, Tujuan dan Ruang Lingkup


1.1. Latar Belakang
1.1.1. Prosedur ini dibuat dengan focus kepada Kesehatan dan Keselamatan karyawan PT. TKS
pada khususnya sehubungan dengan fatigue
1.1.2. Fatigue juga dapat dikategorikan sebagai hazard, sehingga dilakukan pengendalian antara
lain dengan memberikan roster kerja

1.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya prosedur ini adalah untuk :
1.2.1. Mempertahankan lingkungan kerja yang sehat dan aman
1.2.2. Meminimalisasi ahaya resiko yang mungkin terjadi kepada Karyawan, Visitor dan lain-lain
1.2.3. Memberikan dorongan untuk Karyawan yang mengalami fatigue baik akibat kerja ataupun
tidak untuk meminta bantuan / saran
1.2.4. Meningkatkan pengetahuan dan menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang efek
dari fatigue kepada Karyawan, Visitor dan lain-lain

1.3. Ruang Lingkup


1.3.1. Prosedur ini berlaku untuk semua karyawan PT. TKS jobsite AMPAH - KALTENG
1.3.2. Prosedur ini dibuat hanya untuk pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Karyawan yang
disebabkan oleh fatigue. Semua kemungkinan lain yang dapat diakibatkan oleh fatigue yang
berkepanjangan atau penyakit akibat kerja lainnya tidak dibahas dalam prosedur ini

Sistem Manajemen TKS Page 2 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

2. Definisi Definisi

Fatigue Kondisi dimana tubuh manusia mengalami penurunan kinerja yang


menyebabkan manusia dalam mengerjakan segala sesuatu tidak dapat
optimal

Circadian Rhytm Irama tubuh yang memiliki siklus dan berulang setiap 24 jam. Irama ini
meningkatkan kewaspadaan dan kinerja pada siang hari dan memaksa
kita tidur pada malam hari

Sleep Inertia Keadaan / kondisi yang biasanya menimpa pada seseorang yang baru
saja terbangun dari tidur yang lelap, sehingga masih membutuhkan
waktu beberapa menit sampai lebih dari 30 menit untuk dapat benar-
benar dapat dikatakan bangun dan memiliki kesadaran 100%

Roster Kerja Penjadwalan terstruktur antara waktu kerja dan istirahat karyawan yang
disesuaikan dengan tipe pekerjaan dan benefit level / grade karyawan

Shift Kerja Pembagian waktu kerja dalam 1 hari (24 jam) menjadi 2 atau lebih
yang disesuaikan dengan jam kerja maksimal sesuai peraturan
pemerintah

Fisiologi Turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi


secara fisik dan kimiawi

Psikologi Ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan


dengan lingkungannya

Sistem Manajemen TKS Page 3 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

3. Prinsip Dasar, Tugas dan Tanggung jawab


3.1. Prinsip Dasar
3.1.1. Desain dan Pengelolaan Roster / Shift Kerja
Evaluasi dan Desain Roster adalah proses yang kompleks. Yang perlu dipertimbangkan
untuk membuat Roster Kerja yang efektif adalah :
 Kebutuhan Perusahaan
 Faktor Kesehatan dan Keselamatan
 Kebutuhan Karyawan
3.1.1.1. Penilaian Risiko
Penilaian Risiko harus dilakukan untuk menyediakan panduan untuk mendesain
Roster Kerja dan Shift. Penilaian Risiko harus mempertimbangkan:
 Terpapar pada aktivitas pekerjaan yang berisiko tinggi
 Terpapar kepada aktivitas kerja yang monoton
 Waktu Perjalanan (Pulang – Pergi Kerja)
 Penyediaan Fasilitass Mess / Tempat Tinggal
 Penyediaan Camp di site
 Memperbolehkan Karyawan untuk mengakses fasilitas umum
 Memperbolehkan Karyawan untuk menghabiskan waktu yang cukup dengan
keluarga
3.1.1.2. Desain Roster dan Shift
3.1.1.2.1. Desain Secara Umum
 Jumlah Total Jam Kerja per hari dan Jam Perjalanan tidak boleh
melebihi 14 jam
 Disarankan diberikan batasan jam kerja maksimal 13 jam per hari.
Dimana dibutuhkan, periode kerja yang lebih panjang diijinkan
selama tidak memasuki periode Low Circadian Rhytm (Jam 00.00 –
06.00 WITA)
 Project Manager harus waspada terhadap total waktu perjalanan
tiap Karyawan dari dan menuju tempat kerja dalam melakukan
penilaian potensi roster / shift akan menimbulkan fatigue
 Karyawan tidak seharusnya bekerja selama 14 jam lebih dari 1 hari
secara berturut-turut (hari berikutnya seharusnya kurang dari 14
jam)
 Waktu mulai kerja tidak lebih awal dari jam 06.00 WITA
 Beban kerja harus ditinjau dengan teliti untuk menemukan cara
menghindari fatigue yang berlebih. Perubahan dalam organisasi,
penambahan skill dapat memperkenalkan banyak bidang baru yang

