Makalah Survey RLL
Makalah Survey RLL
Makalah Survey RLL
DISUSUN OLEH :
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah makalah ini yang berjudul “Rekayasa Lalu Lintas Simpang Tak
Bersinyal” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas di Program Studi teknik Sipil,
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini disadari masih
jauh dari sempurna. Penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan kata maupun
ucapan. Oleh karena itu, diharapkan saran serta koreksi untuk kesempurnaan makalah
ini.
Pangkalan Baru,
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………….…….
Daftar Isi………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….
BAB II Landasa Teori…………………………………………………………
2.1 Arus Lalu Lintas………………………………………………………….
2.2 Pertumbuhan Lalu Lintas…………………………………………………
2.3 Kecepatan Lalu Lintas……………………………………………………
2.4 Kecepatan…………………………………………………………………
2.5 Kapasitas…………………………………………………………………
BAB III Metode Penelitian………………………………………………….
3.1 Bahan dan Alat Pengamatan…………………………………………..
3.2 Lokasi Pengamatan……………………………………………………
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………
3.4 Pelaksanaan Pengamatan…………………………………………….
BAB IV Analisa dan Pembahasan…………………………………………
4.1 Data Penelitian
4.2 Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
5.2 Saran…………………………………………………………………..
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
LANDASAN TEORI
v
2.3 Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol,
yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor
tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain dijalan. Persamaan untuk
menentukan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum sebagai berikut :
FV = ( FVO + FVW ) X FFVSFX FFVCS
2.4 Kecepatan
Manual menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja
segmen jalan, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan
dalam analisa ekonomi.
vi
2.5 Kapasitas
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau
volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah
kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau
dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan
digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpangper jam atau
(smp)/jam.
vii
Untuk jalan dua jalur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah
(Kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per
arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Kapasitas (C) dinyatakan dalam satuan mobil
penumpang (smp). Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai
berikut :
C = COX FCWX FCSPX FCSFX FCCS
Kapasitas dasar jalan lebih dari empat lajur (banyak jalur) dapat ditentukan dengan
kapasitas per lajur yang diberikan dalam tabel, walaupun lajur tersebut mempunyai
lebar yang tidak standar. Pada saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas
tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati
ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi
arus/volume lalu lintas bertambah, di sinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan
berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet
total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.
viii
BAB III
METODE PENELITIAN
ix
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang
sudah ada atau dari data sebelumnya. Data ini digunakan untuk mendukung data
primer yang telah diperoleh yaitu, dari bahan Pustaka, literatur, penelitian terdahulu,
buku dan sebagainya. Data sekunder tersebut terdiri dari:
Peta lokasi, yaitu menentukan tata letak Dimana akan dilakukannya
penelitian.
Geometrik simpang, yaitu mengukur lebar lengan simpang.
Data jumlah penduduk, yaitu menentukam kelas ukuran kota Pangkal Pinang.
Kondisi lingkungan, yaitu menentukan tipe lingkungan jalan berdsarkan
klasifikasi hambatan samping.
x
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
xi
Dari pengambilan data geometrik simpang pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 yaitu data
ruas jalan Simpang Kampak.
Ruas Jalan Lebar Jalan Bahu Jalan Trotoar (m) Median (m) Marka
(m) (m) Jalan (m)
A 5,7 - - - -
B 7 - - - ada
C 5,7 - - - -
D - - - - -
Sumber: survey lapangan
xii
4.1.2.3 Kelas Hambatan
Berdasarkan penelitian dan analisa kelas hambatan pada jam puncak samping
untuk jalan perkotaan daerah komersial dengan aktivitas sisi jalan tinggi yang berupa
kendaraan parkir pada badan jalan kelas hambatan samping digolongkan kelas
hambatan samping sedang (M).
