1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal) 2023; 3 (1): 125 – 130

ISSN: 2775- 3670 (electronic)


Journal Homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/ijpe/index
DOI: 10.37311/ijpe.v3i1.19052

Hubungan Tingkat Pengetahuan Diabetes Mellitus Terhadap


Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas X
Umul Farida1*, Djembor Sugeng Walujo2, Nanda Aulia Mar’atina3
1,2,3 Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kota Kediri, Indonesia.
*E-mail : [email protected]
Article Info:
Received: 29 Desember 2022
ABSTRACT
in revised form: 3 Februari
2023
Accepted: 9 Februari 2023 Diabetic Mellitus is a chronic disease caused a limited or
Available Online: 15 Februari inneffective insulin produced by pancreas. Diabetes is a big
2023 health problems that has reached an worry level and is a global
Keywords:
Diabetic Mellitus;
threat. A knowledge has an important role for behavior. This
Levels of Knowledge; research is used to look a correlation between level of knowledge
Blood Sugar Level; with of blood sugar levels in patients of diabetic mellitus at the X
DKQ - 24 Health Center. This research used an analytic survey design with
Corresponding Author:
Umul Farida
a cross-sectional program. The samples was 93 patients with
Jurusan S1 Farmasi inclusion criteria in the form in patient of diabetic mellitus at the
Fakultas Farmasi X Health Center and willing to be respondents. This research was
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti held in December 2022 until January 2023. The research used
Wiyata
Kota Kediri
instrument a questionnaire sheet by DKQ 24. The results of the
Indonesia univariate research were obtained by 64,5% of patient had a good
E-mail: levels knowledge and 35,5% had a not good level of knowledge,
[email protected] 60,2% of patient had a normal blood sugar levels and 39,8% of
patient had abnormal blood sugar levels. The bivariate with a
Chi-Square statistical test found that there a correlation between
the level of knowledge with of blood sugar levels in diabetic
mellitus patients at the X Health Center in Kediri City with a P
value of 0.014. From this research it can be conclude that there a
significant correlation between the level knowledge with of blood
sugar levels patients of diabetic mellitus at the X Health Center.
Hoped the results this research will give information to the X
Health Center to continue providing education about diabetes
mellitus to patients as a support the stability of the patient's blood
sugar levels with a better life.

This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC-SA) 4.0 International
license.

How to cite (APA 6th Style):


Farida, U.,Walujo,D.S., Mar’atina,N.A. (2023). Hubungan Tingkat Pengetahuan Diabetes Mellitus Terhadap
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas X. Indonesian Journal of Pharmaceutical (e-Journal),
3(1), 125-130.

125
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130

ABSTRAK

Diabetes Mellitus ialah kondisi kronis yang disebabkan karena tidak cukup dan tidak
efektifnya insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Diabetes menjadi masalah kesehatan besar
yang mencapai tingkat mengkhawatirkan dan menjadi ancaman global. Pengetahuan memiliki
peran penting terhadap perilaku seseorang. Riset dilaksanakan untuk melihat ada ataupun
tidak relasi diantara tingkatan pengetahuan DM terhadap kadar gula darah. Desain riset
menggunakan jenis survei analitik rancangan Cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 93
pasien dengan kriteria inklusi pasien diabetes mellitus di Puskesmas X yang bersedia menjadi
responden. Riset dilaksanakan pada bulan Desember 2022- Januari 2023. Riset ini dengan
instrumen kuisioner dari DKQ-24. Pada hasil riset univariate didapatkan 64,5 % dengan
kategori tingkat pengetahuan baik, 35,5 % dengan kategori tingkat pengetahuan kurang baik,
60,2 % dengan kriteria kadar gula darah normal dan 39,8 % berupa kategori kadar gula darah
kriteria abnormal. Pada analisis bivariate dengan uji Chi Square terdapat adanya relasi diantara
tingkatan pengetahuan kepada tingkat gula darah pada pasien DM di Puskesmas X
dinyatakan nilai P value sebanyak 0,014. Dari riset ini bisa dilihat adanya hubungan
bersignifikan diantara tingkatan pengetahuan terhadap tingkat gula darah penderita DM
dalam Puskesmas X. Diharapkan bahwa hasil riset ini akan memberikan informasi kepada
Puskesmas X untuk terus menambah edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus kepada
pasien sebagai penunjang kestabilan kadar gula darah pasien dengan harapan hidup lebih
baik.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus; Tingkat Pengetahuan; Kadar Gula Darah; DKQ - 24