Sistem Manajemen TKS Page 4 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

mana dapat membuat beberapa pekerjaan menjadi lebih nyaman


untuk shift yang lebih panjang

 Pengaturan khusus mungkin dibutuhkan untuk tugas yang monoton


seperti Hauling batubara dengan jarak yang jauh. Termasuk
didalamnya jumlah dan durasi istirahat, pergantian operator antar
truck, atau pergantian operator antar equipment yang serupa
3.1.1.2.2. Desain untuk Shift Operation
 Karyawan diharuskan untuk mendapatkan waktu istirahat yang
memadai sebelum memulai pekerjaan dengan shift malam (minimal
24 jam sebelum pergantian shift)
 Sesuai UU ketenagakerjaan di Indonesia, bekerja 1 shift 12 jam
dengan rasio perbandingan waktu kerja dengan waktu istirahat
adalah 2:1, dengan catatan maksimal 14 jam kerja dalam sehari
dan minimal 5 hari istirahat/ijin kerja berbayar dalam sebulan
 Karyawan baru tidak selayaknya bekerja mulai dari Shift Malam
3.1.1.2.3. Roster Staff
8:2 (minggu) Officer
7:2 (minggu) Supervisor
6:2 (minggu) Superintendent
5:2 (minggu) Manager
3.1.1.2.4. Roster Non Staff
120:14 (hari) dengan hari off 12:2 (hari) *
*Dalam menjalani Roster Kerja 120 hari, berlaku Roster Kerja 12 hari
kerja dan 2 hari off
3.1.1.3. Waktu Istirahat
Dimana durasi shift kerja selama 12 jam, dibutuhkan waktu istirahat total 60 menit
dalam kurun waktu jam ke 5-7 terhitung dari mulai awal shift
3.1.1.4. Pengawasan Jumlah Jam Kerja
Site akan menetapkan prosedur untuk memonitor jam kerja. Audit secara berkala
akan dilakukan untuk mengidentifikasi kelebihan jam kerja yang berlebihan
secara sistemik
3.2. Tugas dan Tanggung Jawab
3.2.1. Karyawan bertanggung jawab untuk :
3.2.1.1. Melaksanakan pekerjaan dalam kondisi yang fit
Karyawan diharapkan datang bekerja dengan istirahat yang cukup sehingga dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik selama durasi jam kerja
Hal ini meliputi:

Sistem Manajemen TKS Page 5 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