xiii
Tabel 4.2 Arus Lalu Lintas Jam Puncak
xiv
1200
1000 966.4
arus lalu lintas Q
800
( smp/jam )
656.9
600
400
200
0 0 0 0
0
06.45-07.45 07.45-08.45 11.00-12.00 12.00-13.00 15.30-16.30 16.30-17.30
Periode waktu
xv
4.2.1 Formulir USIG-I :
Kota : Pangkalpinang
Propinsi : : Kepulauan Bangka Belitung
Ukuran Kota : 226 297,00 jiwa
Jalan Utama : Jl. Kampung Melayu
Jalan Minor : Jl. Fatmawati
Hari : Kamis, 4 Januari 2024
Periode : Jam Puncak Siang (11.00-12.00)
1. Komposisi lalu lintas meliputi :
QLV : 675 smp/jam
QHV : 59,8 smp/jam
QMC : 888,5 smp/jam
QUM : 0 kend/jam
QTOT : 1623,3 smp/jam
QMA : 0 smp/jam
QMI : 830 smp/jam
1. Rasio belok :
PLT = QLT/QTOT = 411,8/1623,3 = 0,254
PRT = QRT/QTOT = 805,1/1623,3 = 0,496
PT = PLT+PRT = 0,254+0,496 = 0,750
2. Rasio jalan minor/(jalan utama+minor) total:
PMI = QMI/QTOT = 830/1623,3 = 0,511
3. Rasio kendaraan tak bermotor (UM/MV)
PUM = QUM / QTOT = 0 (Tidak ada perhitungan)
xvi
Tabel 4.4 Formulir USIG-I
xvii
d. Jumlah lajur Untuk menentukan jumlah lajur (total untuk kedua arah)
berdasarkan diperoleh:
WAC = 5,7 meter karena nilai WAC < 5,5 meter maka didapat 2 lajur.
WBD = 3,5 meter karena nilai WAC < 5,5 meter maka didapat 2 lajur.
e. Tipe simpang Tipe simpang untuk lengan simpang= 3,
jumlah lajur pada pendekat jalan utama dan jalan minor
masing-masing= 2 lajur,
maka dari Tabel diperoleh tipe simpang IT = 324.
2. Kapasitas (C)
a. Kapasitas dasar (CO)
Berdasarkan Tabel menurut tipe simpang 324 diperoleh kapasitas
dasar 3200 smp/jam.
b. Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW)
Variabel masukan adalah lebar rata-rata semua pendekat W1 = 3,05
meter dan tipe simpang IT = 422. Batas nilai yang diberikan adalah Gambar
3.4 atau dapat digunakan rumus untuk klasifikasi IT yaitu :
324 : FW = 0,73+0,076
WI = 0,73+0,076×6,13 = 1,20
c. Faktor penyesuaian median jalan utama (FM) Berdasarkan Tabel nilai
median jalan utama yang tidak ada median diperoleh FM = 1.
d. Faktor penyesuaian ukuran kota (FCS) Berdasarkan Tabel kelas ukuran
kota diperoleh faktor penyesuaian ukuran kota (FCS) adalah 0,88.
e. Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor (FRSU)
Berdasarkan Tabel 3.11 dan Persamaan 3.8 diperoleh nilai FRSU
yaitu: FRSU (PUM sesungguhnya) = FRSU (PUM = 0) × (1–PUM ×
empUM)
= 0,9×(1 - 0,005×1)
= 0,90
xviii
f. Faktor penyesuaian belok kiri (FLT)
Berdasarkan Gambar 3.5 faktor penyesuaian belok kiri. Variabel
masukkan adalah belok kiri PLT dengan persamaan:
FLT = 0,84+1,61 PLT
= 0,84+1,61×0,254 = 1,248
g. Faktor penyesuaian belok kanan pada simpang dengan 3 lengan dihitung
dengan menggunakan persamaan 3.11
FRT= 1,09 – 0,922 × 0,496
= 0,632
dengan :
PRT = rasio kendaraan belok kanan (QLT/QTOT)
QRT = arus total belok kanan (smp/jam)
QTOT = arus kendaraan bermotor total pada persimpangan (smp/jam)
h. Faktor penyesuaian arus jalan minor (FMI)
Variabel masukan adalah rasio arus jalan minor PMI dan tipe simpang
Batas nilai yang diberikan untuk FMI berdasarkan Gambar 3.7 atau dengan
menggunakan rumus dari Tabel 3.12 diperoleh:
FMI = 116,6×PMI^2 – 33,3 × PMI^3+ 25,3 x PMI^2 -8,6 x PMI + 1,95
xix
3. Derajat kejenuhan (DS)
Suatu simpang mempunyai tingkat kinerja yang baik apabila derajat
kejenuhan tidak lebih dari 0,8 pada jam puncak tahun rencana.