1. Pendahuluan

DM termasuk kelainan metabolik menahun akibat tidak cukup atau tidak


efektifnya tubuh mengginakan insulin [1]. Diabetes termasuk penyakit metabolik
hiperglikemia karena terdapat kelainan kerja insulin atau kelalaian insulin yang dapat
menimbulkan berbagai komplikasi [2]. Penderita sering tidak sadar adanya penyakit ini
dan biasa mengetahui ketika sudah muncul gejala penyakit/adanya komplikasi [3].
Diabetes sudah menjadi masalah kesehatan yang mengancam global, di dunia lebih dari
setengah miliar orang hidup dengan diabetes [4].
Pengetahuan yakni kemampuan seseorang untuk menerima, menggunakan dan
mempertahankan informasi yang didasarkan oleh pengalaman [5], mudahnya
pengetahuan adalah wawasan partisipan tentang topik yang diberikan sehingga
memiliki peranan penting dalam perilaku [6]. Kadar gula darah ialah gula darah yang
bersumber melalui makanan yang dilakukan penyimpanan berbentuk glikogen pada
hati dan otot rangka [7]. Observasi tingkat gula darah diperlukan untuk penegakkan
suatu diagnosis terutama penyakit DM [8].
Pengetahuan mengenai diabetes mellitus adalah penunjang yang dapat
membantu pasien menjalankan terapi diabetes, maka semakin baik pasien memahami
mengenai penyakitnya maka diharapkan dapat membantu mengubah perilaku
sehingga kondisi tubuhnya dapat terkendali dan diharapkan dapat menjalani hidup
dengan lebih baik, contohnya dengan mempertahankan kestabilan kadar gula darah [9].
Riset dilaksanakan untuk mengenali ada/tidaknya relasi antara tingkatan pengetahuan
DM dengan kadar gula darah penderita DM di Puskesmas X.

2. Metode
Riset berupa non-eksperimental secara survei analitik mempergunakan
rancangan cross-sectional. Cross-sectional yakni riset yang menyelidiki perubahan

126
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education. 3(1): 125-130

hubungan diantara faktor berisiko (Independen) dengan faktor efek (Dependen) [10],
melalui metode penghimpunan data yang dilaksanakan secara bersama antara faktor
risiko dan faktor efek (Point time approach) [11]. Riset ini menggunakan kuisioner DKQ-
24 [12] dan akan di analisis menggunakan bantuan software SPSS-25.
Populasi dan Sampel
Sampel ialah bagian dari populasi [13]. Pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus slovin [14]. Penggunakan Rumus Slovin ini, harus menetapkan
taraf keyakinan atau batas toleransi kesalahan yang akan terjadi [15]. Populasi dalam
riset ini sebanyak 122 pasien dengan total sampel 93 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi sehingga dapat menjadi narasumber. Kriteria inklusi sendiri ialah karakter
umum subjek riset beserta populasi targetnya yang ingin diamati [16].

Analisis Data
Pada tahap analisis data menggunakan analisa univariate yang ditujukan untuk
mendeskripsikan karakter masing – masing variabel [17], dan menggunakan analisa
bivariate metode chi-square yang ditujukan untuk mengamati ada ataupun tidak relasi
diantara dua variabel [18].

3. Hasil dan Pembahasan

Sebanyak 93 responden telah setuju mengisi kuisioner pada riset ini dengan
lengkap. Hal ini mencakup sebagian elemen yakni pendidikan terakhirnya, umur, jenis
kelamin dan ada/tidaknya riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga.

Tabel 1. Karakteristik responden


Karakter Frekuensi Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki – Laki 47 50,5
Perempuan 46 49,5
Usia
17-25 Th 0 0,05
26-35 Th 0 0,05
36-45 Th 7 7,5
46-55 Th 36 38,7
56-65 Th 34 36,5
>65 Th 16 17,2
Pend.Terakhir
Tidak SD 4 4,3
SD 22 23,6
SMP 31 33,3
SMA 33 35,5
D1 s/d D3 1 1,1
S1 s/d S3 2 2,1
PT. Kesehatan / Non 0 0,05
Riwayat Keluarga
Ada 64 69
Tidak Ada 29 24