3.2.1.1.1. Memastikan bahwa mereka mendapatkan tidur yang cukup untuk


mencegah fatigue (terutama untuk Karyawan yang bekerja shift dimana
harus merencanakan dengan baik waktu istirahatnya)
3.2.1.1.2. Memastikan bahwa aktivitas mereka diluar kerja tidak mengganggu
kapasitas mereka untuk bekerja dengan efektif dan aman
3.2.1.1.3. Mengisi TKS.QHS-HSE-FRM-0027 Form Fatigue Inspection pada saat
akan mulai bekerja dan menginformasikan kepada atasannya jika
Karyawan tidak merasa cukup istirahat untuk dapat melakukan pekerjaan
3.2.1.1.4. Menginformasikan kepada atasannya jika Karyawan sewaktu-waktu
mengalami fatigue dan tidak sanggup melakukan pekerjaannya dengan
selamat
3.2.1.2. Bertanggung jawab terhadap penggunaan obat dan sejenisnya
Karyawan yang menjalani pengobatan dengan/tanpa resep seperti sakit kepala, flu,
dan lainnya yang dapat menyebabkan fatigue / gejala fatigue harus
menginformasikan kepada atasannya tentang pengobatan yang dijalani
3.2.2. Project Manager bertanggung jawab untuk :
3.2.2.1. Mengimplementasikan Prosedur ini di Site dan mengelolanya
Project Manager akan memastikan bahwa kebijakan diimplementasikan di site
dengan tujuan:
3.2.2.1.1. Karyawan diberitahukan mengenai risiko yang berhubungan dengan
fatigue dan dapat ikut berpartisipasi dalam mengendalikan risiko
3.2.2.1.2. Desain dan implementasi dari roster kerja, shift dan prosedur dapat
meminimalisasi penyebab fatigue
3.2.2.1.3. Jam bekerja Karyawan di site diawasi untuk mencegah jam kerja melebihi
normal
3.2.2.1.4. Pendidikan dan Pelatihan untuk fatigue disediakan untuk semua
Karyawan di site
3.2.2.1.5. Section Head dan Dept Head menerima pelatihan agar mereka
memahami dan mampu mengendalikan fatigue
3.2.2.1.6. Dimana site memberikan akomodasi, Karyawan diberikan benefit dengan
lokasi yang layak untuk tidur yang cukup dengan menu makanan yang
seimbang
3.2.2.1.7. Aplikasi dan keefektifan dari kebijakan ini beserta tindakan pengendalian
terkait diawasi secara berkala
3.2.2.1.8. Prosedur dan Fasilitas diadakan untuk memastikan bahwa pengobatan
yang sensitif dan informasi personal lainnya
3.2.2.1.9. Insiden yang berhubungan dengan fatigue diawasi dan dicatat
3.2.2.2. Menyediakan Sumber Daya
Project Manager akan memastikan sumber daya yang memadai dialokasikan untuk
pendidikan, pelatihan, counseling dan persyaratan lain sesuai kebijakan
3.2.3. Dept. Head / Section Head bertanggung jawab untuk :

Sistem Manajemen TKS Page 6 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

3.2.3.1. Ikut aktif berperan dan bekerjasama sesuai kebijakan


Dept. Head dan Section Head akan mengelola kebijakan ini dimana kebijakan
tersebut dapat menyemangati karyawan dalam kepedulian mereka terhadap fatigue
baik diri mereka sendiri ataupun orang lain, dan issue-issue lain yang dapat
mempengaruhi kebugaran mereka

3.2.3.2. Penilaian kebugaran untuk kerja


Dept. Head dan Section Head bertanggung jawab untuk penilaian tingkat fatigue
dan kebugaran untuk bekerja tiap karyawan yang berada di bawah pengawasan
mereka, mulai dari awal sampai akhir waktu kerja
3.2.3.3. Mengambil tindakan jika ada karyawan yang fatigue dan tidak memadai untuk
melakukan pekerjaan
Dept. head dan Section Head bertanggung jawab untuk mengambil tindakan jika
mereka percaya bahwa Karyawan yang bersangkutan mengalami fatigue dan tidak
mampu bekerja secara efektif dan aman.
Tindakan ini meliputi:
3.2.3.3.1. Mengisolasikan Karyawan dari tempat kerja dan tempat-tempat lain yang
mengandung bahaya
3.2.3.3.2. Mendokumentasikan semua kejadian ketika Karyawan tidak fit untuk
bekerja, atau ketika kinerja Karyawan menurun / tidak memuaskan
sebagai akibat dari fatigue tersebut
3.2.3.3.3. Memberikan masukan yang efektif kepada Karyawan tentang tingkat
fatigue mereka, dan juga kinerja/keselamatan mereka
3.2.3.3.4. Membantu Karyawan untuk mendapatkan bantuan medis dan counseling
yang layak untuk menyelesaikan semua permasalahan yang
menimbulkan fatigue
3.2.3.3.5. Memastikan bahwa Karyawan diberikan solusi secara layak sehubungan
dengan permasalahan yang menimbulkan fatigue sebelum kembali
bekerja
3.2.3.4. Meminimalisir efek/akibat dari fatigue
Dept. Head dan Section Head harus memastikan bahwa semua langkah-langkah
pelaksanaan telah dilakukan untuk meminimalisir fatigue dan efek nya.
Hal ini meliputi :
3.2.3.4.1. Mendapatkan pendidikan tentang efek fatigue, terutama tentang efeknya
pada kewaspadaan dan kinerja
3.2.3.4.2. Mendapatkan kemampuan untuk menilai fatigue dan menggunakan
wewenangnya untuk menarik Karyawan yang fatigue dari tempat kerja
3.2.3.4.3. Melakukan penilaian ulang persyaratan kerja untuk memberikan waktu
tambahan untuk pekerjaan jika dirasa Karyawan akan mengalami
mengantuk / fatigue