Berdasarkan MKJI (1997), nilai derajat kejenuhan dari Persamaan 3.10 diperoleh:
DS = QTOT / C
= 1623,3 /3200
= 0,507
4. Tundaan
a. Tundaan lalu lintas simpang(DTI)
Berdasarkan Persamaan 3.12 untuk DS ≥ 0,6 maka diperoleh:
DTI = 1,0504 / (0,2742 – 0,2042×DS) - (1 - DS)×2
= 1,0504 / (0,2742 – 0,2042×0,507) - (1 – 0,507)×2
= 5.168 det/smp
b. Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA)
Berdasarkan Persamaan 3.14 untuk DS ≥ 0,6 maka diperoleh:
DTMA = 1,05034 / (0,346 - 0,246×DS) - (1 - DS)×1,8
= 1,05034 / (0,346 – 0,246×0,507) – (1 – 0,507)×1,8
= 3.859 det/smp
c. Tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI)
Berdasarkan Persamaan 3.15 maka diperoleh:
DTMI = (QTOT × DT1 ) - (QMA × DTMA ) / QMI
= (1623,3 × 5.168 – 0 × 3.859) / 830
= 10.107 det/smp
xx
d. Tundaan geometrik simpang (DG)
Berdasarkan Persamaan 3.16 untuk DS < 1 maka diperoleh:
DG = (1 - DS) × (PT × 6 + (1 - PT) × 3) + DS × 4
= (1 – 0,507) × (0,750 × 6 + (1 – 0,750) × 3) + 0,507 × 4
= -1.773 det/smp
e. Tundaan simpang (D)
Berdasarkan Persamaan 3.17 maka diperoleh:
D = DG + DT1
= -1.773+5.168
= 3.395 det/smp
5. Peluang antrian (QP%)
Berdasarkan Persamaan 3.18 dan 3.19 maka diperoleh:
Batas bawah:
QP % = 9,02 × DS + 20,66 × DS2 + 10,49 × DS3
= 9,02 × 0,507 + 20,66 × 0,507^2 + 10,49 × 0,507^3
= 2.5 %
Batas atas:
QP % = 47,71 × DS - 24,68 × DS2 – 56,47 × DS3
= 47,71 × 0,507 - 24,68 × 0,507^2 – 56,47 × 0,507^3
= 10.4 %
Dari perhitungan didapat rentang peluang antrian (QP%) = 2.5% s.d 10.4 %.
Dari analisa simpang tak bersinyal pada formulir USIG-II dapat diketahui
pada saat kondisi awal (Pilihan 1) nilai kapasitas (C) = 3200 smp/jam, arus lalu lintas
total (QTOT) = 1623,3 smp/jam, tundaan simpang (D) = 3.395 det/smp dan peluang
antrian (QP%) = 2.5% s.d 10.4 %
Sehingga menghasilkan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,507 < 0,77
(kurang nilai DS yang disarankan MKJI 1997 = 0,77) untuk kondisi seperti ini lalu
lintas stabil.
xxi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil dari penelitian tugas akhir ini pada
jam puncak pukul 11.00-12.00 WIB diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja Simpang Kampak pada kondisi awal (existing) didapat nilai kapasitas
(C) = 3200 smp/jam dengan arus lalu lintas total (QTOT) = 1623,3 smp/jam,
menunjukkan nilai derajat kejenuhan (DS) = 0,507, Nilai ini lebih kecil dari nilai
yang disarankan oleh MKJI 1997 yaitu DS < 0,77 menunjukkan tingkat pelayanan D
dengan kondisi arus lalu lintas stabil diperoleh tundaan simpang (D) = 3.395 det/smp
dan peluang antrian (QP%) = 2.5% s.d 10.4%.
5.2 Saran
Menurut Analisa kami, berdasarkan data yang ada di atas Simpang Kampak
yang meliputi Jl. Kampung Melayu(A) – Jl. Fatmawati(C) – Jl. Kampung Melayu(C)
tidak ada perubahan baik pelebaran jalan atau perubahan arus lalu lintas dikarenakan
tidak adanya kemacetan berlebihan. Namun, perlu di perhatikan juga, karena
kemungkinan akan terjadi macet di jam-jam tertentu atau jam puncak.
xxii