1 PB
1 PB
1 PB
This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC-SA) 4.0 International
license.
125
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130
ABSTRAK
Diabetes Mellitus ialah kondisi kronis yang disebabkan karena tidak cukup dan tidak
efektifnya insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Diabetes menjadi masalah kesehatan besar
yang mencapai tingkat mengkhawatirkan dan menjadi ancaman global. Pengetahuan memiliki
peran penting terhadap perilaku seseorang. Riset dilaksanakan untuk melihat ada ataupun
tidak relasi diantara tingkatan pengetahuan DM terhadap kadar gula darah. Desain riset
menggunakan jenis survei analitik rancangan Cross-sectional. Jumlah responden sebanyak 93
pasien dengan kriteria inklusi pasien diabetes mellitus di Puskesmas X yang bersedia menjadi
responden. Riset dilaksanakan pada bulan Desember 2022- Januari 2023. Riset ini dengan
instrumen kuisioner dari DKQ-24. Pada hasil riset univariate didapatkan 64,5 % dengan
kategori tingkat pengetahuan baik, 35,5 % dengan kategori tingkat pengetahuan kurang baik,
60,2 % dengan kriteria kadar gula darah normal dan 39,8 % berupa kategori kadar gula darah
kriteria abnormal. Pada analisis bivariate dengan uji Chi Square terdapat adanya relasi diantara
tingkatan pengetahuan kepada tingkat gula darah pada pasien DM di Puskesmas X
dinyatakan nilai P value sebanyak 0,014. Dari riset ini bisa dilihat adanya hubungan
bersignifikan diantara tingkatan pengetahuan terhadap tingkat gula darah penderita DM
dalam Puskesmas X. Diharapkan bahwa hasil riset ini akan memberikan informasi kepada
Puskesmas X untuk terus menambah edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus kepada
pasien sebagai penunjang kestabilan kadar gula darah pasien dengan harapan hidup lebih
baik.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus; Tingkat Pengetahuan; Kadar Gula Darah; DKQ - 24
1. Pendahuluan
2. Metode
Riset berupa non-eksperimental secara survei analitik mempergunakan
rancangan cross-sectional. Cross-sectional yakni riset yang menyelidiki perubahan
126
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education. 3(1): 125-130
hubungan diantara faktor berisiko (Independen) dengan faktor efek (Dependen) [10],
melalui metode penghimpunan data yang dilaksanakan secara bersama antara faktor
risiko dan faktor efek (Point time approach) [11]. Riset ini menggunakan kuisioner DKQ-
24 [12] dan akan di analisis menggunakan bantuan software SPSS-25.
Populasi dan Sampel
Sampel ialah bagian dari populasi [13]. Pengambilan sampel dengan
menggunakan rumus slovin [14]. Penggunakan Rumus Slovin ini, harus menetapkan
taraf keyakinan atau batas toleransi kesalahan yang akan terjadi [15]. Populasi dalam
riset ini sebanyak 122 pasien dengan total sampel 93 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi sehingga dapat menjadi narasumber. Kriteria inklusi sendiri ialah karakter
umum subjek riset beserta populasi targetnya yang ingin diamati [16].
Analisis Data
Pada tahap analisis data menggunakan analisa univariate yang ditujukan untuk
mendeskripsikan karakter masing – masing variabel [17], dan menggunakan analisa
bivariate metode chi-square yang ditujukan untuk mengamati ada ataupun tidak relasi
diantara dua variabel [18].
Sebanyak 93 responden telah setuju mengisi kuisioner pada riset ini dengan
lengkap. Hal ini mencakup sebagian elemen yakni pendidikan terakhirnya, umur, jenis
kelamin dan ada/tidaknya riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga.
127
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130
Sebagaimana dilihat pada tabel 1 bahwa pada riset yang telah dilaksanakan
terhadap total 93 orang responden dengan masing masing karakteristik maka dapat
diketahui bahwa pasien laki – laki lebih banyak terdapat dalam riset dengan total
presentase 50,5% atau 47 orang. Pasien dengan rentang usia 46-55 tahun dengan total
presentase sebanyak 38,7%. Sebanyak 64 pasien atau 69% mempunyai riwayat diabetes
mellitus dalam keluarga dan sebanyak 29 pasien atau 24% tidak mempunyai riwayat
diabetes mellitus dalam keluarga.
Pengetahuan ialah tahu, ini sering terjadi apabila seseorang memfokuskan
terhadap objek tertentu seperti memahami tentang topik yang diberikan [19].
Pengetahuan mempunyai peran penting pada penentuan perilaku, pengetahuan
membentuk kepercayaan dan memberikan dasar pengambilan keputusan sehingga
akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak [6].
Tabel 2. Gambaran tingkat pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Jumlah (%)
Baik 60 (64,5%)
Kurang Baik 33 (35,5%)
Total 93 (100%)
Hasil kadar gula darah dikelompokkan menjadi 2 yaitu dikatakan normal jika
hasilnya ≤200 mg/dl dan bisa disebutkan abnormal bila hasilnya >200 mg/dl [21].