Sistem Manajemen TKS Page 7 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

3.2.3.4.4. Menyediakan instruksi tertulis dan prosedur pengecekan lainnya untuk


mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh fatigue pada ingatan jangka
pendek dan komunikasi verbal
3.2.3.4.5. Mengubah kondisi fisik lingkungan untuk mengurangi akibat dari fatigue
(co: penerangan yang baik untuk meningkatkan kewaspadaan)

4. Alur Proses/ Prosedur


4.1. Penilaian Awal
Pelamar untuk posisi yang mencakup pekerjaan menggunakan shift harus dinilai secara berkala
untuk menentukan faktor risiko dan kapasitasnya dalam menimbulkan fatigue
Faktor yang secara hukum dapat digunakan untuk menentukan kemampuan seseorang dalam
melakukan kerja shift, harus dinilai sebagai bagian dari Penilaian Awal dan masuk criteria dalam
penyeleksian Karyawan
4.1.1. Kondisi Kesehatan
Penyakit kronis atau kondisi medis lainnya biasanya mengurangi kapasitas seseorang
untuk mampu bekerja shift
Termasuk didalamnya diabetes, epilepsi, penyakit kronis atau kondisi fisik terbatas atau
luka
4.1.2. Usia
Setelah usia 40, banyak Karyawan yang mengalami masalah dengan kerja shift
dikarenakan perubahan secara fisiologis dan bertambahnya kemungkinan susah tidur
4.1.3. Komitmen Keluarga dan Sosial
Kebutuhan yang ditimbulkan oleh faktor keluarga dan social juga memberikan pengaruh
kepada kapasitas seseorang untuk mengelola kerja shift dengan baik. Beberapa faktor
didalamnya adalah anak kecil, anggota keluarga yang sakit, dan lain-lain
4.1.4. Komitmen Lain
Komitmen lain seperti pekerjaan sampingan, hobi yang cukup menyita waktu, atau belajar
yang dapat memberikan efek fatigue cukup besar
4.1.5. Alkohol dan Obat-obatan
Alkohol dan penggunaan obat-obatan juga menyebabkan berkurangnya kapasitas
seseorang untuk bekerja shift dengan efektif. Zat umum yang berhubungan dengan
gangguan tidur jika dikonsumsi berlebihan adalah :
 Alkohol
 Obat Tidur
 Stimulan (Kafein, Nikotin, dll)
4.1.6. Riwayat Kerja Sebelumnya

Sistem Manajemen TKS Page 8 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

Dimana memungkinkan, proses penilaian mencakup riwayat kerja karyawan / catatan


kerja yang berhasil mengelola bahaya atau kerja shift. Hal berikut ini penting untuk
mengelola bahaya kerja atau kerja shift:
 Kapasitas Karyawan untuk menerima / mengikuti perintah
 Kapasitas untuk bekerja dengan / tanpa pengawasan
4.2. Pendidikan dan Pelatihan
Semua Karyawan yang bekerja di site harus difasilitasi dengan pemberian pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan untuk mengerti dan mengelola penyebab dari fatigue. Hal ini akan
memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk meminimalisir dan
mengelola fatigue

4.2.1. Pendidikan Karyawan


Pendidikan ini sebaiknya memberikan informasi tentang:
 Circadian Rhytms
 Hutang tidur
 Gejala Fatigue baik pada diri sendiri atau orang lain
 Risiko yang dapat terjadi pada pekerjaan dalam keadaan fatigue
 Faktor risiko umum untuk fatigue
 Penyebab fatigue, khususnya gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh kerja
malam
 Efek alcohol dan obat-obatan lain terhadap tidur dan fatigue
 Cara memperbaiki tidur
 Efek kerja shift terhadap keluarga
4.2.2. Pelatihan Dept Head, Section Head, dan Manager
Sebagai tambahan dari yang sudah disebutkan diatas, Dept Head, Section Head dan
Manager seharusnya menerima pelatihan dalam mengelola fatigue termasuk :
 Pemahaman Standarisasi dan Guideline terkait
 Strategi kunci dalam berorganisasi untuk mengelola fatigue
 Akibat kerja shift dan roster kerja terhadap tingkat fatigue karyawan
 Memotivasi karyawan untuk memberitahukan jika mereka atau orang lain mengalami
fatigue
 Strategi untuk menilai dan memonitor tingkat fatigue karyawan baik pada kondisi
umum/tertentu
 Membantu Karyawan yang terkena fatigue untuk mendapatkan bantuan sehubungan
dengan fatigue
 Mengelola situasi tertentu seperti panggilan di luar jam kerja dan sejenisnya, dimana
memiliki potensi tinggi untuk mengalami fatigue
 Secara efektif mengelola karyawan yang sedang mengalami fatigue
 Melakukan penilaian terhadap efek fatigue yang memungkinkan menyebabkan
incident / accident