127
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130

Sebagaimana dilihat pada tabel 1 bahwa pada riset yang telah dilaksanakan
terhadap total 93 orang responden dengan masing masing karakteristik maka dapat
diketahui bahwa pasien laki – laki lebih banyak terdapat dalam riset dengan total
presentase 50,5% atau 47 orang. Pasien dengan rentang usia 46-55 tahun dengan total
presentase sebanyak 38,7%. Sebanyak 64 pasien atau 69% mempunyai riwayat diabetes
mellitus dalam keluarga dan sebanyak 29 pasien atau 24% tidak mempunyai riwayat
diabetes mellitus dalam keluarga.
Pengetahuan ialah tahu, ini sering terjadi apabila seseorang memfokuskan
terhadap objek tertentu seperti memahami tentang topik yang diberikan [19].
Pengetahuan mempunyai peran penting pada penentuan perilaku, pengetahuan
membentuk kepercayaan dan memberikan dasar pengambilan keputusan sehingga
akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak [6].
Tabel 2. Gambaran tingkat pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Jumlah (%)
Baik 60 (64,5%)
Kurang Baik 33 (35,5%)
Total 93 (100%)

Tingkat pengetahuan diinterpretasikan menjadi 2 kelompok, yakni kelompok


dengan tingkat pengetahuan baik > 50% dan kurang baik ≤ 50% [20]. Berdasarkan hasil
gambaran tingkat pengetahuan pada tabel 2 yang dilaksanakan pada total responden 93
pasien menunjukkan bahwa sebanyak 64,5% pasien memiliki pengetahuan yang baik
dan sebanyak 35,5% memiliki pengetahuan kurang baik.
Kadar gula darah ialah glukosa dalam darah. Kadarnya dipengaruhi beberapa
enzim dan hormon diantaranya hormon insulin. Faktor pengaruh dikeluarkannya
insulin yaitu makanan berupa glukosa, manosa dan stimulasi vagal [7]. Pemantauan
kadar gula darah diperlukan saat penegakkan diagnosa terutama penyakit DM. Kadar
gula darah bisa dilihat saat pasien sedang saat keadaan berpuasa ataupun ketika
pasiennya berkunjung berobat.
Tabel 3. Gambaran kadar gula darah
Kadar Gula Darah Jumlah (%)
Abnormal 37 (39,8%)
Normal 56 (60,2%)
Total 93 (100%)

Hasil kadar gula darah dikelompokkan menjadi 2 yaitu dikatakan normal jika
hasilnya ≤200 mg/dl dan bisa disebutkan abnormal bila hasilnya >200 mg/dl [21].
Berdasarkan hasil gambaran kadar gula darah pasien DM pada tabel 3 terhadap 93
pasien didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 60,2% pasien berkadar gula darah
normal dan 39,8% pasien berkadar gula darah abnormal.
Tabel 4. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap kadar gula darah
Tingkat Kadar Gula Darah Total P
Pengetahuan Abnormal Normal value
n % n % n %
Kurang Baik 19 42,4 14 42,4 33 100 0,014

Baik 18 30,0 42 70,0 60 100

Jumlah 37 39,8 56 60,2 93 100

128
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education. 3(1): 125-130

Berdasarkan analisis bivariate pada tabel 3 dengan metode chi-square yang


dilaksanakan pada responden sebanyak 93 pasien memperlihatkan terdapat relasi
diantara tingkatan pengetahuan terhadap kadar gula darah pasien DM, hal ini
dibuktikan dengan adanya hasil nilai P value sebanyak 0,014 yaitu nilai tersebut < 0,05
yang menjadi syarat dalam menentukan sebuah hubungan antar variabel [22]. Nilai
Odds Ratio (OD) tingkat pengetahuan yang muncul yaitu 3,167 dimana nilai tersebut > 1
yang berarti bahwa tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan kadar gula
darah [23] dan memiliki peran penting atas kestabilan kadar gula darah pada penderita
DM. Hasil riset selaras terhadap [24] pengetahuan seseorang berhubungan signifikan
dengan kadar gula darah pada pasien DM. Tingginya pengetahuan seseorang dapat
terlihat melalui tingkatan pendidikan , sehingga seseorang yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi maka akan semakin baik informasi kesehatan yang didapatkan,
dengan adanya informasi kesehatan yang baik maka secara otomatis pengobatan dan
pemulihan penderita diabetes mellitus akan semakin baik pula [25].