Berdasarkan hasil gambaran kadar gula darah pasien DM pada tabel 3 terhadap 93
pasien didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 60,2% pasien berkadar gula darah
normal dan 39,8% pasien berkadar gula darah abnormal.
Tabel 4. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap kadar gula darah
Tingkat Kadar Gula Darah Total P
Pengetahuan Abnormal Normal value
n % n % n %
Kurang Baik 19 42,4 14 42,4 33 100 0,014
128
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education. 3(1): 125-130
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa sebanyak 64,5% pasien mempunyai
pengetahuan dengan kategori yang baik mengenai diabetes mellitus, dan sebanyak
35,5% pasien memiliki pengetahuan dengan kategori yang kurang baik mengenai
diabetes mellitus. Berdasarkan hasil riset menunjukkan sebanyak 60,2% termasuk
kategori kadar gula darah yang normal dan sebanyak 39,8% termasuk kategori kadar
gula darah yang abnormal. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
memiliki hubungan signifikan dengan kadar gula darah penderita DM di Puskesmas X
bernilai P value sebanyak 0,014.
Referensi
[1] Kemenkes RI, Situasi dan Analis Diabetes. Jakarta: Pusdatin Kemenkes, 2014.
[2] ADA, Standards Of Medical Care In Diabetes. Arlington: American Diabetes
Association, 2022.
[3] J. Usman, D. Rahman, and N. Sulaiman, “Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Diabetes Mellitus pada Pasien di RSUD Haji Makassar,” J. Komunitas
Kesehat. Masy., vol. 2, pp. 16–22, 2020.
[4] IDF Diabetes Atlas, International Diabetes Federation. Greenberg: IDF Diabetes Atlas,
2021. doi: 10.1016/j.diabres.2013.10.013.
[5] R. T. Desty, W. Arumsari, and S. Rohmah, “Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Pencegahan COVID-19 pada Pedagang di Pasar Sampangan, Kota Semarang,”
Indones. J. Health Community, vol. 2, no. 1, pp. 19–27, 2021.
[6] N. W. Novita, C. Yuliastuti, and S. Narsih, “Tingkat Pengetahuan tentang TB Paru
Mempengaruhi penggunaan Masker di Ruang Paru Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya,” J. Health Sci., vol. 7, no. 1, pp. 46–61, 2018.
[7] H. Tandra, Diabetes Bisa Sembuh ( Petunjuk Praktis Mengalahkan dan Menyembuhkan
Diabetes). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018.
[8] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Pedoman Petunjuk Praktis Terapi Insulin
Pada Pasien Diabetes Mellitus 2021. Jakarta: PB. PERKENI, 2021.
[9] A. A. Perdana, B. Ichsan, and D. U. Rosyidah, “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Penyakit DM dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM
129
Agustina et al., 2023; Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal); 3(1): 125-130
Tipe II Di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta,” Biomedika, vol. 5, no. 2, pp. 17–21,
2013, doi: 10.23917/biomedika.v5i2.265.
[10] S. Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2018.
[11] Sastroasmoro and Sudigdo, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinia. Jakarta:
Sagung Seto, 2014.
[12] Agrimon, “Exploring The Feasibility of Implementing Self-Management And
Patient Empowerment Through A Structured Diabetes Education Programme in
Yogyakarta City Indonesia : A Pilot Cluster Randomised Controlled Trial,” The
University of Adelaide, 2014.
[13] Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2017.
[14] W. Supriyanto and R. Iswandiri, “Kecendurungan Sivitas Akademika Dalam
Memilih Sumber Referensi untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan
Tinggi,” Berk. Ilmu Perpust. Dan Inf., 2017.
[15] I. Ghozali, Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: UNDIP Press,
2011.
[16] Nursalam, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta:
Salemba Medika, 2017.
[17] S. Notoatmojo, Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
[18] Surahman, M. Rachmat, and S. Supardi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016.
[19] S. Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
[20] S. Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
[21] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Konsensus Pengelolaan dan Perencanaan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI, 2015.
[22] S. Santoso, Menguasai Statistik dengan SPSS 24. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2017.
[23] H. Purnomo and E. S. Syamsul, Statistika Farmasi (Aplikasi Praktis dengan SPSS).
Yogyakarta: Grafika Indah, 2017.
[24] N. Majid, M. Muhasidah, and H. Ruslan, “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap
Dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar,” Media Keperawatan Politek.
Kesehat. Makassar, vol. 8, no. 2, p. 23, 2019, doi: 10.32382/jmk.v8i2.453.
[25] F. R. Romadi, “Pengaruh Integrasi Media Komunikasi terhadap Pengetahuan
Pengunjung Wisata Edukasi Pertanian Desa Bono , Kecamatan Boyolangu ,
Kabupaten Tulungagung The Influence of Communication Media Integration on
The Knowledge of Agricultural Education Tourism in Bon,” vol. 18, pp. 36–48,
2022.
130