Sistem Manajemen TKS Page 9 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

4.2.3. Induksi Karyawan Baru


Sebagai bagian dari proses induksi, karyawan baru dikenalkan dengan prosedur ini
menggunakan cara-cara berikut dibawah:
 Penjelasan prosedur akan disediakan untuk semua karyawan baru, sebagai bagian
dari proses induksi yang meliputi :
 Ulasan singkat yang berfokus kepada Tanggung Jawab karyawan dan
perusahaan
 Fokus kepada pendidikan dan tindakan disipliner yang membangun
 Persyaratan untuk memberitahu Pengawas / Supervisor jika mereka mengalami
fatigue

4.2.4. Induksi Dept Head, Section Head dan Manager


Sebagai bagian dari induksi dan pelatihan mereka, Dept Head, Section Head, maupun
Manager baru akan diberikan pelatihan yang sesuai untuk memastikan bahwa mereka
memiliki pengetahuan, kemampuan dan perilaku untuk mengelola fatigue baik yang
menimpa mereka sendiri atau orang lain
4.2.5. Kesadaran Keluarga dan Komunitas
Keluarga karyawan dan lingkungan yang nyaman memiliki kontribusi yang besar dalam
pencegahan fatigue dikarenakan oleh susahnya karyawan dalam mendapatkan waktu
tidur yang cukup antar shift
Pelatihan yang khusus dan sesi kesadaran harus dilakukan untuk mengatur asupan gizi
dari makanan yang diperlukan sehingga dapat mengurangi akibat dari kerja shift dan
fatigue
Sesi kesadaran harus dilakukan untuk menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga
(istri/suami dan anak) dalam memastikan kualitas tidur bagi para pekerja shift
4.3. Tanggapan / Panggilan diluar jam kerja
Project Manager akan memastikan bahwa prosedur dilakukan untuk meminimalisir perlunya tiap
karyawan mendapatkan panggilan diluar jam kerja normal mereka, dan melakukan penilaian
terhadap kebugaran karyawan yang diperlukan untuk menjalani panggilan tersebut
4.3.1. Persyaratan Umum
Keputusan manajemen untuk memanggil karyawan melakukan panggilan di luar jam kerja
didasarkan oleh:
 Ancaman terjadinya injury / luka jika situasi tersebut tidak diatasi
 Risiko keselamatan dari karyawan yang dipanggil
 Perhitungan biaya keuangan yang akan terjadi dengan menunda tanggapan terhadap
situasi tersebut
4.3.2. Penilaian kebugaran karyawan untuk bekerja

Sistem Manajemen TKS Page 10 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

Project Manager akan membuat checklist akibat fatigue untuk tiap karyawan yang
diperlukan untuk bekerja diluar jam kerja normal mereka. Termasuk memberikan
pertanyaan kepada karyawan untuk menentukan bahwa apakah mereka :
 Mengalami gangguan / kurang tidur dalam waktu 48 jam sebelumnya
 Memiliki faktor lain yang dapat menyebabkan mereka tidak bugar untuk
bekerja
4.4. Bantuan untuk Karyawan
Project Manager akan memastikan bahwa semua karyawan memiliki akses terhadap :
 Bantuan Profesional dan Rahasia (Confidential) untuk mendeteksi dan mengatasi masalah
pribadi dan pekerjaan yang dapat menimbulkan fatigue
 Nasihat medis yang professional, dan sumber referensi, untuk mengatasi masaah yang dapat
menimbulkan fatigue atau gangguan-gangguan lain yang berakibat pada kebugaran mereka
dalam bekerja