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa sebanyak 64,5% pasien mempunyai
pengetahuan dengan kategori yang baik mengenai diabetes mellitus, dan sebanyak
35,5% pasien memiliki pengetahuan dengan kategori yang kurang baik mengenai
diabetes mellitus. Berdasarkan hasil riset menunjukkan sebanyak 60,2% termasuk
kategori kadar gula darah yang normal dan sebanyak 39,8% termasuk kategori kadar
gula darah yang abnormal. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
memiliki hubungan signifikan dengan kadar gula darah penderita DM di Puskesmas X
bernilai P value sebanyak 0,014.

Referensi

[1] Kemenkes RI, Situasi dan Analis Diabetes. Jakarta: Pusdatin Kemenkes, 2014.
[2] ADA, Standards Of Medical Care In Diabetes. Arlington: American Diabetes
Association, 2022.
[3] J. Usman, D. Rahman, and N. Sulaiman, “Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diabetes Mellitus pada Pasien di RSUD Haji Makassar,” J. Komunitas
Kesehat. Masy., vol. 2, pp. 16–22, 2020.
[4] IDF Diabetes Atlas, International Diabetes Federation. Greenberg: IDF Diabetes Atlas,
2021. doi: 10.1016/j.diabres.2013.10.013.
[5] R. T. Desty, W. Arumsari, and S. Rohmah, “Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pencegahan COVID-19 pada Pedagang di Pasar Sampangan, Kota Semarang,”
Indones. J. Health Community, vol. 2, no. 1, pp. 19–27, 2021.
[6] N. W. Novita, C. Yuliastuti, and S. Narsih, “Tingkat Pengetahuan tentang TB Paru
Mempengaruhi penggunaan Masker di Ruang Paru Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya,” J. Health Sci., vol. 7, no. 1, pp. 46–61, 2018.
[7] H. Tandra, Diabetes Bisa Sembuh ( Petunjuk Praktis Mengalahkan dan Menyembuhkan
Diabetes). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018.
[8] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Pedoman Petunjuk Praktis Terapi Insulin
Pada Pasien Diabetes Mellitus 2021. Jakarta: PB. PERKENI, 2021.
[9] A. A. Perdana, B. Ichsan, and D. U. Rosyidah, “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Penyakit DM dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM

129
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130

Tipe II Di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta,” Biomedika, vol. 5, no. 2, pp. 17–21,
2013, doi: 10.23917/biomedika.v5i2.265.
[10] S. Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2018.
[11] Sastroasmoro and Sudigdo, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinia. Jakarta:
Sagung Seto, 2014.
[12] Agrimon, “Exploring The Feasibility of Implementing Self-Management And
Patient Empowerment Through A Structured Diabetes Education Programme in
Yogyakarta City Indonesia : A Pilot Cluster Randomised Controlled Trial,” The
University of Adelaide, 2014.
[13] Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2017.
[14] W. Supriyanto and R. Iswandiri, “Kecendurungan Sivitas Akademika Dalam
Memilih Sumber Referensi untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan
Tinggi,” Berk. Ilmu Perpust. Dan Inf., 2017.
[15] I. Ghozali, Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: UNDIP Press,
2011.
[16] Nursalam, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta:
Salemba Medika, 2017.
[17] S. Notoatmojo, Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
[18] Surahman, M. Rachmat, and S. Supardi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016.
[19] S. Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
[20] S. Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
[21] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Konsensus Pengelolaan dan Perencanaan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI, 2015.
[22] S. Santoso, Menguasai Statistik dengan SPSS 24. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2017.
[23] H. Purnomo and E. S. Syamsul, Statistika Farmasi (Aplikasi Praktis dengan SPSS).
Yogyakarta: Grafika Indah, 2017.
[24] N. Majid, M. Muhasidah, and H. Ruslan, “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap
Dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar,” Media Keperawatan Politek.
Kesehat. Makassar, vol. 8, no. 2, p. 23, 2019, doi: 10.32382/jmk.v8i2.453.
[25] F. R. Romadi, “Pengaruh Integrasi Media Komunikasi terhadap Pengetahuan
Pengunjung Wisata Edukasi Pertanian Desa Bono , Kecamatan Boyolangu ,
Kabupaten Tulungagung The Influence of Communication Media Integration on
The Knowledge of Agricultural Education Tourism in Bon,” vol. 18, pp. 36–48,
2022.

130

Anda mungkin juga menyukai