4.5. Pengelolaan Karyawan yang Fatigue di saat kerja


4.5.1. Fatigue yang terjadi di awal mulai kerja
Dimana Dept Head/Section Head mempercayai bahwa karyawan mungkin mengalami
fatigue pada awal shift, mereka akan melakukan penilaian terhadap situasi tersebut dan
memutuskan:
 Apakah karyawan tersebut diperbolehkan tetap bekerja menjalankan tugas mereka
seperti biasa
 Tidak diperbolehkan melakukan tugas mereka yang biasanya tetapi diperbantukan
untuk pekerjaan lain
 Dipulangkan ke rumah masing-masing untuk beristirahat selama shift
Pengawasan juga harus memastikan apakah fatigue tersebut akibat dari:
 Tingkah laku atau keputusan yang diambil oleh karyawan
 Faktor-faktor lain diluar kendali karyawan seperti susah tidur di siang hari, dll
Dept Head / Section Head akan :
 Mencatat hasil interview kedalam TKS.OPR-HSE-FRM-0027 Form Fatigue Inspection
 Mengambil tindakan yang sesuai yang mencakup rujukan untuk bantuan atau
counseling / tindakan disipliner yang sesuai
4.5.2. Fatigue yang terjadi pada saat bekerja
Dimana Dept Head / Section Head menyadari bahwa karyawan menjadi fatigue ketika jam
kerja, Dept Head / Section Head akan memastikan bahwa karyawan tersebut harus segera
dipisahkan dengan tempat kerja dan dilarang untuk mengendarai kendaraan atau
mengoperasikan mesin apapun, sampai penilaian selesai dilakukan
Dept Head / Section Head akan mempertimbangkan kondisi-kondisi tertentu pada situasi
dan mempertimbangkan tindakan seperti:

Sistem Manajemen TKS Page 11 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

 Melanjutkan pekerjaan dengan pengawasan extra atau bantuan dari teman kerja
 Istirahat dengan durasi yang cukup di lokasi yang berbeda dengan tempat kerja
 Alokasi ke tugas lain yang tidak terlalu sensitive / berhubungan dengan keselamatan
 Pemindahan dari tempat kerja
Pengawasan juga harus memastikan apakah fatigue tersebut akibat dari:
 Tingkah laku atau keputusan yang diambil oleh karyawan
 Faktor-faktor lain diluar kendali karyawan seperti susah tidur di siang hari, dll
Dept Head / Section Head akan :
 Mencatat hasil interview kedalam TKS.OPR-HSE-FRM-0027 Form Fatigue Inspection
 Mengambil tindakan yang sesuai yang mencakup rujukan untuk bantuan atau
counseling / tindakan disipliner yang sesuai
4.5.3. Counseling dan Tindakan Disipliner
Semua counseling dan tindakan disipliner dilakukan untuk mendukung terlaksananya
prosedur ini sesuai dengan kebijakan dan peraturan perusahaan

4.5.4. Perlindungan terhadap keamanan kerja


Kesempatan promosi karyawan, keamanan kerja, dan pembayaran tidak akan dipengaruhi
oleh pemberitahuan sukarela karena mengalami fatigue
Akan tetapi, jika karyawan mengalami fatigue yang rutin / berkepanjangan, maka
permasalahan ini akan diproses sesuai kebijakan dan peraturan perusahaan yang berlaku
4.6. Pengelolaan Istirahat pada shift malam
Project Manager akan mengimplementasikan prosedur untuk secara sistematis mengontrol waktu
istirahat ketika shift malam
Hal ini mencakup kesempatan karyawan yang terlalu fatigue untuk bekerja dengan selamat untuk
mendapatkan istirahat dengan kondisi seperti dibawah ini
4.6.1. Penilaian dan Persiapan
 Mendidik karyawan tentang keuntungan dan potensi bahaya dari istirahat
Manajemen Site akan menyediakan pekerja shift dengan pendidikan yang sesuai untuk
memastikan bahwa mereka memahami prinsip fisiologi yang berhubungan dengan
istirahat
Termasuk didalamnya adalah keuntungan (peningkatan kewaspadaan) dan potensi efek
negative seperti Sleep Inertia
 Menentukan apakah ada kesempatan yang sesuai untuk beristirahat dengan
teratur
Manajemen Site akan meninjau ulang posisi kerja tiap shift untuk menentukan
persyaratan operational yang penting dan apakah cocok untuk mengimplementasikan
kebijakan istirahat yang terkendali

Sistem Manajemen TKS Page 12 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

Pada site tertentu, sebaiknya dipertimbangkan kemungkinan adanya situasi yang


mengharuskan operator yang sedang beristirahat harus cepat merespon keadaan
darurat
 Mengambil keputusan yang sesuai untuk mengelola istirahat
Dept Head / Section Head sebaiknya melakukan proses pengecekan untuk memastikan
bahwa karyawan tidak sedang mengalami Sleep Inertia ketika kembali dari istirahat, dan
ketika melakukan pekerjaan yang cukup kritis terhadap keselamatan langsung setelah
istirahat
4.6.2. Implementasi
Manajemen Site akan akan mengidentifikasi atau memberikan fasilitas dimana karyawan
yang mengalami fatigue dapat beristirahat dengan aturan sebagai berikut:
 Istirahat dapat dilakukan pada area yang telah ditentukan, dan bukan tempat dimana
karyawan bekerja
 Hanya satu istirahat yang diambil per shift
 Karyawan harus menginformasikan kepada atasannya jika memerlukan istirahat
 Supervisor harus memastikan bahwa pengaturan kerja yang aman tersedia untuk
menggantikan ketidakhadiran karyawan yang sedang beristirahat
 Kewaspadaan karyawan harus ditinjau ulang oleh Supervisor sebelum kembali bekerja

4.6.3. Pencatatan waktu istirahat


Dept Head / Section Head sebaiknya mengimplementasikan proses pengecekan untuk
memonitor waktu kerja dan waktu istirahat yang aktual dari operator untuk memastikan
bahwa pergantian dilakukan dengan adil antara kru operator
4.6.4. Evaluasi dan Peninjauan Ulang
Manajemen Site akan membuat prosedur untuk :
 Memonitor frekuensi istirahat
 Mengevaluasi akibat dari istirahat baik pada karyawan itu sendiri dan pada
produksi
4.7. Pengumpulan Data
Project Manager akan memastikan bahwa informasi yang akurat telah didapat untuk
mendemonstrasikan bahwa prosedur ini sudah diimplementasikan, dikelola, ditinjau ulang, dan
diadaptasi dengan efektif selama kurun waktu tertentu. Termasuk didalamnya
4.7.1. Pengelolaan karyawan ketika dipekerjakan
Jumlah karyawan yang dinyatakan unfit / tidak fit untuk bekerja karena fatigue:
 Pada awal shift
 Ketika shift berjalan
Jumlah karyawan yang diberi pengarahan / counseling karena fatigue yang disebabkan oleh
tindakan atau keputusan mereka sendiri dan yang dirujuk oleh bantuan medis / psikologis
untuk mengatasi fatigue

Sistem Manajemen TKS Page 13 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

4.7.2. Siklus Roster dan Shift


Jumlah karyawan yang bekerja shift melebihi 14 jam
Jumlah karyawan yang bekerja baik shift maupun roster, yang tidak sesuai dengan
guideline perusahaan
4.7.3. Pelatihan dan Pendidikan
 Pendidikan Karyawan
 Jumlah Pendidikan dan Informasi mengenai fatigue yang dilaksanakan
 Jumlah karyawan yang menghadiri sesi informasi dan pendidikan
 Jumlah karyawan yang tidak menghadiri sesi informasi dan pendidikan
 Pelatihan Pengawas
 Jumlah sesi pelatihan pengawas yang dilaksanakan
 Jumlah Manager dan Supervisor yang menghadiri sesi pelatihan fatigue untuk
Pengawas
 Jumlah Manager dan Supervisor yang tidak menghadiri sesi pelatihan fatigue untuk
Pengawas
4.7.4. Insiden / Panggilan / Perjalanan
 Jumlah karyawan yang menerima panggilan setelah jam kerja normal mereka
 Jumlah insiden dimana fatigue menjadi salah satu faktor penyebabnya
 Jumlah karyawan yang melakukan perjalanan lebih dari 60 menit setiap periode kerja
 Jumlah karyawan yang melakukan perjalanan dengan jarak yang sangat jauh pada
akhir waktu rosternya

5. Flowchart / Alur diagram


Tidak digunakan dalam prosedur ini

6. Referensi

7. Daftar Dokumen Pendukung


7.1. TKS.QHS-HSE-FRM-0027 Form Fatigue Inspection

8. Riwayat Perubahan
Tidak ada

Sistem Manajemen TKS Page 14 of 15


Fatigue Management
TKS-01.OPR-HSE-SOP-0004

Sistem Manajemen TKS Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai